tag:blogger.com,1999:blog-49244179465908557092024-03-13T14:28:27.136-07:00DARK ANGELMEMPERMUDAH KERJA ANDAmicohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-76125847188701493472010-12-28T19:55:00.000-08:002010-12-28T19:55:21.634-08:00Sistem pernapasan<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<h1>Sistem pernapasan</h1><div class="MsoNormal">Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</div><div class="MsoNormal"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Validasi_halaman" title="Bantuan:Validasi halaman">Belum Diperiksa</a></b></div><div class="MsoNormal">Langsung ke: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan#mw-head">navigasi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan#p-search">cari</a> </div><div class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Respiratory_system_complete_numbered.svg"><span style="text-decoration: none;"><br />
</span></a></div><div class="MsoNormal"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Respiratory_system_complete_numbered.svg" title="Perbesar"><span style="text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image005.gif" width="15" /></span></a></div><div class="MsoNormal">Gambar lengkap sistem pernapasan manusia.</div><b>Sistem pernapasan</b> atau <b>sistem respirasi</b> adalah sistem <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organ_%28anatomi%29" title="Organ (anatomi)">organ</a> yang digunakan untuk pertukaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gas" title="Gas">gas</a>. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a> berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru" title="Paru-paru">paru-paru</a> di mana terjadi pertukaran gas. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diafragma" title="Diafragma">Diafragma</a> menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon" title="Pohon">pohon</a> pun memiliki sistem pernapasan.<br />
<h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline">Pernapasan dada</span></h2><b>Pernapasan dada</b> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pernapasan" title="Pernapasan">pernapasan</a> yang melibatkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otot" title="Otot">otot</a> antartulang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rusuk&action=edit&redlink=1" title="Rusuk (halaman belum tersedia)">rusuk</a>. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.<br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal">Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.</li>
<li class="MsoNormal">Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.</li>
</ol><h2><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistem_pernapasan&action=edit&section=2" title="Sunting bagian: Pernapasan perut">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline">Pernapasan perut</span></h2><b>Pernapasan perut</b> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pernapasan" title="Pernapasan">pernapasan</a> yang melibatkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otot" title="Otot">otot</a> diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.<br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal">Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.</li>
<li class="MsoNormal">Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.</li>
</ol><b>Respirasi</b> dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi">biologi</a> adalah proses mobilisasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Energi" title="Energi">energi</a> yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_berenergi_tinggi&action=edit&redlink=1" title="Senyawa berenergi tinggi (halaman belum tersedia)">senyawa berenergi tinggi</a> (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan <b>pernapasan</b>. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Individu" title="Individu">individu</a> hingga satuan terkecil, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29" title="Sel (biologi)">sel</a>. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" title="Oksigen">oksigen</a> sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.<br />
Pada dasarnya, respirasi adalah proses <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Redoks" title="Redoks">oksidasi</a> yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gula" title="Gula">gula</a> atau asam-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak" title="Asam lemak">asam lemak</a>, dapat dipecah dengan bantuan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim" title="Enzim">enzim</a> dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.<br />
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai <b>respirasi aerob</b>. Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut <b>respirasi anaerob</b>. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol" title="Alkohol">alkohol</a> oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khamir" title="Khamir">khamir</a> <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saccharomyces_cerevisiae&action=edit&redlink=1" title="Saccharomyces cerevisiae (halaman belum tersedia)">Saccharomyces cerevisiae</a></i>. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.<br />
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eukariota" title="Eukariota">organisme eukariotik</a> terjadi di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria" title="Mitokondria">mitokondria</a>.<br />
<div class="MsoNormal"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_Z-ZZgQ-Hru4/SK6oYLd8A5I/AAAAAAAAACo/KGt1YQLyhes/s1600-h/Picture1.png"><span style="text-decoration: none;"></span></a><br />
<br />
Fungsi umum sistem pernafasan<br />
Sirkulasi (pertukaran) gas O2 & CO2 seluler<br />
Menekan abdomen selama eliminasi urin dan feces dan melahirkan<br />
Proses batuk dan bersin, merupakan reflek protektif. <br />
Menghasilkan suara dan resonansi<br />
<br />
Anatomi <br />
Anatomi pernafasan tdd:<br />
Bagian konduksi (conductions portion), membawa udara ke dan dari alveolus, tdk terjadi pertukaran gas. <br />
struktur yg menyalurkan udara yg diinspirasi ke alveolus pada paru dan membawa udara ekspirasi dari paru-paru ke atmosfir. (hidung – faring – laring – trakhea – bronkus)<br />
2. Area respirasi (respiration portion), yaitu pada alveolus yg merupakan unit fungsional, terjadi pertukaran gas<br />
<br />
Hidung, fisiologi hidung<br />
<span> </span>3 proses:<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>a. Respirasi <br />
Filtrasi<br />
Penghangatan<br />
Pelembaban<br />
<span> </span>bag. Medial rongga hidung<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>b. Penerimaan sensasi bau <br />
<span> </span>epithellium olfactory.<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span><br />
<span> </span>pembentukan suara fonetik<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>c. Ruang resonansi <br />
<br />
Faring<br />
Larynx<br />
Fisiologi laring:<br />
<span> </span>vokalisasi<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Produksi suara <br />
<span> </span>cegah terjadi aspirasi ke dalam trakheobronchial.<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> saat menelan: katup menutup <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Katup <br />
<span> </span>tekanan batang trakcheobronchial tinggi.<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> pita suara tertutup <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Katup saat batuk <br />
<br />
Trachea<br />
<span> </span>fungsi: sekresi mucus.<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Di dalamnya terdapat Pseudostratified ciliated columnar epithelium memiliki sel goblet <br />
<span> </span>fungsi: Memicu refleks batuk<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Cilia <br />
<br />
Bronchus<br />
Dua bagian: <br />
Bronchus kanan: lebih pendek, besar & memiliki lumen yg besar, terdiri dari lobus atas, tengah & bawah.<br />
Bronchus kiri: terdiri dari lobus atas & bawah.<br />
<br />
Fungsi: menyalurkan udara menuju paru-paru<br />
-<span> </span>mensuplai segmen bronchopulmoner.<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> bronchiolus : fungsi <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Bronchus <br />
Setiap segmen bronchus memiliki >50 terminal bronchiolus<br />
Setiap bronchiolus membentuk >2 ductus alveolus<br />
Dinding bronchus mengandung carttilago & otot-otot polos.<br />
<span> </span>resistensi jalan nafas meningkat<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> lumen sempit <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> bronchospasme <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Otot polos berkontraksi <br />
<br />
RESPIRATIONS PORTIONS<br />
<br />
<span> </span>ductus alveolar<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Bronchiolus<span> </span>> Alveolus 300 juta<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>14 juta<span> </span><br />
Dinding alveolus mengandung membran alveolar & cairan interstitial (serabut kolagen)<br />
-<span> </span>berikatan dengan Hb<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> melalui proses difusi pada dinding alveoli <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Pertukaran gas O2 dan CO2 di dlm paru <br />
<br />
<br />
Pulmo<br />
Organ yg terdapat dlm rongga thorax<br />
Terdiri dari paru kiri ( 2 lobus) & kanan (3 lobus)<br />
Paru dilapisi oleh membran serosa (pleura visceral)<br />
Dinding thorax dilapisi oleh pleura parietal<br />
Diantara<span> </span>fungsi untuk<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>kedua pleura ada rongga yg berisi cairan: ± 10-20 cc<span> </span>menurunkan gaya gesek permukaan kedua pleura saat bernafas.<br />
<br />
Definisi pernafasan/respiration<br />
Respiration, adalah pertukaran gas antara individu dan <br />
Lingkungan. (kozier : 1991) atau<br />
Keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfir <br />
dan darah dan antara darah dengan sel-sel tubuh.<br />
Dibagi menjadi 2 bagian :<br />
<br />
Respirasi Eksternal: proses pertukaran O2 & CO2 ke dan dari paru ke dalam<span> </span>O2 masuk ke dalam darah dan CO2 + H2O masuk ke paru paru<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>darah.<span> </span>kemudian dikeluarkan dari tubuh<br />
<br />
2. Respirasi internal/respirasi sel: proses pertukaran O2 &<span> </span>peristiwa<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>CO2 di tingkat sel<span> </span>biokimiawi untuk proses kehidupan<br />
<br />
Proses pernafasan, tdd dari 3 bagian :<br />
Ventilasi pulmonal<br />
yaitu masuk dan keluarnya aliran udara antara atmosfir dan alveoli paru. Yang terjadi mll proses bernafas (inspirasi dan ekspirasi).<br />
Disfusi gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveoli dan kapiler pulmonal<br />
Transport O2 & CO2 melalui darah ke dan dari sel jaringan<br />
<br />
Mekanik pernafasan<br />
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan olen peristiwa mekanik pernafasan sbb:<br />
<br />
Inspirasi (inhalasi) : masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.<br />
Otot difragma kontraksi dan kubah difragma turun,<br />
<span> </span>Ruang<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>Otot intercostalis externa menarik dinding dada agak keluar<span> </span>udara masuk<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> teknan dalam alveolus menurun <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>dalam dada membesar<span> </span>paru-paru<br />
<br />
Ekspirasi (exhalasi): keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas.<br />
Otot<span> </span>difragma naik,<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>difragma dan m. intercotalis interna relaksasi.<span> </span>tekanan<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> dan ruang didalam dada mengecil <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>dinding dada masuk ke dalam<span> </span>udara keluar dari paru-paru<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>dalam alveolus meningkat <br />
Proses ekspirasi berlangsung pasif<br />
<br />
<br />
Satu kali bernafas = 1 x inspirasi dan 1 x ekspirasi <br />
Otot-otot yang membantu dalam respirasi:<br />
Inspirasi:<br />
Utama: Diafragma & intercostalis eksterna<br />
Tambahan: sternocleidomastoideus, scalenus<br />
Ekspirasi: intercostalis interna & otot abdominalis (rectus transversus & <br />
obliqus).<br />
<br />
Mekanisme Bernafas <br />
Inspirasi dan ekspirasi terjadi karena adanya kontraksi dan relaksasi otot-otot pernafasan <br />
Selama inspirasi tenang, difragma dan m. interkonta ekterna berkontraksi dan volume thorax meningkat<br />
Selam ekspirasi tenang. Otot-otot tersebut relaksasi dan recoil elastis paru-paru dan thorak yang menyebabkan penurunan volume thorax<br />
Kekuatan inspirasi dan ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot pernafasan asesoris<br />
<br />
(www.mhhe.com/biosci/ap/foxhumphys/student/olc)<br />
<br />
4. Transportasi gas pernafasan<br />
a. Ventilasi<br />
Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya<br />
<br />
Udara yg masuk ke dalam alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh<br />
. Difusi<br />
Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara – darah. Tempat difusi yg ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan tipis<br />
Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara difusi. Tekanan <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada dalam darah<span> </span>O2 dari alveolus ke dalam darah.<br />
Sebaliknya (PaCO2) darah > (PaCO2) alveolus<br />
<br />
Perpindahan gas tergantung pada luas permukaan dan ketebalan dinding alveolus<br />
<br />
Transportasi gas dalam darah<br />
<br />
O2 perlu ditrasport dari paru-paru ke jaringan dan CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru.<br />
<br />
Beberapa faktor yg mempengaruhi dari paru ke jaringan <br />
- Cardiac out put<br />
- Jumlah eritrosit<br />
- Exercise<br />
- Hematokrot darah, akan meningkatkan vikositas darah <br />
<span> </span>mengurangi transport O2<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> menurunkan CO <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span><br />
<br />
Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal<br />
<br />
O2 diangkut dlm darah; <br />
<span> </span>(oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%)<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>dalam eritrosit bergabung dgn Hb <br />
dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%)<br />
<br />
<br />
CO2 dlm darah ditrasport sbg bikarbonat<br />
Dalam eritosit sbg natrium bikarbonat<br />
Dalam plasma sbg kalium bikarbonat <br />
Dalam larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma<br />
<span> </span>C02 larut dalam plasma<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>5 – 7 % <br />
<span> </span>HbNHCO3<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> Carbamoni Hb (carbamate) <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>15 – 20 % <br />
Hb + CO2 HbC0<br />
<span> </span>bikarbonat<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>60 – 80%<span> </span>HCO3<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span><br />
CO2 + H2O H2CO3 - H+ + CO3- <br />
<br />
4b.Pengukuran volume paru<br />
Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan kapasitas paru<br />
<br />
Volume paru dibagi menjadi :<br />
volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas.<br />
Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat dihirup setelah inhalasi normal<br />
Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal<br />
Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal<br />
<br />
Kapasitas Paru<br />
Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal<br />
Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi normal<br />
Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi normal<br />
Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal <br />
<br />
Typical Values (young adult male of average size)<br />
TV = 0.5-0.6 L (liters)<br />
IRV = 3.0 L<br />
ERV = 1.3 L<br />
RV = 1.2 L<br />
<br />
VC = 4.8 L ( 5 Liters)<span> </span>VC<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> = TV + IRV + ERV<br />
TLC = 6.0 L<span> </span>TLC<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> = VC + RV<br />
= TV + IRV + ERV + RV<br />
FRC = 2.5 L<span> </span>FRC<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> = RV + ERV<br />
IC = 3.5 L <span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span> IC = TV + IRV<br />
Note: "normal" values depend upon age, sex, and size<br />
<br />
Sumber : www.acbrown.com/lung <br />
<br />
5. Pengaturan pernafasan<br />
5a. Jenis-jenis lokasi pusat nafas<br />
<br />
Mekanisme pernafasan diatur oleh 2 faktor utama :<br />
Pengendalian Oleh saraf <br />
<br />
Pusat ritminitas di medula oblongata langsung mengatur otot otot pernafasan<br />
Aktivitas medula dipengaruhi pusat apneuistik dan pnemotaksis<br />
Kesadaran bernafas dikontrol oleh korteks serebri<br />
<br />
Pusat Respirasi<br />
a. Medullary Rhythmicity Area: <br />
- Area Inspirasi & ekspirasi<br />
- Mengatur ritme dasar respirasi<br />
<br />
b. Pneumotaxic Area:<br />
- Di bagian atas pons<br />
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & <br />
ekspirasi<br />
<span> </span>mencegah<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>- Mengirim impuls inhibisi ke area inspirasi<span> </span><br />
paru-paru terlalu mengembang<br />
<br />
c. Apneustic Area:<br />
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & <br />
ekspirasi<br />
- Mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi <br />
<br />
Saraf pernafasan :<br />
<span> </span>diafragma<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>N. Phrenicus <br />
<span> </span>otot intercosta<span style="font-family: Symbol;"><span>à</span></span>N. Spinal thoraxic <br />
Saraf simpatis dan parasimpatis<br />
<br />
2. Pengendalian secara kimia<br />
Pernafasan dipengaruhi oleh : PaO2, pH, dan PaCO2<br />
Pusat khemoreseptor : medula, bersepon terhadap perubahan kimia pd CSF akibat perub kimia dalam darah.<br />
Kemoreseptor perifer : pada arkus aortik dan arteri karotis </div><div class="MsoNormal">. Pengertian<br />
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, bawah, dan paru.<br />
a. Saluran Pernapasan Bagian Atas<br />
Saluran pernapasan atas berfungsi menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara yang terhirup. Saluran pernapasan terdiri dari:<br />
1) Hidung. Hidung terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung) yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar dan bermuara ke rongga hidung dan rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lendir yang mengandung pembuluh darah. Proses oksigenasi diawali dengan penyaringan udara yang masuk melalui hidung oleh bulu yang ada dalam vestibulum (bagian rongga hidung), kemudian dihangatkan serta dilembabkan. <br />
2) Faring. Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tenggorok sampai esophagus yang terletak di belakang nasofaring (di belakang hidung), di belakang mulut (orofaring), dan di belakang laring (laringofaring).<br />
3) Laring (Tenggorokan). Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.<br />
<br />
4) Epiglotis. Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring pada saat proses menelan.<br />
<br />
b. Saluran Pernapasan Bagian Bawah<br />
Saluran pernapasan bagian bawah berfungsi mengalirkan udara dan menghasilkan surfaktan. Saluran ini terdiri dari:<br />
1) Trakea. Trakea atau disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang ± 9 cm yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea tersusun atas 16-20 lingkaran tidak lengkap berupa cincin, dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing.<br />
2) Bronkus. Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri yang memiliki 3 lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas ke bawah.<br />
3) Bronkiolus. Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus.<br />
4) Alveolus. Alveolus itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epithelium pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara. Suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveolus dan pertukaran gas pun terjadi.<br />
<br />
c. Paru<br />
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga thoraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.<br />
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastis, berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.<br />
<br />
2. Proses Oksigenasi<br />
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri dari tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas/perfusi.<br />
a. Ventilasi<br />
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Ada dua gerakan pernapasan yang terjadi sewaktu pernapasan, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari depan ke belakang. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempis kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan-gerakan ini adalah proses pasif.<br />
Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, adanya kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi, refleks batuk dan muntah.<br />
b. Difusi gas<br />
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi, dan perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.<br />
c. Transportasi gas<br />
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), eritrosit dan Hb.</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-19884352542276031472010-12-28T19:53:00.001-08:002010-12-28T19:53:38.990-08:00Mengenal Enzim-Enzim Pencernaan Manusia<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Hyperlink"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="HTML Top of Form"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Normal (Web)"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.anneahira.com/enzim-pencernaan-manusia.htm"><span style="color: black;"></span></a></span></div><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><u><span style="color: black;"><a href="http://www.anneahira.com/enzim-pencernaan-manusia.htm"><span style="color: black;">Mengenal Enzim-Enzim Pencernaan Manusia</span><span style="color: black; text-decoration: none;"></span></a></span></u></h1><div class="MsoNormal"><br />
</div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://www.anneahira.com/enzim-protease.htm"><span style="color: black;">Enzim Protase: Pentingnya Protein</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://www.anneahira.com/pepsin.htm"><span style="color: black;">Mengenal Enzim Pepsin</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://www.anneahira.com/sistem-pencernaan-manusia.htm"><span style="color: black;">Bagaimana Sistem Pencernaan Manusia Bekerja?</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://www.anneahira.com/sistem-pencernaan-katak.htm"><span style="color: black;">Sistem Pencernaan Katak</span></a></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Sistem pencernaan makhluk hidup termasuk manusia tidak akan berfungsi jika tidak memiliki enzim-enzim yang mempermudah fungsi kerja organ-organ pencernaan untuk memecah, mengisolasi dan menyerap <a href="http://www.anneahira.com/nutrisi-otak.htm" title="nutrisi otak"><span style="color: black;">nutrisi</span></a> dari makanan yang masuk. </span><span style="color: black;"></span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"><a href="http://www.anneahira.com/enzim-pencernaan-manusia.htm" title="Enzim pencernaan manusia"><span style="color: black;">Enzim pencernaan manusia</span></a></span></strong><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> mempunyai sifat-sifat enzim pada umumnya. Di antaranya berfungsi mempercepat reaksi (katalisator), baik reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi penyusunan (anabolisme). </span><span style="color: black;"></span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim merupakan bagian dari protein sehingga sifat-sifat protein juga tetap melekat erat pada enzim, seperti akan <a href="http://www.anneahira.com/kerusakan-tv.htm" title="kerusakan tv"><span style="color: black;">rusak</span></a> (mengalami denaturasi) ketika suhu sekitarnya sangat tinggi. Selain itu enzim-enzim dalam <a href="http://www.anneahira.com/sistem-hukum.htm" title="sistem hukum"><span style="color: black;">sistem</span></a> pencernaan manusia juga bekerja satu arah serta spesifik untuk zat tertentu saja.</span><span style="color: black;"><br />
<br />
</span><strong><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim-Enzim dalam Sistem Pencernaan Manusia</span></strong><span style="color: black;"></span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Berikut adalah beberapa enzim yang berada di sistem pencernaan manusia:</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Ptialin</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim pencernaan manusia ini berada di dalam rongga <a href="http://www.anneahira.com/penyebab-kanker-mulut-rahim.htm" title="penyebab kanker mulut rahim"><span style="color: black;">mulut</span></a>, tepatnya di <a href="http://www.anneahira.com/pembengkakan-kelenjar-limfa.htm" title="pembengkakan kelenjar limfa"><span style="color: black;">kelenjar</span></a> ludah. Enzim ptialin dihasilkan oleh glandula parotis yang juga berada di sekitar kelenjar ludah. Enzim ptialin memiliki fungsi mengubah amilum atau zat tepung menjadi glukosa sebagai bahan dasar energi manusia.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Pepsin</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim pepsin berada di dalam <a href="http://www.anneahira.com/penyebab-kanker-lambung.htm" title="penyebab kanker lambung"><span style="color: black;">lambung</span></a> (ventrikulus) manusia. Enzim pepsin memiliki fungsi merubah protein yang diserap tubuh menjadi pepton.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Renin</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Sama seperti enzim peptin, enzim renin juga berada di dalam lambung. Enzim renin memiliki fungsi untuk mengendapkan kasein yang ada di dalam <a href="http://www.anneahira.com/alergi-susu-sapi-pada-bayi.htm" title="alergi susu sapi pada bayi"><span style="color: black;">susu</span></a>.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Lipase</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim lipase juga dihasilkan melalui dinding lambung yang bersifat sangat asam. Enzim ini dikeluarkan bersama dengan pepsin dan renin. Enzim pencernaan manusia ini berfungsi dalam <a href="http://www.anneahira.com/proses-pembuatan-kopi.htm" title="proses pembuatan kopi"><span style="color: black;">proses</span></a> katabolisme, yaitu memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Amilase</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim ini dihasilkan oleh getah pankreas, bersama dengan enzim lipase dan tripsin. Enzim amilase memiliki kemampuan untuk mempercepat <a href="http://www.anneahira.com/reaksi-alergi.htm" title="reaksi alergi"><span style="color: black;">reaksi</span></a> perubahan amilum menjadi maltosa.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Tripsin</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim tripsin dapat mengubah pepton menjadi senyawa dipeptida, yang lebih mudah diserap <a href="http://www.anneahira.com/fisiologi-pencernaan.htm" title="fisiologi pencernaan"><span style="color: black;">tubuh</span></a> dan dicerna.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Sakrase</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Berperan dalam mengubah atau menguraikan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim sakrase dikeluarkan melalui getah <a href="http://www.anneahira.com/gejala-kanker-usus.htm" title="gejala kanker usus"><span style="color: black;">usus</span></a> halus manusia.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Maltase</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Memasuki usus halus, yang kondisinya sangat berbeda dengan lambung membuat sifat enzim yang berada di dalamnya juga tidak sama. Enzim maltase mempunyai <a href="http://www.anneahira.com/kemampuan-menulis-puisi.htm" title=" kemampuan menulis puisi "><span style="color: black;">kemampuan</span></a> mengubah maltosa menjadi glukosa, sehingga lebih mudah direaksikan secara kimiawi oleh tubuh untuk diserap sebagai sumber energi.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Isomaltase</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Selain maltase, adapula enzim isomaltase, yang juga dihasilkan melalui getah usus. Enzim isomaltase mempunyai kelebihan khusus, yaitu mengubah zat maltosa menjadi komaltosa yang susunannya lebih <a href="http://www.anneahira.com/pernikahan-sederhana-7312.htm" title="pernikahan sederhana"><span style="color: black;">sederhana</span></a>. </span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Laktase</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kedua zat yang dihasilkan tersebut, <a href="http://www.anneahira.com/struktur-cpu.htm" title="struktur cpu"><span style="color: black;">struktur</span></a> kimianya lebih simpel dan lebih mudah diterima sebagai nutrisi tubuh manusia.</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Peptidase</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Dikeluarkan bersama <a href="http://www.anneahira.com/kelenjar-getah-bening-pada-bayi.htm" title="kelenjar getah bening pada bayi"><span style="color: black;">getah</span></a> usus halus (intestinum), peptidase mampu menguraikan ikatan peptida yang cukup kokoh menjadi <a href="http://www.anneahira.com/asam-pedas.htm" title="asam pedas"><span style="color: black;">asam</span></a> amino (protein).</span><span style="color: black;"></span></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Enzim Ribonuklease</span></li>
</ul><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Berperan dalam proses replikasi DNA. Enzim ribonuklease dapat menghidrolisis RNA. Enzim ribonukease juga dapat memisahkan ikatan fosfat yang saling menghubungkan nukleotida. </span><span style="color: black;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-46650708061976380182010-12-28T19:52:00.001-08:002010-12-28T19:52:40.468-08:00marasmus<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Hyperlink"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="HTML Top of Form"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Normal (Web)"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:Ls@Exception Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }st2\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Penyebabnya multifaktorial antara lain masukan makanan yang kurang, faktor penyakit</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis; untuk menentukan penyebab</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">perlu anamnesis makanan dan penyakit lain.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Pencegahan terhadap marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein dan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap penyesuaian dan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">rehabilitasi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">berikut:</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">1) Masukan makanan yang kurang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit,</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya pemakai-</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">an secara luas susu kaleng yang terlalu encer.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">2) Infeksi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus,</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">terutama infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis,</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">3) Kelainan struktur bawaan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung,</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">4) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kibat reflek mengisap yang kurang kuat.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">5) Pemberian ASI</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makan-an tambahan yang cukup.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">6) Gangguan metabolik</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galac-tosemia, lactose intolerance.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">7) Tumor hypothalamus</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah disingkirkan.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">8) Penyapihan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">makanan yang kurang akan menimbulkan marasmus.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">9) Urbanisasi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">untuk timbulnya marasmus; meningkatnya arus urbanisasi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">dengan infeksi berulang, terutama gastro enteritis akan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">menyebabkan anak jatuh dalam marasmus</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ft7"><b><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">PATOFISIOLOGI</span></b></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolong-</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kan</span></span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> </span></span><span class="ft0"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">(host),</span></i></span><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> </span></i></span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">agent</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">(kuman penyebab),</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> </span></span><span class="ft0"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">environment</span></i></span><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> </span></i></span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">(lingkungan). Memang faktor</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">ikut menentukan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">. Gopalan menyebutkan marasmus adalah</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft5"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">compensated malnutrition.</span></i></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">pergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi se-</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">telah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft5"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">keton bodies.</span></i></span><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> </span></i></span><span class="ft5"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Otot dapat mempergunakan asam lemak dan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">separuh dari tubuh</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ft7"><b><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">PENCEGAHAN</span></b></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksana-</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kan</span></span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> dengan baik bila penyebab diketahui.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft5"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Usaha-usaha</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang baik</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">bergizi pada umur 6 tahun ke atas.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">3.Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">4. Pemberian imunisasi.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kehamilan terlalu kerap.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka pan-</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">jang.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">7. Pemantauan</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> </span></span><span class="ft0"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">(surveillance)</span></i></span><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;"> </span></i></span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">yang teratur pada anak balita di</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">berat badan tiap bulan.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft7"><b><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">PENGOBATAN</span></b></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein serta mencegah</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kekambuhan. Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">mendapat perawatan di rumah sakit.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">dalam beberapa tahap. Tahap awal yaitu 24-48 jam per-</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">tama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamat-kan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">asidosis dengan pemberian cairan intravena. Cairan yang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">berikutnya.</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">makanan. Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata 50</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">ini dinaikkan secara berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan protein 3-5 g/kg</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"> </span><span class="ft0"><span style="color: black; font-family: "Times","serif"; font-size: 10pt;">BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi</span></span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">status gizi adalah<span class="apple-converted-space"><b> </b></span>Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Terdapat beberapa jenis teknik penilaian status gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung.<span class="apple-converted-space"> </span><b>Penilaian status gizi secara langsung<span class="apple-converted-space"> </span></b>terbagi menjadi empat penilaian yaitu<b>antropometri, klinis, biokimia</b><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><b>biofisik.</b></span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Antropometri :<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta resikonya. Misalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi berat badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa<span class="apple-converted-space"> </span><b>berumur > 18 tahun</b>dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut :</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: blue; font-family: "Verdana","sans-serif";">Berat Badan (Kg)</span><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: red; font-family: "Verdana","sans-serif";">IMT</span><span class="apple-converted-space"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"> </span></span><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">= ——————————————————-</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standard IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut :</span></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; border-collapse: collapse;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt solid rgb(204, 204, 204); padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-color: rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 207pt;" valign="top" width="276"> <div align="center" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><b>Kategori</b></div></td> <td style="border-color: rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"> <div align="center" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><b>IMT</b></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204); border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Kurus</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 207pt;" valign="top" width="276"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Kekurangan berat badan tingkat berat</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;"><> </div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204); border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Kurus sekali</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 207pt;" valign="top" width="276"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Kekurangan berat badan tingkat ringan</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">17,0 – 18,4</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204); border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Normal</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 207pt;" valign="top" width="276"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Normal</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">18,5 – 25,0</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204); border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Gemuk</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 207pt;" valign="top" width="276"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Kelebihan berat badan tingkat ringan</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">25,1 – 27,0</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204); border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Obes</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 207pt;" valign="top" width="276"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">Kelebihan berat badan tingkat berat</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 2.25pt 7.5pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"> <div style="margin: 0in 0in 7.5pt;">> 27,0</div></td> </tr>
</tbody></table><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Klinis :<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klini. Pemeriksaan secra klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Biokimia :<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot, hati.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Biofisik :<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Metode ini secara umum digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penilaian gizi secara tidak langsung</span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu<span class="apple-converted-space"> </span><b>: Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi</b>.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Survei Konsumsi Makanan :<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Statistik Vital :<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Pengukuran status gizi dengan statistik vital dilakukan dengan menganalisis statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. Teknik ini digunakan antra lain dengan mempertimbangkan berbagai macam indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Faktor Ekologi :<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain – lain (Bengoa). Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.</span></div><div class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style="color: #555555; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 8.5pt;">Munif A - HAKLI Lumajang</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Makanan Sumber Energi Tubuh YASA Manusia Pada Dasarnya Adalah Makanan Makanan Mengandung Nutrisi Yang Dibutuhkan Tubuh Protein Maupun Mikronutrien Harus Terpenuhi Dalam Jumlah Masingmasing Yang Diperlukan Tubuh</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">9 Pilihan Protein Terbaik Dalam Diet Vegetarian DennySantosocom Tubuh Anda Menerima Jumlah Protein Yang Memadai Direbus Dalam Kaldu Yang Sumber Protein Yang Sangat Baik Dan Mengandung Berbagai Nutrisi Yang Sangat Dibutuhkan Oleh Tubuh Manusia</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">ZATZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN TUBUH Belajar BerbagiMakanan Yang Dikonsumsi Oleh Manusia Mengandung Berbagai Karbohidrat Lemak Dan Protein B Zat Gizi Mikro Zat Gizi Mikro Adalah Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh Dalam Jumlah Kecil</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Polton Sports Science Performance Lab Inorganik Yang Terdapat Dalam Tubuh Manusia Dengan Jumlah</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">MAKANAN SEHAT UNTUK KESEHATAN TUBUH Sekian Banyak Manusia Yang Terserang Wabah Disentri Dalam Bisa Menyediakan Protein Yang Dibutuhkan Untuk Pembentukan Dan Perkembangan Otot Dalam Jumlah Yang Dibutuhkan Oleh Tubuh</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">PERANAN MINERAL SENG Zn DALAM TUBUH TERNAK 95 Berat Badan Jumlah Seluruh Mineral Dalam Tubuh Hanya Sebesar 4 Mineralmineral Dalam Tubuh Manusia Yang Pada Pankreas Yang Dibutuhkan Untuk Pencernaan Protein Dalam Usus</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Tugas Dan Catatan Sekolah ZATZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN TUBUHMakanan Yang Dikonsumsi Oleh Manusia Mengandung Berbagai Karbohidrat Lemak Dan Protein B Zat Gizi Mikro Zat Gizi Mikro Adalah Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh Dalam Jumlah Kecil</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Peranan Gizi Dalam Diabetes Mellitus Bahan Makanan Yang Potensial Untuk Dimakan Dari Racun Yang Dapat Merugikan Pertumbuhan Jaringan Dalam Tubuh Manusia Oleh Karean Itu Jumlah Protein Yang Dibutuhkan</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Blog Gizi Dan Kesehatan Oktober 2007 Sel Dalam Tubuh Hewan Dan Tumbuhan Mengandung Protein Maka Sebagian Besar Dari Makanan Yang Dikonsumsi Manusia Yang Sangat Dibutuhkan Tubuh Tubuh Namun Dalam Jumlah Yang</span></div><div style="line-height: 12.75pt; margin: 0in 0in 7.5pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Protein HIDUP SEHAT ALAMI SELARAS DENGAN KEDOKTERAN BARAT DAN TIMURApa Yang Dibutuhkan Ibu Menyusui Journal Aflatoxin Diet Vegan Terbaik Utk PJK Dalam Jurnal Of Tubuh Manusia Tidak Butuh Protein Hewani Kedokteran Barat Medis</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Definisi</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu” (1,2). Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi (2,3). Dibedakan dengan Marasmus yang disebabkan oleh intake dengan kualitas yang normal namun kurang dalam jumlah (3).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Etiologi</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain (5):</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">1. Pola makan</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan (6). Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI (2).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">2. Faktor sosial</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil (7), ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor (5).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">3. Faktor ekonomi</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya (2).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">4. Faktor infeksi dan penyakit lain</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Epidemiologi</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka (4).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor) (5).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Gejala Klinis</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-Kwashiorkor, antara lain (2,4):</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Gagal untuk menambah berat badan</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Pertumbuhan linear terhenti.</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit)</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Diare yang tidak membaik</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut.</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Penurunan masa otot</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi.</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia.</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian (2,4).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Diagnosis</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Diagnosis ditegakkan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">1. Anamesis</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Keluhan yanga sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan anak lain (yang sehat). Bisa juga didapatkan keluhan anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas serta menjadi lebih pendiam, dan sering menderita sakit yang berulang (5).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">2. Pemeriksaan Fisik</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain (5):</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Perubahan mental sampai apatis</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Edema (terutama pada muka, punggung kaki dan perut)</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Atrofi otot</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Ganguan sistem gastrointestinal</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Perubahan rambut (warna menjadi kemerahan dan mudah dicabut)</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Perubahan kulit (perubahan pigmentasi kulit)</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Pembesaran hati</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">* Tanda-tanda anemia</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">3. Pemeriksaan penunjang</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG (5).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Komplikasi</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun (4). Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen (4).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penatalaksanaan/ terapi</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan (2,4,).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase (4).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penatalaksaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak – IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) :</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Prognosis</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Penanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus-kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penanganannya yang terlambat, akanmemberikan akibta yang fatal (4).</span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">Daftar Pustaka</span></strong><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div style="line-height: 13.5pt; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9pt;">1. Wikimedia Foundation. Kwashiorkor. Avaliable from : http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor.htm. Last update October 11st 2007 [diakses pada tanggal 17 November 2007].<br />
2. Kumar SP. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition – World Health Organization. Avaliable from : http://www.Who.int//nutgrowthdb>. Last update January 2007 [diakses pada tanggal 20 November 2007].<br />
3. Tropical Medicine Central Resource. Kwashiorkor (Protein-Calorie Malnutrition). Avaliable from : http://tmcr.Usuhs.mil/tmcr/chapter16/Kwashiorkor.htm. Last update July 2007 [diakses pada tanggal 17 November 2007].<br />
4. Van Voorhees BW. Kwashiorkor. Avaliable from : http://Pennhealth.com/ency/article/001604.htm. Last update June 13rd 2007 [diakses pada tanggal 20 November 2007].<br />
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 217-222.<br />
6. Health-cares Foundation. Kwashiorkor (kwash&180;eor’kor). Avaliable from : http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm. Last update January 2006 [diakses pada tanggal 23 November 2007].</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.5pt;">a. Pengertian</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.5pt;"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.5pt;"><br />
<span class="apple-style-span">Kwashiorkor Marasmus merupakan kelainan gizi yang menunjukkan gejala klinis campuran antara marasmus dan kwashiorkor. (Markum, 1996)</span><br />
<span class="apple-style-span">kwashiorkor Marasmus merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami kehilangan berat badan lebih dari 10%, penurunan cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi fisiologi. (Graham L. Hill, 2000).</span><br />
<span class="apple-style-span">kwashiorkor Marasmus merupakan satu kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi. (http.www.yahoo.com. Search engine by keywords: malnutrisi pada anak)</span><br />
<span class="apple-style-span">bentuk kwashiorkor Marasmus dari malnutrisi protein kalori ditandai gambaran klinis kedua jenis malnutrisi. Keadaan ini dapat terjadi pada malnutrisi kronik saat jaringan suvkutis, massa otot, dan simpanan lemak meghilang. Gambaran utama adalah edema kwashiorkor dengan atau tanpa lesi kulit dan kakeksia marasmus. Marasmus, kwashiorkor dan kwashiorkor marasmus secara klasik dijumpai diberbagai dunia yang belum berkembang. Gambaran penyakit spesipik ini sering dipengaruhi oleh makanan lokasi dan infeksi, dengan demikian dijumpai perbedaan penampak dari astu daerah kedaerah lain. Pada anak dengan gangguan medis serius lain, masalah malnutrisi primer lebih jarang daripada malnutrisi sekunder.</span><span class="apple-converted-space"> </span><br />
<br />
<span class="apple-style-span">b. Etiologi</span><br />
<span class="apple-style-span">karena kelaparan. Kelaparan biasanya terjadi pada kegagalan menyusui, kelaparan karena pengobatan, kegagalan memberikan makanan tambahan.</span></span></div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-58975777369183451332010-12-28T19:51:00.000-08:002010-12-28T19:51:52.706-08:00maramus%3Cm%3Asmallfrac+m%3Aval%3D%22off%22%3E++++%3Cm%3Adispdef%3E++++%3Cm%3Almargin+m%3Aval%3D%220%22%3E++++%3Cm%3Armargin+m%3Aval%3D%220%22%3E++++%3Cm%3Adefjc+m%3Aval%3D%22centerGroup%22%3E++++%3Cm%3Awrapindent+m%3Aval%3D%221440%22%3E++++%3Cm%3Aintlim+m%3Aval%3D%22subSup%22%3E++++%3Cm%3Anarylim+m%3Aval%3D%22undOvr%22%3E+++%3C%2Fm%3Anarylim%3E%3C%2Fm%3Aintlim%3E+%3C%2Fm%3Awrapindent%3E++%3C%2Fm%3Adefjc%3E%3C%2Fm%3Armargin%3E%3C%2Fm%3Almargin%3E%3C%2Fm%3Adispdef%3E%3C%2Fm%3Asmallfrac%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EMarasmus+adalah+salah+satu+bentuk+gizi+buruk+yang+sering+ditemui+pada+Balita.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPenyebabnya+multifaktorial+antara+lain+masukan+makanan+yang+kurang%2C+faktor+penyakit%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Edan+faktor+lingkungan+serta+ketidaktahuan+untuk+memilih+makanan+yang+bergizi+dan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekeadaan+ekonomi+yang+tidak+menguntungkan.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EDiagnosis+ditegakkan+berdasarkan+gambaran+klinis%3B+untuk+menentukan+penyebab%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eperlu+anamnesis+makanan+dan+penyakit+lain.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPencegahan+terhadap+marasmus+ditujukan+kepada+penyebab+dan+memerlukan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Epelayanan+kesehatan+dan+penyuluhan+yang+baik.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPengobatan+marasmus+ialah+pemberian+diet+tinggi+kalori+dan+tinggi+protein+dan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Epenatalaksanaan+di+rumah+sakit+yang+dibagi+atas%3A+tahap+awal%2C+tahap+penyesuaian+dan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Erehabilitasi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3ESecara+garis+besar+sebab-sebab+marasmus+ialah+sebagai%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eberikut%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E1%29+Masukan+makanan+yang+kurang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EMarasmus+terjadi+akibat+masukan+kalori+yang+sedikit%2C%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Epemberian+makanan+yang+tidak+sesuai+dengan+yang+dianjurkan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eakibat+dari+ketidaktahuan+orang+tua+si+anak%3B+misalnya+pemakai-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ean+secara+luas+susu+kaleng+yang+terlalu+encer.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E2%29+Infeksi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EInfeksi+yang+berat+dan+lama+menyebabkan+marasmus%2C%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eterutama+infeksi+enteral+misalnya+infantil+gastroenteritis%2C%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ebronkhopneumonia%2C+pielonephritis+dan+sifilis+kongenital.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E3%29+Kelainan+struktur+bawaan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EMisalnya%3A+penyakit+jantung+bawaan%2C+penyakit+Hirschprung%2C%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Edeformitas+palatum%2C+palatoschizis%2C+micrognathia%2C+stenosis%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Epilorus%2C+hiatus+hernia%2C+hidrosefalus%2C+cystic+fibrosis+pancreas.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E4%29+Prematuritas+dan+penyakit+pada+masa+neonatus%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPada+keadaan-keadaan+tersebut+pemberian+ASI+kurang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekibat+reflek+mengisap+yang+kurang+kuat.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E5%29+Pemberian+ASI%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPemberian+ASI+yang+terlalu+lama+tanpa+pemberian+makan-an+tambahan+yang+cukup.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E6%29+Gangguan+metabolik%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EMisalnya%3A+renal+asidosis%2C+idiopathic+hypercalcemia%2C+galac-tosemia%2C+lactose+intolerance.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E7%29+Tumor+hypothalamus%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EJarang+dijumpai+dan+baru+ditegakkan+bila+penyebab+marasmus+yang+lain+telah+disingkirkan.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E8%29+Penyapihan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPenyapihan+yang+terlalu+dini+disertai+dengan+pemberian%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Emakanan+yang+kurang+akan+menimbulkan+marasmus.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E9%29+Urbanisasi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EUrbanisasi+mempengaruhi+dan+merupakan+predisposisi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Euntuk+timbulnya+marasmus%3B+meningkatnya+arus+urbanisasi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ediikuti+pula+perubahan+kebiasaan+penyapihan+dini+dan+kemudian+diikuti+dengan+pemberian+susu+manis+dan+susu+yang+terlalu%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eencer+akibat+dari+tidak+mampu+membeli+susu%3B+dan+bila+disertai%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Edengan+infeksi+berulang%2C+terutama+gastro+enteritis+akan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Emenyebabkan+anak+jatuh+dalam+marasmus%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft7%22%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPATOFISIOLOGI%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3ESebenarnya+malnutrisi+merupakan+suatu+sindrom+yang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eterjadi+akibat+banyak+faktor.+Faktor-faktor+ini+dapat+digolong-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E+atas+tiga+faktor+penting+yaitu+%3A+tubuh+sendiri%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%28host%29%2C%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eagent%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%28kuman+penyebab%29%2C%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eenvironment%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%28lingkungan%29.+Memang+faktor%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ediet+%28makanan%29+memegang+peranan+penting+tetapi+faktor+lain%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eikut+menentukan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E.+Gopalan+menyebutkan+marasmus+adalah%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft5%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ecompensated+malnutrition.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EDalam+keadaan+kekurangan+makanan%2C+tubuh+selalu%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eberusaha+untuk+mempertahankan+hidup+dengan+memenuhi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekebutuhan+pokok+atau+energi.+Kemampuan+tubuh+untuk+mem-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Epergunakan+karbohidrat%2C+protein+dan+lemak+merupakan+hal+yang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Esangat+penting+untuk+mempertahankan+kehidupan%3B+karbohidrat%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%28glukosa%29+dapat+dipakai+oleh+seluruh+jaringan+tubuh+sebagai%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ebahan+bakar%2C+sayangnya+kemampuan+tubuh+untuk+menyimpan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekarbohidrat+sangat+sedikit%2C+sehingga+setelah+25+jam+sudah+dapat%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eterjadi+kekurangan.+Akibatnya+katabolisme+protein+terjadi+se-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Etelah+beberapa+jam+dengan+menghasilkan+asam+amino+yang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Esegera+diubah+jadi+karbohidrat+di+hepar+dan+di+ginjal.+Selama%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Epuasa+jaringan+lemak+dipecah+jadi+asam+lemak%2C+gliserol+dan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft5%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eketon+bodies.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft5%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EOtot+dapat+mempergunakan+asam+lemak+dan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eketon+bodies+sebagai+sumber+energi+kalau+kekurangan+makanan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eini+berjalan+menahun.+Tubuh+akan+mempertahankan+diri+jangan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Esampai+memecah+protein+lagi+setelah+kira-kira+kehilangan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eseparuh+dari+tubuh%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft7%22%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPENCEGAHAN%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3ETindakan+pencegahan+terhadap+marasmus+dapat+dilaksana-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E+dengan+baik+bila+penyebab+diketahui.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft5%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EUsaha-usaha%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Etersebut+memerlukan+sarana+dan+prasarana+kesehatan+yang+baik%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Euntuk+pelayanan+kesehatan+dan+penyuluhan+gizi.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E1.+Pemberian+air+susu+ibu+%28ASI%29+sampai+umur+2+tahun%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Emerupakan+sumber+energi+yang+paling+baik+untuk+bayi.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E2.+Ditambah+dengan+pemberian+makanan+tambahan+yang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ebergizi+pada+umur+6+tahun+ke+atas.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E3.Pencegahan+penyakit+infeksi%2C+dengan+meningkatkan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekebersihan+lingkungan+dan+kebersihan+perorangan.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E4.+Pemberian+imunisasi.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E5.+Mengikuti+program+keluarga+berencana+untuk+mencegah%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekehamilan+terlalu+kerap.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E6.+Penyuluhan%2Fpendidikan+gizi+tentang+pemberian+makanan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eyang+adekuat+merupakan+usaha+pencegahan+jangka+pan-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ejang.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E7.+Pemantauan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%28surveillance%29%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Ci%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eyang+teratur+pada+anak+balita+di%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Edaerah+yang+endemis+kurang+gizi%2C+dengan+cara+penimbangan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eberat+badan+tiap+bulan.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft7%22%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPENGOBATAN%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3ETujuan+pengobatan+pada+penderita+marasmus+adalah%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Epemberian+diet+tinggi+kalori+dan+tinggi+protein+serta+mencegah%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekekambuhan.+Penderita+marasmus+tanpa+komplikasi+dapat%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eberobat+jalan+asal+diberi+penyuluhan+mengenai+pemberian%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Emakanan+yang+baik%3B+sedangkan+penderita+yang+mengalami%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekomplikasi+serta+dehidrasi%2C+syok%2C+asidosis+dan+lain-lain+perlu%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Emendapat+perawatan+di+rumah+sakit.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EPenatalaksanaan+penderita+yang+dirawat+di+RS+dibagi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Edalam+beberapa+tahap.+Tahap+awal+yaitu+24-48+jam+per-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Etama+merupakan+masa+kritis%2C+yaitu+tindakan+untuk+menyelamat-kan+jiwa%2C+antara+lain+mengkoreksi+keadaan+dehidrasi+atau%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Easidosis+dengan+pemberian+cairan+intravena.+Cairan+yang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ediberikan+ialah+larutan+Darrow-Glucosa+atau+Ringer+Lactat%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EDextrose+5%25.+Cairan+diberikan+sebanyak+200+ml%2Fkg+BB%2Fhari.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EMula-mula+diberikan+60+ml%2Fkg+BB+pada+4-8+jam+pertama.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EKemudian+140+ml+sisanya+diberikan+dalam+16-20+jam%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eberikutnya.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3ETahap+kedua+yaitu+penyesuaian.+Sebagian+besar+penderita%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Etidak+memerlukan+koreksi+cairan+dan+elektrolit%2C+sehingga+dapat%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Elangsung+dimulai+dengan+penyesuaian+terhadap+pemberian%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Emakanan.+Pada+hari-hari+pertama+jumlah+kalori+yang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ediberikan+sebanyak+30-60+kalori%2Fkg+BB%2Fhari+atau+rata-rata+50%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Ekalori%2Fkg+BB%2Fhari%2C+dengan+protein+1-1%2C5+g%2Fkg+BB%2Fhari.+Jumlah%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Eini+dinaikkan+secara+berangsur-angsur+tiap+1-2+hari+sehingga%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3Emencapai+150-175+kalori%2Fkg+BB%2Fhari+dengan+protein+3-5+g%2Fkg%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22ft0%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BTimes%26quot%3B%2C%26quot%3Bserif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10pt%3B%22%3EBB%2Fhari.+Waktu+yang+diperlukan+untuk+mencapai+diet+tinggi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-size%3A+13.5pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3Estatus+gizi+adalah%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Cb%3E%26nbsp%3B%3C%2Fb%3E%3C%2Fspan%3EEkspresi+dari+keadaan+keseimbangan+dalam+bentuk+variabel+tertentu%2C+atau+perwujudan+dari+nutriture+dalam+bentuk+variabel+tertentu%2C+contoh+gondok+endemik+merupakan+keadaaan+tidak+seimbangnya+pemasukan+dan+pengeluaran+yodium+dalam+tubuh.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ETerdapat+beberapa+jenis+teknik+penilaian+status+gizi%2C+baik+secara+langsung+maupun+tidak+langsung.%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3Cb%3EPenilaian+status+gizi+secara+langsung%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3Eterbagi+menjadi+empat+penilaian+yaitu%3Cb%3Eantropometri%2C+klinis%2C+biokimia%3C%2Fb%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3Edan%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3Cb%3Ebiofisik.%3C%2Fb%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EAntropometri+%3A%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EAntropometri+dapat+berarti+ukuran+tubuh+manusia.+Ditinjau+dari+sudut+pandang+gizi%2C+maka+antropometri+gizi+berhubungan+dengan+berbagai+macam+pengukuran+dimensi+tubuh+dan+komposisi+tubuh+dari+berbagai+tingkat+umur+dan+tingkat+gizi.+Antropometri+secara+umum+digunakan+untuk+melihat+ketidakseimbangan+asupan+protein+dan+energi.+Ketidakseimbangan+ini+terlihat+pada+pola+pertumbuhan+fisik+dan+proporsi+jaringan+tubuh+seperti+lemak%2C+otot+dan+jumlah+air+dalam+tubuh.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EBentuk+aplikasi+penilaian+status+gizi+dengan+antropometri+antara+lain+dengan+penggunaan+teknik+Indeks+Massa+Tubuh+%28IMT%29+atau+Body+Mass+Index+%28BMI%29.+IMT+ini+merupakan+alat+atau+cara+yang+sederhana+untuk+memantau+status+gizi+orang+dewasa%2C+khususnya+yang+berkaitan+dengan+kekurangan+dan+kelebihan+berat+badan.+Dengan+IMT+ini+antara+lain+dapat+ditentukan+berat+badan+beserta+resikonya.+Misalnya+berat+badan+kurang+dapat+meningkatkan+resiko+terhadap+penyakit+infeksi%2C+sedangkan+berat+badan+lebih+akan+meningkatkan+resiko+terhadap+penyakit+degeneratif.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EBerikut+contoh+penggunaan+metode+IMT+ini+untuk+mementukan+kondisi+berat+badan+kita.+Pada+contoh+ini+akan+disampaikan+penjelasan+tentang+cara-cara+yang+dianjurkan+untuk+mencapai+berat+badan+normal+berdasarkan+IMT+yang+kemudian+disesuaikan+dengan+keseimbangan+konsumsi+sehari-hari.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EUntuk+memantau+indeks+masa+tubuh+orang+dewasa+digunakan+timbangan+berat+badan+dan+pengukur+tinggi+badan.+Penggunaan+IMT+hanya+untuk+orang+dewasa%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3Cb%3Eberumur+%26gt%3B+18+tahun%3C%2Fb%3Edan+tidak+dapat+diterapkan+pada+bayi%2C+anak%2C+remaja%2C+ibu+hamil%2C+dan+olahragawan.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EUntuk+mengetahui+nilai+IMT+ini%2C+dipergunakan+formula+sebagai+berikut+%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+blue%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B%22%3EBerat+Badan+%28Kg%29%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+red%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B%22%3EIMT%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3D+%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94%E2%80%94-%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ETinggi+Badan+%28m%29+X+Tinggi+Badan+%28m%29%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EBerdasarkan+perhitungan+diatas+maka+akan+dapat+ditentukan+standard+IMT+seseorang+dengan+berpedoman+sebagai+berikut+%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Ctable+border%3D%220%22+cellpadding%3D%220%22+cellspacing%3D%220%22+class%3D%22MsoNormalTable%22+style%3D%22background%3A+none+repeat+scroll+0%25+0%25+white%3B+border-collapse%3A+collapse%3B%22%3E%3Ctbody%3E%0D%0A%3Ctr%3E+++%3Ctd+style%3D%22border%3A+1pt+solid+rgb%28204%2C+204%2C+204%29%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%2296%22%3E%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+solid+solid+solid+none%3B+border-width%3A+1pt+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+207pt%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22276%22%3E%3Cdiv+align%3D%22center%22+style%3D%22margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+center%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3EKategori%3C%2Fb%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+solid+solid+solid+none%3B+border-width%3A+1pt+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1.25in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22120%22%3E%3Cdiv+align%3D%22center%22+style%3D%22margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+center%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3EIMT%3C%2Fb%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E%0D%0A%3Ctr%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29%3B+border-style%3A+none+solid+solid%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%2296%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AKurus%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+207pt%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22276%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AKekurangan+berat+badan+tingkat+berat%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1.25in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22120%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%26lt%3B%26gt%3B%26nbsp%3B%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E%0D%0A%3Ctr%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29%3B+border-style%3A+none+solid+solid%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%2296%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AKurus+sekali%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+207pt%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22276%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AKekurangan+berat+badan+tingkat+ringan%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1.25in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22120%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A17%2C0+%E2%80%93+18%2C4%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E%0D%0A%3Ctr%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29%3B+border-style%3A+none+solid+solid%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%2296%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0ANormal%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+207pt%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22276%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0ANormal%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1.25in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22120%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A18%2C5+%E2%80%93+25%2C0%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E%0D%0A%3Ctr%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29%3B+border-style%3A+none+solid+solid%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%2296%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AGemuk%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+207pt%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22276%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AKelebihan+berat+badan+tingkat+ringan%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1.25in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22120%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A25%2C1+%E2%80%93+27%2C0%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E%0D%0A%3Ctr%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29%3B+border-style%3A+none+solid+solid%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%2296%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AObes%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+207pt%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22276%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0AKelebihan+berat+badan+tingkat+berat%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+style%3D%22border-color%3A+-moz-use-text-color+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+rgb%28204%2C+204%2C+204%29+-moz-use-text-color%3B+border-style%3A+none+solid+solid+none%3B+border-width%3A+medium+1pt+1pt+medium%3B+padding%3A+2.25pt+7.5pt%3B+width%3A+1.25in%3B%22+valign%3D%22top%22+width%3D%22120%22%3E%3Cdiv+style%3D%22margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%26gt%3B+27%2C0%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E%0D%0A%3C%2Ftbody%3E%3C%2Ftable%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EKlinis+%3A%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ETeknik+penilaian+status+gizi+juga+dapat+dilakukan+secara+klini.+Pemeriksaan+secra+klinis+penting+untuk+menilai+status+gizi+masyarakat.+Metode+ini+didasarkan+atas+perubahan-perubahan+yang+terjadi+yang+dihubungkan+dengan+ketidakcukupan+zat+gizi.+Hal+ini+dapat+dilihat+pada+jaringan+epitel+%28supervicial+epithelial+tissues%29+seperti+kulit%2C+mata%2C+rambut+dan+mukosa+oral+atau+pada+organ-organ+yang+dekat+dengan+permukaan+tubuh+seperti+kelenjar+tiroid.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenggunaan+metode+ini+umumnya+untuk+survei+klinis+secara+cepat+%28rapid+clinical+surveys%29.+Survei+ini+dirancang+untuk+mendeteksi+secara+cepat+tanda-tanda+klinis+umum+dari+kekurangan+salah+satu+atau+lebih+zat+gizi.+Di+samping+itu+digunakan+untuk+mengetahui+tingkat+status+gizi+seseorang+dengan+melakukan+pemeriksaan+fifik+yaitu+tanda+%28sign%29+dan+gejala+%28Symptom%29+atau+riwayat+penyakit.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EBiokimia+%3A%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenilaian+status+gizi+secara+biokimia+dilakukan+dengan+melakukan+pemeriksaan+spesimen+yang+diuji+secara+laboratoris+yang+dilakukan+pada+berbagai+macam+jaringan+tubuh%2C+seperti+darah%2C+urine%2C+tinja%2C+jaringan+otot%2C+hati.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenggunaan+metode+ini+digunakan+untuk+suata+peringatan+bahwa+kemungkinan+akan+terjadi+keadaan+malnutrisi+yang+lebih+parah+lagi.+Banyak+gejala+klinis+yang+kurang+spesifik%2C+maka+penentuan+kimia+faali+dapat+lebih+banyak+menolong+untuk+menentukan+kekurangan+gizi+yang+spesifik.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EBiofisik+%3A%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenentuan+status+gizi+secara+biofisik+adalah+metode+penentuan+status+gizi+dengan+melihat+kemampuan+fungsi+%28khususnya+jaringan%29+dan+melihat+perubahan+struktur+dari+jaringan.+Metode+ini+secara+umum+digunaakan+dalam+situasi+tertentu+seperti+kejadian+buta+senja+epidemik+%28epidemic+of+night+blindnes%29.+Cara+yang+digunakan+adalah+tes+adaptasi+gelap.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenilaian+gizi+secara+tidak+langsung%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenilaian+status+gizi+secara+tidak+langsung+dapat+dibagi+tiga+yaitu%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3Cb%3E%3A+Survei+Konsumsi+makanan%2C+statistik+vital+dan+faktor+ekologi%3C%2Fb%3E.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ESurvei+Konsumsi+Makanan+%3A%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ESurvei+konsumsi+makanan+adalah+metode+penentuan+status+gizi+secara+tidak+langsung+dengan+melihat+jumlah+dan+jenis+zat+gizi+yang+dikonsumsi.+Pengumpulan+data+konsumsi+makanan+dapat+memberikan+gambaran+tentang+konsumsi+berbagai+zat+gizi+pada+masyarakat%2C+keluarga+dan+individu.+Survei+ini+dapat+mengidentifikasikan+kelebihan+dan+kekurangan+zat+gizi.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EStatistik+Vital+%3A%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPengukuran+status+gizi+dengan+statistik+vital+dilakukan+dengan+menganalisis+statistik+kesehatan+seperti+angka+kematian+berdasarkan+umur%2C+angka+kesakitan+dan+kematian+akibat+penyebab+tertentu+dan+data+lainnya+yang+berhubungan.+Teknik+ini+digunakan+antra+lain+dengan+mempertimbangkan+berbagai+macam+indikator+tidak+langsung+pengukuran+status+gizi+masyarakat.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EFaktor+Ekologi+%3A%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EMalnutrisi+merupakan+masalah+ekologi+sebagai+hasil+interaksi+beberapa+faktor+fisik%2C+biologis+dan+lingkungan+budaya.+Jumlah+makanan+yang+tersedia+sangat+tergantung+dari+keadaan+ekologi+seperti+iklim%2C+tanah%2C+irigasi%2C+dan+lain+%E2%80%93+lain+%28Bengoa%29.+Pengukuran+faktor+ekologi+dipandang+sangat+penting+untuk+mengetahui+penyebab+malnutrisi+di+suatu+masyarakat+sebagai+dasar+untuk+melakukan+program+intervensi+gizi.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23555555%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+8.5pt%3B%22%3EMunif+A+-+HAKLI+Lumajang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EMakanan+Sumber+Energi+Tubuh+YASA+Manusia+Pada+Dasarnya+Adalah+Makanan+Makanan+Mengandung+Nutrisi+Yang+Dibutuhkan+Tubuh+Protein+Maupun+Mikronutrien+Harus+Terpenuhi+Dalam+Jumlah+Masingmasing+Yang+Diperlukan+Tubuh%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E9+Pilihan+Protein+Terbaik+Dalam+Diet+Vegetarian+DennySantosocom+Tubuh+Anda+Menerima+Jumlah+Protein+Yang+Memadai+Direbus+Dalam+Kaldu+Yang+Sumber+Protein+Yang+Sangat+Baik+Dan+Mengandung+Berbagai+Nutrisi+Yang+Sangat+Dibutuhkan+Oleh+Tubuh+Manusia%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EZATZAT+GIZI+YANG+DIBUTUHKAN+TUBUH+Belajar+BerbagiMakanan+Yang+Dikonsumsi+Oleh+Manusia+Mengandung+Berbagai+Karbohidrat+Lemak+Dan+Protein+B+Zat+Gizi+Mikro+Zat+Gizi+Mikro+Adalah+Zat+Gizi+Yang+Dibutuhkan+Tubuh+Dalam+Jumlah+Kecil%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPolton+Sports+Science+Performance+Lab+Inorganik+Yang+Terdapat+Dalam+Tubuh+Manusia+Dengan+Jumlah%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EMAKANAN+SEHAT+UNTUK+KESEHATAN+TUBUH+Sekian+Banyak+Manusia+Yang+Terserang+Wabah+Disentri+Dalam+Bisa+Menyediakan+Protein+Yang+Dibutuhkan+Untuk+Pembentukan+Dan+Perkembangan+Otot+Dalam+Jumlah+Yang+Dibutuhkan+Oleh+Tubuh%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPERANAN+MINERAL+SENG+Zn+DALAM+TUBUH+TERNAK+95+Berat+Badan+Jumlah+Seluruh+Mineral+Dalam+Tubuh+Hanya+Sebesar+4+Mineralmineral+Dalam+Tubuh+Manusia+Yang+Pada+Pankreas+Yang+Dibutuhkan+Untuk+Pencernaan+Protein+Dalam+Usus%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ETugas+Dan+Catatan+Sekolah+ZATZAT+GIZI+YANG+DIBUTUHKAN+TUBUHMakanan+Yang+Dikonsumsi+Oleh+Manusia+Mengandung+Berbagai+Karbohidrat+Lemak+Dan+Protein+B+Zat+Gizi+Mikro+Zat+Gizi+Mikro+Adalah+Zat+Gizi+Yang+Dibutuhkan+Tubuh+Dalam+Jumlah+Kecil%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPeranan+Gizi+Dalam+Diabetes+Mellitus+Bahan+Makanan+Yang+Potensial+Untuk+Dimakan+Dari+Racun+Yang+Dapat+Merugikan+Pertumbuhan+Jaringan+Dalam+Tubuh+Manusia+Oleh+Karean+Itu+Jumlah+Protein+Yang+Dibutuhkan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EBlog+Gizi+Dan+Kesehatan+Oktober+2007+Sel+Dalam+Tubuh+Hewan+Dan+Tumbuhan+Mengandung+Protein+Maka+Sebagian+Besar+Dari+Makanan+Yang+Dikonsumsi+Manusia+Yang+Sangat+Dibutuhkan+Tubuh+Tubuh+Namun+Dalam+Jumlah+Yang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+12.75pt%3B+margin%3A+0in+0in+7.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BVerdana%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EProtein+HIDUP+SEHAT+ALAMI+SELARAS+DENGAN+KEDOKTERAN+BARAT+DAN+TIMURApa+Yang+Dibutuhkan+Ibu+Menyusui+Journal+Aflatoxin+Diet+Vegan+Terbaik+Utk+PJK+Dalam+Jurnal+Of+Tubuh+Manusia+Tidak+Butuh+Protein+Hewani+Kedokteran+Barat+Medis%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EDefinisi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EKata+%E2%80%9Ckwarshiorkor%E2%80%9D+berasal+dari+bahasa+Ghana-Afrika+yang+berati+%E2%80%9Canak+yang+kekurangan+kasih+sayang+ibu%E2%80%9D+%281%2C2%29.+Kwashiorkor+adalah+salah+satu+bentuk+malnutrisi+protein+berat+yang+disebabkan+oleh+intake+protein+yang+inadekuat+dengan+intake+karbohidrat+yang+normal+atau+tinggi+%282%2C3%29.+Dibedakan+dengan+Marasmus+yang+disebabkan+oleh+intake+dengan+kualitas+yang+normal+namun+kurang+dalam+jumlah+%283%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EEtiologi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%-2%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenyebab+terjadinya+kwashiorkor+adalah+inadekuatnya+intake+protein+yang+berlansung+kronis.+Faktor+yang+dapat+menyebabkan+hal+tersbut+diatas+antara+lain+%285%29%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22% E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+e26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E1.+Pola+makan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EProtein+%28dan+asam+amino%29+adalah+zat+yang+sangat+dibutuhkan+anak+untuk+tumbuh+dan+berkembang.+Meskipun+intake+makanan+mengandung+kalori+yang+cukup%2C+tidak+semua+makanan+mengandung+protein%2F+asam+amino+yang+memadai.+Bayi+yang+masih+menyusui+umumnya+mendapatkan+protein+dari+ASI+yang+diberikan+ibunya%2C+namun+bagi+yang+tidak+memperoleh+ASI+protein+adri+sumber-sumber+lain+%28susu%2C+telur%2C+keju%2C+tahu+dan+lain-lain%29+sangatlah+dibutuhkan+%286%29.+Kurangnya+pengetahuan+ibu+mengenai+keseimbangan+nutrisi+anak+berperan+penting+terhadap+terjadi+kwashiorkhor%2C+terutama+pada+masa+peralihan+ASI+ke+makanan+pengganti+ASI+%282%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E2.+Faktor+sosial%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EHidup+di+negara+dengan+tingkat+kepadatan+penduduk+yang+tinggi%2C+keadaan+sosial+dan+politik+tidak+stabil+%287%29%2C+ataupun+adanya+pantangan+untuk+menggunakan+makanan+tertentu+dan+sudah+berlansung+turun-turun+dapat+menjadi+hal+yang+menyebabkan+terjadinya+kwashiorkor+%285%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E3.+Faktor+ekonomi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EKemiskinan+keluarga%2F+penghasilan+yang+rendah+yang+tidak+dapat+memenuhi+kebutuhan+berakibat+pada+keseimbangan+nutrisi+anak+tidak+terpenuhi%2C+saat+dimana+ibunya+pun+tidak+dapat+mencukupi+kebutuhan+proteinnya+%282%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E4.+Faktor+infeksi+dan+penyakit+lain%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ETelah+lama+diketahui+bahwa+adanya+interaksi+sinergis+antara+MEP+dan+infeksi.+Infeksi+derajat+apapun+dapat+memperburuk+keadaan+gizi.+Dan+sebaliknya+MEP%2C+walaupun+dalam+derajat+ringan+akan+menurunkan+imunitas+tubuh+terhadap+infeksi.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EEpidemiologi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EKasus+ini+sering+dijumpai+di+daerah+miskin%2C+persediaan+makanan+yang+terbatas%2C+dan+tingkat+pendidikan+yang+rendah.+Penyakit+ini+menjadi+masalah+di+negara-negara+miskin+dan+berkembang+di+Afrika%2C+Amerika+Tengah%2C+Amerika+Selatan+dan+Asia+Selatan.+Di+negara+maju+sepeti+Amerika+Serikat+kwashiorkor+merupakan+kasus+yang+langka+%284%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EBerdasarkan+SUSENAS+%282002%29%2C+26%25+balita+di+Indonesia+menderita+gizi+kurang+dan+8%25+balita+menderita+gizi+buruk+%28marasmus%2C+kwashiorkor%2C+marasmus-kwashiorkor%29+%285%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EGejala+Klinis%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3ETanda+atau+gejala+yang+dapat+dilihat+pada+anak+dengan+Malnutrisi+protein+berat-Kwashiorkor%2C+antara+lain+%282%2C4%29%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Gagal+untuk+menambah+berat+badan%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Pertumbuhan+linear+terhenti.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Edema+gerenal+%28muka+sembab%2C+punggung+kaki%2C+perut+yang+membuncit%29%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Diare+yang+tidak+membaik%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Dermatitis%2C+perubahan+pigmen+kulit+%28deskuamasi+dan+vitiligo%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Perubahan+warna+rambut+menjadi+kemerahan+dan+mudah+dicabut.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Penurunan+masa+otot%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Perubahan+mental+seperti+lethargia%2C+iritabilitas+dan+apatis+dapat+terjadi.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Perubahan+lain+yang+dapat+terjadi+adala+perlemakan+hati%2C+gangguan+fungsi+ginjal%2C+dan+anemia.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Pada+keadaan+berat%2F+akhir+%28final+stages%29+dapat+mengakibatkan+shock%2C+coma+dan+berakhir+dengan+kematian+%282%2C4%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EDiagnosis%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EDiagnosis+ditegakkan+dengan+anamesis%2C+pemeriksaan+fisik+dan+pemeriksaan+penunjang.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E1.+Anamesis%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EKeluhan+yanga+sering+ditemukan+adalah+pertumbuhan+anak+yang+kurang%2C+seperti+berat+badan+yang+kurang+dibandingkan+anak+lain+%28yang+sehat%29.+Bisa+juga+didapatkan+keluhan+anak+yang+tidak+mau+makan+%28anoreksia%29%2C+anak+tampak+lemas+serta+menjadi+lebih+pendiam%2C+dan+sering+menderita+sakit+yang+berulang+%285%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E2.+Pemeriksaan+Fisik%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EYang+dapat+dijumpai+pada+pemeriksaan+fisik+antara+lain+%285%29%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Perubahan+mental+sampai+apatis%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Edema+%28terutama+pada+muka%2C+punggung+kaki+dan+perut%29%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Atrofi+otot%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Ganguan+sistem+gastrointestinal%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Perubahan+rambut+%28warna+menjadi+kemerahan+dan+mudah+dicabut%29%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Perubahan+kulit+%28perubahan+pigmentasi+kulit%29%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Pembesaran+hati%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E*+Tanda-tanda+anemia%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E3.+Pemeriksaan+penunjang%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EDarah+lengkap%2C+urin+lengkap%2C+feses+lengkap%2C+protein+serum+%28albumin%2C+globulin%29%2C+elektrolit+serum%2C+transferin%2C+feritin%2C+profil+lemak.+Foto+thorak%2C+dan+EKG+%285%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EKomplikasi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EAnak+dengan+kwashiorkor+akan+lebih+mudah+untuk+terkena+infeksi+dikarenakan+lemahnya+sistem+imun+%284%29.+Tinggi+maksimal+dan+kempuan+potensial+untuk+tumbuh+tidak+akan+pernah+dapat+dicapai+oleh+anak+dengan+riwayat+kwashiorkor.+Bukti+secara+statistik+mengemukakan+bahwa+kwashiorkor+yang+terjadi+pada+awal+kehidupan+%28bayi+dan+anak-anak%29+dapat+menurunkan+IQ+secara+permanen+%284%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenatalaksanaan%2F+terapi%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenatalaksanaan+kwashiorkor+bervariasi+tergantung+pada+beratnya+kondisi+anak.+Keadaan+shock+memerlukan+tindakan+secepat+mungkin+dengan+restorasi+volume+darah+dan+mengkontrol+tekanan+darah.+Pada+tahap+awal%2C+kalori+diberikan+dalam+bentuk+karbohidrat%2C+gula+sederhana%2C+dan+lemak.+Protein+diberikan+setelah+semua+sumber+kalori+lain+telah+dapat+menberikan+tambahan+energi.+Vitamin+dan+mineral+dapat+juga+diberikan+%282%2C4%2C%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EDikarenan+anak+telah+tidak+mendapatkan+makanan+dalam+jangka+waktu+yang+lama%2C+memberikan+makanan+per+oral+dapat+menimbulkan+masalah%2C+khususnya+apabila+pemberian+makanan+dengan+densitas+kalori+yang+tinggi.+Makanan+harus+diberikan+secara+bertahap%2F+perlahan.+Banyak+dari+anak+penderita+malnutrisi+menjadi+intoleran+terhadap+susu+%28lactose+intolerance%29+dan+diperlukan+untuk+memberikan+suplemen+yang+mengandung+enzim+lactase+%284%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenatalaksaan+gizi+buruk+menurut+standar+pelayanan+medis+kesehatan+anak+%E2%80%93+IDAI+%28ikatan+dokter+anak+Indonesia%29+%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPrognosis%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EPenanganan+dini+pada+kasus-kasus+kwashiorkor+umumnya+memberikan+hasil+yang+baik.+Penanganan+yang+terlambat+%28late+stages%29+mungkin+dapat+memperbaiki+status+kesehatan+anak+secara+umum%2C+namun+anak+dapat+mengalami+gangguan+fisik+yang+permanen+dan+gangguan+intelektualnya.+Kasus-kasus+kwashiorkor+yang+tidak+dilakukan+penanganan+atau+penanganannya+yang+terlambat%2C+akanmemberikan+akibta+yang+fatal+%284%29.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3EDaftar+Pustaka%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22line-height%3A+13.5pt%3B+margin%3A+0in+0in+0.0001pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22color%3A+%23333333%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+9pt%3B%22%3E1.+Wikimedia+Foundation.+Kwashiorkor.+Avaliable+from+%3A+http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FKwashiorkor.htm.+Last+update+October+11st+2007+%5Bdiakses+pada+tanggal+17+November+2007%5D.%0D%0A2.+Kumar+SP.+WHO+Global+Database+on+Child+Growth+and+Malnutrition+%E2%80%93+World+Health+Organization.+Avaliable+from+%3A+http%3A%2F%2Fwww.Who.int%2F%2Fnutgrowthdb%26gt%3B.+Last+update+January+2007+%5Bdiakses+pada+tanggal+20+November+2007%5D.%0D%0A3.+Tropical+Medicine+Central+Resource.+Kwashiorkor+%28Protein-Calorie+Malnutrition%29.+Avaliable+from+%3A+http%3A%2F%2Ftmcr.Usuhs.mil%2Ftmcr%2Fchapter16%2FKwashiorkor.htm.+Last+update+July+2007+%5Bdiakses+pada+tanggal+17+November+2007%5D.%0D%0A4.+Van+Voorhees+BW.+Kwashiorkor.+Avaliable+from+%3A+http%3A%2F%2FPennhealth.com%2Fency%2Farticle%2F001604.htm.+Last+update+June+13rd+2007+%5Bdiakses+pada+tanggal+20+November+2007%5D.%0D%0A5.+Ikatan+Dokter+Anak+Indonesia+%28IDAI%29.+Malnutrisi+energi+protein.+Dalam+%3A+Standar+Pelayanan+Medis+Kesehatan+Anak.+Edisi+I.+Jakarta+%3A+2004+%3B+217-222.%0D%0A6.+Health-cares+Foundation.+Kwashiorkor+%28kwash%26amp%3B180%3Beor%E2%80%99kor%29.+Avaliable+from+%3A+http%3A%2F%2Fhealth.allrefer.com%2Fhealth%2Fkwashiorkor-info.htlm.+Last+update+January+2006+%5Bdiakses+pada+tanggal+23+November+2007%5D.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22MsoNormal%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10.5pt%3B%22%3Ea.+Pengertian%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10.5pt%3B%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22color%3A+black%3B+font-family%3A+%26quot%3BArial%26quot%3B%2C%26quot%3Bsans-serif%26quot%3B%3B+font-size%3A+10.5pt%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3EKwashiorkor+Marasmus+merupakan+kelainan+gizi+yang+menunjukkan+gejala+klinis+campuran+antara+marasmus+dan+kwashiorkor.+%28Markum%2C+1996%29%3C%2Fspan%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3Ekwashiorkor+Marasmus+merupakan+malnutrisi+pada+pasien+yang+telah+mengalami+kehilangan+berat+badan+lebih+dari+10%25%2C+penurunan+cadangan+lemak+dan+protein+serta+kemunduran+fungsi+fisiologi.+%28Graham+L.+Hill%2C+2000%29.%3C%2Fspan%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3Ekwashiorkor+Marasmus+merupakan+satu+kondisi+terjadinya+defisiensi%2C+baik+kalori%2C+maupun+protein.+Ciri-cirinya+adalah+dengan+penyusutan+jaringan+yang+hebat%2C+hilangnya+lemak+subkutan+dan+dehidrasi.+%28http.www.yahoo.com.+Search+engine+by+keywords%3A+malnutrisi+pada+anak%29%3C%2Fspan%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3Ebentuk+kwashiorkor+Marasmus+dari+malnutrisi+protein+kalori+ditandai+gambaran+klinis+kedua+jenis+malnutrisi.+Keadaan+ini+dapat+terjadi+pada+malnutrisi+kronik+saat+jaringan+suvkutis%2C+massa+otot%2C+dan+simpanan+lemak+meghilang.+Gambaran+utama+adalah+edema+kwashiorkor+dengan+atau+tanpa+lesi+kulit+dan+kakeksia+marasmus.+Marasmus%2C+kwashiorkor+dan+kwashiorkor+marasmus+secara+klasik+dijumpai+diberbagai+dunia+yang+belum+berkembang.+Gambaran+penyakit+spesipik+ini+sering+dipengaruhi+oleh+makanan+lokasi+dan+infeksi%2C+dengan+demikian+dijumpai+perbedaan+penampak+dari+astu+daerah+kedaerah+lain.+Pada+anak+dengan+gangguan+medis+serius+lain%2C+masalah+malnutrisi+primer+lebih+jarang+daripada+malnutrisi+sekunder.%3C%2Fspan%3E%3Cspan+class%3D%22apple-converted-space%22%3E%26nbsp%3B%3C%2Fspan%3E%0D%0A%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3Eb.+Etiologi%3C%2Fspan%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22apple-style-span%22%3Ekarena+kelaparan.+Kelaparan+biasanya+terjadi+pada+kegagalan+menyusui%2C+kelaparan+karena+pengobatan%2C+kegagalan+memberikan+makanan+tambahan.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0Amicohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-79931978246007945652010-12-28T19:49:00.000-08:002010-12-28T19:49:09.327-08:00infeksi nosokomial<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Hyperlink"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="HTML Top of Form"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Normal (Web)"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<form> <div class="MsoNormal"><br />
</div><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="IN">BAB 1</span></h2><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN">PENDAHULUAN</span></div><h2 style="text-align: justify;"><span lang="IN">I.1Definisi</span></h2>Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomia<span lang="IN">.</span><br />
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya. <span lang="IN"></span><br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;">1.2</span></b><b><span style="font-size: 16pt;"> Rumah Sakit</span></b><br />
<br />
Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh. Tetapi, rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan, <span lang="FI">juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti; udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis.</span><br />
<span lang="FI"><span> </span>Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antara lain :<br />
• lama hari perawatan bertambah panjang<br />
• penderitaan bertambah<br />
• biaya meningkat</span><br />
<span lang="FI"><br />
Dari hasil studi deskriptif Suwarni, A di semua rumah sakit di Yogyakarta tahun 1999 menunjukkan bahwa proporsi kejadian infeksi nosokomial berkisar antara 0,0% hingga 12,06%, dengan rata-rata keseluruhan 4,26%. Untuk rerata lama perawatan berkisar antara 4,3 – 11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari. Setelah diteliti lebih lanjut maka didapatkan bahwa angka kuman lantai ruang perawatan mempunyai hubungan bermakna dengan infeksi nosokomial.</span><br />
<span lang="FI"><br />
Selama 10-20 tahun belakang ini telah banyak perkembangan yang telah dibuat untuk mencari masalah utama terhadap meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial di banyak negara, dan dibeberapa negara, kondisinya justru sangat memprihatinkan. Keadaan ini justru memperlama waktu perawatan dan perubahan pengobatan dengan obat-obatan mahal, serta penggunaan jasa di luar rumah sakit. Karena itulah, dinegara-negara miskin dan berkembang, pencegahan infeksi nosokomial lebih diutamakan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan pasien dirumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.</span><br />
<span lang="FI"><br />
Di beberapa bagian, terutama di bagian penyakit dalam dalam, terdapat banyak prosedur dan tindakan yang dilakukan baik untuk membantu diagnosa maupun memonitor perjalanan penyakit dan terapi yang dapat menyebabkan pasien cukup rentan terkena infeksi nosokomial. Pasien dengan umur tua, berbaring lama, atau beberapa tindakan seperti prosedur diagnostik invasif, infus yang lama dan kateter urin yang lama, atau pasien dengan penyakit tertentu yaitu penyakit yang memerlukan kemoterapi, dengan penyakit yang sangat parah, penyakit keganasan, diabetes, anemia, penyakit autoimun dan penggunaan imuno supresan atau steroid didapatkan bahwa resiko terkena infeksi lebih besar.</span><br />
<span lang="FI"><br />
Sumber penularan dan cara penularan terutama melalui tangan dan dari petugas kesehatan maupun personil kesehatan lainnya, jarum injeksi, kateter iv, kateter urin, kasa pembalut atau perban, dan cara yang keliru dalam menangani luka. Infeksi nosokomial ini pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga dapat mengenai seluruh personil rumah sakit yang berhubungan langsung dengan pasien maupun penunggu dan para pengunjung pasien.</span><br />
<b><span lang="FI" style="font-size: 14pt;"><br />
</span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;">1.3 </span></b><b><span lang="FI" style="font-size: 14pt;">Epidemiologi</span></b><br />
<span lang="FI"><br />
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0%</span><span lang="IN">.</span><br />
<br />
<span lang="FI"><br />
Walaupun ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi meningkat pesat pada 3 dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah, tetapi semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit immunocompromised, bakteri yang resisten antibiotik, super infeksi virus dan jamur, dan prosedur invasif, masih menyebabkan infeksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak 88.000 kasus setiap tahunnya .</span><br />
<span lang="FI"><br />
Selain itu, jika kita bandingkan kuman yang ada di masyarakat, mikroorganisme yang berada di rumah sakit lebih berbahaya dan lebih resisten terhadap obat, karena itu diperlukan antibiotik yang lebih poten atau suatu kombinasi antibiotik. Semua kondisi ini dapat meningkatkan resiko infeksi kepada si pasien.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: 18pt;">BAB II<br />
</span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 18pt;">PEMBAHASAN</span></b></div><b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;">II.1</span></b><b><span lang="IN"> </span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 16pt;">Faktor Penyebab Perkembangan Infeksi Nosokomial<br />
<span> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;"></span></b><br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">A.</span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 14pt;">Agen Infeksi</span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"></span></b><br />
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia rawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada:<span lang="SV" style="font-size: 14pt;"></span><br />
<br />
• karakteristik mikroorganisme,<br />
• resistensi terhadap zat-zat antibiotika,<br />
• tingkat virulensi,<br />
• dan banyaknya materi infeksius. <br />
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal.<br />
<b><span style="font-size: 14pt;">1. Bakteri</span></b><br />
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.<br />
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik. Contohnya :<br />
• Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangren<br />
• Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.<br />
• Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.<br />
• Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan, paru, dan peritoneum<b><span style="font-size: 14pt;">.</span></b><br />
<b><span style="font-size: 14pt;">2. Virus</span></b><br />
<br />
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.<b><span style="font-size: 14pt;"></span></b><br />
<b><span style="font-size: 14pt;">3. Parasit dan Jamur<span> </span></span></b><br />
<br />
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.<br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;">B.</span></b><b><span style="font-size: 16pt;">Respon dan toleransi tubuh pasien<br />
<br />
</span></b><span lang="IN"></span><br />
Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh pasien dalam hal ini adalah: <br />
• Umur<br />
• status imunitas penderita<br />
• penyakit yang diderita<br />
• Obesitas dan malnutrisi<br />
• Orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid<br />
• Intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi.<br />
Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap infeksi kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan AIDS. Keadaan-keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi dari kuman yang semula bersifat opportunistik. <br />
Obat-obatan yang bersifat immunosupresif dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Banyaknya prosedur pemeriksaan penunjang dan terapi seperti biopsi, endoskopi, kateterisasi, intubasi dan tindakan pembedahan juga meningkatkan resiko infeksi.<br />
<br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">C.</span></b><b><span style="font-size: 14pt;">Resiko terjadinya infeksi nosokomial pada pasien</span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"></span></b><br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span> </span></span></b><b><span style="font-size: 14pt;">Resiko infeksi Tipe pasien</span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"></span></b><br />
Minimal Tidak immunocompromised, tidak ditemukan terpapar suatu penyakit<br />
Sedang Pasien yang terinfeksi dan dengan beberapa faktor resiko<br />
Berat Pasien dengan immunocompromised berat, (5 µm. Contohnya bacterial meningitis, dan diphtheria memerlukan hal sebagai berikut; Ruangan tersendiri untuk tiap pasiennya. Masker untuk petugas kesehatan. Pembatasan area bagi pasien; pasien harus memakai masker jika meninggalkan ruangan.<span lang="IN"></span><br />
<br />
Infeksi yang terjadi karena kontak secara langsung atau tidak langsung dengan penyebab infeksi. Penularan infeksi ini dapat melalui tangan, kulit dan baju, seperti golongan staphylococcus aureus. Dapat juga melalui cairan yang diberikan intravena dan jarum suntik, hepatitis dan HIV. Peralatan dan instrumen kedokteran. Makanan yang tidak steril, tidak dimasak dan diambil menggunakan tangan yang menyebabkan terjadinya cross infection.<br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">D.</span></b><b><span style="font-size: 14pt;">Resistensi Antibiotika</span></b><br />
<br />
Seiring dengan penemuan dan penggunaan antibiotika penicillin antara tahun 1950-1970, banyak penyakit yang serius dan fatal ketika itu dapat diterapi dan disembuhkan. Bagaimana pun juga, keberhasilan ini menyebabkan penggunaan berlebihan dan pengunsalahan dari antibiotika. Banyak mikroorganisme yang kini menjadi lebih resisten. Meningkatnya resistensi bakteri dapat meningkatkan angka mortalitas terutama terhadap pasien yang immunocompromised. Resitensi dari bakteri di transmisikan antar pasien dan faktor resistensinya di pindahkan antara bakteri. Penggunaan antibiotika yang terus-menerus ini justru meningkatkan multipikasi dan penyebaran strain yang resistan. Penyebab utamanya karena:<br />
• Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol<br />
• Dosis antibiotika yang tidak optimal<br />
• Terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat<br />
• Kesalahan diagnosa<br />
Banyaknya pasien yang mendapat obat antibiotika dan perubahan dari gen yang resisten terhadap antibiotika, mengakibatkan timbulnya multiresistensi kuman terhadap obat-obatan tersebut. Penggunaan antibiotika secara besar-besaran untuk terapi dan profilaksis adalah faktor utama terjadinya resistensi. Banyak strains dari pneumococci,<br />
staphylococci, enterococci, dan tuberculosis telah resisten terhadap banyak antibiotikaa, begitu juga klebsiella dan pseudomonas aeruginosa juga telah bersifat multiresisten. Keadaan ini sangat nyata terjadi terutama di negara-negara berkembang dimana antibiotika lini kedua belum ada atau tidak tersedia.<br />
Infeksi nosokomial sangat mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas di rumah sakit, dan menjadi sangat penting karena:<br />
• Meningkatnya jumlah penderita yang dirawat<br />
• Seringnya imunitas tubuh melemah karena sakit, pengobatan atau umur<br />
• Mikororganisme yang baru (mutasi)<br />
• Meningkatnya resistensi<br />
<span> </span>bakteri terhadap antibiotika<br />
<b><span style="font-size: 14pt;"><span> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">E.</span></b><b><span style="font-size: 14pt;">Faktor alat</span></b><br />
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi. Komplikasi tersebut berupa:<br />
<br />
Ekstravasasi infiltrat : cairan infus masuk ke jaringan sekitar insersi kanula<br />
Penyumbatan : Infus tidak berfungsi sebagaimana mestinya tanpa dapat dideteksi adanya gangguan lain<br />
Flebitis : Terdapat pembengkakan, kemerahan dan nyeri sepanjang vena<br />
Trombosis : Terdapat pembengkakan di sepanjang pembuluh vena yang menghambat aliran infus<br />
Kolonisasi kanul : Bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari bagian kanula yang ada dalam pembuluh darah<br />
Septikemia : Bila kuman menyebar hematogen dari kanul<br />
Supurasi : Bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul<br />
Beberapa faktor dibawah ini berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intravena yaitu: jenis kateter, ukuran kateter, pemasangan melalui venaseksi, kateter yang terpasang lebih dari 72 jam, kateter yang dipasang pada tungkai bawah, tidak mengindahkan pronsip anti sepsis, cairan infus yang hipertonik dan darah transfusi karena merupakan media pertumbuhan mikroorganisme, peralatan tambahan pada tempat infus untuk pengaturan tetes obat, manipulasi terlalu sering pada kanula. <span lang="SV">Kolonisasi kuman pada ujung kateter merupakan awal infeksi tempat infus dan bakteremia. </span><br />
<br />
<br />
<br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;">II.2</span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 16pt;"> Macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomia</span></b><br />
<b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;">A</span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 14pt;">. Infeksi saluran kemih</span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 16pt;"><br />
</span></b><span lang="SV">Infeksi ini merupakan kejadian tersering, sekitar 40% dari infeksi nosokomial, 80% infeksinya dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi dapat menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian. Organisme yang biaa menginfeksi biasanya E.Coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau Enterococcus. Infeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan karena mikroorganisme endogen, sedangkan infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang lama biasanya karena mikroorganisme eksogen.<br />
Sangat sulit untuk dapat <span style="color: black;">mencegah penyebaran mikroorganisme sepanjang uretra yang melekat dengan permukaan dari kateter. Kebanyakan pasien akan terinfeksi setelah 1-2 minggu pemasangan kateter. Penyebab paling utama adalah kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena sterilisasi yang gagal dan teknik septik dan aseptik.</span></span><span lang="SV" style="color: black; font-size: 16pt;"></span><br />
<span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">B</span></b><b><span lang="SV" style="color: black; font-size: 14pt;">. Pneumonia Nosokomial</span></b><b><span lang="SV" style="color: black;"><br />
</span></b><span lang="SV" style="color: black;">Pneumonia nosokomial dapat muncul, terutama pasien yang menggunakan ventilator, tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Kuman penyebab infeksi ini tersering berasal dari gram negatif seperti Klebsiella,dan Pseudomonas. Organisme ini sering ber</span><span style="color: black;">ada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut. Keberadaan organisme ini dapat menyebabkan infeksi karena adanya aspirasi oleh organisme ke traktus respiratorius bagian bawah.<br />
Dari kelompok virus dapat disebabkan olehcytomegalovirus, influenza virus, adeno virus, para influenza virus, enterovirus dan corona virus. <br />
Faktor resiko terjadinya infeksi ini adalah:<br />
• Tipe dan jenis pernapasan<br />
• Perokok berat<br />
• Tidak sterilnya alat-alat bantu<br />
• Obesitas<br />
• Kualitas perawatan<br />
• Penyakit jantung kronis<br />
• Penyakit paru kronis<br />
• Beratnya kondisi pasien dan kegagalan organ<br />
• Tingkat penggunaan antibiotika<br />
• Penggunaan ventilator dan intubasi<br />
• Penurunan kesadaran pasien </span></a></span><br />
<span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><span style="color: black;">Penyakit yang biasa ditemukan antara lain: respiratory syncytial virus dan influenza. Pada pasien dengan sistem imun yang rendah, pneumonia lebih disebabkan karena Legionella dan Aspergillus. Sedangkan dinegara dengan prevalensi penderita tuberkulosis yang tinggi, kebersihan udara harus sangat diperhatikan.</span></a></span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">C</span></b><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">. Bakteremi Nosokomial</span></b><b><span style="color: black;"><br />
</span></b><span style="color: black;">Infeksi ini hanya mewakili sekitar 5 % dari total infeksi nosokomial, tetapi dengan resiko kematian yang sangat tinggi, terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotika seperti Staphylococcus dan Candida. Infeksi dapat muncul di tempat masuknya alat-alat seperti jarum suntik, kateter urin dan infus.<br />
Faktor utama penyebab infeksi ini adalah panjangnya kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur invasif, dan perawatan dari pemasangan kateter atau infus.</span></a></span><br />
<b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">D.</span></b><span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><span style="color: black; font-size: 16pt;"> </span><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">Infeksi Nosokomial lainnya<br />
</span></b>1. Tuberkulosis<br />
<span style="color: black;">Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang multi- drugs resisten. Kontrol terpenting untuk penyakit in</span><span lang="SV" style="color: black;">i adalah identifikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan negatif dalam ruangan.<br />
2. diarrhea dan gastroenteritis<br />
Mikroorganisme tersering berasal dari E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium. Selain itu, dari gologan virus lebih banyak disebabkan oleh golongan enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Bedakan antara diarrhea dan gastroenteritis. Faktor resiko dari gastroenteritis nosokomial dapat dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.<br />
• Faktor intrinsik:<br />
o abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti achlorhydria<br />
o lemahnya motilitas intestinal, dan<br />
o perubahan pada flora normal.<br />
• Faktor ekstrinsik:<br />
Pemasangan nasogastric tube dan mengkonsumsi obat-obatan saluran cerna.<br />
3. Infeksi pembuluh darah<br />
Infeksi ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan infus, kateter jantung dan suntikan. Virus yang dapat menular dari cara ini adalah virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan HIV.<br />
Infeksi ini dibagi menjadi dua kategori utama:<br />
• Infeksi pembuluh darah primer, muncul tanpa adanya tanda infeksi sebelumnya, dan berbeda dengan organisme yang ditemukan dibagian tubuhnya yang lain<br />
• Infeksi sekunder, muncul sebagai akibat dari infeksi dari organisme yang sama dari sisi tubuh yang lain.<br />
4. Dipteri, tetanus dan pertusis<br />
• Corynebacterium diptheriae, gram negatif pleomorfik, memproduksi endotoksin yang menyebabkan timbulnya penyakit, penularan terutama melalui sistem pernafasan.<br />
• Bordetella Pertusis, yang menyebabkan batuk rejan. Siklus tiap 3-5 tahun dan infeksi muncul sebanyak 50 dalam 100% individu yang tidak imun.<br />
</span><span style="color: black;">• Clostridium tetani, gram positif anaerobik yang menyebabkan trismus dan kejang otot. </span></a></span><br />
<br />
<span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><span style="color: black;">Infeksi kulit dan jaringan lunak. Luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar kemungkinan terinfeksi bakteri dan berakibat terjadinya infeksi sistemik. Dari golongan virus yaitu herpes simplek, varicella zooster, dan rubella. Organisme yang menginfeksi akan berbeda pada tiap populasi karena perbedaan pelayanan kesehatan yang diberikan, perbedaan fasilitas yang dimiliki dan perbedaan negara yang didiami.<br />
Infeksi ini termasuk:<br />
• Infeksi pada tulang dan sendi<br />
<span> </span>Osteomielitis, infeksi tulang atau sendi dan discus vertebralis<br />
• Infeksi sistem Kardiovaskuler<br />
<span> </span>Infeksi arteri atau vena, endokarditis, miokarditis, perikarditis dan mediastinitis<br />
• Infeksi sistem saraf pusat<br />
<span> </span>Meningitis atau ventrikulitis, absess spinal dan infeksi intra kranial<br />
• Infeksi mata, telinga, hidung, dan mulut<br />
<span> </span>Konjunctivitis, infeksi mata, otitis eksterna, otitis media, otitis interna, mastoiditis, <span> </span><span> </span>sinusitis, dan infeksi saluran nafas atas.<br />
• Infeksi pada saluran pencernaan<br />
<span> </span>Gastroenteritis, hepatitis, necrotizing enterocolitis, infeksi intra abdominal<br />
• Infeksi sistem pernafasan bawah<br />
<span> </span>Bronkhitis, trakeobronkhitis, trakeitis, dan infeksi lainnya<br />
• Infeksi pada sistem reproduksi<br />
<span> </span>Endometriosis dan luka bekas episiotomi</span></a></span><br />
<b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">II</span></b><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">.</span></b><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">3 </span></b><span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><b><span style="color: black;"><span> </span></span></b><b><span style="color: black; font-size: 16pt;">Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial</span></b><b><span style="color: black;"><br />
</span></b><span style="color: black;">Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk:<br />
• Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan <span> </span>penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan.<br />
• Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.<br />
• Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, <span> </span>dan vaksinasi.<br />
• Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif.<br />
• Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya. </span></a></span><br />
<b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">A.</span></b><span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><span style="color: black; font-size: 16pt;"> </span><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">Dekontaminasi</span></b><b><span style="color: black; font-size: 14pt;"> </span></b><b><span style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>tangan<br />
</span></b><span style="color: black;">Transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga hiegene dari tangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan benar, karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini, dan waktu mencuci tangan yang lama. Selain itu, penggunaan sarung tangan sangat dianjurkan bila akan melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan penyakit-penyakit infeksi. Hal yang perlu diingat adalah: Memakai sarung tangan ketika akan mengambil atau menyentuh darah, cairan tubuh, atau keringat, tinja, urin, membran mukosa dan bahan yang kita anggap telah terkontaminasi, dan segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.</span></a></span><br />
<span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt; text-decoration: none;">B.</span></b><b><span style="color: black; font-size: 14pt;"> Instrumen yang sering digunakan Rumah Sakit<br />
</span></b><span style="color: black;">Simonsen et al (1999) menyimpulkan bahwa lebih dari 50% suntikan yang dilakukan di negara berkembang tidaklah aman (contohnya jarum, tabung atau keduanya yang dipakai berulang-ulang) dan banyaknya suntikan yang tidak penting (misalnya penyuntikan antibiotika).7 Untuk </span></a><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><span style="color: black;">mencegah</span></a> penyebaran penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan:<br />
• Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan<br />
• Pergunakan jarum steril<br />
• Penggunaan alat suntik yang disposabel.<br />
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara. Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka harus menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita.<br />
Sarung tangan, sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah, cairan tubuh, feses maupun urine. Sarung tangan harus selalu diganti untuk tiap pasiennya. </span><span lang="SV" style="color: black;">Setelah membalut luka atau terkena benda yang kotor, sanrung tangan harus segera diganti.<br />
Baju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian selama kita melakukan suatu tindakan untuk </span><span style="color: black;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><span lang="SV" style="color: black;">mencegah</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> percikan darah, cairan tubuh, urin dan feses.</span><br />
<b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">C.</span></b><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"> </span></b><b><span style="color: black; font-size: 14pt;"><a href="http://ossmed.com/index.php/artikel/mencegah-penularan-infeksi/"><span lang="SV" style="color: black;">Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit</span></a></span></b><br />
<span lang="SV" style="color: black;"><br />
Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk m</span><span style="color: black;">embersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.<br />
Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapat menggunakan panas matahari.<br />
Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan.<br />
Disinfektan akan membunuh kuman dan mencegah penularan antar pasien.<br />
Disinfeksi yang dipakai adalah:<br />
• Mempunyai kriteria membunuh kuman<br />
• Mempunyai efek sebagai detergen<br />
• Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan protein.<br />
• Tidak sulit digunakan<br />
• Tidak mudah menguap<br />
• Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas maupun pasien </span><br />
<span style="color: black; font-size: 14pt;"><br />
</span><span style="color: black;"><span> </span></span><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">D.</span></b><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">Perbaiki ketahanan tubuh</span></b><br />
<span style="color: black;"><br />
Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat dipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat. Dengan demikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat diatasi tanpa harus menggunakan antibiotika. </span><br />
<b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">E.</span></b><b><span style="color: black; font-size: 14pt;"> Ruangan Isolasi</span></b><br />
<span style="color: black; font-size: 16pt;"><br />
</span><span style="color: black;">Penyebara dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat suatu pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS, y</span><span lang="ES" style="color: black;">ang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus, contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah eperti leukimia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar. Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita penyakit yang sama.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-size: 16pt;">BAB III<br />
KESIMPULAN DAN SARAN</span></b></div><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">III.1 </span></b><b><span style="color: black; font-size: 16pt;">Kesimpulan</span></b><br />
<span style="color: black; font-size: 16pt;"><br />
</span><span style="color: black;">• Faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial tergantung dari agen yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensi antibiotika, dan faktor alat.<br />
• Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada: karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi, dan banyaknya materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh: Umur, status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh padatnya kondisi rumah sakit, banyaknya pasien yang keluar masuk, penggabungan kamar pasien yang terkena infeksi dengan pengguna obat-obat immunosupresan, kontaminasi benda, alat, dan materi yang sering digunakan tidak hanya pada satu orang pasien. Resistensi Antibiotika disebabkan karena: Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol, dosis antibiotika yang tidak optimal, terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat, dan kesalahan diagnosa. Faktor alat, dipengaruhi oleh pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti.<br />
• Macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial, misalnya Infeksi saluran <span> </span>kemih. Infeksi ini merupakan kejadian tersering, dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. Nosokomial pneumonia, terutama karena pemakaian ventilator, tindakan trakeostomy, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Nosokomial bakteremi yang memiliki resiko kematian yang sangat tinggi.<br />
• Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit terutama dari dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali. </span><br />
<b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">III.2</span></b><span lang="IN" style="color: black;"> </span><span lang="IN" style="color: black;"><span> </span></span><b><span style="color: black; font-size: 16pt;">Saran</span></b><br />
<span style="color: black;"><br />
• Eliminasi dan kurangi perkembangan agen penyebab infeksi dan faktor lainnya yang <span> </span>menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial.<br />
• Penybaran infeksi nosokomial terutama dari udara dan air harus menjadi perhatian utama agar infeksi tidak meluas.<br />
• Mengurangi prosedur-prosedur invasif untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial.<br />
• Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial memerlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program untuk mengawasi kejadian infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya. </span><br />
<div align="center" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-size: 16pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><br />
<span style="color: black;">1. Olmsted RN. APIC Infection Control and Applied Epidemiology: Principles and Practice. St Louis, Mosby; 1996<br />
2. anonymus. Infectious Disease Epidemiology Section. www.oph.dhh.louisiana.gov<br />
3. Ducel, G. et al. Prevention of hospital-acquired infections, A practical guide. 2nd <span> </span>edition. World Health Organization. Department of Communicable disease, Surveillance and Response; 2002<br />
4. Light RW. Infectious disease, noscomial infection. Harrison’s Principle of Internal Medicine 15 Edition.-CD Room; 2001<br />
5. Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001<br />
6. Surono, A. Redaksi Intisari. agussur@hotmail.com<br />
7. Anonymus. Preventing Nosocomial Infection.Louisiana; 2002<br />
<br />
</span><span lang="IN" style="color: black;"></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">DAFTAR ISI</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">KATA PENGANTAR..................................................................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">DAFTAR ISI.................................................................................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">BAB 1 PENDAHULUAN</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span><span> </span>I.I Definisi.............................................................................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>I.2 Rumah sakit....................................................................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: -0.35pt;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>I.3 Epidemiologi...................................................................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">BAB II PEMBAHASAN</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>II.1 Faktor Penyebab Perkembangan Infeksi Nosokomial...............</span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>II.2 Macam Penyakit yang Disebabkan Oleh Infeksi nosokomial..... </span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>II.3 Pencegahan terjadinya Infeksi<span> </span>Nosokomial................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">BAB III PENUTUP</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span><span> </span>III.1 Kesimpulan..................................................................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>III.2 Saran – saran...............................................................................</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;"><span> </span><span> </span></span><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;">Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai magam nikmat,<span> </span>sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan dialam dunia dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta temen-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yangtelah ditentukan.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span>Kami menyadari sekali, didalaam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak-banyak kekurang-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada Dosen serta teman-teman sekalian, yang kadang kala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar haarapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt;"><span> </span><span> </span>Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini ( INFEKSI NOSOKOMIAL ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 18pt;">MAKALAH MIKROBIOLOGI</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 18pt;">INFEKSI NOSOKOMIAL</span></b><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;"><img alt="017221526" border="0" height="183" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="197" /></span><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;"><span> </span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">DISUSUN OLEH :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">LENY WIDYASTUTI<span> </span>10340066</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">LINDAR WANTI<span> </span>10340067</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">LISA APRIANI<span> </span>10340068</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">LULUK ULJANAH<span> </span>10340069</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">LULUK YULIANTI<span> </span>10340070</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">MARLINDA<span> </span>10340071</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">MARTHA TIFANI<span> </span>10340072</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">MARYAMAH<span> </span>10340073</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 16pt;">MASAYU<span> </span>10340074</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;">PROGRAM<span> </span>STUDI<span> </span>DIV<span> </span>KEBIDANAN</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;">FAKULTAS<span> </span>KEDOKTERAN</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;">UNIVERSITAS MALAHAYATI </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;">BANDAR LAMPUNG</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 20pt;">Tahun 2010</span></div></form>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-25707143624011145892010-12-28T19:46:00.001-08:002010-12-28T19:46:21.479-08:00STANDAR MAKANAN CAIR DI RS<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="HTML Top of Form"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">MAKANAN CAIR </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan secara oral atau parental.<br />
<br />
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu: makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.<br />
<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Umumnya makanan cair mengandung 400-500 kalori per sajian dan sudah mengandung gula, lemak, serta nutrisi yang berbeda-beda. Ini disesuaikan dengan kebutuhan sekali makan bagi kita yang tengah berdiet. UCLA School of Medicine meneliti 71 laki-laki dan 230 perempuan untuk mencari tahu tingkat efektivitasnya.<br />
Dengan total kalori yang diasup setiap hari 1.000-1.200 kalori, setelah 12 minggu, berat para laki-laki turun sebanyak 8.5 kg. Sedangkan pada perempuan, berat badannya menyusut hingga 6 kg.<br />
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, suhu badan sangat tinggi, tetanus dengan keadaan belum dapat membuka mulut cukup lebar, tifus abdominalis dan Kurang Kalori Protein (KKP) berat dengan berat badan lebih dari 7 kg dan umur lebih dari 1 tahun.<br />
Makanan ini mengandung cukup energi dan protein tapi rendah zat besi, tiamin, dan vitamin. Makanan cair standar mengandung 1000 kilokalori tiap 1000ml tapi atas permintaan khusus dapat dibuat makanan cair yang mengandung 1200 kilikalori tiap 1000ml. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Nutrisi merupakan sumber energy yang dibutuhan tubuh untuk menjaga metabolismne normal tubuh, melakukan aktifitas fisik, menjaga metabolism pada kondisi sakit maupun terapi, dan memperbaiki kerusakan jaringan dan mencegah penyakit.<br />
Apakah peran nutrisi pada perawatan paliatif? <br />
Pada pasien-pasien dengan sakit berat umumnya nafsu makan pasien akan terganggu disebabkan karena adanya keluhan mual, muntah, diare, depresi, sembelit atau adanya sariawan di mulut. Akibat penurunan nafsu makan dapat terjadi penurunan berat badan yang dapat berakibat penurunan kondisi tubuh. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Selain itu penolakan pasien untuk makan dapat juga disebabkan akibat kemarahan, frustasi dan kesedihan akibat penyakitnya.<br />
One goal of palliative<br />
Tujuan pemberian nutrisi pada perawatan paliatif. <br />
Mengoptimalkan fungsi organ2 tubuh, memberikan rasa nyaman melalui makanan.<br />
<br />
Faktor-faktor apa yang menentukan kebutuhan nutrisi seseorang?<br />
Kebutuhan nutrisi seseorang ditentukan oleh usia, berat badan, tinggi badan dan jenis kelamin. Selain itu kondisi penyakit yang diderita dan aktifitas fisik yang dilakukan seseorang juga menentukan berapa kebutuhan energi. <br />
Kebutuhan nutrisi pasien sebaiknya dapat selalu dipenuhi baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Kuantitas berarti jumlah nutrisi pasien dapat terpenuhi, sedangkan kualitas berarti makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan pasien terpenuhi.<br />
Bila jumlah makan pasien tidak terpenuhi dalam jangka pendek maka dapat dipastikan pasien akan merasa lemas. Kondisi ini mirip dengan orang yang berpuasa. Bila jumlah makan pasien tidak terpenuhi dalam jangka panjang, maka dapat timbul kondisi malnutrisi yang dapat menimbulkan berbagai masalah seperti peningkatan risiko infeksi, gangguan penyembuhan luka dan gangguan metabolisme tubuh lainnya. <br />
Makanan juga harus dijaga kebersihannya agar tidak meningkatkan risiko infeksi yang dapat memperburuk kondisi pasien. Perlu juga diperhatikan agar pasien selalu mengkonsumsi makanan yang dimasak, hidari makanan yang tidak dimasak.<br />
Bentuk makanan yang dapat diberikan<br />
Bentuk makanan yang diberikan dapat berupa:<br />
1. Makanan padat<br />
Makanan padat hanya dapat diberikan melalui oral/mulut.<br />
2. Makanan cair<br />
Makanan cair diberikan apabila pasien tidak dapat mengunyah atau menelan makanan padat. Makanan cair dapat berupa makanan padat yang di blender dengan ditambah air atau makanan berbentuk formula. Formula dapat berupa formula dengan komposisi seimbang atau formula dengan komposisi tertentu sesuai dengan kebutuhan pasien. Saat ini tersedia berbagai jenis formula sesuai kebutuhan pasien. Formula dapat diberikan sebagian untuk melengkapi makanan pasien sesuai dengan kebutuhan. Formula juga dapat diberikan total dalam usaha memenuhi kebutuhan pasien.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cara pemberian nutrisi<br />
Nutrisi dapat diberikan melalui:<br />
1. Melalui mulut atau oral<br />
Bila pasien dapat menelan dan mempunyai nafsu makan yang baik, maka pemberian makan melalui mulut dapat memenuhi kebutuhan pasien</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">2. Melalui pipa nasogastrik<br />
Bila pemberian makan melalui mulut tidak mencukupi kebutuhan pasien, maka pemberian makan dapat dicukupi dengan pemberian melalui pipa nasogastrik. Pemberian makan melalui pipa nasogastrik tidak membutuhkan nafsu makan atau kemampuan menelan dari pasien. Bila pasien sama sekali tidak dapat mengkonsumsi makanan melalui mulut maka seluruh makanan dapat diberikan melalui pipa nasogastrik. Bila pasien harus mendapat makanan melalui pipa nasogastrik dalam jangka lama, maka dapat dipasang pipa pada perut langsung ke lambung yang disebut gastrotomi, sehingga pemenuhan kebutuhan pasien selalu terjamin. Pemasangan gastrostomi ini lebih nyaman dibandingkan penggunaan pipa naso gastrik.<br />
Selain pipa nasogastrik dari hidung ke lambung dapat juga dipasang pipa naso-duodenal yaitu pipa dari hidung ke usus.<br />
3. Melalui pembuluh darah/infus<br />
Pemberian makan melalui pembuluh darah/infus dapat digunakan apabila saluran pencernaan pasien tidak berfungsi baik. Pemberian makan melalui infus dapat diberikan sebagian atau seluruhnya tergantung kondisi pasien. Selama saluran cerna pasien masih dapat berfungsi maka tidak dianjurkan pemberian makan melalui infus.<br />
Jenis makanan yang dapat diberikan:<br />
Makanan pasien sebaiknya mempunyai komposisi seimbang yang berarti mengandung sumber karbohidrat sekitar 50-60%, mengandung sumber protein sekitar 15-20% dengan gabungan antara protein hewani dan nabati, dan mengandung sumber lemak sekitar 25-30% ditambah vitamin mineral.<br />
Sumber karbohidrat adalah nasi, roti, mie, bihun, jagung, dan pasta. Sumber protein hewani adalah ikan, telur, ayam, daging dan susu, sedangkan sumber protein nabati adalah kedele, kacang hijau, kacang merah, jamur, tahu, dan tempe. Sumber lemak adalah lemak, minyak, margarin. Sumber vitamin dan mineral terutama dari sayur dan buah segar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Syarat-syarat makanan cair:<br />
1. Jumlah makanan cair yang diberikan disesuaikan <br />
dengan kebutuhan cairan dan energi; <br />
2. Makanan tidak merangsang;<br />
3. Bila diberikan lewat pipa, konsistensi sedemikian rupa hingga dapat melalui pipa karet yang digunakan untuk bayi dan anak;<br />
4. Bila tidak melalui pipa karet, perhatikan variasi makanan dalam rupa dan rasa; dan <br />
<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">5. Diberikan dalam porsi kecil dan sering (6-8 kali sehari). <br />
Cara Menyiapkan dan Memberikan Makanan <br />
- Bila ada lemari es, makanan dapat dibuat sekaligus <br />
untuk 24 jam, dimasukkan dalam botol steril dan <br />
disimpan.<br />
- Bila tidak ada lemari es, makanan hendaknya dibuat <br />
menjelang waktu makan. Makanan tidak boleh <br />
dibiarkan pada suhu kamar selama 6 jam.<br />
- Makanan cair dapat diberikan dengan sendok atau <br />
melalui pipa (sonde). Sebelum diberikan, makanan <br />
dihangatkan hingga suhu badan.<br />
<br />
MAKANAN YANG BOLEH DIBERIKAN<br />
maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung sagu, hunkwe, tepung kanji, gula, margarin, minyak kelapa, dan minyak kacang.<br />
Susu sapi, sari kedele, telur dicampur dalam makanan, bubur kacang hijau saring.<br />
Sari buah dari jeruk, tomat, pepaya, sirsak, apel; sari sayur dari bayam, labu kuning, dan wortel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cara mengatasi nafsu makan pasien </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagaimana mengatasi pasien tidak nafsu makan?<br />
Keluhan tidak nafsu makan sangat sering dialami oleh pasien-pasien yang mempnyai penyakit berat. Pemberian makan pada pasien ini sebaiknya:<br />
1. Porsi kecil dan sering<br />
2. Makanlah secara perlahan dan bersantailah setelah makan<br />
3. Gunakan makanan selingan padat kalori agar dapat memenuhi kebutuhan energi misalnya makaroni skotel, telur dadar dengan keju parut dan sebagainya<br />
4. Lakukan sedikit aktifitas agar dapat merangsang nafsu makan<br />
<br />
<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagaimana mengatasi pasien dengan rasa perih di mulut ? <br />
1. Pilihlah makanan yang lembut <br />
2. Pilihlah makanan yang berkuah banyak.<br />
3. Perlunak makanan menggunakan susu, kream, margarin<br />
4. Masaklah makanan sampai lunak dan potong makanan tersebut menjadi potongan kecil-kecil<br />
5. Makanan juga dapat di blender sehingga membentuk bubur.<br />
6. Hindari makanan yang bersifat iritasi terhadap mulut seperti makanan asam, makanan pedas, makanan terlalu berbumbu, makanan terlalu kering, makanan yang keras dan kasar.<br />
7. Bersihkan mulut, sikatlah gigi, gusi dan lidah, minimum 3 kali perhari dengan sikat yang sangat lembut.<br />
8. Gunakan obat pencuci mulut.<br />
9. Hisaplah es untuk mencegah mukositis.<br />
<br />
Bagaimana mengatasi mual dan muntah?<br />
1. Makanlah porsi kecil perlahan<br />
2. Makanlah makanan yang tidak berkuah<br />
3. Jangan berbaring pada saat makan dan 2 jam setelahnya.<br />
4. Jangan makan makanan berlemak yang dapat menambah rasa mual<br />
5. Hindari makanan yang berbau menyengat<br />
6. Bila mual datang di pagi hari, makanan camilan padat kalori di sore dan malam hari dan sebaliknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-36797628719074853572010-12-28T19:45:00.000-08:002010-12-28T19:45:28.693-08:00PENYAKIT KANDUNG EMPEDU<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_qhZffv8gqnI/SdYSy4f_BuI/AAAAAAAAASE/N1GlSQn6Dyw/s1600-h/Kolelitiasis_Koledokolitiasis.jpg"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; text-decoration: none;"><br />
</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kolelitiasis/koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu, atau pada saluran kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol. (Williams, 2003)</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedumenyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin, seperti vitamin A,D, E, dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol.Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan<br />
dikeluarkan melalui feses. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kelainan utama yang dapat timbul pada kandung empedu adalah terbentuknya batu. Hal ini juga dapat terjadi pada saluran empedu. Batu empedu disebabkan oleh perubahan secara kimiawi pada empedu seseorang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Batu</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">empedu terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen bilirubin dan garam kalsium yang mengeras, namun kebanyakan batu kandung empedu terbentuk dari kolesterol. Timbulnya batu empedu akan menjadi masalah bila masuk<br />
ke salah satu saluran yang menuju ke usus halus. Kadang-kadang batu dapat terbentuk dalam saluran empedu itu sendiri, misalnya karena bekas jahitan pada suatu operasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut kolestitis akut, hal ini karena adanya pecahan batu empedu di dalam saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui kantong empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu, sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Di samping itu, terdapat faktor lainnya yang memulai terjadinya proses pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk partikel seperti kristal padat. Bentuk dari batu empedu bermacam-macam,yaitu batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua tetapi rapuh. Ukurannya juga bermacam-macam dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil, tetapi<br />
rata-rata berdiameter 1 - 2 cm.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penyebab Kolelitiasis/Koledokolitiasis</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penyebab pasti dari <b>Kolelitiasis/Koledokolitiasis </b>atau <b>batu empedu</b> belum diketahui. Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan supersaturasi empedu di kandung empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang telah mengalami supersaturasi menjadi mengkristal dan memulai membentuk batu. Tipe lain <b>batu empedu</b> adalah batu pigmen. Batu pigmen tersusun oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan kalsium.( Williams, 2003)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Patofisiologi Kolelitiasis/Koledokolitiasis</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung empedu.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati. Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. Kadang-kadang batu yang besar secara bertahap akan mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu).</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan masuk ke dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke usus halus atau tetap berada di dalam saluran empedu tanpa menimbulkan gangguan aliran empedu maupun gejala.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ada dua tipe utama <b>batu empedu</b>: batu yang terutama tersusun dari pigmen dan batu yang terutama tersusun dari kolesterol. </span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Batu Pigmen </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tidak terkonjugasi dalam empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis dan infeksi percabangan bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Batu Kolesterol </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lesitin (fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita <b>batu empedu</b> akan terjadi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati; keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk <b>batu empedu</b>. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya <b>batu empedu</b> dan berperan sebagai iritan yang menyebabkan perdangan dalam kandung empedu.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam pembentiukan <b>batu empedu</b>, melalui peningkatan dikuamasi sel dan pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler dan bakteri dapat berperan sebagi pusat presipitasi. Akan tetapi infeksi lenih sering menjadi akibat dari pembentukan <b>batu empedu</b> dari pada sebab pembentukan <b>batu empedu</b>.(Smeltzer, 2002)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Insidensi Kolelitiasis/Koledokolitiasis</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jumlah </span><a href="http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/02/osteoporosis-masalah-kesehatan-wanita.html"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">wanita</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> berusia 20-50 tahun yang menderita <b>batu empedu</b> sekitar 3 kali lebih banyak dari pada laki-laki. Setelah usia 50 tahun, rasio penderita <b>batu empedu</b> hampir sama antara pria dan wanita. Insidensi <b>batu empedu</b> meningkat seiring bertambahnya usia.(Williams, 2003) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Faktor Risiko</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
1. Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor risikonya adalah :<br />
2. Usia lanjut.<br />
3. Kegemukan (obesitas).<br />
4. Diet tinggi lemak.<br />
5. Faktor keturunan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tanda Dan Gejala Kolelitiasis/Koledokolitiasis</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rasa nyeri dan kolik bilier </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika duktus sistikus tersumbat oleh <b>batu empedu</b>, kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi. Pasien akan menderita panas dan mungkin teraba massa padat pada abdomen. Pasien dapat mengalami kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadaran kanan atas yang menjalar ke punggung atau bahu kanan; rasa nyeri ini biasanya disertai mual dan muntah dan bertambah hebat dalam makan makanan dalam porsi besar. Pada sebagian pasien rasa nyeri bukan bersifat kolik melainkan persisten. Serangan kolik bilier semacam ini disebabkan kontraksi kandung empedu yang tidak dapat mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. Dalam keadaan distensi, bagian fundus kandung empedu akan menyentuh dinding abdomen pada daerah kartilago kosta 9 dan 10 kanan. Sentuhan ini menimbulkan nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika pasien melakukan inspirasi dalam dan menghambat pengembangan rongga dada.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ikterus </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam dudodenum akan menimbulkan gejala yang khas, yaitu: getah empedu yang tidak lagi dibawa kedalam duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit dan menbran mukosa berwarna kuning. Keadaan ini sering disertai dengan gejal gatal-gatal pada kulit.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perubahan warna urine dan feses. </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urine berwarna sangat gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh pigmen empedu aka tampak kelabu, dan biasanya pekat yang disebut “<b>Clay-colored</b> ”</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Defisiensi vitamin </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Obstruksi aliran empedu juga akan mengganggu absorbsi vitamin A,D,E,K yang larut lemak. Karena itu pasien dapat memperlihatkan gejala defisiensi vitamin-vitamin ini jika obstruksi bilier berlangsung lama. Defisiensi vitamin K dapat mengganggu pembekuan darah yang normal.(Smeltzer, 2002) </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Regurgitasi gas: </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">flatus dan sendawa</span></li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Komplikasi</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:<br />
* Perdarahan<br />
* Peradangan pankreas (pankreatitis).<br />
* Perforasi atau infeksi saluran empedu.<br />
Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemeriksaan Penunjang </span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 150%;">Kolelitiasis/Koledokolitiasis</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Radiologi </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemeriksaan USG telah menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur diagnostik pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan ikterus. Disamping itu, pemeriksaan USG tidak membuat pasien terpajan radiasi inisasi. Prosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedunya berada dalam keadan distensi. Penggunaan ultra sound berdasarkan pada gelombang suara yang dipantulkan kembali. Pemeriksan USG dapat mendeteksi kalkuli dalam kandung empedu atau duktus koleduktus yang mengalami dilatasi.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Radiografi: Kolesistografi </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kolesistografi digunakan bila USG tidak tersedia atau bila hasil USG meragukan. Kolangiografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi <b>batu empedu</b> dan mengkaji kemampuan kandung empedu untuk melakukan pengisian, memekatkan isinya, berkontraksi serta mengosongkan isinya. Oral kolesistografi tidak digunakan bila pasien jaundice karena liver tidak dapat menghantarkan media kontras ke kandung empedu yang mengalami obstruksi.(Smeltzer, 2002) </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sonogram </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sonogram dapat mendeteksi batu dan menentukan apakah dinding kandung empedu telah menebal.(Williams, 2003) </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancreatografi) </span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemeriksaan ini memungkinkan visualisasi struktur secara langsung yang hanya dapat dilihat pada saat laparatomi. Pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga mencapai duodenum pars desendens. Sebuah kanula dimasukan ke dalam duktus koleduktus serta duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikan ke dalam duktus tersebut untuk menentukan keberadaan batu di duktus dan memungkinkan visualisassi serta evaluasi percabangan bilier.(Smeltzer, 2002)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemeriksaan darah</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></li>
</ol><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kenaikan serum kolesterol</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kenaikan fosfolipid</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penurunan ester kolesterol</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kenaikan protrombin serum time</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kenaikan bilirubin total, transaminase</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penurunan urobilirubin</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Peningkatan sel darah putih</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Peningkatan serum amilase, bila pankreas terlibat atau bila ada batu di duktus utama</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penatalaksanaan Kolelitiasis/Koledokolitiasis</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1. Penatalaksanaan pendukung dan diet</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kurang lebih 80% dari pasien-pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan istirahat, cairan infus, penghisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik. Intervensi bedah harus ditunda sampai gejala akut mereda dan evalusi yang lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika kondisi pasien memburuk.(Smeltzer, 2002)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Manajemen terapi :</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi syok.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti koagulopati)</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">2. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelarutan batu empedu </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelarutan <b>batu empedu</b> dengan bahan pelarut (misal : monooktanoin atau metil tertier butil eter/MTBE) dengan melalui jalur : melalui selang atau kateter yang dipasang perkutan langsung kedalam kandung empedu; melalui selang atau drain yang dimasukkan melalui saluran T Tube untuk melarutkan batu yang belum dikeluarkan pada saat pembedahan; melalui endoskop ERCP; atau kateter bilier transnasal. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pengangkatan non bedah </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Beberapa metode non bedah digunakan untuk mengelurkan batu yang belum terangkat pada saat kolisistektomi atau yang terjepit dalam duktus koledokus. Prosedur pertama sebuah kateter dan alat disertai jaring yang terpasang padanya disisipkan lewat saluran T Tube atau lewat fistula yang terbentuk pada saat insersi T Tube; jaring digunakan untuk memegang dan menarik keluar batu yang terjepit dalam duktus koledokus. Prosedur kedua adalah penggunaan endoskop ERCP. Setelah endoskop terpasang, alat pemotong dimasukkan lewat endoskop tersebut ke dalam ampula Vater dari duktus koledokus. Alat ini digunakan untuk memotong serabut-serabut mukosa atau papila dari spingter Oddi sehingga mulut spingter tersebut dapat diperlebar; pelebaran ini memungkinkan batu yang terjepit untuk bergerak dengan spontan kedalam duodenum. Alat lain yang dilengkapi dengan jaring atau balon kecil pada ujungnya dapat dimsukkan melalui endoskop untuk mengeluarkan <b>batu empedu</b>. Meskipun komplikasi setelah tindakan ini jarang terjadi, namun kondisi pasien harus diobservasi dengan ketat untuk mengamati kemungkinan terjadinya perdarahan, perforasi dan pankreatitis.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy) </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Prosedur noninvasiv ini menggunakan gelombang kejut berulang (Repeated Shock Wave) yang diarahkan pada <b>batu empedu</b> didalam kandung empedu atau duktus koledokus dengan maksud memecah batu tersebut menjadi beberapa sejumlah fragmen.(Smeltzer, 2002)</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">3. Penatalaksanaan bedah</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penanganan bedah pada penyakit kandung empedu dan <b>batu empedu</b> dilaksanakan untuk mengurangi gejala yang sudah berlangsung lama, untuk menghilangkan penyebab kolik bilier dan untuk mengatasi kolesistitis akut. Pembedahan dapat efektif jika gejala yang dirasakan pasien sudah mereda atau bisa dikerjakan sebagai suatu prosedur darurat bilamana kondisi psien mengharuskannya </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tindakan operatif meliputi</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sfingerotomy endosokopik</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">PTBD (perkutaneus transhepatik bilirian drainage)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemasangan “T Tube ” saluran empedu koledoskop</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Laparatomi kolesistektomi pemasangan T Tube</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penatalaksanaan pra operatif :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemeriksaan sinar X pada kandung empedu</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Foto thoraks</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ektrokardiogram</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemeriksaan faal hati</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Vitamin k (diberikan bila kadar protrombin pasien rendah)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Terapi komponen darah</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penuhi kebutuhan nutrisi, pemberian larutan glukosa scara intravena bersama suplemen hidrolisat protein mungkin diperlikan untuk membentu kesembuhan luka dan mencegah kerusakan hati.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Diagnosa Keperawatan Pasien Dengan Kolelitiasis/Koledokolitiasis</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (obstruksi, proses pembedahan)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk ingesti dan absorbsi makanan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Cemas</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> berhubungan dengan perubahan status kesehatan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, kerusakan jaringan (luka operasi)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas trakturs gastrointestinal (sekunder terhadap imobilisasi)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (mual, muntah, drainase selang yang berlebihan)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kurang pengetahuan: penyakit, prosedur perawatan b.d. Kurangnya informasi</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-71596369395334743442010-10-10T21:00:00.001-07:002010-10-10T21:00:14.610-07:00<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<h2><span lang="SV">ASKEP PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH</span></h2><div class="post-info">March 11, 2009 by <a href="http://syehaceh.wordpress.com/author/syehaceh/" title="Posts by mirzal tawi">mirzal tawi</a> </div>TUJUAN PEMBELAJARAN<br />
1. Mengkaji data yang terkait masalah HDR<br />
2. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data<br />
yang dikaji<br />
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien<br />
4. <span lang="FI">Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga<br />
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga<br />
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan</span><br />
<span lang="FI">Harga diri Rendah ? ? ?</span><br />
<span lang="FI"><span> </span>Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"> rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.<br />
<span> </span>Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"> mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain; terutama kesehatan jiwa<br />
<br />
</span><br />
<span lang="FI">PENGKAJIAN<br />
Subyektif :<br />
<span> </span>Merasa tidak mampu melakukan sesuatu</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Mengkritik/menyalahkan diri sendiri</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Pandangan hidup yang pesimis</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Penolakan terhadap kemampuan diri</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"></span><br />
<span lang="FI">Obyektif :<br />
<span> </span>produktivitas menurun</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Tidak memperhatikan perawatan diri</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Tidak menatap lawan bicara</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Bicara lambat</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Nada suara lemah</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"></span><br />
<span lang="FI">Pengkajian<br />
Fase orientasi</span><br />
<span lang="FI">“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya suster Rika,dari Pusk.Darul Imarah,bagaimana kalau kita berkenalan?Nama Bpk/Ibu siapa?senangnya dipanggil apa?”Bagaimana perasaan Bpk/ibu hari ini?Adakah yang Bpk/Ibu pikirkan?Bagaiman kalau kita bercakap-cakap ttg perasaan/mslh yang Bpk/Ibu hadapi?Mau berapa lama?bagaimana kalau 30 menit?mau duduk dimana?”bagaimana kl di R.tamu?</span><br />
<span lang="SV">Fase kerja</span><br />
<span lang="SV">“ Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah mengalami gempa dan tsunami? Apa harapan Bapak/Ibu setelah mengalami kejadian tersebut? Bagaimana Bapak/Ibu dapat mencapai keinginan/ harapan tersebut dengan adanya tsunami? Adakah harapan atau keinginan Bapak/Ibu yang belum tercapai? Sejauh ini apa yang Bapak/Ibu rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai?”<br />
“Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai Bapak/Ibu? Menurut Bapak/Ibu apa kelebihan yang dimiliki? Dan bagaimana dengan kekurangan/kelemahan yang Bapak/Ibu rasakan?”</span><br />
<span lang="SV">Fase terminasi</span><br />
<span lang="SV">“Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar,bagaimana perasaan Bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?Bagaimana kalau minggu depan kita bicarakan ttg kemampuan yang masih Bpk/Ibu miliki?”Berapa lama?Dimana? </span><br />
<span lang="SV">DIAGNOSA KEPERAWATAN</span><br />
<span lang="SV">GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH</span><br />
<span lang="SV">TINDAKAN KEPERAWATAN</span><br />
<span lang="SV">Tujuan untuk Pasien:<br />
<span> </span>Dpt mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yg dimiliki</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Dpt menilai kemampuan yg dpt digunakan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Dpt memilih kegiatan sesuai kemampuan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Dpt melatih kegiatan yg dipilih</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Dpt merencanakan kegiatan yang sudah dilatih</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"></span><br />
<span lang="SV">TINDAKAN KEPERAWATAN</span><br />
<span lang="SV"><span> </span>Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Membantu pasien dapat menilai kemampuan yg dapat digunakan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Membantu pasien memilih/menetapkan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"> kemampuan/kegiatan yang sesuai kemampuan<br />
<span> </span>Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Berikan reward/reinforcement terhadap kegiatan yang dilakukan pasien sesuai rencana/jadual kegiatan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"></span><br />
<span lang="SV">1.Mengidentifikasi aspek positif:</span><br />
<span lang="SV"><span> </span>Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan pasien yang masih dimiliki.</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"><br />
<span> </span>Beri pujian yg realistis</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="SV"></span><br />
<span lang="SV">Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien dalam mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien</span><br />
<span lang="SV">Orientasi:</span><br />
<span lang="SV">“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?,Bpk/Ibu terlihat segar!“.<br />
“Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Bpk/Ibu lakukan?”ini Sesuai janji kita minggu yang lalu ya kan pak/bu?<br />
</span><span lang="FI">“Dimana kita duduk?“bagaimana kalau di ruang tamu?<br />
“Berapa lama? ”Bagaimana kalau 30 menit? </span><br />
<span lang="FI">Kerja:</span><br />
<span lang="FI">“Bpk/ibu,apa kemampuan ini saja yang dimiliki?Bagus,apa lagi?Saya buat daftarnya ya?<br />
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bpk/ibu lakukan?Bagaimana dengan merapihkan kamar?Menyapu?Mencuci piring………….dst”<br />
“Wah,bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Bpk/ibu miliki.”</span><br />
<span lang="FI">Terminasi :</span><br />
<span lang="FI">“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap<br />
Yach,Bpk/Ibu masih memiliki kemampuan.<br />
“Nah,coba nanti diingat-ingat lagi,kemampuan yang belum kita bicarakan,2 hari lagi saya akan datang lagi untuk membahas kemampuan yang masih bisa Bpk/ibu lakukan”<br />
“Jam berapa kira-kira kita ketemu?Bagaimana kalau jam 10,sampai jumpa ya”.</span><br />
<span lang="FI">2.Membantu menilai kemampuan yg dpt digunakan:</span><br />
<span lang="FI"><span> </span>Diskusi kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat ini</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Bantu pasien menyebutkan dan beri penguatan thd kemampuan pasien</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
<span> </span>Respons kondusif dan menjadi pendengar yang aktif</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"></span><br />
<span lang="FI">Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.<br />
Orientasi :<br />
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ?, Saya sangat</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"> senang melihat pagi ini bapak/ibu sudah terlihat lebih segar dan rapi.<br />
<span> </span>“Bagaimana,apakah ada lagi kemampuan Bapak/ibu yang belum kita bicarakan?</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
“Bagus sekali,jadi sudah ada 7 ya!</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
“Baiklah kita akan menilai kegiatan yang masih bisa bpk/ibu lakukan.</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
“Mau duduk dimana?,berapa lama?</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"></span><br />
<span lang="FI">Kerja :<br />
“Bpk/ibu,dari 7 kegiatan/kmpuan ini yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah?<br />
“Coba kita lihat,yang pertama bisakah?,yang kedua………sampai 7<br />
“Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah.<br />
“Menurut bpk/ibu adakah bantuan yang diperlukan?Iya bagus sekali. </span><br />
<span lang="FI">Terminasi :<br />
“bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?jadi ada 4 kegiatan yang dapat bpk/ibu lakukan<br />
“Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih<br />
“Bagaimana kalau 2 hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disukai dan melatihnya,mau jam berapa?dimana? </span><br />
<span lang="FI">3.Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dg kemampuan<br />
Tindakan keperawatan :<br />
Mendiskusikan dengan pasien kegiatan yg dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
Bantu pasien menetapkan kegiatan yg dapat di lakukan (mandiri, bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien)</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
Susun bersama pasien daftar kegiatan sehari-hari pasien</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"></span><br />
<span lang="FI">Berikut ini contoh percakapan perawat – pasien dalam membantu pasien menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan </span><br />
<span lang="FI">“Assalamualaikum !, bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini ?,Wah,nampak segar ya ?”masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini?Betul sekali,memilih kegiatan yang dapat bpk/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang pernah dilakukan,bagaiman kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa.Berapa lama?</span><br />
<span lang="FI">“Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat 2 hari yang lalu.”coba bpk/ibu pilih mana yang masih bisa dikerjakan di rumah.”yang no.1,merapikan tempat tidur,bagaimana bpk?Wah,tentu bisa kan.bagus sekali.Yang nomor 2,main tenis,Wah saat ini belum bisa dilakukan,Baik no.3 mencuci piring,bisa ya?…..dst</span><br />
<span lang="FI">“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang dapat dikerjakan di rumah? Bagus sekali !,ada 5 kegiatan bisa dilakukan.Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan mana yang akan dilatih dulu.Dua hari lagi saya datng lagi untuk melatih,mau jam berapa?dimana? </span><br />
<span lang="FI">4.Melatih kegiatan pasien yg sudah dipilih:<br />
Mendiskusikan dan tetapkan urutan kegiatan yg akan dilatih</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
Memperagakan kegiatan yg akan dilakukan pasien.</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
Beri dukungan dan pujian yang realistik</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"></span><br />
<span lang="FI">5.Membantu pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan<br />
Beri kese</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI">mpatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih<br />
Beri pujian atas aktifitas/kegiatan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"> yang dapat dilakukan pasien setiap hari.<br />
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransi dan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"> perubahan setiap aktifitas yang telah dilakukan pasien<br />
Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
Berikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"><br />
Yakinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukannya</span><span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><span lang="FI"></span><br />
Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan :<br />
“Assalamualaikum,bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini?wah,tampak cerah!Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan yang telah ditetapkan 2 hari yang lalu?mau pilih yang mana dulu,Baik mari kita merapihkan tempat tidur.Dimana kamarnya?<br />
“Nah,kalau kita mau merapihkan tempat tidur,mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.Bagus,Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik.”nah sekarang kita pasang lagi spreinya,kita mulai dari arah atas,ya bagus!sekarang sebelah kaki,tarik dan masukkan,lalu sebelah pinggir masukkan.Sekarang ambil bantal,rapihkan dan letakkan disebelah atas kepala.Mari kita lipat selimut,nah letakkan sebelah bawah kaki.bagus..!<br />
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah latihan?bagus sekali,Bpk/ibu dapat mengikuti langkah-langkahnya.Sekarang mari kita masukkan pada jadual harian bpk/ibu.Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur.Bagus,2x sehari yaitu pagi jam berapa?lalu sehabis istirahat jam 16.00.Kalau sudah dikerjakan beri tanda ya.”nah 2 hari lagi saya datang lagi,kita latihan kegiatan yang kedua.Mau jam berapa?dimana?Sampai jumpa… <br />
TINDAKAN KEPERAWATAN U/ KELUARGA<br />
Tujuan :<br />
Dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Memotivasi pasien u/ melakukan kegiatan sesuai yang sudah dilatihkan<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Menilai kemampuan perkembangan perubahan kemampuan pasien<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
TINDAKAN KEPERAWATAN<br />
Membimbing keluarga menilai kemampuan positif yang dimiliki pasien<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam memperlihatkan kemampuan yang dimiliki<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan / melanjutkan latihan yang telah dilakukan pasien – perawat sebelumnya<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Mendiskusikan dgn<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span> keluarga sikap-sikap positif yang perlu ditampilkan keluarga<br />
Mengajarkan keluarga bagaimana menilai perkembangan/perubahan perilaku pasien<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
EVALUASI<br />
Pasien :<br />
Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Keluarga :<br />
Keluarga mendukung aktivitas pasien<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Keluarga dapat memberikan pujian/reward terhadap pasien<span style="font-family: Symbol;"><span>n</span></span><br />
Contoh percakapan perawat-keluarga agar keluarga menjadi pendukung terhadap aktifitas yang dapat dilakukan pasien<br />
“Assalamualaikum !, bagaimana keadaan bpk/ibu disini?, bagaimana kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak bpk/ibu melakukan kegiatan yang sudah dilatih?Adakah waktu Bpk/ibu,kira-kira 30 menit?kita ngobrol disini aja ya?<br />
“ Anak bapak/ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan mandi.Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.Saya telah katakan bahwa bpk/ibu akan mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tsb sesuai jadual.Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya.dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual kegiatannya “<br />
” Bagaimana bpk/ibu?ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa ya bpk/ibu.Dua ari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan lain.Nanti kita lakukan bersama-sama.Sampai jumpa…. <br />
SUMBER: MODUL CMHN, DR.BUDI ANNA KELLIAT.M.AppSC,et.<br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-33038409576027923372010-10-10T20:56:00.001-07:002010-10-10T20:56:21.510-07:00TUGAS MAKALAH ANALISIS DAN REKOMBINAN DNA DAN REPRODUKSI ( PEMBELAHAN SEL GAME TOGENESIS DAN SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>KATA PENGANTAR</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Makalah ini berisi beberapa informasi tentang <b><i>“ANALISIS DAN REKOMBINAN DNA DAN REPRODUKSI( PEMBELAHAN SEL GAMRTOGENESIR DAN SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA ”</i></b> yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. <span lang="FI">Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. </span>Amin.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span> </span><span> </span>Penyusun </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span> </span></div><div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="text-align: center;"><br />
</div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" style="text-align: center;"><b><span style="color: black;">BAB I</span></b></div><div align="center" style="text-align: center;"><b><span style="color: black;">PENDAHULUAN</span></b></div><span style="color: black;">a.Latar belakang</span><br />
<span style="color: black;">DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Friedrich_Miescher&action=edit&redlink=1" title="Friedrich Miescher (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Friedrich Miescher</span></a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tubingen" title="Tubingen"><span style="color: black;">Tubingen</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jerman" title="Jerman"><span style="color: black;">Jerman</span></a>, yang menamainya <i>nuclein</i> berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namun demikian, penelitian terhadap peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan ditemukannya postulat genetika <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel" title="Gregor Mendel"><span style="color: black;">Mendel</span></a>. DNA dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" title="Protein"><span style="color: black;">protein</span></a> dianggap dua molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Dua eksperimen pada dekade 40-an membuktikan fungsi DNA sebagai materi genetik. Dalam penelitian oleh </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oswald_Avery&action=edit&redlink=1" title="Oswald Avery (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Avery</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan rekan-rekannya, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-</span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transformasi&action=edit&redlink=1" title="Transformasi (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">transform</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Percobaan_Hershey-Chase" title="Percobaan Hershey-Chase"><span style="color: black;">Eksperimen</span></a> yang dilakukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Hershey" title="Alfred Hershey"><span style="color: black;">Hershey</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Martha_Chase&action=edit&redlink=1" title="Martha Chase (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Chase</span></a> membuktikan hal yang sama dengan menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencari_jejak_radioaktif&action=edit&redlink=1" title="Pencari jejak radioaktif (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">pencari jejak radioaktif</span></a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris"><span style="color: black;">bahasa Inggris</span></a>: </span><i><span lang="EN" style="color: black;">radioactive tracers</span></i><span style="color: black;">).</span><br />
<span style="color: black;">Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: bagaimanakah struktur DNA sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik? Persoalan ini dijawab oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Francis_Crick" title="Francis Crick"><span style="color: black;">Francis Crick</span></a> dan koleganya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/James_Watson" title="James Watson"><span style="color: black;">James Watson</span></a> berdasarkan hasil <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Difraksi" title="Difraksi"><span style="color: black;">difraksi</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sinar_X" title="Sinar X"><span style="color: black;">sinar X</span></a> pada DNA oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maurice_Wilkins" title="Maurice Wilkins"><span style="color: black;">Maurice Wilkins</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rosalind_Franklin" title="Rosalind Franklin"><span style="color: black;">Rosalind Franklin</span></a>.</span><br />
<span style="color: black;">Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick mendefinisikan DNA sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polimer" title="Polimer"><span style="color: black;">polimer</span></a> yang terdiri dari 4 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Basa" title="Basa"><span style="color: black;">basa</span></a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nukleat" title="Asam nukleat"><span style="color: black;">asam nukleat</span></a>, dua dari kelompok <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purina" title="Purina"><span style="color: black;">purina</span></a>:adenina dan guanina; dan dua lainnya dari kelompok <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pirimidina&action=edit&redlink=1" title="Pirimidina (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">pirimidina</span></a>:sitosina dan timina. Keempat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleobasa" title="Nukleobasa"><span style="color: black;">nukleobasa</span></a> tersebut terhubung dengan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glukosa_fosfat&action=edit&redlink=1" title="Glukosa fosfat (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">glukosa fosfat</span></a>.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat#cite_note-4"><span style="color: black;">[5]</span></a></sup></span><br />
<span style="color: black;">Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin menemukan bahwa molekul DNA berbentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Heliks" title="Heliks"><span style="color: black;">heliks</span></a> yang berputar setiap 3,4 nm, sedangkan jarak antar molekul nukleobasa adalah 0,34 nm, hingga dapat ditentukan bahwa terdapat 10 molekul nukleobasa pada setiap putaran DNA. Setelah diketahui bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diameter" title="Diameter"><span style="color: black;">diameter</span></a> heliks DNA sekitar 2 nm, baru diketahui bahwa DNA terdiri bukan dari 1 rantai, melainkan 2 rantai heliks.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nobel_Kedokteran" title="Nobel Kedokteran"><span lang="SV" style="color: black;">Nobel Kedokteran</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> pada 1962 atas penemuan ini. Franklin, karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat dianugerahi hadiah ini.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Konfirmasi akhir mekanisme </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Replikasi_DNA" title="Replikasi DNA"><span lang="SV" style="color: black;">replikasi DNA</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dilakukan lewat </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Percobaan_Meselson-Stahl" title="Percobaan Meselson-Stahl"><span lang="SV" style="color: black;">percobaan Meselson-Stahl</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> yang dilakukan tahun 1958.</span><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="color: black;">b.</span></b><b><span lang="SV">Tujuan</span></b><b><span lang="SV"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV">1. Tujuan Umum</span></b><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Untuk menambah pengetahuan tentang Analisis dan rekombinan DNA dan reproduksi ( pembelahan sel gametogenesir dan sistem reproduksi pada sistem reproduksi pada pria dan wanita</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV">2. Tujuan Khusus</span></b><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV">1.<span> </span>pengertian rekombinan DNA</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV">2.<span> </span>yang dimaksud reproduksi</span></div><span lang="SV"><span> </span>3.<span> </span>pengertian </span><span style="color: black;">Gametogenesis</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; text-align: center;"><b><span style="color: black;">BAB II</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; text-align: center;"><b><span style="color: black;">PEMBAHASAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"><span style="color: black; display: none;"><img border="0" height="18" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" width="18" /></span></div><b><span style="color: black;">Asam deoksiribonukleat</span></b><span style="color: black;">, lebih dikenal dengan <b>DNA</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris"><span style="color: black;">bahasa Inggris</span></a>: <b><i>d</i></b><i>eoxyribo<b>n</b>ucleic <b>a</b>cid</i>), adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nukleat" title="Asam nukleat"><span style="color: black;">asam nukleat</span></a> yang tergolong <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul" title="Biomolekul"><span style="color: black;">biomolekul</span></a> utama penyusun <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_kering&action=edit&redlink=1" title="Berat kering (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">berat kering</span></a> setiap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span style="color: black;">organisme</span></a>. </span><span lang="SV" style="color: black;">Di dalam </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29" title="Sel (biologi)"><span lang="SV" style="color: black;">sel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, DNA umumnya terletak di dalam </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inti_sel" title="Inti sel"><span lang="SV" style="color: black;">inti sel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Materi_genetik&action=edit&redlink=1" title="Materi genetik (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">materi genetik</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span lang="SV" style="color: black;">virus</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (dan virus tidak termasuk organisme) seperti </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/HIV" title="HIV"><span lang="SV" style="color: black;">HIV</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (Human Immunodeficiency Virus).</span><br />
<h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Karakteristik kimia</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:DNA_As_Structure_Formula_%28Indonesian%29.PNG"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img border="0" height="284" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image004.gif" width="400" /></span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: black;">Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenina dengan timina dan guanina dengan sitosina) yang membentuk DNA beruntai ganda.</span></div><span style="color: black;">DNA merupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polimer" title="Polimer"><span style="color: black;">polimer</span></a> yang terdiri dari tiga komponen utama,</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gugus_fungsional" title="Gugus fungsional"><span style="color: black;">gugus</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfat" title="Fosfat"><span style="color: black;">fosfat</span></a></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;">gula deoksiribosa</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;">basa nitrogen, yang terdiri dari:<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat#cite_note-0"><span style="color: black;">[1]</span></a></sup> </li>
<ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adenina" title="Adenina"><span style="color: black;">Adenina</span></a> (A)</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Guanina" title="Guanina"><span style="color: black;">Guanina</span></a> (G)</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sitosina" title="Sitosina"><span style="color: black;">Sitosina</span></a> (C)</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timina" title="Timina"><span style="color: black;">Timina</span></a> (T)</li>
</ul></ul><span style="color: black;">Sebuah unit <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monomer" title="Monomer"><span style="color: black;">monomer</span></a> DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleotida" title="Nukleotida"><span style="color: black;">nukleotida</span></a>, sehingga DNA tergolong sebagai <i>polinukleotida</i>.</span><br />
<span style="color: black;">Rantai DNA memiliki lebar 22-24 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/%C3%85ngstr%C3%B6m" title="Ångström"><span style="color: black;">Å</span></a>, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfat" title="Fosfat"><span lang="SV" style="color: black;">fosfat</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gula" title="Gula"><span lang="SV" style="color: black;">gula</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pentosa" title="Pentosa"><span lang="SV" style="color: black;">pentosa</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_fosfodiester&action=edit&redlink=1" title="Ikatan fosfodiester (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">ikatan fosfodiester</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ribosa" title="Ribosa"><span lang="SV" style="color: black;">ribosa</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Heliks" title="Heliks"><span lang="SV" style="color: black;">heliks ganda</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai <i>antiparalel</i>. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adenina" title="Adenina"><span lang="SV" style="color: black;">adenina</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (dilambangkan A), </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sitosina" title="Sitosina"><span lang="SV" style="color: black;">sitosina</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (C, dari <b><i>c</i></b><i>ytosine</i>), </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Guanina" title="Guanina"><span lang="SV" style="color: black;">guanina</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (G), dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timina" title="Timina"><span lang="SV" style="color: black;">timina</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan dengan sitosina. Segmen </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polipeptida" title="Polipeptida"><span lang="SV" style="color: black;">polipeptida</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dari </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA"><span lang="SV" style="color: black;">DNA</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> disebut </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gen" title="Gen"><span lang="SV" style="color: black;">gen</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, biasanya merupakan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul" title="Molekul"><span lang="SV" style="color: black;">molekul</span></a></span><span style="color: black;"> </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/RNA" title="RNA"><span lang="SV" style="color: black;">RNA</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. </span><br />
<h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Penggunaan DNA dalam teknologi</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">DNA dalam forensik</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ilmu_forensik&action=edit&redlink=1" title="Ilmu forensik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Ilmuwan forensik</span></a> dapat menggunakan DNA yang terletak dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Darah" title="Darah"><span style="color: black;">darah</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sperma" title="Sperma"><span style="color: black;">sperma</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit" title="Kulit"><span style="color: black;">kulit</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Liur" title="Liur"><span style="color: black;">liur</span></a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rambut" title="Rambut"><span style="color: black;">rambut</span></a> yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka, sebuah proses yang disebut <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fingerprinting_genetika&action=edit&redlink=1" title="Fingerprinting genetika (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">fingerprinting genetika</span></a> atau pemrofilan DNA (<i>DNA profiling</i>). </span><span lang="SV" style="color: black;">Dalam pemrofilan DNA panjang relatif dari bagian DNA yang berulang seperti </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Short_tandem_repeats" title="Short tandem repeats"><span lang="SV" style="color: black;">short tandem repeats</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minisatelit&action=edit&redlink=1" title="Minisatelit (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">minisatelit</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, dibandingkan. Pemrofilan DNA dikembangkan pada </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1984" title="1984"><span lang="SV" style="color: black;">1984</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> oleh genetikawan Inggris </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alec_Jeffreys&action=edit&redlink=1" title="Alec Jeffreys (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Alec Jeffreys</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dari </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Universitas_Leicester&action=edit&redlink=1" title="Universitas Leicester (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Universitas Leicester</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, dan pertama kali digunakan untuk mendakwa </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Colin_Pitchfork&action=edit&redlink=1" title="Colin Pitchfork (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Colin Pitchfork</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> pada </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988"><span lang="SV" style="color: black;">1988</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dalam kasus </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembunuhan_Enderby&action=edit&redlink=1" title="Pembunuhan Enderby (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">pembunuhan Enderby</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> di </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Leicestershire" title="Leicestershire"><span lang="SV" style="color: black;">Leicestershire</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris" title="Inggris"><span lang="SV" style="color: black;">Inggris</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari kejahatan tertentu untuk menyediakan sebuah contoh DNA untuk dimasukkan ke dalam <i>database</i> komputer. Hal ini telah membantu investigator menyelesaikan kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui dan hanya contoh DNA yang diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perkosaan" title="Perkosaan"><span lang="SV" style="color: black;">perkosaan</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> antar orang tak dikenal). </span><span style="color: black;">Metode ini adalah salah satu teknik paling tepercaya untuk mengidentifikasi seorang pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu sempurna, misalnya bila tidak ada DNA yang dapat diperoleh, atau bila tempat kejadian terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang.</span><br />
<br />
<br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">DNA dalam komputasi</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span style="color: black;">DNA memainkan peran penting dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_komputer" title="Ilmu komputer"><span style="color: black;">ilmu komputer</span></a>, baik sebagai masalah riset dan sebagai sebuah cara komputasi.</span><br />
<span style="color: black;">Riset dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma_pencarian_string" title="Algoritma pencarian string"><span style="color: black;">algoritma pencarian string</span></a>, yang menemukan kejadian dari urutan huruf di dalam urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA, dimana algoritma ini digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan yang besar. Dalam aplikasi lainnya seperti <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Editor_text&action=edit&redlink=1" title="Editor text (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">editor text</span></a>, bahkan algoritma sederhana untuk masalah ini biasanya mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan algoritma-algoritma ini untuk menunjukkan sifat kasus-mendekati-terburuk dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda.</span><br />
<span style="color: black;">Teori <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Database" title="Database"><span style="color: black;">database</span></a> juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk riset DNA disebut <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Database_genomik&action=edit&redlink=1" title="Database genomik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">database genomik</span></a>, dam harus menangani sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan dengan operasi pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan pencarian homologi.</span><br />
<div class="MsoNormal"><strong><span style="color: black;">Pengertian Teknologi DNA Rekombinan</span></strong><span style="color: black;"></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">Secara klasik analisis molekuler protein dan materi lainnya dari kebanyakan organisme ternyata sangat tidak mudah untuk dilakukan karena adanya kesulitan untuk memurnikannya dalam jumlah besar. Namun, sejak tahun 1970-an berkembang suatu teknologi yang dapat diterapkan sebagai pendekatan dalam mengatasi masalah tersebut melalui isolasi dan manipulasi terhadap gen yang bertanggung jawab atas ekspresi protein tertentu atau pembentukan suatu produk. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">Teknologi yang dikenal sebagai <strong>teknologi DNA rekombinan</strong>,<strong> </strong>atau<strong> </strong>dengan istilah yang lebih populer <strong>rekayasa genetika</strong>, ini melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula dikatakan sebagai <strong>kloning gen</strong>. Banyak definisi telah diberikan untuk mendeskripsikan pengertian teknologi DNA rekombinan. Salah satu di antaranya, yang mungkin paling representatif, menyebutkan bahwa teknologi DNA rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang.</span></div><div class="MsoNormal"><strong><span style="color: black;">Seleksi Transforman dan Seleksi Rekombinan</span></strong><span style="color: black;"></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA rekombinan, maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang membawa DNA rekombinan. Selanjutnya, di antara sel-sel transforman yang membawa DNA rekombinan masih harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: black;">Cara seleksi sel transforman akan diuraikan lebih rinci pada penjelasan tentang plasmid (lihat Bab XI). Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi dilakukan, yaitu (1) sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal, (2) sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal, dan (3) sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan. Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antara kemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.</span></div><div class="MsoNormal"><b><span style="color: black;">Reproduksi</span></b><span style="color: black;"></span></div><b><span lang="SV" style="color: black;">Reproduksi</span></b><span lang="SV" style="color: black;"> adalah suatu proses </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span lang="SV" style="color: black;">biologis</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> di mana individu </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span lang="SV" style="color: black;">organisme</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> baru diproduksi </span><sup><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi#cite_note-0"><span lang="SV" style="color: black;">[1]</span></a></span></sup><span lang="SV" style="color: black;">. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. </span><span style="color: black;">Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_seksual" title="Reproduksi seksual"><span style="color: black;">seksual</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reproduksi_aseksual&action=edit&redlink=1" title="Reproduksi aseksual (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">aseksual</span></a>.</span><br />
<span style="color: black;">Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri"><span style="color: black;">bakteri</span></a> menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan" title="Tumbuhan"><span style="color: black;">tumbuhan</span></a> juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.</span><br />
<b><span style="color: black;">Gametogenesis</span></b><span style="color: black;"></span><br />
<b><span style="color: black;">Gametogenesis</span></b><span style="color: black;"> adalah proses <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diploid" title="Diploid"><span style="color: black;">diploid</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Haploid" title="Haploid"><span style="color: black;">haploid</span></a> yang mengalami <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembelahan_sel&action=edit&redlink=1" title="Pembelahan sel (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">pembelahan sel</span></a> dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Siklus_hidup_biologis&action=edit&redlink=1" title="Siklus hidup biologis (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">siklus hidup biologis</span></a> organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meiosis" title="Meiosis"><span style="color: black;">meiosis</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gametosit&action=edit&redlink=1" title="Gametosit (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">gametosit</span></a> diploid menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis" title="Mitosis"><span style="color: black;">mitosis</span></a> sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gametofit&action=edit&redlink=1" title="Gametofit (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">gametofit</span></a>. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora.</span><br />
<span style="color: black;">Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis merupakan pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel kelamin betina (inti sel telur/ovum). Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel mitosis dan meiosis.</span><br />
<b><span style="color: black;">Definisi:</span></b><span style="color: black;"><br />
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet.<br />
Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik oleh kombinasi kromosom.<br />
Pada pria : 46XY (sering disebut juga 44+XY)<br />
Pada wanita : 46XX (sering disebut juga 44+XX)<br />
<br />
<b>Sel-sel gamet </b><br />
Sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan selanjutnya. Disebut juga sel benih.<br />
Pada pria : sel sperma<br />
Pada wanita : sel telur / ovum<br />
<br />
<b>Gametogenesis </b><br />
Proses pembentukan, pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet yang siap berperan dalam proses reproduksi<br />
<br />
Pada pria : spermatogenesis - spermiogenesis<br />
Pada wanita : oogenesis<br />
<br />
<b>Pembelahan Sel</b><br />
<br />
Tujuan pembelahan sel-sel :<br />
1. mitosis : proses regenerasi sel<br />
2. miosis : proses pengurangan kromosom<br />
<br />
<b>Mitosis</b><br />
• Kromosom melakukan replikasi DNA (2n-4n)<br />
• Stadium : profase - prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan sentromer.<br />
</span><span lang="SV" style="color: black;">• Jumlah akhir kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak = kromosom sel induk = 2n = 46.<br />
<br />
Gambar pembelahan mitosis<br />
</span><span style="color: black;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_61z7Sbyj2SY/S2Rw1aYGkgI/AAAAAAAAAiw/izXL_KXRado/s1600-h/gametogenesis1.png"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img alt="gambar_pembelahan_mitosis" border="0" height="82" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image006.gif" width="400" /></span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"><br />
<br />
<b>Miosis </b><br />
Pembelahan miosis pertama :<br />
• Replikasi DNA kromosom (2n-4n).<br />
• Membentuk pasangan homolog.<br />
• Kemudian mengadakan cross-over kromatid.<br />
• Pemisahan membentuk kiasma<br />
• Terjadi pertukaran gen interkromosom homolog.<br />
• Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama : kromosom sel anak = kromosom sel induk = 2n = 23 ganda. <br />
<br />
<br />
</span><br />
<br />
<span style="position: relative; z-index: -1;"><span style="height: 173px; left: 204px; position: absolute; top: -29px; width: 264px;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_61z7Sbyj2SY/S2RyI51mBNI/AAAAAAAAAjA/IZ_xBN-NO6Q/s1600-h/gametogenesis2.png"><img alt="gambar_pembelahan_miosis" border="0" height="173" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image008.gif" width="264" /></a></span></span><span lang="SV" style="color: black;"><span> </span><span> </span></span><span style="color: black;">Gambar <span> </span></span><br />
<span style="color: black;"><span> </span>Pembelahan </span><br />
<span style="color: black;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>miosis<br />
<b>Pembelahan miosis kedua :</b><br />
<br />
• Nonreplikasi.<br />
• Pembelahan pada sentromer.<br />
• Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis kedua : kromosom sel anak = ½ kromosom sel induk = n = 23 tunggal<br />
<br />
</span><br />
<div class="MsoNormal"><b>Sistem Reproduksi Wanita</b><br />
<br />
<br />
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.<br />
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.<br />
<br />
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:<br />
# Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur<br />
# Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan<br />
# Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin<br />
# Vagina, merupakan jalan lahir.<br />
<br />
<br />
<b>Alat reproduksi wanita</b><br />
<br />
ORGAN KELAMIN LUAR<br />
<br />
Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.<br />
<span lang="SV">Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.<br />
<br />
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.<br />
Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin.<br />
Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.<br />
<br />
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).<br />
Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria).<br />
Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.<br />
<br />
Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.<br />
Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.<br />
Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.<br />
<br />
Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).<br />
Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.<br />
<br />
<br />
<b>ORGAN KELAMIN DALAM</b><br />
<br />
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).<br />
</span>Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. <span lang="SV">Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.<br />
<br />
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina.<br />
Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.<br />
<br />
Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina.<br />
Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.<br />
Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.<br />
Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.<br />
<br />
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).<br />
Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.<br />
<br />
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.<br />
Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.<br />
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.<br />
<br />
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal.<br />
Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi.<br />
<br />
Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.<br />
Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.<br />
Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.<br />
<br />
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba.<br />
Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah.<br />
Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim.<br />
Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.<br />
<br />
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.<br />
Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.<br />
Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV"><br />
<br />
Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya.<br />
Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut. <br />
<br />
<span style="color: black;"></span></span></div><h2><span style="color: black; font-size: 12pt;">Sistem Reproduksi Pria</span></h2><h2><span lang="SV" style="color: black; font-size: 12pt; font-weight: normal;"><br />
DEFINISI<br />
<br />
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).<br />
Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.<br />
<br />
</span></h2><h2><span lang="SV" style="color: black; font-size: 12pt; font-weight: normal;"><br />
Anatomi sistem reproduksi pria<br />
<br />
Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis.<br />
Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.<br />
<br />
<br />
STRUKTUR<br />
<br />
Penis terdiri dari:<br />
- Akar (menempel pada didnding perut)<br />
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)<br />
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).<br />
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.<br />
Dasar glans penis disebut korona.<br />
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.<br />
<br />
Sirkumsisi<br />
<br />
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:<br />
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan<br />
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.<br />
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).<br />
<br />
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.<br />
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.<br />
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).<br />
<br />
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.<br />
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).<br />
<br />
Anatomi sistem reproduksi pria<br />
<br />
Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.<br />
Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma.<br />
<br />
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.<br />
Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.<br />
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.<br />
<br />
Jalur sperma<br />
<br />
Uretra berfungsi 2 fungsi:<br />
# Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih<br />
# Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.<br />
<br />
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra.<br />
Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.<br />
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.<br />
<br />
<br />
FUNGSI<br />
<br />
Selama melakukan hubungan seksual, penis menjadi kaku dan tegak sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina)<br />
Ereksi terjadi akibat interaksi yang rumit dari sitem saraf, pembuluh darah, hormon dan psikis.<br />
Rangsang yang menyenangkan menyebabkan suatu reaksi di otak, yang kemudian mengirimkan sinyalnya melalui korda spinalis ke penis.<br />
Arteri yang membawa darah ke korpus kavernosus dan korpus spongiosum memberikan respon, yaitu berdilatasi (melebar). Arteri yang melebar menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah erektil ini, sehingga daerah erektil terisi darah dan melebar.<br />
Otot-otot di sekitar vena yang dalam keadaan normal mengalirkan darah dari penis, akan memperlambat aliran darahnya.<br />
Tekanan darah yang meningkat di dalam penis menyebabkan panjang dan diameter penis bertambah.<br />
<br />
Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis.<br />
Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan prostat. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra.<br />
Selanjutnya kontraksi otot di sekeliling urretra akan mendorong semen keluar dari penis.<br />
Leher kandung kemih juga berkonstriksi agar semen tidak mengalir kembali ke dalam kandung kemih.<br />
<br />
Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur.<br />
Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: black;"></span></span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">BAB III</span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">PENUTUP</span></h2><h2><span style="font-size: 12pt;">KESIMPULAN</span></h2><b><span style="color: black;">a. Asam deoksiribonukleat</span></b><span style="color: black;">, lebih dikenal dengan <b>DNA</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris"><span style="color: black;">bahasa Inggris</span></a>: <b><i>d</i></b><i>eoxyribo<b>n</b>ucleic <b>a</b>cid</i>), adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nukleat" title="Asam nukleat"><span style="color: black;">asam nukleat</span></a> yang tergolong <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul" title="Biomolekul"><span style="color: black;">biomolekul</span></a> utama penyusun <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_kering&action=edit&redlink=1" title="Berat kering (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">berat kering</span></a> setiap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span style="color: black;">organisme</span></a>. </span><span lang="SV" style="color: black;">Di dalam </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29" title="Sel (biologi)"><span lang="SV" style="color: black;">sel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, DNA umumnya terletak di dalam </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inti_sel" title="Inti sel"><span lang="SV" style="color: black;">inti sel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Materi_genetik&action=edit&redlink=1" title="Materi genetik (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">materi genetik</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span lang="SV" style="color: black;">virus</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (dan virus tidak termasuk organisme) seperti </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/HIV" title="HIV"><span lang="SV" style="color: black;">HIV</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (Human Immunodeficiency Virus).</span><br />
<h2><span lang="SV" style="font-size: 12pt; font-weight: normal;"> </span></h2><b><span lang="SV" style="color: black;">b. Reproduksi</span></b><span lang="SV" style="color: black;"> adalah suatu proses </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span lang="SV" style="color: black;">biologis</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> di mana individu </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span lang="SV" style="color: black;">organisme</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> baru diproduksi </span><sup><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi#cite_note-0"><span lang="SV" style="color: black;">[1]</span></a></span></sup><span lang="SV" style="color: black;">. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. </span><span style="color: black;">Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_seksual" title="Reproduksi seksual"><span style="color: black;">seksual</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reproduksi_aseksual&action=edit&redlink=1" title="Reproduksi aseksual (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">aseksual</span></a>.</span><br />
<span style="color: black;">Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri"><span style="color: black;">bakteri</span></a> menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan" title="Tumbuhan"><span style="color: black;">tumbuhan</span></a> juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.</span><br />
<b><span style="color: black;">c.Gametogenesis</span></b><span style="color: black;"> adalah proses <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diploid" title="Diploid"><span style="color: black;">diploid</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Haploid" title="Haploid"><span style="color: black;">haploid</span></a> yang mengalami <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembelahan_sel&action=edit&redlink=1" title="Pembelahan sel (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">pembelahan sel</span></a> dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Siklus_hidup_biologis&action=edit&redlink=1" title="Siklus hidup biologis (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">siklus hidup biologis</span></a> organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meiosis" title="Meiosis"><span style="color: black;">meiosis</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gametosit&action=edit&redlink=1" title="Gametosit (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">gametosit</span></a> diploid menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis" title="Mitosis"><span style="color: black;">mitosis</span></a> sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gametofit&action=edit&redlink=1" title="Gametofit (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">gametofit</span></a>. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora.</span><br />
<h2 align="center" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2><span style="font-size: 12pt;"> </span></h2><h2 align="center" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"><br />
<br />
<span class="mw-headline"><span style="color: black;">DAFTAR PUSTAKA</span></span><span style="color: black;"></span></span></h2><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span> </span><b><span lang="EN">(en)</span></b><span lang="EN"> </span><cite><span style="font-style: normal;"><a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=mboc4&part=A2"><span style="color: black;">All Cells Replicate Their Hereditary Information by Templated Polymerization</span></a>. </span>Bruce Alberts, et al.</cite><cite><span style="font-style: normal;">. Diakses pada 19 Maret 2010</span></cite></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><cite><span style="font-style: normal;">Mandelkern M, Elias J, Eden D, Crothers D (1981). "The dimensions of DNA in solution". </span>J Mol Biol</cite><cite><span style="font-style: normal;"> <b>152</b> (1): 153-61. <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7338906?dopt=Abstract"><span style="color: black;">PMID 7338906</span></a>.</span></cite></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><cite><span style="font-style: normal;">Gregory S, </span>et. al.</cite><cite><span style="font-style: normal;"> (2006). "The DNA sequence and biological annotation of human chromosome 1". </span>Nature</cite><cite><span style="font-style: normal;"> <b>441</b> (7091): 315-21. <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16710414?dopt=Abstract"><span style="color: black;">PMID 16710414</span></a>.</span></cite></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><span> </span><b><span lang="EN">(en)</span></b><span class="citationbook">Geoffrey M. Cooper (2000). <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A2886&rendertype=def-item&id=A3080"><i><span style="color: black;">The Cell - A Molecular Approach</span></i></a> (edisi ke-2). Sunderland (MA): Sinauer Associates. hlm. Gene. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Number" title="International Standard Book Number"><span style="color: black;">ISBN</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Sumber_buku/0-87893-106-6" title="Istimewa:Sumber buku/0-87893-106-6"><span style="color: black;">0-87893-106-6</span></a></span><span class="printonly">. <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A2886&rendertype=def-item&id=A3080"><span style="color: black;">http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A2886&rendertype=def-item&id=A3080</span></a></span><span class="reference-accessdate">. Diakses pada 2010-08-12</span><span class="citationbook">.</span><span class="z3988"><span style="display: none;"> </span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><span> </span><b><span lang="EN">(en)</span></b><span class="citationbook">Geoffrey M. Cooper (2000). <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A417"><i><span style="color: black;">The Cell - A Molecular Approach</span></i></a> (edisi ke-2). Sunderland (MA): Sinauer Associates. hlm. Heredity, Genes, and DNA. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Number" title="International Standard Book Number"><span style="color: black;">ISBN</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Sumber_buku/0-87893-106-6" title="Istimewa:Sumber buku/0-87893-106-6"><span style="color: black;">0-87893-106-6</span></a></span><span class="printonly">. <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A417"><span style="color: black;">http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A417</span></a></span><span class="reference-accessdate">. Diakses pada 2010-08-12</span><span class="citationbook">.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;">sumber : <a href="http://www.medicastore.com/" target="_blank"><span style="color: black;">Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m</span></a></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-5184350689467415062010-10-10T20:55:00.001-07:002010-10-10T20:55:32.592-07:00TUGAS MAKALAH PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata</span><span style="font-family: Arial;">΄</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul <b><i>“paradigma asuhan kebidanan</i></b>”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas<span> </span>kuliah <br />
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.<br />
<br />
<br />
<br />
<span> </span></span><span style="font-family: Arial;">Penyusun</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">BAB I</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">A. Latar Belakang </span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Paradigma Kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan.</span><br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Wanita</span></li>
</ol><span style="font-family: Arial;">Wanita /manusia adalah mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalamkeluarga. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.</span><br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Lingkungan</span></li>
</ol><span style="font-family: Arial;">Lingkungan merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psiko sosial meliputi keluarga, kelompok, komuniti maupun masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok yang paling penting dan kompoleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan unit dari komuniti.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Keluarga mencakup sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Keluarga dapat nmenunjang kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada ibu yang sedang hamil, melahirkan dan nifas. Keadaan sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan ibu hamil, melahirkan dan nifas</span><br />
<br />
<br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Perilaku</span></li>
</ol><span style="font-family: Arial;">Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahua sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat menyeluruh (holistik).</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilan, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan. Demikian pula ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.</span><br />
<span lang="ES" style="font-family: Arial;">Adapun perilaku propesional dari bidan mencakup ;</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri</span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Menggunakan keterampilan komunikasi</span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan</span></li>
</ul><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Pelayanan Kebidanan</span></li>
</ol><span style="font-family: Arial;">Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :</span><br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.</span></li>
</ol><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Keturunan</span></li>
</ol><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas.</span><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial;">Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses yang fisologis namun bila ditangani secara tidak akurat , keadaan fisologis akan menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya. Oleh karena itu layanan praperkawinan, kehamilan, kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">B. Tujuan</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Tujuan Umum</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Untuk menambah pengetahuan tentang paradigma asuhan kebidanan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Tujuan Khusus</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Pengertian paradigma,</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. komponen paradigma kebidanan,</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. hubungan antara paradigma,falsafah,mode teori dan konsep </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">BAB II</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">PEMBAHASAN</span></b></div><h3><a href="" name="7906477434220635486"></a><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 12pt;"><a href="http://bidanshop.blogspot.com/2010/05/paradigma-asuhan-kebidanan.html"><span lang="SV" style="color: black; text-decoration: none;">PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial; font-size: 12pt;"></span></h3><b><i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">PENGERTIAN</span></i></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
1. Suatu cara pandang dalam memberikan pelayanan kebidanan.<br />
2. Paradigma asuhan kebidanan adalah berupa pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan, layanan kesehatan dan kebidanan.<br />
<br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>Komponen Paradigma</i></b> </span><b><i><br />
<span class="fullpost1">MANUSIA</span></i></b><br />
<span class="fullpost1">a. Adalah makhluk Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual serta unik dan utuh.</span><br />
<span class="fullpost1">b. Punya Siklus tumbuh dan berkembang</span><br />
<span class="fullpost1">c. Punya kemampuan untuk mengatasi perubahan dunia (kemampuan dari lahir atau belajar dari lingkungan).</span><br />
<span class="fullpost1">d. Cenderung mempertahankan keseimbangan Homeostasis.</span><br />
<span class="fullpost1">e. Cenderung beradaptasi dengan lingkungan</span><br />
<span class="fullpost1">f. Memenuhi kebutuhan melalui serangkaian peristiwa belajar</span><br />
<span class="fullpost1">g. Mempunyai kapasitas berfikir, belajar merasionalisasi, berkomunikasi dan mengembangkan budaya serta nilai-nilai.</span><br />
<span class="fullpost1">h. Mampu berjuang untuk mencapai tujuan.</span><br />
<span class="fullpost1">i. Terdiri dari pria dan wanita.</span><br />
<span class="fullpost1">j. Keluarga</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>Peran wanita di dalam keluarga</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">a. Sebagai Pendamping</span><br />
<span class="fullpost1">b. Sebagai Pengelola</span><br />
<span class="fullpost1">c. Sebagai Pencari Nafkah</span><br />
<span class="fullpost1">d. Sebagai Penerus Generasi</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>Peran bidan untuk individu dan masyarakat</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">a. Menolong individu mengatasi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.</span><br />
<span class="fullpost1">b. Membawa perubahan tingkah laku yang positif</span><br />
<span class="fullpost1">c. Merencanakan perawatan yang bersifat individual.</span><br />
<span class="fullpost1">d. mengetahui budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat</span><br />
<span class="fullpost1">e. Menerapkan Pendektan komprehensif</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>LINGKUNGAN</i></b></span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>a. Semua yang</i></b> ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya.</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>b. Adalah organisasi</i></b> biologis yang meliputi semua organisme yang berada dalam wilayah tertentu yang berinteraksi dengan lingkungan fisik.</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>c. Lingkungan</i></b> menjadi persyaratan yang penting agar kesehatan ibu dapat terjaga</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>d. Penyesuaian</i></b> ibu terhadap lingkungan sekitarnya serta tempat tinggal yang memadai juga menunjang kesehatan ibu.</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>e. Lingkungan Fisik </i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• Terdiri dari semua benda-benda mati yang berada disekitar kita.</span><br />
<span class="fullpost1">• Wanita merupakan bagian dari keluarga serta unit dari komuniti</span><br />
<span class="fullpost1">• Keluarga bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>f. Budaya </i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• Meliputi sosial-ekonomi, pendidikan, kebudayaan.</span><br />
<span class="fullpost1">• Lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan bumil, bulin dan bufas.</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>g. Psikososial </i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• Ibu sebagai wanita terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, dan masyarakat</span><br />
<span class="fullpost1">• Keberadaan wanita yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan karena wanita mempunyai 5 peran yang sangat penting dalam keluarga.</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>h. Biologis </i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• Meliputi genetika, biomedik dan maturistik</span><br />
<span class="fullpost1">• Manusia merupakan susunan sistem organ tubuh yang mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya.</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>KESEHATAN</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">a. Terdapat “PERILAKU”, yaitu : hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dgn lingkungan nya.</span><br />
<span class="fullpost1">b. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.</span><br />
<span class="fullpost1">c. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan proses, yaitu proses adaptasi individu yang tidak hanya tehadap fisik tetapi juga terhadap lingkungan sosial.</span><br />
<span class="fullpost1">d. Wujud : dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>Karakteristik Sehat</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia</span><br />
<span class="fullpost1">• Memandang sehat dalam konteks eksternal & internal.</span><br />
<span class="fullpost1">• Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>PERILAKU</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>Perilaku Sehat</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwjud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku manusia bersifat holistik atau menyeluruh.</span><br />
<span class="fullpost1">• Ibu yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman serta selalu melakukan hubungan atau interaksi dengan lingkungannya maka akan mendapat informasi dalam menjaga kesehatannya.</span><br />
<span class="fullpost1">perilaku propesional dari bidan mencakup ;</span><br />
<span class="fullpost1">• Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal</span><br />
<span class="fullpost1">• Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya</span><br />
<span class="fullpost1">• Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala</span><br />
<span class="fullpost1">• Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi</span><br />
<span class="fullpost1">• Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan</span><br />
<span class="fullpost1">• Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak</span><br />
<span class="fullpost1">• Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri</span><br />
<span class="fullpost1">• Menggunakan keterampilan komunikasi</span><br />
<span class="fullpost1">• Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga</span><br />
<span class="fullpost1">• Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>KEBIDANAN</i></b></span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>a. Pelayanan Kebidanan terbagi menjadi 3 jenis :</i></b></span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>• Layanan kebidanan Primer</i></b> ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>• Layanan kebidanan Kolaborasi </i></b>adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.</span><br />
<span class="fullpost1"><b><i>• Layanan kebidanan Rujukan</i></b> adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>b. Batang Keilmuan Kebidanan terdiri dari beberapa yaitu :</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• Ilmu Kedokteran</span><br />
<span class="fullpost1">• Ilmu Keperawatan</span><br />
<span class="fullpost1">• Ilmu Kesehatan Masyarakat</span><br />
<span class="fullpost1">• Ilmu Sosial</span><br />
<span class="fullpost1">• Ilmu Budaya</span><br />
<span class="fullpost1">• Ilmu Psikologi</span><br />
<span class="fullpost1">• Ilmu Manajemen</span><br />
<br />
<span class="fullpost1"><b><i>c. Pelayanan Kebidanan :</i></b></span><br />
<span class="fullpost1">• seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan.</span><br />
<span class="fullpost1">• Tujuan meningkatkan KIA dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.</span></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" style="text-align: center;"><span class="fullpost1"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">BAB III</span></b></span></div><div align="center" style="text-align: center;"><span class="fullpost1"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">PENUTUP</span></b></span></div><br />
<span class="fullpost1"><b><i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kesimpulan </span></i></b></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
<span class="fullpost1">a. orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.</span><br />
<span class="fullpost1">b. orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.</span><br />
<span class="fullpost1">c. manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.</span><br />
<span class="fullpost1">d. lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.</span><br />
<span class="fullpost1">e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengetaui bagaimana diri sendiri.</span><br />
<span class="fullpost1">f. dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita.</span><br />
<span class="fullpost1">g. sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.</span><br />
<span class="fullpost1">h. interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan bidan dengan wanita.</span><br />
<span class="fullpost1">i. bidan – pasien saling membutuhkan.</span><br />
<span class="fullpost1">j. bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik, menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam interaksi bidan – pasien dan dalam bekerja dengan teman-teman dan tim kesehatan lain.</span><br />
<br />
</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" style="text-align: center;"><span class="fullpost1"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></span></div><i><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
<span class="fullpost1">a. Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007</span></span></i><span class="fullpost1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> </span></span><i><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
<span class="fullpost1">b. Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.</span></span></i><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
<span class="fullpost1"><i>c. Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan Cetakan ke-III Jakarta: PP IBI.2004</i> </span><i><br />
<span class="fullpost1">d. Depkes RI Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. </span></i></span><span class="fullpost1"><i><span style="font-family: Arial;">Konsep kebidanan,Jakarta.1995</span></i></span><i><span style="font-family: Arial;"><br />
<span class="fullpost1">bidanshop</span></span></i><span style="font-family: Arial;"></span><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-74267716339577514522010-10-10T20:53:00.000-07:002010-10-10T20:53:09.848-07:00TUGAS MAKALAH TAKSONOMI NOMENKLATUR<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1029"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: Arial;"><br />
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul <b><i>“TAKSONOMI NOMENKLATUR </i></b>”. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas<span> </span>kuliah <br />
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.<br />
<br />
<br />
<br />
<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></span><span style="font-family: Arial;">Penyusun</span></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">BAB I</span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></b></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;"><br />
</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;">A. Latar belakang<br />
Makluk hidup dalam garis besarnya dibagi 2 (dua) golongan besar yaitu: flora (dunia tumbuhan dan fauna (dunia hewan). Makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang disebut mikroorganisme Masing-masing mikroorganisme itu dibagi dalam: phylum, kelas, ordo, family, genus, dan spesies. Sehingga semua itu diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.<br />
Dalam mikroorganisme untuk menetapkan suatu sistem klasifikasi yang mencerminkan dengan semua persamaan dan perbedaannya dinamakan taksonomi. Kegiatan di dalam penyusunan taksonomi mikroorganisme adalah pengklasifikasian, penamaan dan pengidentifikasi yang kesemuanya disebut dengan sistematika mikroba. <br />
Sistem klasifikasi mikroba (bakteri, jamur, virus) didasarkan pada hierarki taksonomi atau penamaan kelompok atau kategori yang menempatkan spesies pada satu ujung dunia dan di ujung dunia lainnya, dalam urutan: spesies - genus - famili ordo - kelas - filum atau divisi - dunia. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Mikroorganisme, sebagaimana bentuk-bentuk kehidupan yang lain, diberi nama menurut nomenklatur sistem biner. <br />
Klasifikasi bakteri menurut Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology pada umumnya diterima secara internasional. Manual ini direvisi secara berkala untuk memanfaatkan pengetahuan baru melalui penelitian dengan mikroorganisme dan melalui teknik-teknik baru untuk menganilisis data yang diperoleh. Bergey’s Manual edisi kedelapan yang sekarang ini, membagi semua bakteri menjadi 19 bagian (kelompok), dan masing-masing dicirikan oleh sifat-sifat morfologi atau metabolik yang nyata. Tekanan diberikan pada pengelompokan bakteri yang memiliki ciri-ciri umum dan mudah dikenali. Tidak ada usaha untuk mengatur penempatan mikroorganisme yang mencerminkan skema suatu perkembangan evolusi, sebagaimana dilakukan pada edisi-edisi sebelumnya. Alasannya ialah karena dalam banyak hal pengetahuan kita mengenai mikroorganisme belum lengkap.<br />
Menyusun sistematik dalam dunia mikroorganisme bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesulitan pertama yang kita hadapi ialah menentukan apakah mikroba itu golongan hewan atau golongan tumbuhan. Setelah Leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme, sarjana zoologi seperti Muller (1773) dan Erlenberg (1838) menggolongkan bakteri pada protozoa. Baru pada tahun 1872, Cohn sarjana boatni bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia lebih condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme) pada tumbuhan. Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan secara berangsur-angsur sampai sekarang.<br />
Banyak kesulitan dalam mengklasifikasikan mikroorganisme. Misalnya dalam klasifikasi dari bakteri. Kriteria dalam klasifikasi berbeda dengan mengklasifikasikan tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat tinggi yang didasarkan terutama pada sifat-sifat morfologisnya. Tetapi hal ini sulit dilaksanakan pada bakteri, sehingga klasifikasi bakteri didasarkan sebagian pada sifat-sifat morfologi dan sifat-sifat fisiologi termasuk imunologi.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"><span> </span></span><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;"><br />
B. Tujuan<br />
1.Untuk menyelesaikan tugas kelompok oleh dosen <br />
2. Untuk mengetahui permasalahan dalam pengklasifikasian mikroba.<br />
</span><span style="color: black; font-family: Arial;">3. Agar supaya dapat memahami keragaman organisme.</span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">BAB II</span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">PEMBAHASAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Nomenklatur</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Nomenklatur merupakan metode penamaan yang diperlukan dalam klasifikasi. Nomenklatur digunakan untuk memberi nama suatu kelompok organisme tertentu. Nomenklatur bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar ilmuwan biologi mengenai jenis makhluk hidup. Sistem nama ini diciptakan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753. Nomenklatur merupakan bahasa Latin <i>nomen</i>, yang artinya nama. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Pemberian nama kelas, bangsa, dan family</span></b><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Nama Kelas biasanya berakhiran –acea</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Nama Ordo biasanya berakhiran –ales</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Nama Familia biasa berakhiran –aceae</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Pemberian nama genus dan spesies</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Di dalam penamaan tidak ada penggolongan prokariotik, tetapi nama yang diberikan pada prokariotik diatur dalam Kode Internasional tata nama Bakteri (International Code of Nomenclature of Bacteria). Bakteri juga menggunakan sistem pemberian nama binomial (binomial name) yang diajukan Carolus Linnaeus, ilmuwan Swedia kelahiran 23 Mei 1707, sedangkan untuk tanaman pada tahun 1753. Sistem penamaan nama ini dikenal dengan sebutan “Binomial nomenclatur” yaitu merupakan sistem tata nama terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pertama sebagai nama genus dan bagian kedua sebagai penunjuk spesies (epitheton specificum). </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Nama genus dimulai dengan huruf besar dan penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil. Misalnya <i>Streptococcus pneumoniae</i>. Nama genus dapat memberi keterangan mengenai genus tersebut.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Nama bakteri dapat berasal dari kata baru yang disesuaikan dengan bahasa Latin atau nama seseorang (penyelidik) yang dilatinkan.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Contoh :</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Bentuk—————– Bacillus : batang</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Clostridium : spindle, pintalan yang halus</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Micrococcus : butir kecil</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Nama Penyelidik—– Erwinia : dari nama Erwin</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Pasteurella : dari nama Pasteur</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Salmonella : dari nama Salmon</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Brucella : dari nama Bruce</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Clostridium Welchii : ditemukan oleh Welch</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Nama ilmiah (scientific name) pada kehidupan sehari-hari yang lebih banyak dipakai adalah :</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>ü<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Sifilis : <i>Treponema pallidum</i> </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>ü<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Lepra : <i>Mycobacterium leprae</i> </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>ü<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Koch, TBC : <i>Mycobacterium tuberculosis</i> </span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Spesies adalah suatu suatu mikroorganisme yang sudah tertentu. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Spesies bakteri ditentukan oleh :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Sifat-sifat struktural yang terdiri dari bentuk, besar, cara pergerakan, reaksi terhadap pewarnaan gram serta pertumbuhan makroskopik (sifat-sifat koloni).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Sifat-sifat biokimia dan kebutuhan akan nutrisi, produk-produk akhir metaboisme, susunan biokimiawi komponen sel dan metabolit-metabolitnya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Sifat-sifat fisiologisnya terhadap oksigen, temperatur, PH, dan repon terhadap zat-zat anti bakteri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Sifat ekologi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Komposisi basa DNA, homologi dan sifat-sifat genetik.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Contoh :</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Kingdom : Procaryotae</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Subkingdom : Eubacteria</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Divisio : Cyanobacteria</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Subdivisio : Bacteria</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Kelas : Actinomycetacea</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Ordo : Actinomycetales</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Familia<i> </i>:<i> Mycobacteriaceae</i></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Genus<i> </i>:<i> Mycobacterium</i></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Spesies :<i> Mycobacterium tuberculosis</i></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Mycobacterium lepre</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Mycobacterium bovis</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Mycobacterium phlei</span></i></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">IDENTIFIKASI</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> </span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Identifikasi bakteri meliputi isolasi, koloni, mikroskopik, ciri biokimia dan kepekaan bakteri terhadap antibiotika.</span></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Isolasi</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> </span></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">1. Sumber contoh</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Istilah sumber contoh sebenarnya lebih umum disebut sebagai bahan pemeriksaan yakni suatu sampel tempat hidup bakteri yang akan diisolasi. Bahan pemeriksaan berbeda-beda untuk setiap jenis bakteri. Misalnya, bahan untuk pemeriksaan bakteri <i>Staphillococcus aureus </i>dapat diperoleh dengan cara<i> swabbing</i> atau langsung dari darah, pus, sputum atau likuor serebrospinalis, sedangkan bahan pemeriksaan <i>Streptococcus pyogenes</i> dengan cara <i>swabbing</i> dari hidung atau tenggorokan, atau langsung dari darah, pus, sputum, likuor serebrospinalis, eksudat, dan urin.</span></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">2. Cara pertumbuhan bakteri</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri serta mikroorganisme lain dan biasanya mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total massa sel) dan bukan perubahan individu organisme. Inokulum hampir selalu mengandung ribuan organisme, yaitu pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa melebihi yang ada di dalam inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan seimbang (<i>balanced growth</i>) yang akan diuraikan kemudian, pertambahan massa bakteri berbanding lurus (proporsional) dengan pertambahan komponen selular yang lain seperti DNA, RNA, dan protein, sehingga muncullah berbagai cara untuk mengembangkan pengukuran bagi pertumbuhan bakteri. </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Ciri khas reproduksi bakteri adalah pembelahan biner melintang; satu sel membelah diri menghasilkan dua sel. Jadi bila kita mulai dengan satu bakteri tunggal, maka populasi bertambah secara geometrik:</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">1-> 2-> 2<sup>2</sup>-> 2<sup>3</sup>->…-> 2<sup>n </sup>atau dengan hitungan sederhana:<sup> </sup>1-> 2-> 4-> 8-> …</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Dalam hal ini, 2<sup>n </sup>merupakan jumlah maksimum sel yang pada akhirnya dicapai di dalam populasi. Selang waktu yang diperlukan bagi sel untuk membelah diri atau untuk populasi menjadi dua kali lipat dikenal sebagai waktu generasi. Tidak semua spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang sama. Waktu generasi untuk suatu spesies bakteri tertentu juga tidak sama pada segala kondisi. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Waktu generasi sangat bergantung pada cukup tidaknya nutrien di dalam medium serta pada sesuai tidaknya kondisi fisik. </span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Waktu generasi bakteri dapat ditentukan dengan pemeriksaan mikroskopik langsung. Tetapi metode yang lebih praktis dan umum ialah menginokulasi suatu medium dengan bakteri dalam jumlah yang diketahui, membiarkan mereka tumbuh pada kondisi optimum, dan menentukan poulasi pada interval waktu tertentu secara berkala. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Data percobaan yang dibutuhkan untuk menghitung waktu generasi ialah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Courier New";"><span>o<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Jumlah bakteri yang ada pada mulanya, yaitu di dalam inokulum</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Courier New";"><span>o<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Jumlah bakteri yang ada pada waktu tertentu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Courier New";"><span>o<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Interval waktu</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Pertumbuhan bakteri pada umumnya ditandai dengan empat fase yang khas, yakni periode awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan (<i>fase lamban</i> atau <i>lag phase</i>) diikuti leh suatu periode pertumbuhan yang cepat (<i>fase log</i>), kemudian mendatar (<i>fase statis </i>atau <i>stationary phase</i>), dan akhirnya diikuti oleh suau penurunan polpulasi sel-sel hidup (<i>fase kematian </i>atau <i>penurunan</i>). Di antara setiap fase ini ada suatu periode peralihan yang menunjukkan lamanya waktu sebelum semua sel memasuki fase yang baru. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Ciri-ciri tambahan ang berkaitan dengan keempat fase pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. </span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border: 1.5pt outset; width: 589px;"><tbody>
<tr style="height: 11.25pt;"> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt; width: 24%;" valign="top" width="24%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="" name="table02"></a><span style="color: black; font-family: Arial;">Fase Pertumbuhan</span></div></td> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt; width: 75%;" valign="top" width="75%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Ciri</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.25pt;"> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lamban (lag)</span></div></td> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Tidak ada pertambahan populasi </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sel mengalami perubahan dalam komposisi kimiawi dan bertambah ukurannya; substansi intraseluluer bertambah </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.25pt;"> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Logaritma (eksponensial)</span></div></td> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sel membelah dengan laju yang konstan </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Massa</span><span style="color: black; font-family: Arial;"> menjadi dua kali lipat dengan laju sama</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Aktifitas metabolic konstan</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Keadaan pertumbuhan seimbang </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.25pt;"> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Statis</span></div></td> <td style="height: 11.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Penumpukan produk beracun dan kehabisan nutrient </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Beberapa sel mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Jumlah sel hidup menjadi tetap</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 56.25pt;"> <td style="height: 56.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Penurunan atau kematian</span></div></td> <td style="height: 56.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sel menjadi mati lebih cepat daripada terbentuknya sel-sel baru </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Bergantung pada spesiesnya, semua sel mati dalam waktu beberapa hari atau beberapa bulan</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Tabel 2.</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> Fase Pertumbuhan Bakteri</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Adapun waktu generasi suatu bakteri dapat dihitung dengan rumus berikut:</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">G = </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Dengan,</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">G : waktu generasi</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">t : selang waktu antara pengukuran jumlah sel di dalam populasi pada suatu saat dalam fase log (B) dan kemudian lagi pada suatu titik waktu kemudian (b)</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">B : populasi awal</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">b : populasi setelah waktu t</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">log : log 10</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">3,3 : faktor log 2<sub> </sub>menjadi log 10 </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Pertumbuhan suatu biakan dapat dimanipulasi dengan beberapa cara, contohnya secara eksperimental semua sel dapat dipertahankan tepat pada stadium pertumbuhan yang sama (pertumbuhan sinkron) selama jangka waktu yang lama, juga untuk memperpanjang pertumbuhan fase log dengan terus menerus menyediakan nutrien dengan cara penyingkiran serentak medium yang lama (yang telah digunakan). Hal ini dinamakan biakan sinambung.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Dengan demikian dapat diliat bahwa istilah pertumbuhan yang digunakan pada bakteri mengacu pada perubahan dalam populasi total dan bukannya perubahan dalam suatu individu organism saja. </span><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Pada kondisi pertumbuhan seimbang, ada suatu pertambahan semua komponen selular secara teratur. Akibatnya, pertumbuhan dapat ditentukan tidak hanya dengan cara mengukur jumlah sel,tetapi juga dengan mengukur jumlah berbagai komponen selular (DNA,RNA, protein) dan juga untuk produk-produk metabolism tertentu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Zat yang diperlukan</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Semua bentuk kehidupan tak terkecuali bakteri mempunyai persamaan dalam hal persyaratan nutrisi tertentu dalam bentuk zat-zat kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Nutrisi merupakan bahan-bahan kimia untuk proses biosintesis dan pembentukan energi. Nutrisi tersebut di dapat dari lingkungan hidupnya, antara lain sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Air </span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh sel mikroba. Air diperlukan untuk melarutkan nutrisi yang diperlukan oleh bakteri sebagai jasad holofilik. Jasad holofilik hanya dapat menyerap nutrisi dalam bentk kelarutan atau nutrisi padat yang sudah dicerna oleh enzim ekstraseluler.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber karbon</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Sumber karbon yang biasa digunakan berupa senyawa karbon organik bagi bakteri heterotrof dan CO<sub>2 </sub>bagi bakteri autotrof. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber karbon diperlukan untuk proses pembentukan karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan energi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber nitrogen</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Beberapa bakeri mampu menyerap nitrogen secara langsung dari atmosfer melalui proses fiksasi nitrogen, misalnya bakteri <i>Rhizobium</i>. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri lainnya menggunakan nitrogen dalam bentuk alumunium NH<sub>3</sub>, NO<sub>3</sub>, dan senyawa organik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber fosfor</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Semua makhluk hidup membutuhkan belerang dan fosfor. Fosfor biasanya diberikan sebagai fosfat, yaitu garam-garam fosfat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Faktor-faktor pertumbuhan</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Faktor pertumbuhan merupakan molekul organik yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri. Meskipun diperlukan dalam jumlah sedikit, bakteri belum dapat mensintesis zat-zat ini sendiri. Oleh sebab itu, bakteri harus menyerap dari lingkungan hidupnya. faktor-faktor pertumbuhan meliputi:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Vitamin</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Semua oranisme hidup membutuhkan vitamin (senyawa organik khusus yang penting untuk pertumbuhan). Vitamin merupakan komponen non protein dari banyak enzim. Kebanyakan vitamin berfungsi membentuk substansi yang mengaktifkan enzim dan menyebabkan perubahan kimiawi. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri dalam hidupnya memerlukan substansi-substansi ini di dalam makanannya. Dalam aspek nutrisi ini bakteri memperlihatkan pola yang beragam. Meskipun semua bakteri membutuhkan vitamin dalam proses metaboliknya yang normal, beberapa mampu mensintesis seluruh kebutuhan vitaminnya dari senyawa-senyawa lain di dalam medium. Sedangkan bakteri lainnya tidak akan tumbuh kecuali bila ditambahkan satu atau lebih vitamin ke dalam mediumnya.</span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Asam amino</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Asam amino diperlukan untuk sintesis protein. Konsentrasi yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan bakteri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Asam nukleat</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Asam nukleat untuk sintesis DNA dan RNA </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Unsur-unsur mineral</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri memerlukan unsur-unsur mineral seperti C, H, O, N dalam jumlah besar (makronutrien) dan juga Mg, K, Ca, Zn, Fe, Co dan Cu dalam jumlah sedikit (mikronutrien) untuk pertumbuhan yang normal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Akseptor elektron</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Elektron bebas pada proses oksidasi harus ditangkap oleh suatu akseptor eleetron, yaitu: O<sub>2 </sub>, ion NO<sub>3</sub><sup>-</sup>, NO<sub>2</sub><sup>-</sup>, SO<sub>4</sub><sup>2-</sup>, N<sub>2</sub>O.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber energi</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber energi dapat diperoleh dari cahaya (bagi bakteri fototrof) maupun senyawa organik hasil penguraian (bagi bakteri kemotrof). </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri fototrof mengandung klorofil sehingga mereka mendapat energi melalui proses fotosintesis. Fototrof dibedakan menjadi dua, yaitu fotoautotrof (fototrof yang mendapat karbon dari CO<sub>2</sub>) dan fotoheterotrof (fototrof yang mendapat karbon dari senyawa organik). Sedangkan bakteri kemotrof yang bergantung pada oksidasi senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh energinya dibagi menjadi dua, yaitu <i>kemoorganotrof </i>dan <i>kemolitotrof</i>. Bakteri <i>kemoorganotrof</i> mendapatkan energi dari metabolisme senyawa-senyawa organik, sedangkan <i>kemolitotrof</i> mendapat energi dari oksidasi elemen atau senyawa anorganik, seperti ammonia, nitrit, sulfit, hidtrogen, dan lain-lain. <i>Kemolitotrof</i> dibagi menjadi dua, yaitu <i>autotrofik kemolitotrof </i>(kemolitotrof yang menggunakan karbon dioksida sebagai sumber utama karbon) dan <i>heterotrofik</i> <i>kemolitotrof</i> (kemolititrof yang mendapat sumber karbon dari senyawa organik). </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Berikut adalah tabel nutrisi yang diperlukan oleh bakteri, sumbernya, serta fungsinya:</span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border: 1.5pt outset; width: 591px;"><tbody>
<tr style="height: 9.75pt;"> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt; width: 20%;" valign="top" width="20%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="" name="table03"></a><span style="color: black; font-family: Arial;">Elemen</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt; width: 11%;" valign="top" width="11%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">% berat kering*</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt; width: 28%;" valign="top" width="28%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt; width: 39%;" valign="top" width="39%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Fungsi</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 9.75pt;"> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Makronutrien</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> </tr>
<tr style="height: 18.75pt;"> <td style="height: 18.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Karbon</span></div></td> <td style="height: 18.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">50</span></div></td> <td style="height: 18.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">senyawa organik atau CO<sub>2</sub></span></div></td> <td style="height: 18.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Konstituen utama dari bahan material sel </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 36pt;"> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Oksigen</span></div></td> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">20</span></div></td> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">H<sub>2</sub>O, senyawa organik, CO<sub>2</sub> dan O<sub>2</sub></span></div></td> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Konstituen dalam bahan material sel dan cairan sel; O<sub>2</sub> adalah akseptot electron dalam respirasi aerobik</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 9.75pt;"> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Nitogen</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">14</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">NH<sub>3</sub>, NO<sub>3</sub>, Senyawa organik, N<sub>2</sub></span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Konstituen daam asam amino, asam nukleat, dan koenzim </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 9.75pt;"> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Hidrogen</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">8</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">H<sub>2</sub>O, senyawa organik, H<sub>2</sub></span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Konstituen dari senyawa organik dan cairan sel. Juga penting bagi pembentukan energi sebagai proton </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 29.25pt;"> <td style="height: 29.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Fosforus</span></div></td> <td style="height: 29.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">3</span></div></td> <td style="height: 29.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Fosfat organik (PO<sub>4</sub>)</span></div></td> <td style="height: 29.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Konstituen asam nukleat, nukleotida, fosfolipid </span></div></td> </tr>
</tbody></table><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Tabel 3.</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> Nutrisi makronutrien yang dibutuhkan bakteri</span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border: 1.5pt outset; width: 595px;"><tbody>
<tr style="height: 5.25pt;"> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt; width: 19%;" valign="top" width="19%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="" name="table04"></a><span style="color: black; font-family: Arial;">Elemen</span></div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt; width: 11%;" valign="top" width="11%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">% berat kering*</span></div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt; width: 28%;" valign="top" width="28%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sumber</span></div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt; width: 40%;" valign="top" width="40%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Fungsi</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 5.25pt;"> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Mikronutrien</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> </tr>
<tr style="height: 36pt;"> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sulfur</span></div></td> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">1</span></div></td> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">SO<sub>2</sub>, H<sub>2</sub>S, S, senyawa sulfur organik</span></div></td> <td style="height: 36pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Konstituen dari senyawa ionik dan beberapa koenzim </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 9.75pt;"> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kalium</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">1</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Garam kalium</span></div></td> <td style="height: 9.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kation selular utama dan kofaktor untuk enzim-enzim tertentu </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 5.25pt;"> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Magnesium</span></div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">0,5</span></div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Garam magnesium</span></div></td> <td style="height: 5.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kation sel dan kofaktor untuk beberapa reaksi enzim tertentu </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt;"> <td style="height: 27.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kalsium</span></div></td> <td style="height: 27.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">0,5</span></div></td> <td style="height: 27.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Garam kalsium</span></div></td> <td style="height: 27.75pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kation sel, kofaktor untuk enzim tertentu, dansalah satu komponen endospora </span></div></td> </tr>
<tr style="height: 26.25pt;"> <td style="height: 26.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Besi</span></div></td> <td style="height: 26.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">0,2</span></div></td> <td style="height: 26.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Garam besi</span></div></td> <td style="height: 26.25pt; padding: 0.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Komponen sitokrom dan protein lain serta salah satu kofaktor untuk beberapa reaksi enzim </span></div></td> </tr>
</tbody></table><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Tabel 4.</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> Nutrisi Mikronutrien yang dibutuhkan bakteri</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">*% berat kering tersebut untuk sel sejenis <i>E. coli</i> dalam fase pertumbuhan eksponensial.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Kebutuhan akan nutrisi mencerminkan kemampuan sintesis mikroba dan kondisi lingkungan hidupnya. jika nutrisi yang diperlukan selalu tersedia di lingkungan tempat tinggalnya, kemampuan mikroba tersebut untuk sintesis senyawa tersebut akan hilang. Misalnya, pada bakteri <i>Streptococcus </i>yang hidup di membrane mukosa dan usus dimana selalu tersedia nutrisi, kemampuannya untuk sintesis senyawa-senyawa yang diperlukan sebagai nutrisi menjadi hilang. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Kondisi fisika dan kimia pada pertumbuhan</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Suhu</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, pola pertumbuhan bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jmlah total pertumbuhan organisme. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Keragaman suhu juga dapat proses-proses metabolik tertentu serta morfologi sel. Setiap spesies bakteri tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini, maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai psikrofil, yang tumbuh pada 0<sup>0</sup> sampai 30<sup>0 </sup>; mesofil yang tumbuh pada 25<sup>0</sup> sampai 40<sup>0</sup> celcius; termofil tumbuh pada 50<sup>0</sup> atau lebih. Suhu inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang singkat (12 sampai 24 jam), dikenal sebagai suhu pertumbuhan optimum.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Atmosfer gas</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan karbon diosida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respon terhadap oksigen bebas dan atas dasar ini maka mudah sekali untuk membagi mereka menjadi lima kelompok, yaitu aerobik (organisme yang membutuhkan oksigen), anaerobik fakultatif (tumbuh pada keadaan aerobic dan anaerobik), dan mikroaerofilik (tumbuh baik bila ada sedikit oksigen atmosfirik), aerob aerotoleran(tid ak mati dengan adanya oksigen), aerob obligat (tumbuh subur apabila ada oksigen dalam jumlah besar). Beberapa bakteri tidak hanya anaerobik, tetapi juga sangat sensitif terhadap oksigen, yakni apabila terkena oksigen akan terbunuh.</span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Kemasaman atau kebasaan (pH)</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">PH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan masam, atau sangat alkaline. Bagi kebanyakan spesies, nilai pH minimum dan maksimum antara 4 dan 9. Bila bakteri dikultivasi di dalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pH-nya misalnya 7, maka mungikn sekali pH ini akan berubah sebagai akibat adanya senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama pertumbuhannya. Pergeseran pH ini dapat sedemikian besar sehingga dapat menghambat pertumbuhan selanjutnya organisme tersebut. Pergeseran pH dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga dalam medium. Larutan penyangga adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat menahan perubahan pH. Suatu kombinasi garam phospat, seperti KH<sub>2</sub>PO<sub>4 </sub>dan K<sub>2</sub>HPO<sub>4</sub> digunakan secara luas dalam media bakteriologi untuk tujuan ini. Beberapa bahan nutrisi medium, seperti pepton juga mempunyai kapasitas penyangga. Perlu atau tidaknya suatu medium diberi larutan penyangga tergantung dari maksud penggunaanya dan dibatasi oleh kapasitas penyangga yang dimiliki senyawa-senyawa yang digunakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Cahaya</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Beberapa kelompok bakteri mempunyai persyaratan tambahan. Sebagai contoh, organisme fotoautotrofik (fotosintetik) harus diberi sumber pencahayaan, karena cahaya adalah sumber energinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Tekanan Osmotik</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh keadaan tekanan osmotic, yaitu tenaga atau tegangan yang terhimpun ketika air berdifusi melalui suatu membran) atau tekanan hidrostatik (tegangan zat alir). </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri tertentu tumbuh dalam lingkungan berkonsentrasi garam tinggi atau rendah. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Ini menunjukan adanya tanggapan terhadap tekanan osmotik.</span></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Koloni</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> </span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri yang sejenis akan berkembang menjadi seperti bulatan-bulatan kecil (koloni) pada media agar mengandung makanan (garam-garam, serum, vitamin, darah, dan lain-lain). </span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari koloni bakteri adalah:</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Ada</span><span style="font-family: Arial;"> atau tidaknya pigmen</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Besarnya (diameter) koloni</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Ada</span><span style="font-family: Arial;"> penonjolan atau tidak (merata)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Terjadi kekeruhan atau bening, suram atau mengkilat</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Permukaan rata (smooth) atau tidak rata (rough)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Pinggiran rata atau tidak</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Menjalar atau tidak</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Konsistensinya: berlendir atau tidak</span></li>
</ul><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Adapun jenis-jenis koloni bakteri ialah berbentuk smooth, rough, menjalar, dan beranyaman. Berikut ini contoh dari bakteri dari masin-masing koloni:</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="height: 121px; left: 0px; margin-left: 372px; margin-top: 0px; position: absolute; width: 144px; z-index: -3;"><img height="121" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.jpg" width="144" /></span><span style="font-family: Arial;">Koloni smooth : <i>Eschericia coli</i></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Koloni rough : <i>B. subtilis</i></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Koloni menjalar : <i>Proteus mirabilis</i></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Koloni beanyaman : <i>B. mycoides</i></span><span style="background: none repeat scroll 0% 0% black; border: 1pt none black; font-size: 0pt; line-height: 150%; padding: 0cm;"> </span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ul><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>Gambar 4.</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> Bakteri <i>Eschericia coli</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Bentuk</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bentuk tubuh atau </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">morfologi</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga bagian besar,yaitu berbentuk kokus, basilus, dan spirilum. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Kokus</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="height: 166px; margin-left: 408px; margin-top: 26px; position: absolute; width: 228px; z-index: -1;"><img height="166" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image004.gif" width="228" /></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan<i> kokus</i>. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Kokus muncul dalam beberapa penataan yang khas bergantung pada spesiesya dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Mikrococcus</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, jika kecil dan tunggal (single)</span><span style="background: none repeat scroll 0% 0% black; border: 1pt none black; color: black; font-size: 0pt; line-height: 150%; padding: 0cm;"> </span><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Diplococcus</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, jka bergandanya dua-dua</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Pneumococcus, diplococcuss </span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">yang berbentuk lanset<i>, gonococcus </i>adalah diplokokus yang berbentuk biji kopi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Tetracoccus</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Sarcina</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, jika bergerombol delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk kubus </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Staphylococcus</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, jika bergerombol tak teratur seperti ntaian buah anggur</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Streptococcus</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, jika bergandengan membentuk rantai</span></div><div style="line-height: 150%;"><b>Basilus</b><b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Sel bakteri berbentuk silindris atau seperti batang dengan panjang bervariasi dari 2-10 kali diameter kuman tersebut dinamakan <i>basilus</i>. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri ini mempunyai variasi sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Cocobacillus</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, batang yang sangat pendek menyerupai kokus</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Fusiformis</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, dengan kedua ujung batang meruncing</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Streptobacillus</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, sel-sel bergandengan membentuk suatu filamen</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Perbedaan-perbedaan tersebut tampak pada bakteri-bakteri berikut ini:</span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Clostridium</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;"> sporogenes, 0,6-0,3 µm x 3,0-7,0 µm</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Pseudomonas sp</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">., 0,5-1,0 µm x 2,0-3,0 µm</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Bacillus megaterium</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, 0,2-1.5 µm x 2,0-4,0 µm</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Salmonella typhi,</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;"> 0,6-0,7 µm x 2,0-3,0 µm</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu dengan yang lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Spiral</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri berbentuk spiral, atau <i>spirilum</i>, terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling melekat. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Spiril adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Courier New";"><span>o<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Vibrio</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, berbentuk batang bengkok</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Courier New";"><span>o<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Spirilum</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel dan dapat bergerak dengan flagel</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Courier New";"><span>o<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Spirochaeta</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">, berbentuk spiral halus, elastik, dan fleksibel, dapat bergerak dengan aksial filament</span></div><div style="line-height: 150%;"><b><i><span style="color: black; font-family: Arial;">Contoh:</span></i></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Borrelia, berbentuk gelombang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Treponema, berbentuk spiral halus dan teratur</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">Leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan pada satu atau kedua ujungnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="position: relative; z-index: -2;"><span style="height: 222px; left: 120px; position: absolute; top: -72px; width: 384px;"><img height="222" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image006.jpg" width="384" /></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><span> </span></div><div style="line-height: 150%;"><span> </span><span> </span>Gambar 5. Bentuk-bentuk bakteri<span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Ukuran</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Satuan ukuran bakteri ialah mikrometer (µm), yang setara dengan 1/1000 mm atau 10<sup>-3 </sup>mm. bakteri yang paling umum di pelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5-1,0 x 2,0-5,0 µm. Sebagai contoh bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diaeter yang berkisar dari 0,75 sampai 1 µm dan panjang 2 sampai 3 µm. sel beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar dari 0,1 sampai 0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai <i>mikoplasma</i>, ukurannya khas amat kecil, sedemikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Mereka juga <i>pleomorfik</i>; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 sampai 0,3 µm.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan relatif mudah secara tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan <i>micrometer ocular</i>, suatu piringan yang diukir garis-garis berjarak sama. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan berpedomakan <i>mikrometer pentas</i>, suatu alat yang berfungsi sebagai mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer ocular akan menampakkan garis-garis yag sudah diketahui ukurannya di atas mkroorganisme yang diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan dengan mudah. </span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Memang sukar untuk memahami bakteri yang ukurannya sangat kecil itu dari segi kuantitatif seerti disebutkan di atas. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Contoh-contoh berikut mungkin dapat membantu. Suatu volume sebanyak 1 cm<sup>3</sup> mengandung sekitar setengah riliyun bakteri berbentuk batang berukuran rata-rata.kalulasi menunjukkan bahwaa kira-kira satu triliun bakteri mempunya berat hanya 1 g. Paling banyak bakteri diperiksa pada perbesaran 1.000 kali; lalat rumah yang umum bila diperbesar dengan taraf yang sama akan tampak lebih dari 9 m panjangnya. </span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Ciri khusus sel bakteri akan terungkap bila perbandingan antara luas permukaan terhadap volumena dihitung. Bagi bakteri, nilai ini sangat tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lebih besar. Dari segi praktis hal ini berarti bahwa isi suatu selbakteri menjadi terbuka terhadap batas permukaan antara dinding sel dannutrien di sekitarnya. Sifat inilah yang merupakan salah satu penyebab tingginya laju metabolism dan pertumbuhan bakteri.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Adapun pengukuran sel bakteri dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Mikrometer pentas diletakkan di atas pentas mikroskop dan diamati di bawah objektif berkekuatan rendah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Mikrometer ocular selanjutnya disisipkan di dalam lensa mata mikroskop. Bila dilihat di bawah objektif celup minyak (berkekuatan tinggi), maka skala mikrometer okular berimpit (atas) dengan skala mikrometer pentas (bawah). Pembagian skala pada mikrometer okular dikalibrasi dengan cara membandingkannya dengan mikrometer pentas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Mikrometer okular yang sudah dikalibrasi digunakan untuk mengukur sel bakteri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Warna</span></b><span style="background: none repeat scroll 0% 0% black; border: 1pt none black; color: black; font-size: 0pt; line-height: 150%; padding: 0cm;"> </span><b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></b></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Untuk mempelajari morfologi, struktur, sifat-sifat bakteri dalam membantu mengidentifikasinya, kuman perlu diwarnai.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Empiris" target="_blank"><span style="color: black;">empiris</span></a> untuk membedakan spesies <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" target="_blank"><span style="color: black;">bakteri</span></a> menjadi dua kelompok besar, yakni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-positif" target="_blank"><span style="color: black;">gram-positif</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif" target="_blank"><span style="color: black;">gram-negatif</span></a>, berdasarkan sifat kimia dan fisik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinding_sel" target="_blank"><span style="color: black;">dinding sel</span></a> mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Denmark" target="_blank"><span style="color: black;">Denmark</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hans_Christian_Gram&action=edit" target="_blank"><span style="color: black;">Hans Christian Gram</span></a> (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1884" target="_blank"><span style="color: black;">1884</span></a> untuk membedakan antara <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pneumokokus&action=edit" target="_blank"><span style="color: black;">pneumokokus</span></a> dan bakteri <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Klebsiella_pneumoniae&action=edit" target="_blank"><i><span style="color: black;">Klebsiella pneumoniae</span></i></a>.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri Gram-negatif adalah </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">bakteri</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> yang tidak mempertahankan </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zat_warna" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">zat warna</span></a></span><span style="color: black; font-family: Arial;"> </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metil_ungu&action=edit" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">metil ungu</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> pada metode </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">pewarnaan Gram</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">. Bakteri </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-positif" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">gram-positif</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">alkohol</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pewarna_penimbal&action=edit" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">pewarna penimbal</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> (<i>counterstain</i>) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinding_sel" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">dinding sel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> mereka.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dilihat pada table berikut ini:</span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border: 1.5pt outset; width: 627px;"><tbody>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"><a href="" name="table05"></a> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri Gram Positif</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri Gram Negatif</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Dinding Sel:</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lapisan petidoglikan</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lebih tebal</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lebih tipis</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kadar lipid</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">1-4%</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">11-22%</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Resistensi terhadap alkali (1% KOH)</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Tidak larut</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Larut</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kepekaan terhadap Yodium</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lebih peka</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kurang peka</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Toksin yang dibentuk</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Eksotoksin</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Endotoksin</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Resistensi terhadap tellurit</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lebih tahan</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lebih peka</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Sifat tahan asam</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Ada</span><span style="color: black; font-family: Arial;"> yang tahan asam</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Tidak ada yang tahan asam</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kepekaan terhadap penisilin</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Lebih peka</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kurang peka</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 11.2pt;"> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 42.74%;" valign="top" width="42%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Kepekaan terhadap streptomisin</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 23.9%;" valign="top" width="23%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Tidak peka</span></div></td> <td style="height: 11.2pt; padding: 0.75pt; width: 33.34%;" valign="top" width="33%"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Peka</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Tabel 5.</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> Perbedaan bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri Gram-positif yang berbentuk kokus, kecuali kokus dari famili Neisseriaceae bersifat patogen terhadap manusia, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inang" target="_blank"><span style="color: black;">inang</span></a>. Demikian juga halnya dengan spesies bakteri Gram-negatif yang berbentuk batang dan spiral, kecuali batang yang berasal dari genus: <i>Mycobacterium</i>, <i>Corynebacterium</i>, <i>Listeria</i>, <i>Bacillus</i>, dan <i>Clostridium</i>. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama lapisan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lipopolisakarida&action=edit" target="_blank"><span style="color: black;">lipopolisakarida</span></a> (dikenal juga dengan LPS atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Endotoksin&action=edit" target="_blank"><span style="color: black;">endotoksin</span></a>). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Bau</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Setiap bakteri memiliki bau yang khas, misalnya bau busuk yang berasal dari tubuh mayat. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat" target="_blank"><span style="color: black;">Asam asetat</span></a> yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Methanothermobacter_thermoautotrophicum&action=edit" target="_blank"><i><span style="color: black;">Methanothermobacter thermoautotrophicum</span></i></a> yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Septic_tank&action=edit" target="_blank"><i><span style="color: black;">septic tank</span></i></a>). </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metana" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">metana</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">, </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">air</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya seperti telur busuk. Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam dapat bersifat racun, karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen seperti <i>Clostridium sp</i>.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai penyakit seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria" target="_blank"><span style="color: black;">malaria</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diare" target="_blank"><span style="color: black;">diare</span></a>, degradasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merah" target="_blank"><span style="color: black;">sel darah merah</span></a>, lemahnya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistem_pertahanan_tubuh&action=edit" target="_blank"><span style="color: black;">sistem pertahanan tubuh</span></a>, infeksi pada luka (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tetanus" target="_blank"><span style="color: black;">tetanus</span></a>), bengkak, atau infeksi pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_kelamin" target="_blank"><span style="color: black;">alat kelamin</span></a> menjadi ancaman yang serius.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci tangan dan kaki dengan </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sabun_antiseptik&action=edit" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black;">sabun antiseptik</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> cair sebelum makan. Menjaga lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan obat pensteril. Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik imunitas</span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Bentuk “Smooth” dan “Rough”</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri memiliki permukaan yang berbeda-beda dan bergantung pada elevasi dari bakteri tersebut.Untuk bakteri yang memiliki flat elevation ( datar), maka bentuk permukaan dari bakteri tersebut adalah smooth dan glistening, sedangkan untuk bakteri yang memiliki raised elevation, bentuk permukaannya adalah rough (kasar). Contoh dari koloni bakteri yang memiliki bentuk permukaan smooth adalah <i>Eschericia coli </i>dan contoh koloni bakteri yang memiliki bentuk permukan rough adalah <i>B.subtilis.</i></span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB III</span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">PENUTUP</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span style="font-family: Arial;">KESIMPULAN</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span style="font-family: Arial;"><br />
1. Klasifikasi mikroba adalah ilmu yang membagi tumbuhan atau hewan kedalam golongan-golongan menurut hubungan antara yang satu dengan yang lainya.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span style="font-family: Arial;"><br />
2. Letak kesulitan dalam menentukan klasifikasi apakah mikroba itu golonganhewan atau golongan tumbuhan, dalam hal kesamaan suhu, ciri-ciri.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">3Nomenklatur merupakan metode penamaan yang diperlukan dalam klasifikasi. Nomenklatur digunakan untuk memberi nama suatu kelompok organisme tertentu. Nomenklatur bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar ilmuwan biologi mengenai jenis makhluk hidup. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Sistem nama ini diciptakan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753. Nomenklatur merupakan bahasa Latin <i>nomen</i>, yang artinya nama. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
<span> </span>Anonymous, 2009. Klasifkasi mikroba. http//massofa.wordpress.com<br />
Diakses tanggal 3 januari 2009.<br />
</span><span style="font-family: Arial;">Anonymous, 2009. Taksonomi mikroba. http//wikipedia.org<br />
Diakses tanggal 3 januari 2009.<br />
Pramono, hendro. 2007. Penggolongan mikroba. Bandung: kurnia.<br />
Budiyanto , moch. agus krino. 2008. Klasifikasi mikroorganisme .<br />
Malang: umm press.<br />
Waluyo, lud. 2008. Petunjuk praktikum mikrobiologi umum. Malang: <br />
umm press.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-30613285988158748822010-10-10T20:52:00.000-07:002010-10-10T20:52:14.212-07:00TUGAS MAKALAH SISTEM PENCERNAAN .<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: Arial;"><br />
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul <b><i>“sejarah mikrobiologi aplikasi dalam kebidanan </i></b>”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas<span> </span>kuliah <br />
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.<br />
<br />
<br />
<br />
<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>Penyusun</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB I</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">A.latar belakang</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><b><span style="color: black; font-family: Arial;">Sistem pencernaan</span></b><span style="color: black; font-family: Arial;"> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris"><span style="color: black;">bahasa Inggris</span></a>: </span><i><span lang="EN" style="color: black; font-family: Arial;">digestive system</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">) adalah sistem <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organ" title="Organ"><span style="color: black;">organ</span></a> dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan"><span style="color: black;">hewan</span></a> multisel yang menerima <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan" title="Makanan"><span style="color: black;">makanan</span></a>, mencernanya menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Energi" title="Energi"><span style="color: black;">energi</span></a> dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.</span><br />
<span style="color: black; font-family: Arial;">Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_pencernaan" title="Saluran pencernaan"><span style="color: black;">saluran pencernaan</span></a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris"><span style="color: black;">bahasa Inggris</span></a>: </span><i><span lang="EN" style="color: black; font-family: Arial;">gastrointestinal tract</span></i><span style="color: black; font-family: Arial;">) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.</span><span style="font-family: Arial;"> Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.</span><br />
<span lang="PT-BR" style="font-family: Arial;">Macam-Macam Dan Jenis-Jenis Sistem Pada Badan Manusia</span><br />
<span style="font-family: Arial;">1. Sistem Ekskresi</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).</span><br />
<span style="font-family: Arial;">2. Sistem Pernapasan / Sistem Pernafasan</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, laring, trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">3. Sistem Pencernaan</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">4. Sistem Peredaran / Transportasi</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfatik) dan kelenjar limfe.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">5. Sistem Reproduksi</span><br />
<span lang="NO-BOK" style="font-family: Arial;">Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.</span><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial;">6. Sistem Otot</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">7. Sistem Syaraf/ Sistem Saraf</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">8. Sistem Endoktrin</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">9. Sistem Rangka</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.</span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">a)<span class="ib"> </span>Pengertian Sistem Pencernaan </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">b)<span class="ib"> </span>Bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">c) Organ Pencernaan </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">d)<span class="ib"> </span>Fungsi Organ-organ Pencernaa</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">BAB II</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">PEMBAHASAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">SISTEM PENCERNAAN MANUSIA</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 13.1pt;"> </span><span style="font-family: Arial;">molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzyme dan organ-ogran pencernaan. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Zat makanan yang dicerna akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana.</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme untuk</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 13.1pt;"> </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">mempercepat proses. Enzyme ini dihasilkan oleh organ–organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Proses pencernaan makanan berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi :</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Pencernaan fisik yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul sederhana dengan bantuan alat atau organ pencernaan.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ff0">Pencernaan kimiawi yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi</span> molekul sederhana dengan bantuan zat kimia berupa enzim. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3.<span class="ff0">Pencernaan biologis yaitu proses perubahan zat makanan dari molekul komplaeks menjadi</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">molekul sederhana dengan bantuan mikrorganisme dalam tubuh</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">. </span></div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Sistem pencernaan manusia dibagi</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">menjadi 2 bagian besar yaitu :</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 13.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Tractus digestivus/saluran pencernaan yang terdiri dari alat/organ-organ pencernaan. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Glandula digestivus/kelenjar pencernaan yang terdiri dari enzim-enzim pencernaan yang </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">dihasilkan oleh kelenjar/organ pencernaan. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">BAHAN MAKANAN</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: Arial;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="ff0"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Makanan adalah bahan-bahan yang dapat dimakan dan diperlukan oleh tubuh agar makhluk</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial; letter-spacing: 13.1pt;"> </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">hidupa dapat bertahan hidup. </span><span style="font-family: Arial;">Bahan<span class="ib"> </span>makanan yang dikonsumsi terdiri dari zat-zat makanan </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">b.Zat makanan</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">berdasarkan jumlahnya dibedakan menjadi 2 yaitu :</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 13.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Makronutrien yaitu zat makanan yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak/besar, seperti Karbohidrat, Protein, Lemak/Lipid dan Air. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ff0">Mikronutrien yaitu zat makanan yang diperluklan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit/kecil,</span> seperti Vitamin dan Mineral. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Fungsi zat makanan bagi tubuh manusia :</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 13.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1.<span class="ff0">Menghasilkan energi yang diperlukan untuk aktivitas tubuh.</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="plff0" style="line-height: 30.35pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Pertumbuhan<span class="ib"> </span>dan pembentukan sel-sel baru.<br />
3.<span class="ib"> </span>Pemeliharan sel/jaringan dan penggantian sel-sel yang telah rusak.<br />
4.<span class="ib"> </span>Pengaturan proses metabolisme dalam tubuh</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">5.<span class="ff0">Pelindung tubuh dari berbagai macam penyakit.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">ZAT MAKANAN</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1. KARBOHIDRAT </span></div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Tersusun dari Carbon (C), Hidrohen (H) dan Oksigen (O). </span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Berdasarkan susunan molekulnya dibedakan menjadi </span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Berfungsi sebagai : </span></li>
</ul><div class="plff7" style="line-height: 36.25pt;"><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;">a.</span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Penghasil energy. Setiap 1 gram karbohidrat mengandung</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">sebesar 4,1 kalori.</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"><br />
b.</span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh.</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"><br />
c.</span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Bahanpembentuk senyawa organik lain, seperti Protein dan Lipid/Lemak.</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"><br />
d.</span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Berperan penting dalam metabolisme tubuh.</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Diserap dengan mudah oleh tubuh dalam bentuk yang paling sederhana yaitu glukosa (C6H<span style="letter-spacing: 0.1pt;">10</span>O6). Kadar</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 12.7pt;"> </span><span style="font-family: Arial;">glukosa normal dalam tubuh berkisar 70 – 100 mg/100 ml darah. Bila kadar glukosa dibawah normal disebut hipoglikemia dan bila diatas batas normal disebut hiperglikemia. Kelebihan glukosa akan disimpan dalam hepar/hati dalam bentuk glikogen</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2. PROTEIN </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Tersusun dari unsur-unsur C, H, O dan Nitogen (N). Beberapa protein juga mengandung</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 12.7pt;"> </span><span style="font-family: Arial;">Phosphor (P), dan Sulfur/belerang (S). <span class="ff0">Penyusun paling sederhana adalah asam amino yang akan mudah diserap oleh tubuh.</span><span style="letter-spacing: 16.7pt;"> </span><span style="letter-spacing: 12.7pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Fungsi protein yaitu </span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a. Penghasil energi </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Perbaikan dan pemelihraan sel yang rusak dan pembangun sel. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">c.<span class="ib"> </span>Pengatur, penjaga keseimbangan asam-basa dan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">d.<span class="ib"> </span>Pengatur dan melaksanakan metabolisme tubuh. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">e.<span class="ib"> </span>Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat asing yang masuk dalam Tubuh.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">f.<span class="ib"> </span>Penghasil substansi penting seperti hemoglobin, enzim,antibody dan hormone. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. LIPID/LEMAK </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Tersusun dari unsure C, H, O. Perbedaan dengan karbohidrat adalah kandungan </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Oksigennya lebih sedikit dan jumlah Hidrogennya lebih banyak. Lipid disimpan di bawah kulit dan setiap 1 gram mengandung 9,3 kalori. Merupakan sumber energy yang terbesar bagi tubuh. Diserap oleh tubuh dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Dapat disimpan oleh tubuh bila kelebihan lemak, dibagian bawah kulit. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Fungsi lemak yaitu : </span></div><div class="plff0" style="line-height: 30.35pt;"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Sumber energy terbesar.<br />
b.<span class="ib"> </span>Pelarut vitamin A, D, E dan K.<br />
c.<span class="ib"> </span>Pelindung organ dalam tubuh.<br />
d.<span class="ib"> </span>Pelindung tubuh dari suhu rendah.<br />
e.<span class="ib"> </span>Cadangan makanan yang disimpan di bagian bawah kulit.<br />
f.<span class="ib"> </span>Komponen bagian sel tertentu seperti membrane sel.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. AIR </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Merupakan komponen terbesar penyusun tubuh manusia, sekitar 60-70% dari berat badan. Setiap hari tubuh membutuhkan sekitar 4 liter air atau 16 gelas ukuran sedang (250 ml). Sumber air didapatkan dari minuman,<span class="ib"> </span>makanan, sayuran dan buah. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Fungsi air yaitu :</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Pelarut zat makanan dalam tubuh</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">b.<span class="ff0">Pelarut zat-zat sisa metabolisme.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">c.<span class="ib"> </span>Pengangkut hasil metabolisme ke seluruh tubuh. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">d.<span class="ib"> </span>Mempertahankan suhu tubuh. <span class="ff0">Pengeluaran air dari tubuh dalam bentuk keringat dan urine. Tetapi bila pengeluaran</span>cairan terlalu berlebihan akan mengakibatkan dehidrasi yaitu keadaan kekurangan cairan dengan tanda rasa haus yang sangat</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5. VITAMIN </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Merupakan senyawa organic yang berasal dari makanan dan sangat dibutuhkan oleh</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"> </span><span style="font-family: Arial;">pertumbuhan, walaupun dalam jumlah sedikit. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Fungsi vitamin yaitu :</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"> </span></div><div class="plff0" style="line-height: 30.35pt;"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Mengaktifkan biokatalisator (enzim).<br />
b.<span class="ib"> </span>Pelindung dan pengatur kerja alat-alat tubuh.<br />
c.<span class="ib"> </span>Mempertahankan fungsi jaringan supaya normal.<br />
d.<span class="ib"> </span>Pertumbuhan dan pembentukan sel.<br />
e.<span class="ib"> </span>Membantu metabolisme tubuh.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">6. MINERAL <span class="ff0">Merupakan zat kimia yang terdapat di dalam bahan makanan dan diperlukan oleh tubuh.Fungsi mineral yaitu pengatur dan pembangun metabolisme tubuh.Berdasarkan jumlahnya dibedakan menjadi :</span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">7. SERAT MAKANAN </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Fungsi serat makanan yaitu merangsang aktivitas saluran pencernaan sehingga </span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">memperlancar proses pembuangan sisa-sisa pencernaan. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Serat makanan banyak menyerap air sehingga membuat makanan menjadi lebih lunak dan mudah dicerna. </span></li>
</ol><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt; margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Serat makanan banyak dijumpai di sayur-sayuran seperti buncis, ercis, bayam, kangkung dan</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">sawi. Serta buah-buahan seperti apel, papaya, jeruk, pisang, semangka. Juga terdapat di</span> <span class="nw">dalam kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang</span> <span class="nw">merah.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">ORGAN PENCERNAAN MANUSIA </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ff0">Mulut/cavum oris</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Terjadi pencernaan secara mekanik, kimiawi. erdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ff0">Gigi /dens</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik<span class="nw">Terdapat 4 jenis gigi yaitu gigi taring (dens caninus) berfungsi untuk merobek/mencabik</span> <span class="nw">makanan. Gigi seri (dens inscisivus) berfungsi untuk memotong makanan. Gigi geraham</span> <span class="nw">depan (dens premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang keduanya berfungsi</span> <span class="nw">untuk menghaluskan makanan.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b. Lidah/lingua </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot. Permukaannya kaya akan papilla/tonjolan lidah yang sangat banyak mengandung kuncup pengecap. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Berfungsi untuk : </span></div><div class="plff4" style="line-height: 38.9pt;"><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pengaduk makanan.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 11.15pt;"><br />
</span><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Membantu proses penelanan makanan.</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial; letter-spacing: 11.15pt;"><br />
</span><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sebagai alat/organ pengecap.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 11.15pt;"><br />
</span><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Membantu membersihkan rongga mulut.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 11.15pt;"><br />
</span><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Terbagi menjadi beberapa daerah rasa antara lain asin, manis, asam dan pahit.</span></div><div class="plff4" style="line-height: 38.9pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;">c.</span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kelenjar ludah/glandula salivales</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Menghasilkan air liur/air ludah/salivayang bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin memiliki pH</span> <span class="nw">sekitar 6,8 – 7,0 dengan suhu 37o C.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Fungsi air liur/saliva : </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Melindungi selaput mulut</span></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">.</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 11.15pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="letter-spacing: 11.15pt;"></span><span class="ff0"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Mencerna makanan secara kimiawi.</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2. Farink </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan<span class="ib"> </span>kerongkongan/oesophagus. Serta merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran respirasi. Disebut juga sebagai pangkal esophagus. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Di bagian dalam terdapat amandel/tonsil yaitu merupakan kumpulan kelenjar limpayang banyak mengandung limfosit. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3.<span class="ff0">Oesophagus/kerongkongan</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan ventriculus dengan panjang sekitar 20 – 25 cm. <span class="nw">Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan</span> <span class="nw">peristaltic/peristalsis yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan</span><span class="ib"> </span><span class="nw">(kaya akan otot polos)</span> <span class="nw">yang berupa gerakan kembang kempis atau gerak meremas-remas makanan dalam bentuk</span> <span class="nw">bolus.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. Ventriculus/lambung </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Merupakan organ kantung besar yang terletak di rongga perut agak ke kiri. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">erbagi menjadi 3 bagian utama : </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ff0">Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan esophagus dan hepar.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya membulat. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">c.<span class="ib"> </span>Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang berhubungan dengan intestinum tenue. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Fungsi ventriculus yaitu :</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 15.25pt;"> </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="plff0" style="line-height: 30.35pt;"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Menyimpan makanan dalam<span class="ib"> </span>kurun waktu 2 – 5 jam.<br />
b.<span class="ib"> </span>Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).<br />
c.<span class="ib"> </span>Mencerna makanan dengan bantuan enzim.</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Makanan yang masuk dari oesophagus dalam bentuk yang akan dicerna dengan bantuan enzim</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"> </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">menjadi bubur makanan/chime/kim. </span><span style="font-family: Arial;">Kapasitas lambung orang dewasa adalah 1 liter /hari. Untuk </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span style="font-family: Arial;">mempermudah penyerapan. <span class="ff0">Enzim yang dihasilkan :</span><span style="letter-spacing: 15.25pt;"> </span><span> </span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">HCl/asam chlorida/asam lambung berfungsi sebagai desinfektan yaitu membunuh </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">kuman-kuman, mengasamkan makanan dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein akan diubah oleh </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">pepsin menjadi pepton. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">c.<span class="ib"> </span>Pepsinogen, akan aktif bila dalam bentuk pepsin. Pepsin berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton dan proteosa.<br />
d.<span class="ib"> </span>Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.<br />
e.<span class="ib"> </span>Hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">f.<span class="ib"> </span>Lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap kerusakan akibat kerja dari HCl. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5.<span class="ib"> </span>Intestinum tenue/usus halus </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ff0">Duodenum/usus duabelas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan ventriculus.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya<span class="ib"> </span>sekitar 25 cm/0,25 m</span></div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt; text-indent: -21.6pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>b.</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">berbatasan langsung dengan duodenum</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya</span> <span class="nw">sekitar 7 m.</span> <span style="letter-spacing: -0.1pt;">c.</span><span class="ff0">Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang</span><span class="ib"> </span><span class="ff0">berbatasan dengan jejunum dan</span><span style="letter-spacing: -0.1pt;"> </span>intestinum crassum. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan.<span class="ib"> </span>Panjangnya<span class="ib"> </span>sekitar<span class="ib"> </span>1 m. </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt;"><span class="nw"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Terjadi proses pencernaan secara kimiawi. Memiliki struktur yang berlekuk yang disebut</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">dengan vili atau jonjot usus. Vili berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan sari-sari</span> <span class="nw">makanan. Di dalam vili terdapat pembuluh darah yang berfungsi untuk mengangkut glukosa,</span> <span class="nw">asam amino, vitamin dan mineral ke seluruh tubuh. Selain itu juga terdapat pembuluh</span> <span class="nw">kil/pembuluh limfe/pembuluh getah bening yang berfungsi untuk mengangkut asam lemak</span> <span class="nw">dan gliserol menuju vena cava bawah tulang selangka.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Dalam duodenum memiliki dua saluran yaitu saluran empedu dan saluran pancreas yang </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">banyak mengandung enzim. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Dinding usus halus menghasilkan getah usus halus yang bersifat basa dan dihasilkan setiaphari sebanyak 3 liter. Enzim tersebut yaitu : </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Enterokinase yaitu berfungsi untuk mengubah enzim tripsonogen menjadi tripsin dan erepsinogen menjadi erepsin. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Erepsin yaitu berfungsi untuk mengubah pepton menjadi asam amino. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;">c.</span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Disakarase yaitu berfungsi untuk mengubah disakarida menjadi monosakarida. Macamnya</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">sukrase berfungsi untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Maltase berfungsi</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">mengubah maltosa menjadi glukosa dan glukosa. Lactase berfungsi untuk mengubah laktosa</span> <span class="nw">menjadi galaktosa dan glukosa.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">d.<span class="ff0">Lipase usus berfungsi untuk memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserin/glisero</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">6. Kelenjar Pankreas </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan limpa. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><br />
</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Dengan apanjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang berfungsi untuk mengatur </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><br />
</div><ol start="4" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">(menurunkan) kadar gula dalam darah. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="5" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. </span><span style="font-family: Arial;">Enzim tersebut yaitu : </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="6" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">.<span class="ff0">Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk</span><span class="ib"> </span><span class="ff0">mengubah amilum</span><span class="ib"> </span><span class="ff0">menjadi </span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>maltose.</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><ol start="7" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ff0">Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak dan</span> gliserol.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-indent: 3pt;"><br />
</div><ol start="8" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="9" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">dKarbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="10" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">.<span class="ff0">Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keasamaan</span> kim/chyme yang keluar dari ventriculus. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">7. Hepar/hati </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"> </span><span style="font-family: Arial;">berwarna kemerahan. <span class="ff0">Terletak di dalam rongga perut sebelah</span><span class="ib"> </span><span class="ff0">kanan, di bawak sekat rongga dada.</span><span style="letter-spacing: 19.1pt;"> </span>Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica <span style="letter-spacing: 19.1pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">felea). Setiap hari vesica felea<span class="ib"> </span>menghasilkan 0,5 liter cairan empedu..</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Empedu menghasilkan </span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Menghasilkan zat warna empedu (bilirubin an biliverdin). </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Menghasilkan garam empedu.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Empedu berfungsi :</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Hepar berfungsi :</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Menghasilkan cairan empedu. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">b. Menawarkan racun. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">c.<span class="ib"> </span>Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot). </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">d.<span class="ib"> </span>Mengubah provitamin A menjadi vitamin A. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">e.<span class="ff0">Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah..</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">8.<span class="ib"> </span>Intestinum crassum/usus besar </span></div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Merupakan saluran panjang dengan permukaan dinding yang mengalami penyempitan</span></span><span style="font-family: Arial;">dan penonjolan serta merupakan terusan dari usus halus. <span style="letter-spacing: 19.1pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Dibedakan menjadi 3 bagian besar yaitu :</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ff0">Caecum/sekum merupakan pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada</span> bagianujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing/appendiks </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit dengan banyak tonjolan pada bagian pemukaannya. Terbagi menjadi 3 bagian/daerah yaitu : </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 8.3pt;">•</span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Intestinum pars ascendens/bagian yang naik.</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 8.3pt;">•</span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bagian mendatar.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 8.3pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 8.3pt;">•</span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Intestinum pars descendens/bagian yang menurun.</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">c.<span class="ib"> </span>Rectum/rectum/poros usus merupakan bagian terakhir dari usus besar.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Proses yang terjadi di Colon adalah adanya pencernaan secara biologis dengan bantuan</span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">bakteri</span></span><span class="ff6"><span style="font-family: Arial;"> Escherichia coli</span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;"> yang bertugas untuk membusukkan makanan,</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">membentuk vitamin</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">K dan menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen. </span></span><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sisa makanan yang telah</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">dibusukkan akan dibentuk menajdi feces dan akan masuk dalam rectum.</span> <span class="ff0">Proses yang terjadi di rectum adalah pergerakan feces secara peristaltic yang</span>dikendalikan oleh otot polos dan akhirnya akan<span class="ib"> </span>menuju anus (lubang<span class="ib"> </span>pelepasan akhir). <span class="ff0">Proses perjalanan makanan untuk sampai di usus besar membutuhkan waktu sekitar 4-5</span><span style="letter-spacing: 19.1pt;"> </span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">jam.<span class="ib"> </span>Usus besar dapat menyimpan makanan dalam kurun waktu 24 jam. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">9. Anus/lubang pelepasan </span></div><div class="plff4" style="line-height: 38.9pt;"><span style="letter-spacing: 19.1pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"><br />
</span><span style="letter-spacing: 19.1pt;"></span><span class="ff0"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Terjadi proses perjalanan terakhir dari feces yang telah dibentuk di colon.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"><br />
</span><span style="letter-spacing: 19.1pt;"></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Proses pengeluaran</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">feces melalui anus disebut Defekasi.</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: 19.1pt;"></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Gambar : Sistem Pencernaan Pada Manusia</span></div><div class="MsoNormal"><span style="height: 422px; margin-left: 144px; margin-top: 11px; position: absolute; width: 242px; z-index: -1;"><img height="422" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" width="242" /></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB III</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">PENUTUP</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">KESIMPULAN</span></b></div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan pada manusia adalah</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang</span> <span class="nw">lebih sederhana dengan menggunakan enzyme dan organ-ogran pencernaan. </span></span><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Zat makanan yang dicerna</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme untuk</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">mempercepat proses. Enzyme ini dihasilkan oleh organ–organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari</span> <span class="nw">bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Bahan makanan yang akan dikonsumsi berupa karbohidrat,</span> <span class="nw">protein, lemak, air dan vitamin. Selanjutnya Organ-organ pencernaan yaitu terdiri dari mulut,</span> <span class="nw">kerongkongan, esophagus, lambung, usus halus, usus besar dan anus.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt; text-indent: 43.1pt;"><br />
</div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt; text-indent: 43.1pt;"><br />
</div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt; text-indent: 43.1pt;"><br />
</div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt; text-indent: 43.1pt;"><br />
</div><div class="pjff0" style="line-height: 30.35pt; text-indent: 43.1pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Ahmad. 2003.<span class="ff6"> Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi</span>. Gitamedia Press-Surabaya. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Furqonita, D. 2007.<span class="ff6"> Seri PIA BIOLOGI SMP Kelas VIII</span>. Penerbit Quadra dari Yudhistira-Jakarta. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Kadaryanto et al. 2006.<span class="ff6"> BIOLOGI 2, Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan, SMP Kelas VIII.</span> </span><span style="font-family: Arial;">Penerbit </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Yudhistira-Jakarta. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Lawrence</span><span style="font-family: Arial;">, E. 1991.<span class="ff6"> Henderson’s Dictionary of : Biological Terms Tenth Edition</span>. Longman Scientific & </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Technical. Longman Group UK Limited-England. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Lestari, S. Omegawati, W.H. dan Kusumawati, R. 2007.<span class="ff6"> IPA BIOLOGI Eksplorasi Kelas VII untuk SMP</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">dan MTs<span class="ff0">. Penerbit Intan Pariwara-Klaten</span></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="ES-CR" style="font-family: Arial;">Prawirohartono, S. dan Hadisumarto, S. 1999.<span class="ff6"> </span></span><span class="ff6"><span style="font-family: Arial;">Sains BIOLOGI-2b Untuk Kelas 2 Tengah Tahun Kedua</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Sesuai Kurikulu, 1994<span class="ff0">. Penerbit Bumi Aksara-Jakarta.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="ES-CR" style="font-family: Arial;">Purwanto, B. dan Nugroho, A. 2007.<span class="ff6"> </span></span><span class="ff6"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">. </span><span style="font-family: Arial;">Penerbit Tiga Serangkai </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Pustaka Mandiri-Solo. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Saktiyono. 2004.<span class="ff6"> Sains BIOLOGI SMP Untuk Kelas VIII</span>. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Penerbit Esis dari Penerbit Erlangga-Jakarta. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Tim IPA SMP/MTs. 2007.<span class="ff6"> Ilmu Pengetahuan Alam 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII</span>. PT. </span><span style="font-family: Arial;">Galaxy Puspa </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Mega-Bekasi. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Tim BIOLOGI SMU.<span class="ff6"> 1997. Pegangan Belajar BIOLOGI 2 Untuk SMU 2, Caturwulan 1, 2 dan 3,</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Berdasarkan Kurikulum 1994<span class="ff0">. </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">PT. Galaxy Mega Puspa-Bekas</span></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-53806371811694758842010-10-10T20:51:00.001-07:002010-10-10T20:51:26.506-07:00TUGAS MAKALAH REPRODUKSI MANUSIA DAN KONSEP GENETIK<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 14pt;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial; font-size: 14pt; line-height: 150%;"><span> </span>Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat tuhan yang maha</span><span style="font-family: Arial;"> esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul <b><i>“</i></b></span><b><span style="font-family: Arial; font-size: 14pt; line-height: 150%;">reproduksi manusiadan konsep genetika</span></b><span style="font-family: Arial;">”. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas<span> </span>kuliah </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.<br />
<br />
<br />
<br />
<span> </span></span><b><span style="font-family: Arial; font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></span><span style="font-family: Arial;">Penyusun</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><pre><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></b></pre><pre><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></b></pre><pre><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></b></pre><pre><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></b></pre><pre><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></b></pre><pre><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></b></pre><pre style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">BAB I</span></b></pre><pre style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">PENDAHULUAN</span></b></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">a.latar belakang</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Reproduksi merupakan suatu<span> </span>masalah<span> </span>yang<span> </span>dibahas<span> </span>manusia.</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Dari<span> </span>permulaan<span> </span>dan<span> </span>juga<span> </span>dalam<span> </span>perincian-perinciannya</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">pembahasan itu mengandung konsepsi<span> </span>yang<span> </span>salah.<span> </span>Pada<span> </span>abad</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">pertengahan dan sampai periode yang belum begitu lama, mitos</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">dan khayal meliputi soal<span> </span>reproduksi.<span> </span>Hal<span> </span>tersebut<span> </span>memang</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">wajar,<span> </span>oleh karena untuk memahami mekanisme reproduksi yang</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">kompleks, orang harus tahu anatomi,<span> </span>harus<span> </span>telah<span> </span>menemukan</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">mikroskop<span> </span>dan<span> </span>harus<span> </span>sudah<span> </span>ada ilmu-ilmu fundamental yang</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">menjadi<span> </span>sumber<span> </span>fisiologi,<span> </span>embriyologi,<span> </span>obstetrik<span> </span>dan</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">lain-lain.</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Qur-an<span> </span>berlainan<span> </span>dengan<span> </span>itu<span> </span>semua.<span> </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Ia<span> </span>menyebutkan</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">tempat-tempat<span> </span>mekanisme<span> </span>yang<span> </span>tepat<span> </span>dan<span> </span>menyebutkan</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">tahap-tahap yang pasti dalam reproduksi, tanpa memberi bahan</span></pre><pre><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">yang keliru sedikit jua <span> </span>pun.<span> </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Semuanya<span> </span>diterangkan<span> </span>secara</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">sederhana<span> </span>dan<span> </span>mudah difahami oleh semua orang serta sangat</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">sesuai dengan hal-hal yang<span> </span>ditemukan<span> </span>Sains<span> </span>pada<span> </span>kemudian</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">hari.</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Reproduksi<span> </span>disebutkan<span> </span>dalam beberapa puluh ayat, tak pakai</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">urutan<span> </span>yang<span> </span>jelas,<span> </span>tetapi<span> </span>dengan<span> </span>beberapa<span> </span>penjelasan</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">mengenai<span> </span>soal-soal<span> </span>khusus.<span> </span>Untuk<span> </span>mendapatkan<span> </span>ide<span> </span>yang</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">menyeluruh, ayat-ayat tersebut perlu dikelompok-kelompokkan,</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">setelah<span> </span>dikelompokkan<span> </span>sebagai<span> </span>dalam<span> </span>hal<span> </span>yang sudah kita</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">bicarakan, komentar akan jadi lebih mudah.</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">PERINGATAN TENTANG IDE TERTENTU</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Adalah sangat perlu untuk mengingatkan kepada<span> </span>ide-ide<span> </span>yang</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">tidak diketahui manusia ketika Qur-an diwahyukan.</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Reproduksi<span> </span>manusia<span> </span>terjadi melalui proses-proses yang umum</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">bagi<span> </span>binatang<span> </span>yang<span> </span>menyusui.<span> </span>Pada<span> </span>permulaannya<span> </span>terjadi</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">pembuahan<span> </span>(fecondation)<span> </span>dalam<span> </span>rahim. Ada suatu ovule yang</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">memisahkan<span> </span>diri<span> </span>dan<span> </span>ovarium<span> </span>di<span> </span>tengah-tengah<span> </span>siklus</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">menstruasi. Yang menyebabkan pembuahan adalah sperma lelaki,</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">atau lebih tepat lagi spermatozoide, karena satu<span> </span>sel<span> </span>benih</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">sudah<span> </span>cukup;<span> </span>satu<span> </span>kadar<span> </span>yang<span> </span>sangat sedikit dari sperma</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">mengandung spermatozoide sejumlah puluhan juta.<span> </span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Cairan<span> </span>itu</span></pre><pre><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">dihasilkan oleh kelenjar lelaki dan disimpan untuk sementara</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">dalam<span> </span>ruangan<span> </span>dan<span> </span>saluran<span> </span>yang<span> </span>bermuara<span> </span>ke<span> </span>jalan<span> </span>air</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">kencing.<span> </span>Ada<span> </span>kelenjar<span> </span>tambahan<span> </span>yang bertebaran sepanjang</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">saluran sperma, dan<span> </span>menambah<span> </span>zat<span> </span>pelumas<span> </span>kepada<span> </span>sperma,</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">tetapi zat itu tidak mengandung unsur pembuahan.</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Telor<span> </span>yang<span> </span>dibuahi<span> </span>semacam<span> </span>itu<span> </span>menetap pada suatu titik</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">tertentu dalam rahim wanita. Telor itu turun sampai ke rahim</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">dan<span> </span>menetap<span> </span>di sana dengan berpegangan dengan zat liat dan</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">dengan otot sesudah tersusunnya placenta.<span> </span>Jika<span> </span>telur<span> </span>yang</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">sudah<span> </span>dibuahi<span> </span>itu<span> </span>menetap<span> </span>di<span> </span>(tempat lain) dan tidak di</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">uterus, kehamilan akan terganggu.</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Jika embriyo sudah dapat dilihat oleh<span> </span>mata<span> </span>biasa,<span> </span>embriyo</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">tersebut<span> </span>terlihat<span> </span>sebagai sepotong daging yang di dalamnya</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">bentuk manusia belum nampak. Bentuk manusia<span> </span>terjadi<span> </span>secara</span></pre><pre><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">bertahap<span> </span>dan<span> </span>menimbulkan<span> </span>tulang-tulang serta perlengkapan</span></pre><pre><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">lainnya<span> </span>seperti<span> </span>otot,<span> </span>sistem<span> </span>syaraf,<span> </span>sistem<span> </span>sirkulasi,</span></pre><pre><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">pembuluh-pembuluh dan lain-lain.</span></pre><pre><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Inilah catatan-catatan yang dapat kita gunakan sebagai bahan</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">perbandingan dengan<span> </span>apa<span> </span>yang<span> </span>dapat<span> </span>dibaca<span> </span>dalam<span> </span>Qur-an</span></pre><pre><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">tentang reproduksi.</span></pre><br />
<div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;">B. TUJUAN<span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">1. Untuk menyelesaikan tugas kelompok oleh dosen <br />
2. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Untuk mengetahui permasalahan tentang reproduksi manusia<br />
3. Agar supaya dapat memahami tentang reproduksi manusia</span></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB<span> </span>II<br />
PEMBAHASAN</span></b></div><span style="font-family: Arial;">A. Spermatogenesis</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen <span class="ilad">Binding</span> <span class="ilad">Protein</span>) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. </span><span style="font-family: Arial;">Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon <span class="ilad">inhibin</span> untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Spermatozoa akan keluar melalui <span class="ilad">uretra</span> bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">B. Oogenesis</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. </span><span style="font-family: Arial;">Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">C. Siklus Menstruasi</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus <span class="ilad">estrus</span>. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan <span class="ilad">endometrium</span> pada <span class="ilad">uterus</span> akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pada <span class="ilad">seat</span> tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. </span><span style="font-family: Arial;">Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">D. Pembentukan Embrio</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut <span class="ilad">morula</span>, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (<span class="ilad">uterin</span> milk) sebagai makanan embrio.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik <span class="ilad">gonadotropin</span>. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.1. </span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">b. Amnion</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">c. Alantois</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">d. Korion</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Plasenta atau Ari-Ari. Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengn garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Catatan : Makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin banyak, progesteron makin sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis jugs berperan dalam merangsang kontraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen juga merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipoftsislah yang merangsang produksi air susu.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">E. Kontrasepsi</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan, terdapat beberapa metode, antara lain:</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">a. Tanpa Alat Bantu</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16 siklus haid). Cara ini dikenal dengan nama sistem kalender atau abstinensi.</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">b. Menggunakan Alat Bantu</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya : kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">c. Sterilisasi</span><br />
<span style="font-family: Arial;">Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/memotong saluran vas defereus dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah tubektomi. </span><br />
<b>Genetika</b><span style="font-family: Arial;"></span><br />
<b><span style="color: black;">Genetika</span></b><span style="color: black;"> (dipinjam dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Belanda" title="Bahasa Belanda"><span style="color: black;">bahasa Belanda</span></a>:<i>genetica</i>, adaptasi dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris"><span style="color: black;">bahasa Inggris</span></a>: <i>genetics</i>, dibentuk dari kata <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani"><span style="color: black;">bahasa Yunani</span></a> γέννω, <i>genno</i>, yang berarti "melahirkan") adalah cabang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span style="color: black;">biologi</span></a> yang mempelajari pewarisan sifat pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span style="color: black;">organisme</span></a> maupun suborganisme (seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span style="color: black;">virus</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prion" title="Prion"><span style="color: black;">prion</span></a>). </span><span lang="SV" style="color: black;">Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gen" title="Gen"><span lang="SV" style="color: black;">gen</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=William_Bateson&action=edit&redlink=1" title="William Bateson (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">William Bateson</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> pada suatu surat pribadi kepada </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Adam_Chadwick&action=edit&redlink=1" title="Adam Chadwick (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Adam Chadwick</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29" title="Sel (biologi)"><span lang="SV" style="color: black;">subselular</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (</span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul" title="Molekul"><span lang="SV" style="color: black;">molekular</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">) hingga </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi_%28biologi%29" title="Populasi (biologi)"><span lang="SV" style="color: black;">populasi</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. </span><span style="color: black;">Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;">material pembawa informasi untuk diwariskan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_genetik" title="Bahan genetik"><span style="color: black;">bahan genetik</span></a>),</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;">bagaimana informasi itu diekspresikan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_genetik" title="Ekspresi genetik"><span style="color: black;">ekspresi genetik</span></a>), dan</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><span lang="SV">bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarisan_genetik" title="Pewarisan genetik"><span lang="SV" style="color: black;">pewarisan genetik</span></a><span lang="SV">).</span></li>
</ul><h2><span class="mw-headline"><span style="color: black;">Awal mula dan konsep dasar</span></span><span style="color: black;"></span></h2><h3><span class="mw-headline"><span style="color: black;">Periode pra-Mendel</span></span><span style="color: black;"></span></h3><span style="color: black;">Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel" title="Gregor Mendel"><span style="color: black;">Gregor Mendel</span></a> pada tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau <b>hereditas</b> sudah dikenal sejak <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masa_prasejarah&action=edit&redlink=1" title="Masa prasejarah (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">masa prasejarah</span></a>, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasi" title="Domestikasi"><span style="color: black;">domestikasi</span></a> dan pengembangan berbagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ras_hewan_dan_tumbuhan" title="Ras hewan dan tumbuhan"><span style="color: black;">ras</span></a> ternak dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kultivar" title="Kultivar"><span style="color: black;">kultivar</span></a> tanaman. Orang juga sudah mengenal efek <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Persilangan&action=edit&redlink=1" title="Persilangan (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">persilangan</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan_sekerabat" title="Perkawinan sekerabat"><span style="color: black;">perkawinan sekerabat</span></a> serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. </span><span lang="SV" style="color: black;">Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan penjelasan penyebab dari gejala-gejala itu.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pewarisan_campur&action=edit&redlink=1" title="Pewarisan campur (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">pewarisan campur</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">: seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetuanya, terutama dari pe</span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jantan" title="Jantan"><span lang="SV" style="color: black;">jantan</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> karena membawa </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sperma" title="Sperma"><span lang="SV" style="color: black;">sperma</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. Hasil penelitian Mendel menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata. Pendapat terkait lainnya adalah </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Lamarck" title="Teori Lamarck"><span lang="SV" style="color: black;">teori Lamarck</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">: sifat yang diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi pengalaman individu yang mewariskan sifat itu</span><sup><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genetika#cite_note-0"><span lang="SV" style="color: black;">[1]</span></a></span></sup><span lang="SV" style="color: black;">. Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis" title="Hipotesis"><span lang="SV" style="color: black;">hipotesis</span></a></span><span style="color: black;"> </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pangenesis&action=edit&redlink=1" title="Pangenesis (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">pangenesis</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan kemudian dimodifikasi oleh </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Francis_Galton&action=edit&redlink=1" title="Francis Galton (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Francis Galton</span></a><sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genetika#cite_note-1"><span lang="SV" style="color: black;">[2]</span></a></sup></span><span lang="SV" style="color: black;">. Dalam pendapat ini, </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel" title="Sel"><span lang="SV" style="color: black;">sel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">-sel tubuh menghasilkan partikel-partikel yang disebut </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gemmula&action=edit&redlink=1" title="Gemmula (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">gemmula</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> yang akan dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa zuriat (keturunan).</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;"><br />
Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gen" title="Gen"><span lang="SV" style="color: black;">gen</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kromosom" title="Kromosom"><span lang="SV" style="color: black;">kromosom</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (meskipun </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA"><span lang="SV" style="color: black;">DNA</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sperma" title="Sperma"><span lang="SV" style="color: black;">sperma</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).</span><br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black;">Konsep dasar</span></span><span style="color: black;"></span></h3><span style="color: black;">Peletakan dasar ilmiah melalui percobaan sistematik baru dilakukan pada paruh akhir abad ke-19 oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel" title="Gregor Mendel"><span style="color: black;">Gregor Johann Mendel</span></a>. Ia adalah seorang biarawan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brno" title="Brno"><span style="color: black;">Brno</span></a> (Brünn dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jerman" title="Bahasa Jerman"><span style="color: black;">bahasa Jerman</span></a>), Kekaisaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austro-Hungaria" title="Austro-Hungaria"><span style="color: black;">Austro-Hungaria</span></a> (sekarang bagian dari Republik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ceko" title="Ceko"><span style="color: black;">Ceko</span></a>). Mendel disepakati umum sebagai 'pendiri genetika' setelah karyanya "Versuche über Pflanzenhybriden" atau <i>Percobaan mengenai Persilangan Tanaman</i> (dipublikasi cetak pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1866" title="1866"><span style="color: black;">1866</span></a>) ditemukan kembali secara terpisah oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hugo_de_Vries" title="Hugo de Vries"><span style="color: black;">Hugo de Vries</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Carl_Correns&action=edit&redlink=1" title="Carl Correns (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Carl Correns</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Erich_von_Tschermak&action=edit&redlink=1" title="Erich von Tschermak (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Erich von Tschermak</span></a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1900" title="1900"><span style="color: black;">1900</span></a>. Dalam karyanya itu, Mendel pertama kali menemukan bahwa pewarisan sifat pada tanaman (ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kapri" title="Kapri"><span style="color: black;">kapri</span></a>, <i>Pisum sativum</i>) mengikuti sejumlah nisbah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika" title="Matematika"><span style="color: black;">matematika</span></a> yang sederhana. Yang lebih penting, ia dapat menjelaskan bagaimana nisbah-nisbah ini terjadi, melalui apa yang dikenal sebagai '<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel" title="Hukum Pewarisan Mendel"><span style="color: black;">Hukum Pewarisan Mendel</span></a>'.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">orang mulai mengenal konsep </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gen" title="Gen"><span lang="SV" style="color: black;">gen</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (Mendel menyebutnya 'faktor'). Gen adalah pembawa sifat. </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alel" title="Alel"><span lang="SV" style="color: black;">Alel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> adalah ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Individu" title="Individu"><span lang="SV" style="color: black;">individu</span></a></span><span style="color: black;"> </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disomik&action=edit&redlink=1" title="Disomik (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">disomik</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> selalu memiliki sepasang </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alel" title="Alel"><span lang="SV" style="color: black;">alel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genotipe" title="Genotipe"><span lang="SV" style="color: black;">genotipe</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. Apabila suatu individu memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe </span><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homozigot" title="Homozigot"><span lang="SV" style="color: black;">homozigot</span></a></span></i><span lang="SV" style="color: black;">, apabila pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan </span><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Heterozigot" title="Heterozigot"><span lang="SV" style="color: black;">heterozigot</span></a></span></i><span lang="SV" style="color: black;">. Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe disebut </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fenotipe" title="Fenotipe"><span lang="SV" style="color: black;">fenotipe</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">.</span><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">BAB III </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: Arial;">PENUTUP</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: black; font-family: Arial;">KESIMPULAN</span></div><span lang="SV" style="color: black;">orang mulai mengenal konsep </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gen" title="Gen"><span lang="SV" style="color: black;">gen</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (Mendel menyebutnya 'faktor'). Gen adalah pembawa sifat. </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alel" title="Alel"><span lang="SV" style="color: black;">Alel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> adalah ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Individu" title="Individu"><span lang="SV" style="color: black;">individu</span></a></span><span style="color: black;"> </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disomik&action=edit&redlink=1" title="Disomik (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">disomik</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> selalu memiliki sepasang </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alel" title="Alel"><span lang="SV" style="color: black;">alel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genotipe" title="Genotipe"><span lang="SV" style="color: black;">genotipe</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. Apabila suatu individu memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe </span><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homozigot" title="Homozigot"><span lang="SV" style="color: black;">homozigot</span></a></span></i><span lang="SV" style="color: black;">, apabila pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan </span><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Heterozigot" title="Heterozigot"><span lang="SV" style="color: black;">heterozigot</span></a></span></i><span lang="SV" style="color: black;">. Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe disebut </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fenotipe" title="Fenotipe"><span lang="SV" style="color: black;">fenotipe</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">.</span><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><h2><span class="mw-headline">DAFTAR PUSTAKA</span></h2><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black;">Lamarck, J-B (2008). In <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Encyclop%C3%A6dia_Britannica" title="Encyclopædia Britannica"><span style="color: black;">Encyclopædia Britannica</span></a>. Diambil dari <a href="http://www.search.eb.com/eb/article-273180"><span style="color: black;">Encyclopædia Britannica Online</span></a> on 16 March 2008.</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><span> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peter_J._Bowler&action=edit&redlink=1" title="Peter J. Bowler (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Peter J. Bowler</span></a>, <i>The Mendelian Revolution: The Emergency of Hereditarian Concepts in Modern Science and Society</i> (Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1989): chapters 2 & 3.</li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-69287673830270133892010-10-10T20:50:00.001-07:002010-10-10T20:50:36.500-07:00TUGAS MAKALAH PENGHANTAR ,DASAR EKOLOGI DAN STUKTUR SEL<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 18pt; line-height: 150%;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Makalah ini berisi beberapa informasi tentang <b><i>“pengantar, dasar ekologi dan stuktur sel”</i></b> yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. <span lang="FI">Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. </span>Amin.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span> </span><span> </span><span> </span>Penyusun </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span> </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">BAB I</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">PENDAHULUAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="SV" style="color: black;">a.Latar belakang</span></b></div><b><span lang="SV" style="color: black;">Ekologi</span></b><span lang="SV" style="color: black;"> adalah </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu" title="Ilmu"><span lang="SV" style="color: black;">ilmu</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> yang mempelajari </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi" title="Interaksi"><span lang="SV" style="color: black;">interaksi</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> antara </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span lang="SV" style="color: black;">organisme</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dengan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan" title="Lingkungan"><span lang="SV" style="color: black;">lingkungannya</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan yang lainnya. Berasal dari kata </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani"><span lang="SV" style="color: black;">Yunani</span></a></span><span style="color: black;"> <i><span lang="SV">oikos</span></i><span lang="SV"> ("habitat") dan <i>logos</i> ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh </span></span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ernst_Haeckel" title="Ernst Haeckel"><span lang="SV" style="color: black;">Ernst Haeckel</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> (</span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1834" title="1834"><span lang="SV" style="color: black;">1834</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> - </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1914" title="1914"><span lang="SV" style="color: black;">1914</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem" title="Ekosistem"><span lang="SV" style="color: black;">ekosistem</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abiotik&action=edit&redlink=1" title="Abiotik (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">abiotik</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Biotik&action=edit&redlink=1" title="Biotik (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">biotik</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. Faktor abiotik antara lain </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu" title="Suhu"><span lang="SV" style="color: black;">suhu</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, air, kelembaban, </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya" title="Cahaya"><span lang="SV" style="color: black;">cahaya</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, <strong>ekologi</strong> mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. </span><span style="color: black;">Ekologi mempelajari bagaimana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hidup" title="Makhluk hidup"><span style="color: black;">makhluk hidup</span></a> dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.Ekologi, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span style="color: black;">biologi</span></a> dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zoologi" title="Zoologi"><span style="color: black;">zoologi</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Botani" title="Botani"><span style="color: black;">botani</span></a> yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_makanan" title="Rantai makanan"><span style="color: black;">rantai makanan</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia"><span style="color: black;">manusia</span></a> dan tingkat tropik.</span><br />
<span style="color: black;">Para</span><span style="color: black;"> ahli ekologi mempelajari hal berikut</span><br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black;">Perpindahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Energi" title="Energi"><span style="color: black;">energi</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Materi" title="Materi"><span style="color: black;">materi</span></a> dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;">Perubahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi" title="Populasi"><span style="color: black;">populasi</span></a> atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;">Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.</li>
</ol><span style="color: black;">Kini para <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekolog&action=edit&redlink=1" title="Ekolog (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">ekolog</span></a>(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi" title="Bumi"><span style="color: black;">bumi</span></a> dan riset perubahan iklim.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="color: black;">b.</span></b><b><span lang="SV">Tujuan</span></b><b><span lang="SV"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV">1. Tujuan Umum</span></b><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Untuk menambah pengetahuan tentang pengahantar ,dasar ekologi dan stuktur sel</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV">2. Tujuan Khusus</span></b><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV">1. Pengertian ekologi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV">2. Konsep ekologi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV">3. Stuktur sel </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h3 align="center" style="text-align: center;"><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 14pt;">BAB II</span></span></h3><h3 align="center" style="text-align: center;"><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 14pt;">PEMBAHASAN</span></span></h3><span style="color: black;">Catatan Hipocrates, Aristoteles, dan filsuf lainnya merupakan naskah-naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah- masalah ekologi. Walaupun pada waktu itu belum diberi nama ekologi. Dimulai pada abad ke - 16 dan ke-17 yang timbul dari <em>Natural history </em>dan kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan objektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu Ekologi. </span><span lang="SV" style="color: black;">Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama Ernest Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;"> Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi disaat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu peradaban manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tidak satu cabang ilmupun yang dapat mengabaikan ekologi. Apalagi sejak timbulnya gerakan kesadaran lingkungan di seluruh dunia mulai tahun 1968, dituntut kesadaran lingkungan bagi setiap orang antara lain tentang penghematan sumberdaya, penghematan energi, masalah pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan lain sebagainya. Jelasnya adanya masalah globalisasi lingkungan akan mengakibatkan perhatian makin mendalam kepada ekologi.</span><br />
<br />
<b><span lang="SV" style="color: black;">1.Pengertian ekologi</span></b><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Ekologi merupakan salah satu cabang biologi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada disitu. Ekologi berasal dari bahasa Yunani “oikos” (rumah atau tempat hidup) dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Menurut Odum dan Cox (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan/kepadatan, biomasa, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan keadaan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;"> Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia. </span><span style="color: black;">Seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:</span><br />
<span style="color: black;">1. Bagaimana alam bekerja?</span><br />
<span style="color: black;">2. Bagaimana suatu spesies beradaptasi dalam habitatnya.</span><br />
<span style="color: black;">3. Apa yang mereka perlukan dari habitatnya itu dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan</span><br />
<span style="color: black;">4. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara (materi) dan energi</span><br />
<span style="color: black;">5. Bagaiman mereka berinteraksi dengan spesies lainnya</span><br />
<span style="color: black;">6. Bagaimana individu-individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi</span><br />
<br />
<span style="color: black;"> Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup dalam <em>rumah tangganya</em> atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (mahluk hidup) dalam kehidupan di Biosfer secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, dimana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah -daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.</span><br />
<h3><span style="color: black; font-size: 12pt;"> 2.<span class="mw-headline">Konsep Ekologi</span></span></h3><span style="color: black;">Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komponen&action=edit&redlink=1" title="Komponen (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">komponen</span></a> ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stabil&action=edit&redlink=1" title="Stabil (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">stabil</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seimbang&action=edit&redlink=1" title="Seimbang (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">seimbang</span></a> (homeostatis) Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komponen&action=edit&redlink=1" title="Komponen (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">komponen</span></a> lainnya.<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Homeostatis&action=edit&redlink=1" title="Homeostatis (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Homeostatis</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> adalah kecenderungan sistem </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span lang="SV" style="color: black;">biologi</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span lang="SV" style="color: black;">organisme</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi" title="Populasi"><span lang="SV" style="color: black;">populasi</span></a><sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi#cite_note-b-0"><span lang="SV" style="color: black;">[1]</span></a></sup></span><span lang="SV" style="color: black;">. </span><span style="color: black;">Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cibernetik&action=edit&redlink=1" title="Cibernetik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">cibernetik</span></a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alam" title="Alam"><span style="color: black;">alam</span></a>. Namun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia"><span style="color: black;">manusia</span></a> cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini</span><br />
<span style="color: black;">ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh heewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia</span><br />
<strong><span style="color: black;">3. Hubungan ekologi dengan ilmu alam lainya</span></strong><span style="color: black;"></span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Ekologi adalah bagian dari biologi, namun ekologi tidak dipisahkan dari ilmu-ilmu lainnya.</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;">1. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Alam Lainnya</li>
</ul><ol start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><em>Ilmu Fisika</em> berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti: sinar matahari, perubahan suhu, daya serap tanah, hujan dan lain-lain terlibat.</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><em>Ilmu Kimia</em> berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti sintesis dan analisis kimiawi dalam tubuh dan di luar tubuh, makhluk hidup merupakan bagian yang penting.</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><em>Ilmu Bumi dan Antariksa</em> juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa siang-malam, musim kemarau dan musim hujan, musim panas-gugur-salju-dan semi, gravitasi, endapan aluvial, vulkanik, erosi, abrasi, sedimentasi, marin, dan lain-lain.</li>
</ol><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;">2. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Sosial</li>
</ul><span style="color: black;">Ilmu sosial sangat penting bila komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem terhadap kehidupan manusia.</span><br />
<strong><span style="color: black;">4. Proses ekologi</span></strong><span style="color: black;"></span><br />
<span style="color: black;"> Di alam terdapat proses ekologi yang menjadi penopang kehidupan kita. Rusaknya proses ekologi itu akan membahayakan kehidupan di bumi kita. Energi untuk proses ekologi itu di dapatkan dari matahari. Beberapa proses ekologi terpenting adalah: Fotosisntesis, penambatan nitrogen, pengendalian populasi, penyerbukan, kemampuan memperbaharui diri, dan fungsi hidro-orologis. Proses ekologi terpenting tersebut secara ringkas disajikan dalam uraian berikut.<br />
<br />
</span><br />
<strong><span style="color: black;">a.Fotosintesis</span></strong><span style="color: black;"></span><br />
<strong><span style="color: black;">b.Penambatan nitrogen</span></strong><span style="color: black;"></span><br />
<strong><span style="color: black;">c. Pengendalian populasi</span></strong><span style="color: black;"></span><br />
<strong><span style="color: black;">d. Penyerbukan </span></strong><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal"><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">STUKTUR SEL</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bakteri memiliki bentuk yang sangat bervariasi Bentuk sel bakteri meliputi:<span style="color: black;"></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kokus" title="Kokus"><span style="color: black;">kokus</span></a> (bulat)</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Basil" title="Basil"><span style="color: black;">basil</span></a> (batang)</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spirilum&action=edit&redlink=1" title="Spirilum (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">spirilum</span></a> (spiral)</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;">filamen</li>
</ul><span lang="SV" style="color: black;">Bentuk sel menunjukkan karakteristik spesies bakteri tersebut, tetapi dapat bervariasi tergantung kondisi pertumbuhannya. </span><span style="color: black;">Beberapa bakteri memiliki siklus hidup yang kompleks.</span><br />
<h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Ukuran sel</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><span lang="SV" style="color: black;">Ukuran bakteri sangat kecil berkisar antara 0,5-5</span><span style="color: black;">μ</span><span lang="SV" style="color: black;">m. Bakteri terbesar yang pernah ditemukan adalah </span><i><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thiomargarita" title="Thiomargarita"><span lang="SV" style="color: black;">Thiomargarita</span></a></span></i><span lang="SV" style="color: black;"> dengan lebar mencapai 750</span><span style="color: black;">μ</span><span lang="SV" style="color: black;">m (0,75 mm) yang membuatnya bisa terlihat dengan mata telanjang.</span><br />
<h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Dinding sel</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><span style="color: black;">Fungsi dinding sel pada prokaryota, adalah melindungi sel dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tekanan_turgor&action=edit&redlink=1" title="Tekanan turgor (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">tekanan turgor</span></a> yang disebabkan tingginya konsentrasi protein dan molekul lainnya dalam tubuh sel dibandingkan dengan lingkungan di luarnya. </span><span lang="SV" style="color: black;">Dinding sel bakteri berbeda dari organisme lain. Dinding sel bakteri mengandung </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peptidoglikan" title="Peptidoglikan"><span lang="SV" style="color: black;">peptidoglikan</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> yang terletak di luar membran sitoplasmik. </span><span style="color: black;">Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan memberikan bentuk sel. Ada dua tipe utama bakteri berdasarkan kandungan peptidoglikan dinding selnya yaitu Gram positif dan Gram negatif.</span><br />
<br />
<br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Dinding sel Gram positif</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span lang="SV" style="color: black;">Karakteristik utamanya adalah tebalnya lapisan peptidoglikan pada dinding sel. Akibatnya, pada saat prosedur pewarnaan Gram, meninggalkan warna biru. Dinding sel Gram positif biasa ditemukan pada </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Actinobacteria" title="Actinobacteria"><span lang="SV" style="color: black;">Actinobacteria</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Firmicutes&action=edit&redlink=1" title="Firmicutes (halaman belum tersedia)"><span lang="SV" style="color: black;">Firmicutes</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">.</span><br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Dinding sel Gram negatif</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span lang="SV" style="color: black;">Tidak seperti dinding sel Gram positif, dinding sel Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Hal ini menyebabkan lunturnya warna biru/merah muda saat disiram </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol" title="Etanol"><span lang="SV" style="color: black;">etanol</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. </span><span style="color: black;">Owhowh</span><br />
<h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Struktur permukaan bakteri lainnya</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Pili dan fimbria</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span style="color: black;">Fimbria adalah tabung protein yang menonjol dari membran pada banyak spesies dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proteobacteria&action=edit&redlink=1" title="Proteobacteria (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Proteobacteria</span></a>. </span><span lang="SV" style="color: black;">Fimbria umumnya pendek dan terdapat banyak di seluruh permukaan sel bakteri. Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di permukaan sel bakteri namun tidak banyak. Pili berperan dalam </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konjugasi" title="Konjugasi"><span lang="SV" style="color: black;">konjugasi</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> bakteri. Fimbria hanya ditemukan pada bakteri gram negatif, dimana bakteri tersebut memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis pada dinding selnya.</span><br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Kapsul dan lapisan lendir</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span style="color: black;">kapsul adalah bagian asesori dari bakteri berfungsi melindungi bakteri dari suhu atau kondisi lingkungan yang ekstrim</span><br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Flagela</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Flagella.png"><img border="0" height="236" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" width="200" /></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Flagella.png" title="Perbesar"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image003.gif" width="15" /></span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">A-<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monotrik&action=edit&redlink=1" title="Monotrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Monotrik;</span></a> B-<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lofotrik&action=edit&redlink=1" title="Lofotrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Lofotrik;</span></a> C-<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amfitrik&action=edit&redlink=1" title="Amfitrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Amfitrik;</span></a> D-<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peritrik&action=edit&redlink=1" title="Peritrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Peritrik;</span></a></span></div><span style="color: black;">Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" title="Protein"><span style="color: black;">protein</span></a> termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Flagelin&action=edit&redlink=1" title="Flagelin (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">flagelin</span></a> yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. </span><span lang="SV" style="color: black;">Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. </span><span style="color: black;">Bentuk yang umum dijumpai meliputi:</span><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monotrik&action=edit&redlink=1" title="Monotrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Monotrik</span></a> - Flagela tunggal ditemukan di satu tempat di sekitar sel</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peritrik&action=edit&redlink=1" title="Peritrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Peritrik</span></a> - Banyak flagela ditemukan di satu sisi</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amfitrik&action=edit&redlink=1" title="Amfitrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Amfitrik</span></a> - Banyak flagela ditemukan pada kedua kutub sel</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lofotrik&action=edit&redlink=1" title="Lofotrik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Lofotrik</span></a> - Flagela ditemukan pada seluruh permukaan sel</li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Struktur sel bakteri bagian dalam</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><span lang="SV" style="color: black;">Dibandingkan dengan eukaryota, bagian dalam sel bakteri sangat sederhana.</span><br />
<span style="height: 113px; margin-left: 240px; margin-top: 21px; position: absolute; width: 204px; z-index: -1;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Prokaryote_cell_diagram.svg"><img border="0" height="113" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image005.gif" width="204" /></a></span><span lang="SV" style="color: black;"></span><br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Kromosom dan plasmid</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">Struktur sel prokaryota</span></div><span style="color: black;">Tidak seperti eukaryota, kromosom bakteri tidak dikelilingi <i>membran-bound nucleus</i> melainkan ada di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sitoplasma" title="Sitoplasma"><span style="color: black;">sitoplasma</span></a> sel bakteri. </span><span lang="SV" style="color: black;">Ini berarti translasi, transkripsi dan replikasi DNA semuanya terjadi di tempat yang sama dan dapat berinteraksi dengan struktur sitoplasma lainnya, salah satunya </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ribosom" title="Ribosom"><span lang="SV" style="color: black;">ribosom</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">.</span><br />
<span lang="SV" style="color: black;">Kebanyakan bakteri memiliki </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid" title="Plasmid"><span lang="SV" style="color: black;">plasmid</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">. Plasmid dapat dengan mudah didapat oleh bakteri. </span><span style="color: black;">Namun, bakteri juga mudah untuk menghilangkannya. Plasmid dapat diberikan kepada bakteri lainnya dalam bentuk transfer gen horizontal.</span><br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Membran intraselular</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span lang="SV" style="color: black;">Membran intraselular dapat ditemui pada bakteri fototrof, bakteri <i>nitrifying</i> dan bakteri metana.</span><br />
<br />
<br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Ribosom</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span style="color: black;">Semua prokaryota memiliki 70S (di mana S = satuan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Svedberg&action=edit&redlink=1" title="Svedberg (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Svedberg</span></a>) ribosom sedangkan eukaryota memiliki 80S ribosom pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sitosol" title="Sitosol"><span style="color: black;">sitosol</span></a> mereka.</span><br />
<h3><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Vakuola gas</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h3><span style="color: black;">Dengan mengatur jumlah gas dalam vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.</span><br />
<h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Endospora</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Endospora&action=edit&redlink=1" title="Endospora (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Endospora</span></a> tahan terhadap berbagai jenis larutan kimia, dan keadaan lingkungan yang tidak baik.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">BAB III</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">PENUTUP</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">Kesimpulan</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">Ekologi merupakan salah satu cabang biologi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada disitu. Ekologi berasal dari bahasa Yunani “oikos” (rumah atau tempat hidup) dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 9pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komponen&action=edit&redlink=1" title="Komponen (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">komponen</span></a> ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stabil&action=edit&redlink=1" title="Stabil (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">stabil</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seimbang&action=edit&redlink=1" title="Seimbang (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">seimbang</span></a> (homeostatis) Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komponen&action=edit&redlink=1" title="Komponen (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">komponen</span></a> lainnya.<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Homeostatis&action=edit&redlink=1" title="Homeostatis (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Homeostatis</span></a> adalah kecenderungan sistem <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span style="color: black;">biologi</span></a> untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.<span style="color: black;"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span> </span>3. Bakteri memiliki bentuk yang sangat bervariasi Bentuk sel bakteri meliputi:<span style="color: black;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -9pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kokus" title="Kokus"><span style="color: black;">kokus</span></a> (bulat)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -9pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Basil" title="Basil"><span style="color: black;">basil</span></a> (batang)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -9pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spirilum&action=edit&redlink=1" title="Spirilum (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">spirilum</span></a> (spiral)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -9pt;"><span style="color: black; font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black;">filamen</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 9pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: black; font-size: 14pt;">Daftar pustaka</span></b></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta. Hlm: 20-27.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:qoNxXYY7jdIJ:carahidup.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/BABII.ppt+ekosistem&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id."><span style="color: black;">ITB. 2004. Ekosistem sebagai lingkungan hidup manusia</span></a>. </span><span style="color: black; font-size: 10pt;">Diakses pada 11 April 2010</span><span style="color: black;">.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.ixedu.com/es/celula/Introduccion.html"><span style="color: black;">Ixedu.com</span></a> 3D Animations, Virtual Microscope, Activities, a Game and more! All about the cells.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.studiodaily.com/main/searchlist/6850.html"><span style="color: black;">The Inner Life of A Cell</span></a>, a flash video showing what happens inside of a cell</span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.ibiblio.org/virtualcell/tour/cell/cell.htm"><span style="color: black;">The Virtual Cell</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.cellsalive.com/"><span style="color: black;">Cells Alive!</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.jcb.org/"><span style="color: black;">Journal of Cell Biology</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://members.optusnet.com.au/exponentialist/Cells.htm"><span style="color: black;">A comparison of the generational and exponential growth of cell populations</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://brainmaps.org/index.php?q=cell"><span style="color: black;">High-resolution images of brain cells</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.biology.arizona.edu/cell_bio/cell_bio.html"><span style="color: black;">The Biology Project > Cell Biology</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://cellimages.ascb.org/"><span style="color: black;">The Image & Video Library</span></a> of <a href="http://www.ascb.org/"><span style="color: black;">The American Society for Cell Biology</span></a>, a collection of peer-reviewed still images, video clips and digital books that illustrate the structure, function and biology of the cell.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.centreofthecell.org/"><span style="color: black;">Centre of the Cell online</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://biosites.org/index.php/Alphabetical_list"><span style="color: black;">Biology sites</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mboc4.TOC&depth=2"><span style="color: black;">Molecular Biology of the Cell NCBI Books</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-73364670849671298732010-10-10T20:49:00.002-07:002010-10-10T20:49:57.293-07:00TUGAS MAKALAH SEJARAH MIKROBIOLOGI APLIKASI DALAM KEBIDANAN<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: Arial;"><br />
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul <b><i>“sejarah mikrobiologi aplikasi dalam kebidanan </i></b>”. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas<span> </span>kuliah <br />
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.<br />
<br />
<br />
<br />
<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></span><span style="font-family: Arial;">Penyusun</span></div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB I</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">a.latar belakang</span></b></div><span style="color: black; font-family: Arial;">Mikrobiologi</span><span style="color: black; font-family: Arial;"> adalah sebuah cabang dari ilmu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span style="color: black;">biologi</span></a> yang mempelajari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme" title="Mikroorganisme"><span style="color: black;">mikroorganisme</span></a>. <sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi#cite_note-Madiganp2-0"><span style="color: black;">[1]</span></a></sup> Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop" title="Mikroskop"><span style="color: black;">mikroskop</span></a>, khususnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri"><span style="color: black;">bakteri</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fungi" title="Fungi"><span style="color: black;">fungi</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alga" title="Alga"><span style="color: black;">alga</span></a> mikroskopik, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa" title="Protozoa"><span style="color: black;">protozoa</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Archaea" title="Archaea"><span style="color: black;">Archaea</span></a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span style="color: black;">Virus</span></a> sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup .</span><br />
<span style="color: black; font-family: Arial;">Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop" title="Mikroskop"><span style="color: black;">mikroskop</span></a> dan menjadi bidang yang sangat penting dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span style="color: black;">biologi</span></a> setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteur" title="Louis Pasteur"><span style="color: black;">Louis Pasteur</span></a> dapat menjelaskan proses <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi" title="Fermentasi"><span style="color: black;">fermentasi</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anggur_%28minuman%29" title="Anggur (minuman)"><span style="color: black;">anggur</span></a> (<i>wine</i>) dan membuat <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serum&action=edit&redlink=1" title="Serum (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">serum</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rabies" title="Rabies"><span style="color: black;">rabies</span></a> <sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi#cite_note-Madiganp10-1"><span style="color: black;">[2]</span></a></sup> Perkembangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span style="color: black;">biologi</span></a> yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia" title="Biokimia"><span style="color: black;">biokimia</span></a>.</span><br />
<span style="color: black; font-family: Arial;">Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Farmasi" title="Farmasi"><span style="color: black;">farmasi</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran" title="Kedokteran"><span style="color: black;">kedokteran</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian" title="Pertanian"><span style="color: black;">pertanian</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ilmu_gizi&action=edit&redlink=1" title="Ilmu gizi (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">ilmu gizi</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_kimia" title="Teknik kimia"><span style="color: black;">teknik kimia</span></a>, bahkan hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Astrobiologi" title="Astrobiologi"><span style="color: black;">astrobiologi</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologi" title="Arkeologi"><span style="color: black;">arkeologi</span></a>. </span><br />
<span style="color: black; font-family: Arial;">Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling berhubungan: mikrobiologi dasar (<b>basic</b>) dan mikrobiologi teraplikasi (<b>applied</b>).Mikrobiologi dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini.Sedangkan mikrobiologi teraplikasi mengacu pada aspek pemecahan masalah (<b>problem solving</b>) yang berhubungan dengan bidang ini.<sup>[</sup>Sejak ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun memasuki era molekuler. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Keberhasilan sekuensing </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA"><span lang="SV" style="color: black;">DNA</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;"> berhasil mengungkap hubungan filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri"><span lang="SV" style="color: black;">bakteri</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">.</span><br />
<span style="color: black; font-family: Arial;">b. tujuan</span><br />
<div style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Arial;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">mahasiswa dapat merangkan sejarah mikrobiologi </span></div><div style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Arial;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">mahasiwa dapat mngetahui aplikasi dalam kebidanan</span></div><div style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Arial;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">untuk menyelesaikan tugas kelompok oleh dosen </span></div><div style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Arial;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: Arial;">untuk mengetahui permasalahan dalam pengklasifikasian sejarah mikrobiologi aplikasi dalam kebidanan<br />
<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB II</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">PEMBAHASAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">a.Sejarah mikro biologi </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Penemuan Mikroba efinisi mikroba adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang <span class="nw">organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani,</span> <span class="nw">mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan</span> <span class="nw">bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang lalu</span> <span class="nw">dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari</span> <span class="nw">gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai</span> <span class="nw">makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan</span> <span class="nw">nenek moyang dari semua makhluk hidup.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-align: justify; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;">Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"> <span class="nw">oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme</span> <span class="nw">berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun</span> <span class="nw">hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa</span> <span class="nw">mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan</span> <span class="nw">penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman</span> <span class="nw">yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba</span> <span class="nw">tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal</span> <span class="nw">pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisme bagi</span> <span class="nw">kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi</span> <span class="nw">telah meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai</span> <span class="nw">macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis</span> <span class="nw">senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan</span></span><span class="ff7"><span style="font-family: Arial;">biohemial</span></span><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">divesity<span class="ff0"> atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas</span> mikroorganisme. Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisma perubahan kimia oleh mikroorganisme sangat mirip dengan<span class="ff7"> unity in</span> biochemistry<span class="ff0"> yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisme</span> <span class="nw">adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup</span> <span class="nw">termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi</span> <span class="nw">genetik pada semua organisme dari mikroba hingga manusia adalah</span> <span class="nw">DNA.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">sifatnya sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya</span> <span class="nw">berbagai variasi metabolisma. Saat ini mikroorganisme diteliti secara</span> <span class="nw">insentif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.</span> <span class="nw">Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan</span> <span class="nw">proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang</span> <span class="nw">dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber</span> <span class="nw">energi. Strain-strain dari mikroorganisme yang dihasilkan melalui proses</span> <span class="nw">rekayasa genetika dapat diterima. Sekarang insulin yang dibutuhkan</span> <span class="nw">manusia dapat diproduksi dalam jumlah tak terhingga oleh bakteri yang</span> <span class="nw">telah direkayasa.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup besar</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">untuk membersihkan lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di</span> <span class="nw">lautan dipergunakan sebagai herbisida dan insektisida di bidang</span> <span class="nw">pertanian. </span></span><span class="nw"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Hal ini karena mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan</span> <span class="nw">mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan</span> <span class="nw">lahan baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan</span> <span class="nw">bioteknologi. </span></span><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Jika anda membaca tentang mikroorganisme anda akan</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">menghargai, mengagumi mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa</span> <span class="nw">dan virus merupakan organisme yang sering tidak terlihat. Beberapa</span> <span class="nw">diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.</span> <span class="nw">Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak</span> <span class="nw">diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer.</span> <span class="nw">Beberapa diantaranya digunakan dalam menghasilkan (manufacture)</span> <span class="nw">substansi yang penting di bidang kesehatan maupun industri makanan.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: Arial;">Leewenhoek dan Mikroskopnya </span></b></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) sebenarnya bukan</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah</span> <span class="nw">sebegai</span><span class="ff7"> wine terster</span><span class="nw"> di kota Delf, Belanda. </span></span><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Ia biasa menggunakan kaca</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu</span> <span class="nw">mikrobiologi.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">untuk mengamati air sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya.</span> <span class="nw">Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda bergerak tidak terlihat dengan</span> <span class="nw">mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan</span><span class="ff7">animalcule</span> <span class="nw">yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan</span> <span class="nw">ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi</span> <span class="nw">dengan lebih meningkatkan fungsi mikroskopnya. Hal ini dilakukan</span> <span class="nw">dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan</span> <span class="nw">perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu</span> <span class="nw">memperbesar 200–300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil</span> <span class="nw">pengamatan tersebut dan mengirimkannya ke</span><span class="ff7"> British Royal Society</span><span class="nw">. Salah</span> <span class="nw">satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1974 ia</span> <span class="nw">menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil, sekarang dikenal</span> <span class="nw">dengan protozoa. Antara tahun 1632–1723 ia menulis lebih dari 300 surat</span> <span class="nw">yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya</span> <span class="nw">adalah bentuk batang, kokus maupun spiral yang sekarang dikenal</span> <span class="nw">dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan</span> <span class="nw">adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan</span> <span class="nw">ilmu mikrobiologi.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan</span> <span class="nw">animacules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui</span> <span class="nw">fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan</span> <span class="nw">bahwa makhluk hidup berasal dari proses benda mati melalui</span> <span class="nw">abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan generatio spontanea. Kedua</span> <span class="nw">mengatakan bahwa animalcules berasal dari animalcules sebelumnya</span> <span class="nw">seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut</span> <span class="nw">biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan terseb ut</span> <span class="nw">terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis.</span> <span class="nw">Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya</span> <span class="nw">sederhana tetapi memerlukan waktu labih dari 100 tahun.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Pembuktian Ketidakbenaran dari Abiogenesis </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">dalam daging busuk adalah larva, yang berasal dari telur lalat, bukan hasil</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span lang="SV" style="font-family: Arial;">b.aplikasi dalam kebidanan</span></strong></div><div style="text-align: justify;"><strong><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bidan</span></strong><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> adalah profesi dan situs sejarah kesehatan manusia.Sejak zaman dahulu kala wanita membutuhkan seorang wanita lain dlm proses kelahiran seorang manusia baru.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Wanita terampil yg siap mendampingi dan menolong persalinan seorang ibu adl bidan.Hingga kn bidan mpyai t4 khusus di masyarakat tradisional d negara berkembang maupuin masy modern dan negara indistri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dua ungkapan dibawah ini menguatkan pendapat itu’’</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Bidan adlh profesi yg diakui scr internasional dan praktisnya dpt ditemui dislrh dunia <strong><span style="font-family: Arial;">(VARNEY 1997)</span></strong></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Peran bidan dlm menurunkan angka kematian ibu ( AKI) diseluruh dunia sgt nyata <strong><span style="font-family: Arial;">( MARSHAL AND BUTTINGTON 1991</span></strong>).</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><br />
</div><strong><span style="font-family: Arial;">Bidan </span></strong><span style="font-family: Arial;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Riwayat istilah bidan :</span></div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">Klinkert (1982) </span></strong><span style="font-family: Arial;">berpendapatbahwa katabidan berasal</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dr bhsa sangsekerta , yaitu widwan yg artinya cakap.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Tak ada sumber air dr literature bhs indonesia yg membenarkan atau membantah pendapat klinkert ini.Membidan artinya selamatan bagi seorng penolong persalinan yg mohon diri setelah bayi berusia 40 hr (kamus besar bahasa Indonesia / KKBI, balai pustaka : 1988) bidan mempunyai arti penting dlmmasyarakat Indonesia, ini terbukti dr adanya pepatah yg berbunyiBeranak tiada bidan, yg maksudnya adlh org yg mendapat kesusahan ( kecelakaan dan sbgainya ) krn slhnya sendiri ( KKBI ,1988 ).Midwife dlm bhs inggris artinya with woman yg artinya pendamping wanita. Istilah midwife sejak 1303 dan <strong><span style="font-family: Arial;">midweferypol 1483</span></strong>.Obstetrics berasal dr bhs latin obstericia atau obstetrix yg artinya sama yaitu pendamping wanita.Di inggris kedua kata midwife dan obstetrics di pakai sbg sinonim. ( Hellman and Pritchard, 1971)Obstetrics didefinisikan sbg cabang ilmu kedokteran yg berkaitan dng persalinann, sebelum dan sesudahnya, jadi obstetrics terutama berurusan dng fenomena dan manajemen kehamilan, persalinan , nifas baik dlm keadaan normal maupun abnormall <strong><span style="font-family: Arial;">( Hellman and Pritchard, 1971 )</span></strong>Beberapa kekhususan bidan yg di akui, yaitu, mempunyai sikap empati. Keterbukaan, peka dan tanggap terhadap perasaan, pikiran dan proses yg dialami ibu dan keluarganya. Bidan tdk hanya sbg klinisi dan pemberi asuhan kesehatan yg baik. Lebih dr itu dia juga harus sbg pendamping yg baik dan ahli.Medukung org tua mencapai oerannya mjd org tua yg baik <strong><span style="font-family: Arial;">( Silverton, 1993 )</span></strong></span></div><h3><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">PEMASARAN SOSIAL JASA ASUHAN KEBIDANAN</span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"></span></h3><div class="MsoNormal"><strong><span style="font-family: Arial;">A. Pemasaran social jasa Asuhan kebidanan.</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemasaran di identik dgn Proses perdagangan barng yg diorentasikan sbg preoses jual beli dan tawar menawar. Sehingga pemasaran kadang menjadi hal yg terlupakan ketika kita membahas tentang penyediaan jasa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Definisi Pemasaran menurut beberapa ahli adalah sbb : </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>1. <strong><span style="font-family: Arial;">Sumarni dan Soeprihanto ( 1995 ).</span></strong></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemasaran adlh sujatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yg ditujukan untukmerencanakan, menentukan harga,mempromosikan dan mendisri busikan barang dan jasa yg memuaskan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">2. <strong><span style="font-family: Arial;">W.Y. stanton ( 1997 </span></strong>)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemasaran adlah : Sesuatu yg meliputi seluruh sistem yg berhubungan dgn tujuan dr sebuah perencanaan dan penentuan herga sampai dgn promosi & distribusi barang dan jasa ygbisa memuskan kebutuhan pembeli.</span></div><strong><span style="font-family: Arial;">3. Trioso Purnawarman ( 2001 )</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">P</span></strong><span style="font-family: Arial;">emasaran adalah : suatu proses social dan manaserial dimanan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginann mereka dgn menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yg bernilai satu sma lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">“ Definisi ini berdarkan pd konsep ini yaitu :</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kebutuhan keinginan dan permintaan : produk, nilai, biaya, dan keputusan : perukaran , trnsaksi dan hubungan: pasar, pemasaran dan pemasaran / penyedia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Adapun tujuan pemasaran adlh mengenal dan memahami pelanggaran sedemikian rupa sehingga produk cocok dgnnya dan dpt terjual dgn sendirinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Proses pemasaran dpt dijelaskan lbh rinci dlm langkah2 sbb</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Langkah 1 adlh analisis yaitu dgn membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi2 / stakeholder yg dpt membantu dan bekerja sama.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Langkah 2 yaitu melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama klmpk sasaran trhdp produk atau jasa pelayanan yg akan diberikan.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Langkah 3 adalah menyusun srategi pemasaran. Strategi yg digunakan disini merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yg berkelanjutan. Faktor2 nya adlh :</span></li>
</ul><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Faktor Mikro : yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Faktor Makro : yaitu demografi / ekonomi politik / hukum, teknologi / fisik dan sosial / budaya.</span></li>
</ol><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Strategi dan kiat pemasaran darisudut pandang penjual dpt disingkat dlm ( 4 ) yaitu :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">tempat yg strategis ( Place )</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">produk yg bermutu ( Product )</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Harga yg komeptitif ( Price )</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">promosi yg gencar ( Promotion )</span></li>
</ol><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">langkah ke 4 adalah monitoring dan evaluasi.monitoring adalah proses untuk menentukasn kekurangan atau kesalahan pd strategi yg telah ditetapkan.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Langkah ke 5 adalah pelaksanaan proses pemasaran .kegiatan ini mengunakan media yg telah dipersiapkan untuk menunjang program melalui pesan2 sehingga akan diingat oleh masyarakat luas ataupun khussusnya bagi konsumen.</span></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dalam hal ini ” pemasaran sosial dpt diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk ygberupa komoditi tertentu spt pelayanan, ide atau gagasan dgn mengaitkan pd kebutuhan atau minat masyarkat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Tujuan pemasaran sosial sbb :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">memberikan pelayanan yg bermutu yg dibutuhkan masyarakat.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">memberikan pelayanann dgn standar praktik, keterampilan yg mantap ( dalam memberikan pelayanan kpd klien )</span></li>
</ol><strong><span style="font-family: Arial;">Tujuan akhir dan konsep</span></strong><span style="font-family: Arial;">,</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya ( total customer satisfaction ) . keputusan pelanggan sepenuhnya bukan berarti meberikan kpd apa yg menurut kita keinginan dr mereka, tetap apayg sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimanan mereka inginkan. Atau secara singkat adlah memenuhi kebtuhan pelanggan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Konsep pemasaran yg perlu dipahami dlm kaitannya dgn pemasaran social jasa asuhan kebidanana adlah faktor2 yg mempengaruhi pemasaran yaitu</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">1.kebutuhan, keinginan dan permintaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">- keinginan ( wants ) adalah hasrat akan suatu hal sesuai dgn kebutuhannya</span></div><span style="font-family: Arial;">- permintaan ( demands ) adalah keinginan akan sesuatu yg didukung dgn kemampuan serta kesediaan membelinya.</span><br />
<span style="font-family: Arial;">2. Produk</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Produk merupakan sesuatu yg dpt ditawarkan utnuk memuaskan suatu kebtuhan / keinginan masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">3. Transaksi</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Transaksi merupakan proses seseorng mendapatkan produk baik dgn memproduksi sendiri,pemaksaan, meminta maupun pertukaran</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">4. Pertukaran</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pertukaran merupakan tindakan memperoleh barang yg dibvtuhkan atau dikehendaki seseorang dgn menawarkan suatu imblan</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">5. Pasar</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pasar terdiri darisemua pelangan yg potensial memiliki kebutuhan yg sama dan bersedia Dan mampu melaksankan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan trsbt.</span></div><span style="font-family: Arial;">Pemasaran social adalah penerapan teknik peamsaran niaga untuk mencapai suatu tujuan social yg bermanfaat ( HIV / AIDS Prevention Project ( HAPP), 1999 ).</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kemapuan berwirausaha, wirausaha social bersifat praktis dan pragmatis.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">- dampak social, seorang wirausahawan haruslah beride baru, praktis dan cukup berguna, sehingga akan digunakan oleh orng lain begitu ide tsb diaplikasikan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">- Karaktereritis, adlh seseorang yg dpt menjalankan fungsi2 layanan public. </span><span style="font-family: Arial;">Atau orng yg dpt dipercaya dan menjaga kehormatannya.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;">BAB III</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;">PENUTUP</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kesimpulan</span></div><span style="color: black; font-family: Arial;">Mikrobiologi</span><span style="color: black; font-family: Arial;"> adalah sebuah cabang dari ilmu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi"><span style="color: black;">biologi</span></a> yang mempelajari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme" title="Mikroorganisme"><span style="color: black;">mikroorganisme</span></a>. <sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi#cite_note-Madiganp2-0"><span style="color: black;">[1]</span></a></sup> Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop" title="Mikroskop"><span style="color: black;">mikroskop</span></a>, khususnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri"><span style="color: black;">bakteri</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fungi" title="Fungi"><span style="color: black;">fungi</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alga" title="Alga"><span style="color: black;">alga</span></a> mikroskopik, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa" title="Protozoa"><span style="color: black;">protozoa</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Archaea" title="Archaea"><span style="color: black;">Archaea</span></a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span style="color: black;">Virus</span></a> sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup .</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dalam hal ini ” pemasaran sosial dpt diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk ygberupa komoditi tertentu spt pelayanan, ide atau gagasan dgn mengaitkan pd kebutuhan atau minat masyarkat.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;">Daftar pustaka</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black;"><span class="citationbook"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Madigan, MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. </span></span><span class="citationbook"><i><span style="font-family: Arial;">Brock Biology of Microorganisms</span></i></span><span class="citationbook"><span style="font-family: Arial;"> (edisi ke-Edisi ke-12). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings. hlm. hlm. 2. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Number" title="International Standard Book Number"><span style="color: black;">ISBN</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Sumber_buku/9780321536150" title="Istimewa:Sumber buku/9780321536150"><span style="color: black;">9780321536150</span></a>.</span></span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><span style="font-family: Arial;">Madigan <i>et al.</i> (2009) hlm. 10-22</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;">Cohen B (1937). <a href="http://jb.asm.org/cgi/reprint/34/3/343?maxtoshow=&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=Robert+Hooke&searchid=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT"><span style="color: black;">"On Leeuwenhoek's Method of Seeing Bacteria"</span></a> (pdf). </span></cite><cite><span style="font-family: Arial;">J Bacteriol</span></cite><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;"> <b>34</b> (3): 343-346.</span></cite><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;">Falkow S (1988). "Molecular Koch's postulates applied to microbial pathogenicity" (pdf). </span></cite><cite><span style="font-family: Arial;">Reviews of Infectious Diseases</span></cite><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;"> <b>10</b>: 5274.</span></cite><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;">Pernthaler J (2005). "Fate of heterotrophic microbes in pelagic habitats: focus in populations" (pdf). </span></cite><cite><span style="font-family: Arial;">Microbiol and Mol Biol Rev</span></cite><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;"> <b>69</b> (3): 449. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifier" title="Digital object identifier"><span style="color: black;">DOI</span></a>:<a href="http://dx.doi.org/10.1128/MMBR.69.3.440%E2%80%93461.2005"><span style="color: black;">10.1128/MMBR.69.3.440–461.2005</span></a>.</span></cite><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><span class="citationbook"><span style="font-family: Arial;">Lay, BW (1994). <i>Analisis Mikroba di Laboratorium</i>. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hlm. hlm. 68. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Number" title="International Standard Book Number"><span style="color: black;">ISBN</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Sumber_buku/9794213888" title="Istimewa:Sumber buku/9794213888"><span style="color: black;">9794213888</span></a>.</span></span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;">Merriam-Webster's Online Dictionary <a href="http://www.merriam-webster.com/dictionary/sterile"><span style="color: black;">Sterile</span></a>. Merriam-Webster, Incorporation. Diakses pada 10 Mei 2010</span></cite><span style="font-family: Arial;"> }}</span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black;"><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;">Balk RA (1989). "The septic syndrome, definition and clinical implications" (pdf). </span></cite><cite><span style="font-family: Arial;">Crit Care Clin</span></cite><cite><span style="font-family: Arial; font-style: normal;"> <b>5</b> (1): 1.</span></cite><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">8dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari mikroorganisme </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop? </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">John Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">menghilangkan organisme yang ada dan menempatkannya dalam toples</span> <span class="nw">yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan</span> <span class="nw">daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi spontan</span> <span class="nw">dari daging.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat</span> <span class="nw">menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut.</span> <span class="nw">Jadi eksperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham</span> <span class="nw">mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada</span> <span class="nw">percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun</span> <span class="nw">1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung</span> <span class="nw">tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor</span> <span class="nw">Schwann mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung tertutup</span> <span class="nw">yang berisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab</span> <span class="nw">mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi</span> <span class="nw">para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya</span> <span class="nw">asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung</span> <span class="nw">pertumbuhan mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti</span> <span class="nw">menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan</span> <span class="nw">menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke</span> <span class="nw">dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang sebagiannya diisi dengan</span> <span class="nw">kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan</span> <span class="nw">tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya</span> <span class="nw">mikroba akan tersring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak</span> <span class="nw">ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa</span> <span class="nw">teori generatio spontanea adalah salah.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Bukti Teori Biogenesis </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Fransis Louis</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">Pasteur (1822–1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada</span> <span class="nw">mikroorganisme. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba</span> <span class="nw">dalam industri anggur dalam pembuatan alkohol. Salah satu pendukung</span> <span class="nw">teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah</span> <span class="nw">Felix Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia banyak</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">9 </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan</span> <span class="nw">pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian eksperimen, ia</span> <span class="nw">menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang</span> <span class="nw">dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian</span> <span class="nw">dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher</span> <span class="nw">angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisme di kaldu</span> <span class="nw">tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu/asap akan mengendap pada</span> <span class="nw">bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu. Ia</span> <span class="nw">juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen.</span> <span class="nw">Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan</span> <span class="nw">ia menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke</span> <span class="nw">dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Pada tanggal 7</span> <span class="nw">April 1864 ia mengatakan bahwa:</span><span class="ff7"> For I hape kept them and am still</span> </span></div><div class="pjff7" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">keeping from them, that one thing that is above the power of man to</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">make; i have kept from them, the germ that float in the air, i have kept</span> <span class="nw">them from file.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Salah satu argumen klasik untuk menantang biogenesis adalah</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga</span> <span class="nw">dianggap merusak</span><span class="ff7"> vital force</span><span class="nw">. Mereka yang mendukung teori abiogenesis</span> <span class="nw">berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut</span> <span class="nw">mikroorganisme tidak dapat muncul serta spontan. Untuk merespon</span> <span class="nw">argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat dengan mudah</span> <span class="nw">dibebaskan dari mikroorganisme dengan cara melakukan pecobaan</span> <span class="nw">dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak</span> <span class="nw">tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah</span> <span class="nw">dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa</span> <span class="nw">meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung</span> <span class="nw">dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba.</span> <span class="nw">Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep</span> <span class="nw">biogensis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada</span> <span class="nw">peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang menyebabkan</span> <span class="nw">penyakit.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Teori Tentang Fermentasi </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Fermentasi terjadi jika jur anggur kita biarkan. Melalui</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan</span> <span class="nw">dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang</span> <span class="nw">pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa produk</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">10 </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">fermentasi anggur merupakan hasil mikroorganisme yang ada, bukan</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">fermentasi menghasilkan mikroorganisme sebagaimana yang dipercaya</span> <span class="nw">pada waktu tersebut. Pada tahun 1850. Pasteur memecahkan masalah</span> <span class="nw">yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik</span> <span class="nw">dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan mikroorganisme yang</span> <span class="nw">berbeda.Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">sementara tipe mikroorganisme lain mendominasi anggur yang kurang</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">bagus. Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai</span> <span class="nw">akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan</span> <span class="nw">mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara</span> <span class="nw">memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi</span> <span class="nw">dengan anggur yang berkualitas baik yang mengandung mikroorganisme</span> <span class="nw">yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan</span> <span class="nw">memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma</span> <span class="nw">selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit</span> <span class="nw">pada 50–60o Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan</span> <span class="nw">secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan</span> <span class="nw">produk fermentasi melalui trial and error dimana sebelumnya tidak tahu</span> <span class="nw">bahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisme tertentu.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Penyebab Infeksi/Penyakit </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">industri anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru</span> <span class="nw">mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan</span> <span class="nw">agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi</span> <span class="nw">sebelum Pasteur telah membuktikan bahwa mikroba merupakan</span> <span class="nw">penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat</span> <span class="nw">terhadap teori bakteri penyebab penyakit. Sebelumnya, dalam serajah</span> <span class="nw">manusia ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa</span> <span class="nw">faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek, darah yang jelek dan</span> <span class="nw">lain-lainnya.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">dapat disebabkan oleh mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang</span> <span class="nw">lain. Sebagian besar informasinya berasal dari percakapannya dengan</span> <span class="nw">para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana</span> <span class="nw">mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun</span> <span class="nw">kemudian Anton von Plenciz (1705–1786) mengatakan bahwa tidak</span> <span class="nw">hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">11 </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang</span> <span class="nw">menggunakan nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan</span> <span class="nw">fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang</span> <span class="nw">merugikan industri di Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk</span> <span class="nw">membuktikan bahwa mikroorganisme yang disebut dengan protozoa</span> <span class="nw">dapat menyebabkan penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani</span> <span class="nw">ulat sutera bagaimana cara menghilangkan penyakit dengan cara memilih</span> <span class="nw">ulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Di Jerman, Robert Koch (1843–1910) seorang profesional di</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari isterinya untuk hadiah</span> <span class="nw">ulang tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia</span> <span class="nw">mikroorganisme yang sudah dilihat oleh Pasteur. Pasteur maupun Koch</span> <span class="nw">bersama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat</span> <span class="nw">merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya</span> <span class="nw">menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan</span> <span class="nw">sering meninggalkan prakteknya sebagai dokter, Koch membuktikan</span> <span class="nw">bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan</span> <span class="nw">bakteri untuk bahan tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian</span> <span class="nw">menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya</span> <span class="nw">menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi</span> <span class="nw">dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang</span> <span class="nw">sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch</span> <span class="nw">mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia</span> <span class="nw">juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau</span> <span class="nw">dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan</span> <span class="nw">oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah</span> <span class="nw">peternakan.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu.</span> <span class="nw">Selanjutnya Koch dan peneliti lain menemukan bakteri penyebab</span> <span class="nw">tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk</span> <span class="nw">mempelajari mikroorganisme. Koch dan anggotanya banyak memberi</span> <span class="nw">kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur</span> <span class="nw">pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya. Salah</span> <span class="nw">satu kolega Koch adalah Paul Erlich (1854–1915) yang melakukan</span> <span class="nw">penelitian terhadap spesimen dan menggunakannya untuk mewarnai</span> <span class="nw">bakteri termasuk bakteri penyebab tuberkulosis.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">12 </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Teknik Biakan Murni </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Secara kebetulan seorang pria Jerman melihat bahwa koloni yang</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">tumbuh pada kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan</span> <span class="nw">jalan untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya: mereka</span> <span class="nw">mengembangkan media spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisme.</span> <span class="nw">Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi</span> <span class="nw">mikroorganisme. Koch dan koleganya juga menunjukkan senyawa dari</span> <span class="nw">alga yang disebut agar dapat membuat media menjadi padat. Richard J.</span> <span class="nw">Petri (1852–1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan</span> <span class="nw">media agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang masih</span> <span class="nw">digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan menggunakan</span> <span class="nw">teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen</span> <span class="nw">penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch</span> <span class="nw">mengenalkan penggunaan hewan sebagai model untuk penyakit manusia</span> <span class="nw">dengan cara menginjeksikan bakteri ke tubuh mencit, kelinci, babi atau</span> <span class="nw">domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk</span> <span class="nw">mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk</span> <span class="nw">menghilangkan keraguan.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Postulat Koch </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk</span> <span class="nw">membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit</span> <span class="nw">tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">penyakit yang ditimbulkan. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">murni di laboratorium </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">3.<span class="ib"> </span>Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">dapat menimbulkan penyakit </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">4.<span class="ib"> </span>Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">telah terinfeksi tersebut </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">bakteri penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat</span> <span class="nw">(kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat</span> <span class="nw">menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang</span> <span class="nw">ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme memerlukan modifikasi</span> <span class="nw">dari postulat Koch.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">13 </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan</span> <span class="nw">melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak tersebut disaring dengan</span> <span class="nw">filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut</span> <span class="nw">diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya menunjukkan</span> <span class="nw">bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari</span> <span class="nw">bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang</span> <span class="nw">diketahui disebabkan oleh virus.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">–1902) dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan</span> <span class="nw">bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membwa</span> <span class="nw">protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah</span> <span class="nw">penyakit tersebut adalah menguras air tergenang yang digunakan nyamuk</span> <span class="nw">untuk tempat berkembang biak.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Perkembangan dan Pencegahan Penyakit </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">daerah misalnya penyakit bubon yang dikenal dengan penyakit hitam</span> <span class="nw">yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama</span> <span class="nw">periode tahun 1347–1350. Sepertiga sampai setengah populasi di Eropa</span> <span class="nw">meninggal karena penyakit tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus,</span> <span class="nw">berperan sebagai sumber bakteri basilus dan ditransmisikan/ditularkan ke</span> <span class="nw">manusia melalui lalat. Tahun 1917–1919 malaria telah membunuh</span> <span class="nw">setengah juta penduduk Amerika dan 21 juta manusia di seluruh dunia.</span> <span class="nw">Jumlah tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama</span> <span class="nw">perang dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih mematikan dibanding peluru.</span> <span class="nw">Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisme dapat merupakan penyebab</span> <span class="nw">penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya bagaimana cara</span> <span class="nw">pencegahan dan therapinya.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Penemuan Antiseptik </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Secara umum septis berarti efek toksis dari mikroorganisme</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">penyebab penyakit pada tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran</span> <span class="nw">yang menghentikan efek tersebut dengan pencegahan infeksi.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Oliver Weldell Holmes (1809 0 1894) seorang dokter Amerika</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">pada tahun 1843 menekankan bahwa penyakit demam pada wanita</span> <span class="nw">bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan dari satu wanita lain melalui</span> <span class="nw">tangan dokter. Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp</span> <span class="nw">Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan untuk</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">14 </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">tangan dokter. Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">menemukan asam karbol atau phenol dapat digunakan untuk membunuh</span> <span class="nw">bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk merendam alat-alat bedah</span> <span class="nw">dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk</span> <span class="nw">mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya menyebabkan</span> <span class="nw">kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima dan</span> <span class="nw">dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari</span> <span class="nw">penemuan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai</span> <span class="nw">macam senyawa kimia dan alat fisik lain dapat mengurangi</span> <span class="nw">mikroorganisme di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur dan</span> <span class="nw">ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Imunisasi </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">mengisolasi dan membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada</span> <span class="nw">ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi</span> <span class="nw">di hadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang</span> <span class="nw">kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri kolera pada</span> <span class="nw">ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala</span> <span class="nw">penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena</span> <span class="nw">ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-</span> <span class="nw">langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan</span> <span class="nw">bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah</span> <span class="nw">dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak</span> <span class="nw">pernah diinokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi</span> <span class="nw">dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang</span> <span class="nw">kelompok ayam pertama tetap sehat.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Hal ini mebuatnya bingung, tetapi pasteur segara menemukan</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh</span> <span class="nw">menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau</span> <span class="nw">kemampuan untuk menyebakan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini</span> <span class="nw">masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi</span> <span class="nw">berikutnya menjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur</span> <span class="nw">selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax.</span> <span class="nw">Pasteur menyebutkan bakteri yang telah avirulen tersebut dengan vaccin</span> <span class="nw">dari bahasa latin ”vacca” artinya sapi dan imunisasi dengan biakan</span> <span class="nw">tersebut dikenal dengan vaksinasi.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Dengan vaksinasi tersenut Pasteur mengenali mengetahui hasil </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">kerja sebelumnya oleh Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">15 </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">memvaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi</span> <span class="nw">serius. Jenner menduga bahwa menghadapi cawpox akan mencegahnya</span> <span class="nw">dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya Jenner</span> <span class="nw">menginokulasi pendapat dari James Philips pertama dengan materi yang</span> <span class="nw">menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dari agen</span> <span class="nw">smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak menununjukkan gejala smallpox.</span> <span class="nw">Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana banyak orang dianggap</span> <span class="nw">sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang azaib. Untuk itu ia diminta</span> <span class="nw">membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang</span> <span class="nw">ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, kucing atau hewan yang</span> <span class="nw">terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan</span> <span class="nw">Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan</span> <span class="nw">bahwa penyebab penyakit rabies belum diketahui, tetapi Pasteur</span> <span class="nw">mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia</span> <span class="nw">dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva</span> <span class="nw">anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang</span> <span class="nw">belakang kelinci tersebut dan menginginkannya dan membuatnya</span> <span class="nw">menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat</span> <span class="nw">terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat</span> <span class="nw">berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki</span> <span class="nw">bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk</span> <span class="nw">Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut Kekawatiran Pasteur dan</span> <span class="nw">orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati.</span> <span class="nw">Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang</span> <span class="nw">kemudian digunakan untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang</span> <span class="nw">sangat terkenal.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">Chemoterapi </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya;</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">merkuri telah digunakan untuk mengobati sifilis pada tahun 1495 dan</span> <span class="nw">kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan untuk mengobati malaria.</span> <span class="nw">Orang tahu bahwa tumbuhan berperan sebagai bahan untuk chemoterapi.</span> </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt; text-indent: 43.2pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">Paul Erlich melalui chemoterapi modern dengan membuat</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis.</span> <span class="nw">Untuk penemuan tersebut</span><span class="ib"> </span><span class="nw">ia mendapat Nobel tahun 1908. Alexander</span> <span class="nw">Fleming (1881–1955) menemukan penicilin, senyawa kimia yang</span> <span class="nw">dihasilkan mikroorganisme jamur</span><span class="ff7"> Penicellium notatum</span><span class="nw">. Fleming</span> <span class="nw">menduga bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambat</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="display: none; font-family: Arial;">16 </span></div><div class="pjff0" style="line-height: 16.7pt;"><span class="nw"><span style="display: none; font-family: Arial;">pertumbuhan bakteri. Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat</span></span><span style="display: none; font-family: Arial;"> <span class="nw">perhatian sampai 10 tahun kemudian saat peneliti dari Universitas Oxford</span> <span class="nw">mencoba menemukan senyawa antibakteri yang berasal dari</span> <span class="nw">mikroorganisme. Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban perang</span> <span class="nw">dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W.</span> <span class="nw">Florey dan Ernest Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang</span> <span class="nw">hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai obat</span> <span class="nw">mujarab. Florey, Chain, dan Fleming mendapat Nobel untuk penemuan</span> <span class="nw">tersebut</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-23593610709807753612010-10-10T20:49:00.000-07:002010-10-10T20:49:06.564-07:00TUGAS MAKALAH MAKALAH MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 18pt; line-height: 150%;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Makalah ini berisi beberapa informasi tentang <b><i>kebidanan sebagai profesi</i></b> yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. <span lang="FI">Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. </span>Amin.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span> </span><span> </span>Penyusun </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span> </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">BAB I</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">A. Latar Belakang </span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">B. Tujuan</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Tujuan Umum</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Untuk menambah pengetahuan tentang bidan sebagai profesi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Tujuan Khusus</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Pengertian bidan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Pengertian profesi,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. Ciri-ciri karakteristik profesi, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IT" style="font-family: Arial;">4. Ciri-ciri bidan sebagai profesi dan</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">5. Kewajiban bidan sebagai profesinya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">BAB II</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">TINJAUAN PUSTAKA</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">A. Pengertian Bidan</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Dalam bahasa <i>inggris</i>, kata <i>Midwife </i>(Bidan) berarti “<i>with woman”(</i>bersama wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasa Perancis, <i>sage femme</i> (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasa latin, <i>cum-mater</i> (Bidan) bearti ”berkaitan dengan wanita”. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Menurut <i>churchill</i>, bidan adalah ” <i>a health worker who may or may not formally trained and is a physician, that delivers babies and provides associated maternal care” </i>(seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait). </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Definisi Bidan <i>(ICM)</i> : bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Bidan merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">KEPMENKES NOMOR 900/ MENKES/SK/ VII/2002 bab I pasal 1</span></i><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">:</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Menurut <i>WHO </i>bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">INTERNATIONAL CONFEDERATION of MIDWIFE</span></i><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;"> bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="FI" style="font-family: Arial;">B. Pengertian Profesi</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Profesi adalah </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan" title="Pekerjaan"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">pekerjaan</span></a></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> yang membutuhkan </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan" title="Pelatihan"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">pelatihan</span></a></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> dan penguasaan terhadap suatu </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan" title="Pengetahuan"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">pengetahuan</span></a></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> khusus. Suatu profesi biasanya memiliki </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asosiasi_profesi&action=edit&redlink=1" title="Asosiasi profesi (belum dibuat)"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">asosiasi profesi</span></a></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">, </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_etik&action=edit&redlink=1" title="Kode etik (belum dibuat)"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">kode etik</span></a></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">, serta proses </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sertifikasi&action=edit&redlink=1" title="Sertifikasi (belum dibuat)"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">sertifikasi</span></a></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> dan </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisensi&action=edit&redlink=1" title="Lisensi (belum dibuat)"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">lisensi</span></a></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> yang khusus untuk bidang profesi tersebut. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Contoh profesi adalah pada bidang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum" title="Hukum"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">hukum</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran" title="Kedokteran"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">kedokteran</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keuangan" title="Keuangan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">keuangan</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Militer" title="Militer"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">militer</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik" title="Teknik"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">teknik</span></a>. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">C. Bidan Sebagai Profesi</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional <span style="color: #333333;">juga</span> berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya</span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bidan memiliki organisasi profesi </span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.</span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="ES" style="font-family: Arial;">D. Arti dan Ciri Jabatan Profesional</span></b><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Profesional" title="Profesional"><span lang="ES" style="color: windowtext; text-decoration: none;">profesional</span></a></span><span lang="ES" style="font-family: Arial;">. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amatir&action=edit&redlink=1" title="Amatir (belum dibuat)"><span lang="ES" style="color: windowtext; text-decoration: none;">amatir</span></a></span><span lang="ES" style="font-family: Arial;">. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Secara populer, seseorang yang bekerja dibidang apapun sering diberi predikat profesional. Seorang pekerja profesional dalam bahasa keseseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya meskipun keteranpilan atau kecakapan tersebut merupakan hasil minat dan belajar dan kebiasaan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dengan predikat profesional yang diperoleh dari jenis pekerjaan hasil pembiasaan melakukan keterampilan tertentu ( melalui magang/ keterlibatan langsung dalam situasi kerja tertentu dan mendapatkan keterampilan kerja sebagai warisan orang tuanya atau pendahulunya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi. Baik pekerja profesional maupun teknisi dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya menguasai teknik kerja yang sama, dapat memecahkan masalah teknis dalam bidang kerjanya). Akan tetapi, seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">C.V Good menjelaskan bahwa jenis pekerjaan profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu : memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan prajabatan yang relevan), kecakapannya memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang (misalnya: organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah), serta jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan negaranya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Secara rinci ciri-ciri jabatan profesional adalah sebagai berikut :</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Arial;">Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis:</span></i><span style="font-family: Arial;"> Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada </span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan" title="Pengetahuan"><span lang="EN-US" style="color: windowtext;">pengetahuan</span></a></span><span style="font-family: Arial;"> tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Arial;">Asosiasi profesional:</span></i><span style="font-family: Arial;"> Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organisasi_profesi&action=edit&redlink=1" title="Organisasi profesi (belum dibuat)"><span style="color: windowtext;">Organisasi profesi</span></a> tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya. </span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Pendidikan yang ekstensif</span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan" title="Pendidikan"><span style="color: windowtext;">pendidikan</span></a> yang lama dalam jenjang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_tinggi" title="Pendidikan tinggi"><span style="color: windowtext;">pendidikan tinggi</span></a>. </span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Ujian kompetensi</span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis. </span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Pelatihan institutional:</span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"> Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan. </span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Lisensi:</span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"> Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya. </span><span style="font-family: Arial;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Arial;">Otonomi kerja</span></i><span style="font-family: Arial;">: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Arial;">Kode etik</span></i><span style="font-family: Arial;">: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Mengatur diri</span></i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Layanan publik dan altruisme</span></i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Status dan imbalan yang tinggi</span></i><span lang="SV" style="font-family: Arial;">: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi </span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat"><span lang="SV" style="color: windowtext;">masyarakat</span></a></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">E. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya</span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">F. Perilaku profesional Bidan </span></b><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><a href="" name="OLE_LINK1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Bertindak sesuai keahliannya</span></a><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Mempunyai moral yang tinggi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. Bersifat jujur</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">4. Tidak melakukan coba-coba</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">5. Tidak memberikan janji yang berlebihan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">6. Mengembangkan kemitraan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">7. Terampil berkomunikasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">8. Mengenal batas kemampuan </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">9. Mengadvokasi pilihan ibu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="FI" style="font-family: Arial;">G. Organisasi Bidan</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><i><span lang="FI" style="font-family: Arial;">1. Ikatan Bidan Indonesia (IBI)</span></i></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="medium1"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Dalam sejarah </span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Bidan<span class="medium1"> Indonesia menyebutkan bahwa 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahir IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.<sup> </sup>IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951, hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia. Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2003, IBI telah memiliki 30 pengurus daerah, 342 cabang IBI (di tingkat Kabupaten / Kodya) dan 1,703 ranting IBI (di tingkat kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 68,772 orang. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="medium1"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Tujuan IBI adalah sebagai berikut :</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antara sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan khususnya dalam pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">4. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Visi dan Misi IBI antara lain :</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia yang bersifat nasional, sebagai satu-satunya organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan bidan di Indonesia.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Pengurus besar IBI berkedudukan di Jakarta atau dimana pusat pemerintahan berada</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. Meniadakan bidan kelas satu maupun bidan kelas dua, yang ada hanya bidan </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">4. Membentuk pengurus didaerah-daerah. Dengan demikian organisasi/ perkumpulan yang bersifat lokal yang ada sebelum konferensi ini semuanya membubarkan diri dan selanjutnya menjadi anggota cabang yang dikoordinir oleh pengurus daerah tingkat propinsi.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">5. Bidan harus bekerja sesuai dengan profesi, apabila bekerja dibidang perawatan harus mengikuti pendidikan perawat selama dua tahun, demikian apabila perawata bekerja di kebidanan harus mengikuti pendidikan bidan selama dua tahun. </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">2. International Confederation of Midwifes (ICM)</span></i></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">ICM merupakan organisasi kebidanan dari berbagai negara (60 negara) yang markas besarnya berada di London Inggris. Tujuan umum dari ICM yaitu memperbaiki standar pelayanan kebidanan pada ibu bayi dan keluarga dan pendidikan yang berguna untuk peningkatan profesionalisme. Sedangkan tujuan khusus dari ICM adalah:</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1. Memperbaiki standar asuhan kepada ibu, bayi, dan keluarga diseluruh dunia.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Meningkatkan penerapan asuhan kebidanan.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. Mengembangkan peranan kebidanan sebagai praktisi profesional dengan hak-haknya sendiri.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">4. Meningkatkan secara global potensi dan nilai kebidanan untuk menurunkan morbiditas dan moetalitas ibu dan bayi. </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="medium1"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">3. Association of Radical Midwifes (ARM)</span></i></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="medium1"><span style="font-family: Arial;">ARM adalah organisasi yang beranggotakan para bidan, mahasiswa bidan pada komite UK (United Kingdom) untuk memperbaiki pelayanan kesehatan. Tujuan dari ARM adalah agar dapat melakukan tukar wawasan, pendapat, keterampilan dan informasi dengan kolega dan pasien untuk membantu bidan mengembangkan perannya agar dapat memperoleh jaminan untuk berpartisipasi aktif dalam pelayanan maternitas selain itu ARM juga memberikan dukungan kepada para bidan dalam memberikan pelayanan yang berkesinambungan, menggali pola pelayanan alternatif dan mengevaluasi perkembangan lingkup praktek kebidanan. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="FI" style="font-family: Arial;">BAB III</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="FI" style="font-family: Arial;">PENUTUP</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="FI" style="font-family: Arial;">A. Kesimpulan</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Arial;">Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Arial;">Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan kesehatan perempuan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: Arial;">B. Saran</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">·</span><span style="font-family: Arial;"> Agar <span class="medium1">pemerintah</span> terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">·</span><span style="font-family: Arial;"> Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">·</span><span style="font-family: Arial;"> Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika profesi.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-9648101573633348522010-10-10T20:48:00.000-07:002010-10-10T20:48:03.350-07:00TUGAS MAKALAH Manajemen kebidanan<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: Arial;"><br />
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul <b><i>“manajemen kebidanan</i></b>”. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas<span> </span>kuliah <br />
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.<br />
<br />
<br />
<br />
<span> </span></span><span style="font-family: Arial;">Penyusun</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: center; text-indent: -36pt;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB I</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: center; text-indent: -36pt;"><b><span style="font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></b></div><span style="font-family: Arial;">A.Latar belakang</span><br />
<span lang="SV" style="font-family: Arial;">Apasih manajemen kebidanan itu? Hampir setiap pekan mahasiswi kebidanan STIKES FORT DE KOCK selalu mencari kata kunci ini. Jika mereka tidak menemukannya sendiri maka gue sebagai seorang operator yang dilimpahi tugas mencarinya. Gue gak tahu apa-apa mengenai masalah ini. Asli puyeng abis… jadinya ya kek gini deh gue buat aja sendiri artikel tentang manajemen kebidanan.<br />
<br />
Manajemen kebidanan berasal dari dua suku kata yaitu manajemen dan kebidanan, yang asal katanya bidan. Menurut Kbbi.web.id pengertian Manajemen (kb.) adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; pimpinan yg bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Pengertian ini sama dengan yang tertera pada kbbi versi pusatbahasa.diknas.go.id. Inti dari manajemen yang gue dapatkan adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Lanjut ke kata kedua yaitu kebidanan.<br />
<span class="fullpost">Pengertian bidan sebagai asal kata kebidanan menurut pusatbahasa.diknas.go.id, adalah wanita yg mempunyai kepandaian menolong dan merawat orang melahirkan dan bayinya. Sedangkan kebidanan berarti segala sesuatu mengenai bidan atau cara menolong dan merawat orang beranak (mungkin maksudnya orang yang mo melahirkan). Sedangkan pada situs kuliahbidan.wordpress.com pengertian ini lebih dispesifikan lagi kepada bidan sebagai sebuah profesi, yaitu seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pengertian Bidan menurut MENTERI KESEHATAN RI yang tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 369/Menkes/Sk/Iii/2007 Tanggal : 27 Maret 2007 salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Dari pengertian diatas maka dapat gue simpulkan bahwa manajemen kebidanan adalah proses pertolongan yang dilakukan seseorang yang berprofesi sebagai bidan secara sistematis untuk membantu menyelesaikan persoalan kesehatan seorang pasien dengan tepat.</span><br />
</span><span class="fullpost"><span style="font-family: Arial;">Well itu pengertian manajemen kebidanan menurut gue. (rada susah</span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-family: Arial;">ketemunya).</span></span><span style="font-family: Arial;"><br />
<span class="fullpost">Nah dibawah adalah pengertian manajemen kebidanan yang tersimpan pada situs funnyfree.net</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode</span><br />
<span class="fullpost">untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah… http://www.siaksoft.net/index.php?option=com_content&task=view&id=2562&Itemid=102</span><br />
<span class="fullpost">Cuma segini doang yang dapet dalam mencari pengertian manajemen kebidanan. </span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sayang dari situs ini tidak ada lagi yang dapat didapat. Maksud gue ketika anda mengklik link tersebut anda akan dibawa ke halaman depan dari siaksoft.net, bukan pada halaman yang mengandung tulisan tentang manajemen kebidanan yang sedang kita cari. Halaman ini mungkin hilang karena si pemilik situs atau webmaster kehilangan arsip halaman tersebut ketika ia mengubah situs yang dimilikinya.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
<br />
<span class="fullpost">Namun dari penggalan diatas gue dapat gambaran bahwa manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi pasien dengan menggunakan teori ilmiah yang telah ia dapatkan semasa kuliah. That is so simple don’t you think?? Artinya seorang bidan harus melakukan penetrasi terhadap permasalahan pasien berdasarkan teori-teori yang telah ia dapatkan semasa pembelajarannya selama kuliah. Jadi bidan tidak bisa melakukan hal-hal yang semaunya sendiri tanpa sebuah dasar yang jelas.</span></span><span style="font-family: Arial;"></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">B.Tujuan</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">1.dapat membantu pasien memcahkan masalah</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">2. kita dapat memperdalam pengetahuan tentang manajemen kebidanan</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">C.Permasalahan</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dari analisis yang saya bandingkan dari sumber buku dan hasil interne.Dari hasil internet terdapat beberapa kekurangan dari pendokumentasian asuhan kebidanan tersebut antara lain hanya disebutkan satu prinsip pendokumentasian padahal masih ada beberapa prinsip lain seperti SOAPIER,SOAPIE,SOAPIED dan SOAP.Dan belum di beri penjelaskan secara lebih lanjut mengenai materi ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Oleh karena untuk melengkapi kekurangan tersebut maka diberikan penjelasan lebih lanjut seperti uraian materi sebagai beri</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">BAB II</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">PEMBHASAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">A.Manajemen Pelayanan Kebidanan</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dalam pelayanan kebidanan ,manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Defenisi operasional:</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">a. Ada Standar Manajemen Asuhan Kebidanan (SMAK) sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kebidanan.</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">b. Ada format manajemen kebidanan yang terdapat pada catatan medik.</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">c. Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien.</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">d. Ada diagnosa kebidanan.</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">e. Ada rencana asuhan kebidanan .</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">f. Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidnan</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">g. Ada catatan perkembangn klien dalam asuhan kebidanan.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">h. Ada evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxsplast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">i. Ada dokumentasi utuk kegiatan manajemen kebidanan.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Langkah Langkah dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Manajemen pelayanan kebidanan tentu saja mengambil sistem manajemen pada umumnya.Dalam pelayanannya juga melaksanakan aktifitas manajemen yaitu perencanaan,pengorganisasian , pengarahan ,kordinasi ,dan pengawasan (supervisi dan evaluasi).</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Langkah I : Pengumpulan Data Dasar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pada langkah ini dilakukan pegumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><br />
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">1.Anamnesa <br />
Biodata <br />
Riwayat Menstruasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Riwayat Kesehatan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Biopsikospiritual <br />
Pengetahuan Klien</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">2.Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">3.Pemeriksaan Khusus</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Inspeksi <br />
Palpasi <br />
Auskultasi <br />
Perkusi </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><br />
4.Pemeriksaan penunjang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Laboratorium <br />
Catatan terbaru dan sebelumnya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap.. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Langkah II : Interpretasi Data Dasar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Diagnosa Kebidanan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Standar Nomenklatur Diagnosa Kebidanan :</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1.Diakui dan telah disyahkan oleh profesi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2.Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3.Memiliki cirri kh</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">a</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">s kebidanan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">4.Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">5.Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penenganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sebagai contoh :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Diperoleh diagnosa “kemungkinan wanita hamil”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Masalah : wanita tsb tidak menginginkan kehamilannya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Contoh lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Wanita hamil Trimester III</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Merasa takut terhadap persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori standart nomenklatur diagnosa kebidanan tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Masalah <br />
Adalah hal-hal berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Contoh perumusan masalah :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Masalah Dasar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Wanita tidak menginginkan kehamilan Wanita mengatakan belum ingin hamil <br />
Ibu hamil trimester III merasa takut Ibu mengatakan takut menghadapi persalinan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kebutuhan <br />
Adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Contoh kebutuhan :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kebutuhan Dasar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Ibu menyenangi Binatang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kebutuhan :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Penyuluhan bahaya binatang terhadap kehamilan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pemeriksaan TORCH Ibu mengatakan sekeluarga menyayangi binatang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Langkah III : Mengidentifkasi Diagnosa atau Masalah Potensial</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaianmasalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Contoh : Seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut, misalnya: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;"><br />
o Besar dari masa kehamilan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">oIbu dengan diabetes kehamilan, atau</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">oKehamilan kembar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Kemudian dia harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang berlebihan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Pada persalinan dengan bayi besar, bidan sebaiknya mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus premature atau bayi kecil.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboratorium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera. <br />
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. <br />
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan, terus-menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">.Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre-eklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan klien.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah dididentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengethuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Langkah VII : Evaluasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family: Arial;">Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaiman atelah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">B.Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan kebidanan.</span></b><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Perencanaan dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi kesehatan,yang mana terdiri atas 3 unsur pokok yaitu:</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span> </span>1) Input</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan .Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga ,dana dan sarana .Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas.tidak sesuai standar yang ditetapkan ,serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan ,maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan . </span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span> </span>2) Proses</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan .Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam,yakni tindakan medis dan tindakan non medis .secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan ,maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan kesehatan.</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span> </span>3) Output</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxsplast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan Penampilan daat di bedakan atas dua macam .Pertama ,penampilan aspek medis pelayanan kesehatan .Kedua,penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan.Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.</span><span lang="ES" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">C.Pemantauan pelayanan Kebidanan</span></b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">1) </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">K</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">ohort</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> I</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">bu dan</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> B</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">alita</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">v </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">P</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">engertian</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;"> </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span> </span>Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">v Tujuan </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">v </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">J</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">enis registor kohort</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">1. Register kohort ibu</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehata</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">n</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">2. Register kohort bayi</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal. <br />
3. Register kohort balita</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">v Cara pengisian kohort Ibu</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">kolom</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> <br />
1. <span> </span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Diisi nomer urut</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. <span> </span>Diisi nomer indeks dari famili folder</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. <span> </span>Diisi nama ibu hamil</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">4.<span> </span><span> </span>Diisi nama suami ibu hamil</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">5.<span> </span><span> </span>Diisi alamat ibu hamil</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">6. <span> </span>Diisi umur ibu hamil</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">7.<span> </span>Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span>minggu/tanggal HPL </span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">8. <span> </span>Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari <span> </span></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span> </span>20 tahun atau lebih dari 35 tahun</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">9.<span> </span><span> </span>Paritas diisi Gravidanya</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">10. <span> </span>Diisi bila jarak kahamilan <></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">11. <span> </span>Diisi bila BB ibu <></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">12. <span> </span>Diisi bila TB ibu <></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">13. <span> </span>sd 17 Resiko tinggi : diiisi dengan tanggal ditemukan ibu</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span><span> </span>hamil dengan resiko tinggi, HB diperiksa dan ditulis hasil <span> </span></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span>pemeriksaannya <br />
18. Pendeteksian faktor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu <span> </span></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span>hamil dengan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">19. Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi <span> </span></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span>oleh NonNAKES.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><br />
20. sd 22 diisi tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya. <br />
23. sd 34 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut: </span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
K I <span> </span>:<span> </span>Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan dimana saja pada kehamilan I s/d 5 bulan dengan rambu-rambu O dan secara langsung juga akses dengan rambu-rambu </span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">.K4 : Kunjungan ibu hamil yang keempat kalinya. <br />
Untuk memperoleh K4 dapat memakai rumus 1-1–2 atau 0-2-2 dengan rambu-rambu </span><span style="font-family: Arial;">Δ</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Perhatian: K4 tidak boleh rada usia kehamilan 7 bulan <br />
Pada ibu hamil pertama kali kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya yaitu 6 bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak kehilangan K4. <br />
Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir kehamilannya periksa di wilayah kita karena untuk melahirkan dan penduduk setempat bisa mendapatkan K1, K4 dan sekaligus Akses apabila ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Akses :Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia kehamilan dengan rambu-rambu</span><span style="font-family: Arial;">Ο</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">35. Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga kesehatan</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">36. Diisi tanggal bila yang menolong bukan nakes.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">37. Hasil akhir Kehamilan : Abortus diisi tanggal kejadian abortus </span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">38. Diisi lahir mati</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">39. Diisi BB bila BBL <></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">40. Diisi BB bila BBL > 2500 gram</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">41. Keadaan ibu bersalin,di beri tanda v bila sehat</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">42. Dijelaskan sakitnya</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">43. Diisi sebab kematiaannya</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">44. Diisi v (rumput)</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">45. Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">v Cara pengisian kohort Bayi.</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Kolom</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">1. Diisi nomor urut. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nornor urut ibu pada register kohort ibu.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2. Disi nomor indeks dari Family Folder</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3. sd 7 jelas</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">8. Diisi angka berat bayi lahir dalam gram sd 10 diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">11. Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">12. sd 23 Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N = naik, </span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">T = turun, R = Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM = Bawah garis merah <br />
24. sd 35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi <br />
36.Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">37.Diisi penyebab kematian bayi tersebut</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">38. Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">v Cara pengisian kohort Balita</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Kolom <br />
1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disestiaikan dengan nomor urut ibll pada register kohort ibu</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">2. Disi nomor indeks dari Family Folder</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">3. sd 7 jelas</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">8. sd 31 dibagi 2, diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi 32 sd 35 diisi</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">tanggal pcmberian vit A bulan februari dan Agustus</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">36. Diisi tanggal bila ditemkan sakit</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">37. Diisi penyebab sakit</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">38. Diisi tanngal meninggal</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">39. Diisi sebab meninggal</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">40. Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">41. Diisi jenis kelainan tumbuh kembang.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">42. Diisi bila ada kcterangan penting tentang balita tersebut.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxsplast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">2) PWS KIA</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis, sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai, yang pada akhimya AKI dan AKB akan turun sesuai harapan.</span></div><div class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">3) Pendataan Sasaran</span></div><div class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Dengan Puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal ini bidan puskesmas dan timnya dapat memonitor dan mengikuti setiap individu yang ada didaerah tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Dengan puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan desa memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil lersebut mempunyai faktor resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu dan anak yang dikandung.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dalam memantau program kesehatan ibu ,dewasa ini digunakan indikator cakupan ,yaitu :cakupan layanan Antenatal (K1 untuk akses dan K4 untuk kelengkapan layanan antenatal),cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan kunjungan neonatus /nifas .Untuk itu ,sejak awal tahun1990-an telah digunakan alat pantau berupa Pemantauan Wilayah Setempat –Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA) ,yang mengikuti program jejak imunisasi.Dengan adanya PWS KIA ,data cakupan layanan proram kesehatan Ibu dapat diperoleh setiap tahunnya dari semua propinsi.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Walau demikian ,disadari bahwa indikator cakupan tersebut belum cukup memberi gambaran untuk menilai kemajuan menurunkan angka AKI.Mengingat bahwa mengukur AKI ,Sebagai indikator dampak ,secara berkala dalam waktu kurang dari 5-10 tahun tidak realistis ,maka pakar dunia menganjurkan pemakaian indikator <i>outcome </i>.Indikator tersebut antara lain :</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· Cakupan penanganan kasus obstetri</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· <i>Case fatality</i> <i>rate</i> kasus obstetri yang di tangani.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· Jumlah kematian absolut</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· Penyebaran fasilitas pelayanan obstetri yang mampu PONEK dan PONED.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· Persentase bedah sesar terhadap seluruh persalinan di suatu wilayah.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">BAB III</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">PENUTUP</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">A.Kesimpulan</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">§ Dalam pelayanan kebidanan ,manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">§ </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bi</span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">sa</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">§ Perencanan dalam pelayanan kebidanan memperhatikan 3 unsur ,yaitu: input,poses dan outcome.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">§ </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">§ Untuk membantu dalam melakukan pendataan digunaka alat pantau berupa Pemantauan Wilayah Setempat –Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA)</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">B.Kritik dan Saran</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· Sebaiknya buku buku yang di perpustakaan fakultas ilmu kesehatan agar di tambah lebih banyak lagi ,karena kami mengalami kesulitan dalam mencari referensi.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· Bagi teman – teman agar lebih aktif dalam mengerjakan tugas perkuliahan .</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">· Bagi dosen ,agar kami diberi waktu yang lebih lama dalam menyusun sehingga tidak terburu buru.</span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang profesi bidan .</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Saifuddin,Abdul Bari.dkk.2006.<i>Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal</i>.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxspmiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Simatupang,Erna Juliana. 2008.<i>Manajemen Pelayanan Kebidanan</i>.Jakarta;EGC.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="msolistparagraphcxsplast" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Soepardan ,Suryani. 2007.<i>Konsep Kebidanan</i>. Jakarta;EGC.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: center; text-indent: -36pt;"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-26135251307915600752010-10-10T20:46:00.000-07:002010-10-10T20:46:10.310-07:00TUGAS MAKALAH MORFOLOGI DAN STUKTUR FLORA NORMAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_fMyAQ_mn4rA/S9XwyEfF2cI/AAAAAAAAAAg/jtnU8SLZo-4/s1600/24249_114018975283667_100000266966044_201647_3205257_s.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/_fMyAQ_mn4rA/S9XwyEfF2cI/AAAAAAAAAAg/jtnU8SLZo-4/s1600/24249_114018975283667_100000266966044_201647_3205257_s.jpg" /></a></div><!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://www.blogger.comhttp://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">KATA PENGANTAR</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul <b><i>“</i></b></span><b><span style="font-family: Arial; font-size: 14pt; line-height: 150%;">MORFOLOGI DAN STUKTUR FLORA NORMAL</span></b><span style="font-family: Arial;">”. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas<span> </span>kuliah </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><br />
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.<br />
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.<br />
<br />
<br />
<br />
<span> </span></span><b><span style="font-family: Arial; font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></span><span style="font-family: Arial;">Penyusun</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB I</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></b></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><b><span lang="SV" style="font-family: Arial;">a.latar belakang</span></b></span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sekarang ini, telah banyak penyakit baru bermunculan. Misalnya, HIV/AIDS,</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">SARS maupun flu burung. Penyakit-penyakit tersebut cepat menjadi “populer” di</span> <span class="nw">kalangan masyarakat maupun kedokteran. Sehingga, banyak peneliti yang memfokuskan</span> <span class="nw">penelitiannya terhadap kasus penyakit tersebut, baik dalam mencari pencegahan maupun</span> <span class="nw">pengobatannya.</span> </span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Akan tetapi, perlu diingat bahwa masih ada pencegahan dan pengobatan yang</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">perlu diperhatikan dalam kasus penyakit yang sederhana. Misalnya, diare. Sebab,</span> <span class="nw">walaupun diare merupakan suatu kasus sederhana, tetapi bila tidak ditangani dengan baik</span> <span class="nw">akan dapat menimbulkan akibat yang fatal.</span> </span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Adapun pengertian dari diare adalah peningkatan frekuensi pengeluaran feses dan</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">kekentalan feses yang abnormal, yaitu lebih encer(70%-95% air terkandung dalam feses</span> <span class="nw">dan berat feses >250 g). (Sumber : Robbins Basic Pathology 8th Edition:605)</span> </span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Penyakit diare pertama sekali menyerang Hercules setelah ia membersihkan meja</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">yang sangat kotor milik Raja Augeas. Meja itu tidak pernah dibersihkan selama 30 tahun.</span> <span class="nw">Diare diakibatkan karena higiene dan sanitasi yang kurang baik. Diare sering diikuti</span> <span class="nw">dengan rasa sakit pada perut bagian bawah dan ketidaknyamanan. Sering sekali</span> <span class="nw">ditemukan diare dengan fesesnya bercampur lendir dan darah. Pada kasus ini, diare telah</span> <span class="nw">disebut sebagai disentri.</span> </span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Ada berbagai organisme penyebab diare, diantaranya bakteri, virus, jamur,</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">protozoa dan cacing. Port d’entrée setiap kuman berbeda. Patogenesis setiap kuman</span> <span class="nw">penyebab diare juga berbeda sehingga karakteriktik diare yang ditimbulkan juga berbeda.</span> <span class="nw">Hasil pemeriksaan laboratorium(terutama feses) dapat membantu menegakkan diagnosa</span> <span class="nw">secara spesifik mengenai jenis dan spesies yang menyebabkan diare yang diderita.</span> </span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Baik kuman penyebab diare maupun disentri disebabkan infeksi enterokolitis.</span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">Infeksi enterokolitis ini telah menyebabkan derajat mortalitas yang cukup tinggi. </span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Oleh</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">karena itu, diperlukan pencegahan yang prihatin pada kondisi ini</span></span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><br />
</div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><br />
</div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><br />
</div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span> </span>B. TUJUAN<span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">1. Untuk menyelesaikan tugas kelompok oleh dosen <br />
2. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">Untuk mengetahui permasalahan tentang morfologi dan struktur flora normal<br />
3. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Agar supaya dapat memahami tentang morfologi dan struktur flora normal</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">BAB II</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial;">PEMBAHASAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="position: relative; z-index: 1;"><span style="height: 235px; left: 12px; position: absolute; top: -48px; width: 576px;"><img height="235" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image002.gif" width="576" /></span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span>. Mikroflora normal manusia</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Lactobacillus_bulgaricus.jpeg"><img border="0" height="168" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image003.jpg" width="250" /></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Lactobacillus_bulgaricus.jpeg" title="Perbesar"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image004.gif" width="15" /></span></a></span></div><div class="MsoNormal"><i><span style="color: black;">Lactobacillus bulgaricus</span></i><span style="color: black;"> salah satu flora normal manusia yang hidup di usus besar</span></div><b><span style="color: black;">Flora normal manusia</span></b><span style="color: black;"> adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai macam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme" title="Mikroorganisme"><span style="color: black;">mikroorganisme</span></a> seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri"><span style="color: black;">bakteri</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fungi" title="Fungi"><span style="color: black;">fungi</span></a> yang merupakan penghuni tetap dari bagian-bagian tubuh tertentu khususnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit" title="Kulit"><span style="color: black;">kulit</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Usus_besar" title="Usus besar"><span style="color: black;">usus besar</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vagina" title="Vagina"><span style="color: black;">vagina</span></a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus"><span lang="SV" style="color: black;">Virus</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;"> dan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parasit" title="Parasit"><span lang="SV" style="color: black;">parasit</span></a></span><span lang="SV" style="color: black;">, walaupun termasuk dua golongan besar mikroorganisme, tidak termasuk ke dalam flora normal manusia.</span><br />
<h2><span class="mw-headline"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Flora normal pada kulit</span></span><span style="color: black; font-size: 12pt;"></span></h2><span style="color: black;">Mikroorganisme yang dominan adalah <i>Staphylococcus epidermidis</i> yang bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Patogen" title="Patogen"><span style="color: black;">nonpatogen</span></a> pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sendi_prostetik&action=edit&redlink=1" title="Sendi prostetik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">sendi prostetik</span></a> (sendi buatan).Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu <i>Staphylococcus aureus</i>.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroflora_normal_manusia#cite_note-Levinson-0"><span style="color: black;">]</span></a></sup>Secara keseluruhan ada sekitar 10<sup>3</sup>-10<sup>4</sup> mikroorganisme/cm<sup>2</sup> yang kebanyakan terletak pada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stratum_korneum&action=edit&redlink=1" title="Stratum korneum (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">stratum (lapisan) korneum</span></a>.</span><br />
<table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"> <div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Staphylococcus_epidermidis_lores.jpg"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img border="0" height="147" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image005.jpg" width="250" /></span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Staphylococcus_epidermidis_lores.jpg" title="Perbesar"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image004.gif" width="15" /></span></a></span></div><div class="MsoNormal"><i><span style="color: black;">Staphylococcus epidermidis</span></i><span style="color: black;"> dilihat dengan mikroskop elektron</span></div></td> <td style="padding: 0.75pt;"> <div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Skin.jpg"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img border="0" height="206" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image006.jpg" width="200" /></span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Skin.jpg" title="Perbesar"><span style="color: black; text-decoration: none;"><img border="0" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image004.gif" width="15" /></span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="color: black;">Struktur kulit</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 10pt;">2. Entry(Penetration) </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 10pt;">Tetapi, ada pula bakteri yang mampu melakukan kedua infeksi tersebut.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">a.Sebutkan mikroorganisme/parasit penyebab diare! </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kuman penyebab diare: bakteri, virus, protozoa, jamur dan cacing. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1. Bakteri </span></div><div class="plff0" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Escherichia coli, Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter jejuni, Yersinia<br />
enterocolitica, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyicus, Staphylococcus aureus,<br />
Bacillus cereus, Clostridium botulinum, Clostridium difficile, Clostridium<br />
perfrigens, Mycobacterium tuberclosis<span class="ff4">.</span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;">2. Virus </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Rotavirus, Calcivirus/Norwalk virus, Adenovirus(Ad40 dan Ad41),Astrovirus, </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Echovirus<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. Protozoa </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia lamblia, Cryptosporodium </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">parvum<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. Jamur </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Candida albicans, Manita phalloides<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5. Cacing </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">B.<span class="ib"> </span>Sebutkan dan jelaskan port d’entrée mikroorganisme/parasit penyebab diare! </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Secara umum, port d’entrée kuman dapat berupa: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Transmisi secara horizontal </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Transmisi secara langsung(<span class="ff2">direct</span>) </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1. Feces-oral </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Semua transmisi ini berhubungan dengan<span class="ff1"> rute gastrointestinal</span>. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Dapat terjadi karena tertelan makanan/terminum makanan/minuman yang </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">telah terkontaminasi feses yang mengandung bakteri. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Invasi pada usus halus terjadi karena lemahnya pertahanan tubuh pada saluran </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 15.5pt;"><span style="font-family: Arial;">gastrointestinal tersebut.<br />
Hampir semua kuman masuk melalui jalur ini. Diantaranya adalah:<br />
–<span class="ib"> </span>Bakteri: tertelan/terminum makanan yang terkontaminasi bakteri.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a.<span class="ib"> </span>Tertelan makanan yang mengandung toksin. Toksin dapat berasal dari </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Staphylococcus aureus, Vibrio spp., dan Clostridium perfrigens<span class="ff4"><span style="letter-spacing: -0.1pt;">. Tertelan</span></span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">ekostoksin(jenis neurotoksin)</span><span class="ff3"><span></span></span><span class="ff0"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Clostridium botulinum</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">. </span></div><div class="prff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Tertelan organisme yang mensekresikan toksin. Organisme ini<br />
berproliferasi pada lumen usus dan melepaskan enterotoksin.<br />
c.<span class="ib"> </span>Tertelan organisme yang bersifat enteroinvasif. </span><span style="font-family: Arial;">Organisme ini</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">berproliferasi, menyerang dan menghancurkan sel epitel mukosa usus. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misalnya</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Escherichia coli, Salmonella spp., Bacillus cereus, Clostridium spp, Vibrio </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">cholerae, Campylobacter, Yersinia enterocolitica, Staphylococcus aureus<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Virus: tertelan melalui makanan </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misalnya, </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Echovirus, Rotavirus, Norwalk virus<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Protozoa: kista matang yang tertelan/terminum. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misalnya, </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia lamblia, Cryptosporodium </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">parvum<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Jamur: flora normal pada esofagus, akan menginvasi usus pada pasien yang </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">immunocompromised<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misalnya,<span class="ff0"> Candida albicans</span>. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.5pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>–<span class="ib"> </span>Cacing: tertelan telur matang/larva yang mengkontaminasi<br />
makanan/minuman.<br />
Misalnya,</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2. Inhalasi/<span class="ff2">respiratory droplets</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Penyebaran melalui kuman yang terhirup secara langsung ataupun tidak </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">sengaja terhirup/tertelan kuman yang dibatukkan. </span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.5pt;"><span class="nw"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span> </span>–</span></span><span class="ib"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="nw"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Jarang atau bahkan tidak pernah sebagai media transmisi untuk protozoa,</span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> <span class="nw">cacing dan jamur. </span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Tetapi, sering berperan sebagai media transmisi untuk</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">virus.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">– Misalnya,<span class="ff0"> Adenovirus, Mycobacterium tuberclosis</span>. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Transmisi secara tidak langsung(<span class="ff2">indirect</span>) </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -19.8pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Arthropoda sebagai vektor<br />
Yaitu arthropoda membawa bentuk infeksius dari kuman. Arthropoda dapat<br />
mengkontaminasi makanan atau langsung menginfeksi manusia dengan gigitan.</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -19.8pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Melalui cairan parenteral<br />
Yaitu biasanya infuse parenteral yang diberikan di rumah sakit. Cairan intra-vena<br />
bias saja terkontamintasi bakteri. Contohnya,<span class="ff0"> Clostridium spp.</span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Transmisi secara vertikal </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1. Transplasenta </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2. Infeksi<span class="ff2"> virus in utero</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3.<span class="ib"> </span>Transmisi melalui kontak seksual/transfusi darah</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;"><img border="0" height="386" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image007.jpg" width="608" /></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">(Sumber: Robbins Basic Pathology 8th Edition:607) </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">C.<span class="ib"> </span>Jelaskan patogenesis mikroorganisme/parasit penyebab diare! </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Infeksi bakteri secara umum: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui rute gastrointestinal. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>2.<span class="ib"> </span>Sesampainya di lambung, bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, tetapi apabila<br />
jumlah bakteri cukup banyak, ada bakteri yang dapat lolos sampai ke dalam<br />
duodenum.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3.<span class="ib"> </span>Di dalam duodenum,bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya mencapai </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">100 juta koloni atau lebih per mililiter cairan usus halus. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>4.<span class="ib"> </span>Dengan memproduksi enzim<span class="ff2">m ucinase</span>, bakteri akan mencairkan lapisan lendir<br />
dengan menutupi permukaan sel epitel mukosa usus sehingga bakteri dapat masuk<br />
ke dalam membran sel epitel mukosa.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">5.<span class="ib"> </span>Ada dua cara bergantung pada bakteri apa yang menginfeksi: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a. Bakteri langsung menginvasi sel epitel mukosa usus sehingga sel epitel rusak, </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">terbuka, dan lepas. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>b. Bakteri mengeluarkan toksin yang menyebabkan ATP</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">cAMP. cAMP<br />
merangsang sekresi cairan usus tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel usus.<br />
Cairan ini menyebabkan dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga<br />
terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan ke bawah atau ke usus besar.</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>6.<span class="ib"> </span>Melalui jalur mana pun bakteri menginfeksi, akan menyebabkan gangguan<br />
sehingga kerja usus halus maupun usus besar abnormal</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">diare. Diare ada yang<br />
bercampur lendir dan darah</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">disentri.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Infeksi bakteri bila ditinjau secara khusus: </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Tiga cara umum penginfeksian bakteri: </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span><span> </span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Kemampuan untuk menempel pada dinding mukosa usus.<br />
Untuk dapat menyebabkan penyakit, suatu bakteri harus mempunyai kemampuan<br />
untuk melekat pada dinding mukosa usus. Sebab, jika tidak, bakteri akan terbawa<br />
bersama aliran darah. Perlekatan ini dibantu oleh<span class="ff0">adhesins</span>(protein yang<br />
diekspresikan pada permukaan organisme).</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span> </span>2.<span class="ib"> </span>Kemampuan untuk mensekresikan enterotoksin.<br />
Organisme yang bersifat enterotoksigenik memproduksi polipeptida yang<br />
menyebabkan diare. Polipeptida itu sendiri telah memiliki sifat sekresi sehingga<br />
memicu tubuh untuk menyeksresinya. </span><span style="font-family: Arial;">Toksin akan disekresikan tanpa menyerang<br />
sel mukosa usus.<br />
Misal,<span class="ff0"> Enterotoxigenic Escherichia coli</span> menyebabkan<span class="ff0"> traveler’s diarrhea</span>,</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Enterohemorrhagic Escherichia coli<span class="ff4"> yang menyekresikan</span> Shiga toxin<span class="ff4">.</span> Shiga toxin </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">dalam bentuk sitotoksin menyebabkan nekrosis sel epitel. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span> </span>3.<span class="ib"> </span>Kemampuan untuk menginvasi.<br />
Contohnya<span class="ff0"> Shigella dysentry</span> yang menyebabkan kerusakan yang fatal pada sel<br />
epitel.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Escherichia coli </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Morfologi: berbentuk batang pendek(kokobasil), gram negatif, ukuran </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">0,4-0,7 µm x 1,4 µm, sebagian motil dan berkapsul. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Cara penyerangan: endotoksin yang dibentuk(toksin LT, termolabil dan<br />
toksin ST, termostabil) dan kemampuan melekat pada usus halus. Perlekatan dengan<br />
perantara plasmid yang merupkan ciri khasnya.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Ada</span><span style="font-family: Arial;"> 5 strain penyebab diare: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Enteropathogenic E.coli<span class="ff4">(EPEC)</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Terutama menyerang bayi dan anak-anak. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Pada usus halus, bakteri ini membentuk koloni dan akan menyerang vili </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">sehingga penyerapan terganggu. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Enterotoxigenic E.coli<span class="ff4">(ETEC)</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Patogenesis hampir sama dengan kolera</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Penyerangan dengan menghasilkan toksin, ada yang memiliki toksin LT saja, </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">ST saja ataupun keduanya. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menyeksresikan toksin. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Enteroinvasive E.coli<span class="ff4">(EIEC)</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Patogenesis hampir sama dengan<span class="ff0"> Shigella spp</span>. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Bakteri ini menembus sel mukosa usus besar dan menimbulkan kerusakan </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">jaringan mukosa sehingga lapisan mukosa terlepas. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Enterohaemmoragic E.coli<span class="ff4">(EHEC)</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Memproduksi toksin Shiga, sehingga disebut juga Shiga-toxin producing </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">strain(STEC). </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi pendarahan yang </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">kemudian masuk ke dalam usus. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Enteroaggregative E.coli(EAEC) </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>–<span class="ib"> </span>Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menghasilkan<br />
enterotoksindan sitotoksin sehingga mukosa rusak dan mukus keluar bersama<br />
diare.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Shigella spp. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Morfologi:<span class="ib"> </span>berbentuk batang, gram negatif, ukuran 0,5-0,7 µm x 2-3 µm, </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">tidak berflagel.Spesies yang sering menyerang manusia:<span class="ff0"> Shigella dysentriae,</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Shigella sonnei, Shigella flexneri<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 63.5pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Patogenesis:<br />
–<span class="ib"> </span>Menghasilkan toksin LT.<br />
–<span class="ib"> </span>Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">biak di daerah invasi tersebut. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang terjadinya perubahan sistem </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase). </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span> </span></span><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan<br />
menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak-tukak kecil<br />
di daerah invasi.</span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>–</span></span><span class="ib"><span style="font-family: Arial;"> </span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">ke lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja</span></span><span class="ff3"><span></span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">tinja bercampur lendir dan</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">darah.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Salmonella spp. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Morfologi: berbentuk batang, gram negatif, ukuran 1-3,5 µm x 0,5-0,8 </span></div><div class="MsoNormal">µm, tidak berspora, motil dengan flagel peritrikSpesies yang menyebabkan diare pada manusia:<span class="ff0"><span style="font-family: Arial;"> Salmonella enteritis.</span></span> <span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Patogenesis:<br />
–<span class="ib"> </span>Menghasilkan toksin LT.<br />
–<span class="ib"> </span>Invasi ke sel mukosa usus halus.<br />
–<span class="ib"> </span>Tanpa berproliferasi dan tidak menghancurkan sel epitel.<br />
–<span class="ib"> </span>Bakteri ini langsung masuk ke lamina propria yang kemudian menyebabkan</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">infiltrasi sel-sel radang. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Staphylococcus spp. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Morfologi: berbentuk coccus, gram positif, diameter berkisar 0,8-1 µm, tidak </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">berspora, non motil. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Patogenesis:<br />
–<span class="ib"> </span>Menghasilkan 4 macam toksin ST(toksin A/B/C/D)<br />
–<span class="ib"> </span>Toksin dapat merusak mukosa usus dan menimbulkan diare. </span><span style="font-family: Arial;">Toksin B juga</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">dapat menyebabkan sekresi air dan elektrolit pada usus halus. </span></div><div class="MsoNormal">Clostridium spp. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Morfologi: berbentuk batang, gram positif.<br />
Spesies penyebab diare:<span class="ff0"><span style="font-family: Arial;"> Clostridium botulinum, Clostridium perfrigens</span></span>.<br />
Patogenesis:<span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Menghasilkan toksin LT </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.6pt;"><span style="font-family: Arial;"><span> </span>–<span class="ib"> </span>Toksin merangsang enzim adenilat siklase pada dinding usus yang<br />
mengakibatkan bertambahnya konsentrasi cAMP sehingga hipersekresi air dan<br />
klorida dalam usus.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Hal ini mengakibatkan reabsorpsi Na terhambat</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Diare. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Campylobacter jejuni </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Morfologi: berbentuk koma, gram negatif, motil dengan flagel lofotrik, non </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">spora</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Patogenesis:<br />
–<span class="ib"> </span>Menghasilkan toksin ST<br />
–<span class="ib"> </span>Bakteri ini menginvasi dinding usus halus dan bisa masuk ke dalam aliran</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 15.6pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">darah usus halus.<br />
–<span class="ib"> </span>Menyebabkan inflamasi pada mukosa.<br />
–<span class="ib"> </span>Jonjot usus halus memendek dan melebar.<br />
–<span class="ib"> </span>Toksin akan menyebabkan nekrosis hemorhagik.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Yersinia enterocolitica </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Morfologi: berbentuk batang pendek, gram negatif </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Patogenesis:<br />
–<span class="ib"> </span>Menghasilkan toksin ST.<br />
–<span class="ib"> </span>Invasi ke dalam mukosa usus, membentuk plasmid perantara, dan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">menyekresikan toksin ST dan mengaktifkan kerja enzim adenilat siklase. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Sering menimbulkan gejala sistemik. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Vibrio cholerae<span class="ff4">Morfologi: Bentuk batang, gram negatif berbentuk koma dengan</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">panjang 2-4 µm, membentuk koloni konveks, halus, dan bundar. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Patogenesis:<br />
–<span class="ib"> </span>Bakteri tertelan dan masuk ke usus halus<br />
–<span class="ib"> </span>Multipikasi dalam usus halus<br />
–<span class="ib"> </span>Menghasilkan enterotoksin kolera yang mempengaruhi ATP</span><span class="ff3"><span></span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">cAMP</span><span class="ff3"><span></span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">peningkatan sekresi ion Cl ke lumen usus.<br />
–<span class="ib"> </span>Hipersekresi akibat toksin.<br />
–<span class="ib"> </span>Feses seperti air cucian beras.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Infeksi virus: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Cara penginfeksian virus secara umum: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1. Adsorpsi(Attachment) </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Virus diabsorpsi sel inang melalui reseptor spesifik. Prinsipnya berdasar pada<br />
mekanisme elektrostatik dan dipermudah oleh ion logam terutama Mg2+. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Tahap<br />
ini merupakan tahap inisiasi virus dalam memasuki sel inang.</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><br />
</div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Virus menembus sel. Genom virus memasuki sel. Membran sel mengalami<br />
invaginasi sekitar virus partikel. Virus melekat dalam vakuola pinositik. Proses<br />
ini dipengaruhi oleh suhu dan zat penghambat fagositosis.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. Uncoating </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Protein coat dari virus disingkirkan dengan bantuan enzim lisozim dari sel inang. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Asam nukleat bebas dan akhirnya masuk ke dalam sel dan membentuk mRNA. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. Transkipsi </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5. Translasi </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">6.<span class="ib"> </span>Komponen virus dibentuk dalam sitoplasma dan nukleus sel inang. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">7. Assembly(Penyusunan Kembali) </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Sintesa baru molekul asam nukleat dan protein struktural maupun non struktural </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">menjadi partikel virus yang baru. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">8. Release(Pelepasan) </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Virus dilepaskan melalui budding membran sel. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">9.<span class="ib"> </span>Virus dapat menyebar dari satu sel ke sel lain tanpa ada virus yang dilepas keluar </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">sel. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">10.<span class="ib"> </span>Beberapa virus mampu menyatukan bahan genetiknya dengan genom sel inang </span></div><div class="MsoNormal"><span></span><span class="ff4"><span style="font-family: Arial;">sel menjadi produktif.</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">11.<span class="ib"> </span>Beberapa infeksi virus bisa bersifat abortif, sel yang mengandung virus akhirnya </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">mati juga. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -23.4pt;"><span style="font-family: Arial;">12.<span class="ib"> </span>Perjalanan infeksi virus penyebab diare:<br />
Port d’entrée: fecal-oral, inhalasi<br />
Invasi setempat pada epitel permukaan</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Masuk ke dalam sirkulasi darah</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;"><br />
Viraemi</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Invasi hingga sel sasaran</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Infeksi sel-sel dalam vili usus halus</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;"><br />
Berkembang biak dalam sitoplasma enterosit sehingga merusak mekanisme<br />
transportnya</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Sel yang rusak masuk ke lumen usus dan melepaskan sejumlah<br />
besar virus</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Diare<br />
a.<span class="ib"> </span>Virus menginfeksi lapisan epitelium di usus halus dan menyerang jonjot-</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">jonjot(vili) usus halus. Hal ini mengakibatkan fungsi absorpsi usus halus </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">terganggu. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b.<span class="ib"> </span>Sel-sel epitel usus halus yg rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">kuboid yg belum matang sehingga fungsinya belum baik. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">c.<span class="ib"> </span>Vili mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">dengan baik. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">d.<span class="ib"> </span>Cairan makanan yg tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">osmotik usus. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -15.5pt;"><span style="font-family: Arial;">e.<span class="ib"> </span>Terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yg tidak<br />
terserap terdorong keluar usus melalui anus</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;"> diare osmotik dari penyerapan<br />
air dan nutrien yang tidak sempurna.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Patogenesis infeksi oleh protozoa: </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Biasanya, manusia terinfeksi melalui kista matang dalam feses. Kista masuk melalui<br />
rute gastrointestinal. Kista tahan terhadap asam lambung sehingga bisa sampai ke<br />
usus halus. Dalam keadaan lingkungan yang mendukung, kista dapat berubah<br />
menjadi bentuk tropozoit yang patogen. Bentuk patogen inilah yang akan menginvasi<br />
sel mukosa usus</span><span class="ff3"><span></span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">diare</span></div><br />
<span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;">Bakteri </span><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif" title="Gram-negatif"><span lang="FI" style="color: black;">gram-negatif</span></a></span><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;"> seperti </span><i><span style="color: black; font-family: Arial;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli" title="Escherichia coli"><span lang="FI" style="color: black;">Escherichia coli</span></a></span></i><span lang="FI" style="color: black; font-family: Arial;"> yang habitatnya ada di dalam usus manusia, juga bisa terdapat pada kulit manusia karena adanya kontaminasi kotoran manusia.</span><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Bagian ini akan dijelaskan pada pertanyaan no.6 secara lebih spesifik. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Patogenesis infeksi oleh jamur: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Candida albicans </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 38.9pt;"><span style="font-family: Arial;">Infeksi jamur ini termasuk infeksi opportunistik. Artinya, dalam keadaan<br />
normal, jamur ini tidak menimbulkan gejala penyakit. Tetapi, akan menginfeksi pada<br />
orang yang immunodepressed.<span class="ff0"> Candida albicans</span> hidup sebagai flora normal pada<br />
mukosa usus halus. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bila terdapat faktor predisposisi, bakteri ini dapat menginvasi<br />
mukosa usus halus dan menimbulkan gejala diare.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Patogenesis infeksi oleh cacing: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Bentuk infeksius bisa bermacam-macam bergantung cacing apa yang </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">menginfeksi, bisa dalam bentuk telur matang maupun larva. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Infeksi bisa terjadi karena tertelan bersama makanan/minuman, transmisi vektor, </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">inhalasi, autoinfeksi maupun menembus kulit/jaringan subkutan. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">3.<span class="ib"> </span>Bentuk infeksius cacing kemudian akan mengembara dan melalui tahap lung </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 15.6pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">passage terlebih dahulu, kecuali<span class="ff0"> Trichinella spiralis</span>.\<br />
4.<span class="ib"> </span>Melalui bronkus, trakea dan akhirnya sampai di laring.<br />
</span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">5.<span class="ib"> </span>Jika larva tertelan lagi, maka cacing akan mulai menginfeksi melaui rute</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 15.6pt;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">gastrointestinal.<br />
6.<span class="ib"> </span>Cacing akan masuk ke usus halus/usus besar dan tumbuh menjadi cacing dewasa.<br />
7.<span class="ib"> </span>Cacing akan mulai mengeluarkan toksin dan menginfeksi.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">D.<span class="ff1">Bagaimana karakteristik diare yang ditimbulkan mikroorganisme/parasit</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">penyebab diare? </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 38.9pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Diare adalah peningkatan frekuensi pengeluaran feses dan kekentalan feses<br />
yang abnormal. </span><span style="font-family: Arial;">Sekitar 70%-95% air terkandung dalam feses dan berat feses<br />
melebihi 250 g. (Sumber : Robbins Basic Pathology:605)</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Tipe-tipe diare: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1. Diare Sekretori </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sekresi cairan intestinal yang isotonik dengan plasma dan dapat terjadi saat puasa. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Infeksi: virus menyerang permukaan lapisan epitelium. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misal, Rotavirus, Norwalk Virus. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Infeksi: disebabkan enterotoksin </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misal,<span class="ff0"> Escherichia coli, Vibrio cholerae, Bacillus cereus, Clostridium</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">perfrigens. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3.<span class="ib"> </span>Neoplastik: elaborasi tumor pada peptida, serotonin. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4.<span class="ib"> </span>Penggunaan laksatif yang terlalu banyak. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2. Diare Osmotik </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Gaya</span><span style="font-family: Arial;"> osmotik berlebihan oleh cairan luminal dan berkurang saat puasa. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. Diare Eksudatif </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Diare dengan frekuensi yang sangat banyak dan disertai lendir, nanah dan darah. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5.<span class="ib"> </span>Infeksi: menghancurkan lapisan epitel. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misal,<span class="ff0"> Entamoeba histolytica, Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">spp. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">6.<span class="ib"> </span>Inflamasi idiopatik usus. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. Diare Malabsorpsi </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Diare dengan volume yang sangat banyak. Feses yang dikeluarkan berukuran<br />
besar ditambah dengan kenaikan osmolaritas. </span><span style="font-family: Arial;">Diare malabsopsi disebabkan dari<br />
malabsorbi karbohidrat, protein atau lemak.<br />
7.<span class="ib"> </span>Infeksi: melemahkan absorbsi sel mukosa</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Misal,<span class="ff0"> Giardia lamblia</span>. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">8. Obstruksi limfatik </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">9.<span class="ib"> </span>Menyerang sel mukosa </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">10.Mengurangi daeah absorbsi usus halus </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5. Diare<span class="ff0"> Deranged Motility</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">yaitu diare yang disebabkan kelainan pada neuromuskular pada otot usus. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Diare akut</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">bila telah berlangsung 2-4 minggu. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Diare kronik</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">bila telah berlangsung lebih dari 4 minggu</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">E.<span class="ib"> </span>Jelaskan dengan singkat tentang prosedur, tujuan dan segala yang </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">berhubungan dengan diagnosa laboratorium untuk diare! </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Tes diagnostik laboratorium yang paling baik untuk menegakkan diagnosa </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">diare</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">diagnosa laboratorium tinja</span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Pengambilan tinja harus dilakukan sebelum pemakaian terapi antimikroba. Tinja</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">yang diambil tidak boleh terkontaminasi urin. Jadi, berkemilah dahulu sebelum</span> <span class="nw">mengeluarkan tinja. Tinja yang telah diambil diawetkan dalam larutan fiksatif</span> <span class="nw">polivinil alkohol(PVA) atau metiolat iodium formalin(MIF). Simpan tinja pada</span> <span class="nw">media transport(dapat berupa media Cary Blair&Stuart atau pepton water).</span> </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Pemeriksaan mikroskopis:<br />
–<span class="ib"> </span>Tinja dioleskan dalam preparat.<br />
–<span class="ib"> </span>Tinja diperiksa dengan meneteskan larutan garam fisiologis.<br />
–<span class="ib"> </span>Tutp dengan dek gelas<br />
–<span class="ib"> </span>Perhatikan kuman yang terdapat dalam hapusan tersebut.<br />
–<span class="ib"> </span>Misalnya, teramati tropozoit yang bergerak cepat ke satu arah dengan</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">menjulurkan pseudopia</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;"> infeksi<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span>.<br />
–<span class="ib"> </span>Untuk pemeriksaan lebih jelas</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Tambahkan lugol<br />
teramati kista entamoeba ukuran 5-20 µm, inti berwarna coklat tua dengan<br />
sitoplasma berwarna kuning</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">infeksi<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span>.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">F.<span class="ib"> </span>Bagaimana protozoa dapat menyebabkan diare? </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Protozoa penyebab diare yang paling sering: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum<span class="ff4">.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Entamoeba histolytica </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Penyakit yang ditimbulkan</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Amebiasis. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2. Morfologi </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Entamoeba histolytica<span class="ff4"> termasuk dalam kelas Rhizopoda dalam Protozoa. </span></span><span class="ff4"><span style="font-family: Arial;">Ada</span></span><span class="ff4"><span style="font-family: Arial;"> 2</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">bentuk dalam perkembangan hidupnya yaitu, bentuk tropozoit dan bentuk kista.<br />
Bentuk tropozoit<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span> dibagi menjadi 2 yaitu, bentuk histolitika<br />
dan bentuk minuta.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a. Bentuk histolitika </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Ukuran 20-40 µm<br />
–<span class="ib"> </span>Ektoplasma bening homogen pada tepi sel dan terlihat nyata<br />
–<span class="ib"> </span>Endoplasma berbutir halus, tidak mengandung bakteri/sisa makanan,</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: 15.6pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">mengandung sel eritrosit dan inti entamoeba<br />
–<span class="ib"> </span>Berkembangbiak dengan pembelahan biner<br />
–<span class="ib"> </span>Patogen pada usus besar, hati, paru-paru, otak, kulit dan vagina</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b. Bentuk minuta </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Ukuran 10-20 µm<br />
–<span class="ib"> </span>Ektoplasma tampak berbentuk pseupodium dan tidak terlihat nyata<br />
–<span class="ib"> </span>Endoplasma berbutir kasar, mengandung bakteri/sisa makanan, mengandung</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">inti entamoeba tetapi tidak mengandung eritrosi</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">c. Bentuk kista </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Ukuran 10-20 µm<br />
–<span class="ib"> </span>Bentuk kista dibentuk sebagai bentuk dorman pertahanan terhadap lingkungan<br />
–<span class="ib"> </span>Dinding kista dibentuk oleh hialin.<br />
–<span class="ib"> </span>Pada kista muda terdapat kromatid dan vakuola<br />
–<span class="ib"> </span>Kista immatur: kromosom<span class="ff0">sausage-lik</span><span class="ib"> </span><span class="ff0">e</span><br />
–<span class="ib"> </span>Kista matang: 4 nukleus<br />
Bentuk tropozoit</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">bentuk aktif/vegetatif/proliferatif</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">bersifat patogen<br />
Bentuk kista</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">bentuk infektif/dorman</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">bentuk infektif, bukan patogen</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. Patogenesis </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pembentukan bentuk infektif untuk inisiasi patogenesis dimulai dari adanya<br />
bentuk minuta<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span> pada orang normal. Bentuk minuta ini<br />
bersifat komensal sehingga orang normal itu tidak terinfeksi. Orang normal inilah<br />
yang bertindak sebagai carrier. Bentuk minuta ini akan mengalami pembelahan<br />
biner dan dilapisi hialin membentuk dinding. Dalam tahap ini, bentuk minuta<br />
telah berkembang menjadi bentuk kista. Kista matang yang dikeluarkan melalui<br />
tinja jika tertelan akan memulai infeksi<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span> pada orang yang<br />
menelannya.</span></div><div class="pcff4" style="line-height: 43.8pt;"><span style="font-family: Arial;">Kista matang tertelan<br />
Kista masuk secara fecal-oral(rute gastrointestinal)<br />
Kista tahan terhadap asam lambung<br />
Dinding kista dicerna pada usus halus<br />
Bentuk minuta menuju ke rongga usus besar<br />
Bentuk histolitika yang patogen<br />
Menginvasi mukosa usus besar<br />
Mengeluarkan sistein proteinase(histolisin)<br />
Nekrosis dengan lisis sel jaringan (lisis)</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;"><img border="0" height="652" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image008.jpg" width="402" /></span></div><div class="pcff4" style="line-height: 43.8pt;"><span style="font-family: Arial;">Menembus lapisan submukosa(kerusakan bertambah)<br />
Menimbulkan luka</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">ulkus ameba<br />
Flask-shaped ulcer<br />
Tinja disentri(tinja yang bercampur lendir dan darah)</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. Daur hidup<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span> </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Bentuk infektif: kista matang<br />
Bentuk patogen: bentuk tropozoit<br />
Bentuk diagnostik: kista berinti entamoeba dalam tinja</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span lang="SV">Amebiasis ditularkan oleh pengandung kista, pengandung kista biasanya<br />
ornga sehat. Ia memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit sebab<br />
tinjanya merupakan sumber infeksi.</span><span lang="SV" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kista dapat hidup lama dalam air(10-14 hari), dilingkungan lembab(12 hari). </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Kista mati pada suhu 50°C atau dalam keadaan kering.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Balantidium coli </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Penyakit yang ditimbulkan: Balantidisis/Disentri Balantidiu</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Port d’entrée: fecal-oral(rute gastrointestinal). </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. Morfologi </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Ada</span><span style="font-family: Arial;"> 2 stadium dalam perkembagan hidupnya: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a. Bentuk tropozoit </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Ukuran 60 µm </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Hanya mempunyai makronukleus </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b. Bentuk kista </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. Patogenesis </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kista matang dalam tinja</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Tertelan</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Eksitasi usus halus</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Membentuk koloni</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Bentuk tropozoit membentuk abses-abses kecil</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Ulkus mengaung pada usus </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.1pt;">besar. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">5. Daur hidup<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Bentuk infektif: kista matang </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Bentuk patogen: bentuk tropozoit </span></div><h2><span class="mw-headline"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;"><img border="0" height="590" src="file:///C:/DOCUME%7E1/DARKBU%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image009.jpg" width="431" /></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Giardia lamblia </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Penyakit yang ditimbulkan: Giardiasis </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Port d’entrée: fecal-oral </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. Morfologi </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Ada</span><span style="font-family: Arial;"> 2 stadium dalam daur hidupnya: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">a. Bentuk tropozoit </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Pear shape, 9-20 μm x 5-15 μm<br />
–<span class="ib"> </span>2 nukleus, 8 flagela<br />
–<span class="ib"> </span>Aksonema, badan tengah</span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">b. Bentuk kista </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">–<span class="ib"> </span>Ukuran 8-12 µm, 4 nukleus<br />
–<span class="ib"> </span>Dinding tipis dan kuat<br />
–<span class="ib"> </span>Sewaktu kista dibentuk, tropozoit menarik kembali flagel-flagel ke dalam</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">aksonema sehingga tampak sebagai 4 pasang benda sabit</span><span class="ff3"><span></span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">sisa dari flagel </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">4. Patogenesis </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Flora normal</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Tropozoit dalam tinja cair</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Enkitasi sepanjang proses</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Tinja </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">mulai padat</span><span class="ff3"><span></span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Kista matang dalam tinja padat</span><span class="ff3"><span></span></span><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Eksitasi pada duodenum </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Proses eksitasi: Kista</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Tropozoit</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Sitoplasma membelah</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Flagel tumbuh dari </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">aksonema</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">2 tropozoit</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">menginvasi usus halus </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Giardia lamblia<span class="ff4"> tidak menginvasi mukosa, tetapi menyerang vili. </span></span><span class="ff4"><span style="font-family: Arial;">Protozoa ini</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">menyebabkan atropi vili yang mengarah pada malabsorpsi</span><span class="ff3"><span></span></span><span lang="SV" style="font-family: Arial;">diare. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Cryptosporidium parvum </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">1.<span class="ib"> </span>Penyakit yang ditimbulkan: Kriptosporidiosis(diare dengan tinja cair yang sering, </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">tanpa darah) </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">2.<span class="ib"> </span>Port d’entrée: fecal-oral, kebanyakan berupa kontaminasi water-borne. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">3. Patogenesis </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Cryptosporidium parvum<span class="ff4"> hidup sebagai flora normal dalam tubuh dan</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">merupakan patogen opportunistik. Pada orang yang immunokompromis, dapat </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">menyebabkan<span class="ff0"> Cryptosporidium parvum</span> aktif dan menginvasi usus halus</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">diare. </span></div><div class="plff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Ookista matang pada hospes terinfeksi</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Eksitasi pada traktus gastrointestinal<br />
bagian atas</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Sporozoit keluar dari ookista</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Masuk ke sel epitel usus bagian<br />
apeks</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Membelah secara aseksual/merogoni</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Merozoit</span><span class="ff3"><span></span></span><span style="font-family: Arial;">Menginvasi sel lain</span></div><h2><span class="mw-headline"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><div class="pcff4" style="line-height: 14.65pt;"><span style="font-family: Arial;">Ami mengalami diare karena terinfeksi<span class="ff0"> Entamoeba histolytica</span>. Hal ini terbukti dengan<br />
gejala yang dialami Ami seperti diare dengan tinja bercampur lendir dan darah. Ditambah<br />
lagi dengan ditemukannya kista dengan inti entamoeba pada pengamatan mikroskopis</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">feses Ami. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Gejala demam yang terjadi pada Ami merupakan suatu bentuk respon imun tubuh </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">terhadap infeksi<span class="ff0"> Entamoeba histolytic</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><h2><span class="mw-headline"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>BAB III</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>PENUUTUP</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal">KESIMPULAN</div><div class="pjff4" style="line-height: 29.4pt;"><span class="nw">epdermis tempat pertumbuhan floral kulit karena keberadaan mikroorganisme</span> <span class="nw">ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan,</span> <span class="nw">tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap, dan kulit memiliki kontak</span> <span class="nw">langsung dengan lingkungan / udara bebas. </span><span class="nw"><span lang="SV">Dan permukaan kulit itu sendi</span></span><span class="nw"><span lang="SV" style="font-size: 10.5pt;">terdiri dari beberapa lingkungan yang berbeda. Bidang seperti aksila (ketiak),</span></span><span lang="SV" style="font-size: 10.5pt;"> <span class="nw">perineum (pangkal paha) dan ujung jaring biasanya menyediakan daerah</span> <span class="nw">lembab untuk pertumbuhan bakteri.</span> </span></div><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></span></h2><h2><span class="mw-headline"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">Daftar pustaka</span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"></span></h2><div class="MsoNormal"><span style="color: black; font-family: Arial;">Levinson W. 2008. <i>Review of Medical Microbiology and Immunology, Tenth edition</i>. New York: McGrawHill</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: black; font-family: Arial;">(en)Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. </span><span style="color: black; font-family: Arial;">Brock Biology of Microorganisms. 11th Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Hal: 703. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Sumber_buku/0131968939"><span style="color: black;">ISBN 0-13-196893-9</span></a></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Herman, Adam. Gastroenterologi. M. Rachman dan M.T Dardjat.<span class="ff0"> Segi-segi Praktis Ilmu</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kesehatan Anak<span class="ff4">. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2002; 119-</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">124,129. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Jawetz, dkk. Amoeba Usus. dr. Dripa Sjabana.<span class="ff0"> Mikrobiologi Kedokteran</span>. Jakarta: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Salemba Medica 2005; 374-378. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kadri, N, dkk. Gastroenterologi. Ruspeno Hassan dan Husein Alatas.<span class="ff0"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Buku Kuliah 1 Ilmu</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kesehatan Anak.<span class="ff4"> Jakarta: Infomedika Jakarta 1985; 286,306-311.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kayser, F.H, dkk. Bacterial. Eckert, Johannes.<span class="ff0"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Medical Microbiology 2005.</span></span><span style="font-family: Arial;"> New York: </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Thieme Stuttgart 2005; 278-292. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kumar, Vinay, dkk. The Oral Cavity and the Gastrointestinal Tract.<span class="ff0"> Robbins Basic</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Pathology 8th Edition<span class="ff4">. Philadelphia: Saunders El Sevier 2007; 605-609.</span> </span></div><div class="pjff4" style="line-height: 14.65pt; text-indent: -31.2pt;"><span class="nw"><span style="font-family: Arial;"><span> </span></span></span><span class="nw"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Staf Pengajar Bagian Parasitologi Universitas Indonesia. </span></span><span class="nw"><span style="font-family: Arial;">Helmintologi, Protozoologi,</span></span><span style="font-family: Arial;"> <span class="nw">Mikologi. Prof. dr. Srisari Gandahusada, Drs. H. Hery D. Ilahude DAP & E, dan</span> <span class="nw">Prof. dr. Wita Pribadi.</span><span class="ff0"> Parasitologi Kedokteran, Edisi Ketiga</span><span class="nw">. Jakarta: Gaya Baru</span> <span class="nw">2000; 59-66,112-119,125-128,129-132,161-164,314-318.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penatalaksanaan Diare </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Kronik pada Anak. H. Dachrul Aldy, dkk.<span class="ff0"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Naskah Lengkap Pendidikan Ilmu</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Kesehatan Anak Berkelanjutan Ke 2, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Utara<span class="ff4">. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 1987; 68-69,75-</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">77. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Sujudi, dkk. Batang Positif Gram, Batang Negatif Gram, Reproduksi Virus, Patogenesis </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Infeksi Virus. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.<span class="ff0"> </span></span><span class="ff0"><span style="font-family: Arial;">Buku Ajar</span></span><span style="font-family: Arial;"> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Mikrobiologi Kedokteran<span class="ff4">. Jakarta: Binarupa Aksara 1994; 125-128,154-177,269-</span> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">272. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Widjaja, Surya, dkk. Patologi Khusus, Susunan Pencernaan. dr. Sutisna Himawan. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;">Patologi Universitas Indonesia<span class="ff4">. Jakarta: Repro International 1985; 209-210.</span> </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-84544812750644264062010-04-27T09:40:00.000-07:002010-04-27T09:40:43.905-07:00ASKEP ISPA<div style="text-align: center;">ASKEP ISPA</div>Common Cold<br />
• Sinusitis<br />
• Rhinitis<br />
• Faringitis<br />
• Tonsilitis/adenoiditis<br />
<br />
Common cold<br />
Pengertian<br />
Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan gejala-gejala infeksi saluran napas atas.<br />
<br />
Etiologi<br />
Pikornavirus, koronavirus, miksovirus, paravirus, adenoviris dan rhinovirus<br />
<br />
Manifestasi Klnik<br />
Kongesti nasal, sakit tenggorok, bersin-bersin, malaise, demam, menggigil, dan sering sakit kepala serta sakit otot, kadang-kadang ada batuk.<br />
Gejala berlangsung 5 – 14 hari<br />
<br />
Terapi Medik<br />
• Pemberian cairan yang adekuat<br />
• Istirahat<br />
• Pencegahan menggigil<br />
• Dekongestan nasal aqueous<br />
• Vitamin C<br />
• Ekspectoran sesuai kebutuhan<br />
• Kumur air garam hangat dapat mengurangi nyeri tenggorok<br />
• Aspirin/asetaminofen<br />
<br />
Intervensi Keperawatan<br />
Pendidikan Pasien<br />
• Mencuci tangan –> mencegah penyebaran organisme<br />
• Menggunkan kertas tissue sekali pakai dan membuangnya dengan baik<br />
• Menutup mulut ketika batuk<br />
• Menghindri kerumunan orang banyak<br />
<br />
SINUSITIS<br />
SINISTIS adalah peradangan membran mukosa dari satu atau lebih sinus maksillaris, frontal, etmoidalis atau sfenoidalis.<br />
<br />
<br />
SINUSITIS AKUT<br />
Etiologi penyakit oleh streptococcus pneumoniae, haemophilus influensae, staphilococcus aureus.<br />
<br />
Gejala<br />
Nyeri diatas area sinus, sekresi nasal yang purulen<br />
<br />
Patofisiologi<br />
Kongesti nasal oleh inflamasi –> obstruksi rongga sinus –> Kondisi ini merupakan media pertumbuhan bakteri.<br />
<br />
<br />
Terapi Medis<br />
Tujuan : mengontrol infeksi, memulihkan kondisi mukosa nasal dan menghilangkan nyeri.<br />
• Pemberian antibiotik (pilihan) seperti amoksisillin dan ampisillin.<br />
• Pemberian dekongestan oral (drixoral dan dimetapp) atau topikal (afrin dan otrivin)<br />
<br />
Intervensi Keperawatan<br />
Penddikan pasien<br />
• Tingkatkan masukan cairan<br />
• Lakukan kompres hangat setempat<br />
• Ajarkan metode untuk meningkatkan drainase seperti mandi uap, mandi hangat, sauna fasial.<br />
• Informasikan tentang efek samping sprey hidung seperti kongesti rebound<br />
• Ajarkan cara pencegahan infeksi sinusitis <br />
SINUSITIS KRONIK<br />
Penyebab –> obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema mukosa hidung.<br />
Gejala<br />
Batuk, sakit kepala kronis pada daerah periorbital dan nyeri wajah (paling menonjol saat bangun tidur pd pagi hari)<br />
Terapi Medis<br />
• Sama dengan pengobatan sinusitis akut<br />
• Pembedahan untuk memperbaiki deformitas struktural yang menyumbat ostia (ostium sinus)<br />
Intervensi Keperawatan<br />
Pendidikan pasien<br />
• Drainase sinus (mandi uap dll)<br />
• Meningkatkan masukan cairan<br />
• Memasang penghagat lokal (kantung panas basah)<br />
• Jelaskan tanda dini infeksi sinus<br />
RHINITIS<br />
Pegertian<br />
• Inflamasi membran mukosa hidung yang dikelompokkan rhinitis allergik dan non allergik<br />
• Rhinitis allergik –> mungkin suatu tanda dari allergi<br />
• Rhinitis non allergik disebabkan oleh : infeksi saluran napas (rhinitis viral dan rhinitis bakterial, masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif<br />
Gejala<br />
• Kongesti nasal, rabas nasal (purulent dengan rhinitis bakterialis), gatal pada nasal, bersin-bersin, sakit kepala<br />
Terapi Medik<br />
• Tergantung penyebabnya (Allergik atau non allergik)<br />
• Pemberian antihistamin<br />
• Dekongestan<br />
• Kortikosteroid topikal<br />
• Natrium kromolin<br />
Intervensi keperawatan<br />
Pendidikan Pasien<br />
• Instruksikan pasien yang allergik untuk menghindari allergen atau iritan spt (debu, asap tembakau, asap, bau, tepung, sprei<br />
• Sejukkan membran mukosa dengan menggunakan sprey nasal salin.<br />
• Melunakkan sekresi yang mengering dan menghiangkan iritan.<br />
• Ajarkan tekhnik penggunaan obat-obatan spt sprei dan serosol.<br />
• Anjurkan menghembuskan hidung sebelum pemberian obat apapun thd hidung<br />
FARINGITIS<br />
Faringitis Akut –> inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh virus (70%) dan bakterial (streptokokkus group A 30 %)<br />
Gejala<br />
• Membran mukosa sangat merah<br />
• Tonsil kemerahan<br />
• Folikel limfoid membengkak dan dipenuhi eksudat<br />
• Pembesaran dan nyeri tekan pada nodus limfe servikalis<br />
• Demam, malaise, sakit tenggorok, serak, batuk, dan rhinitis<br />
Patofisiologi<br />
• Infeksi virus hilang dalam 3 – 10 hari<br />
• Komplikasi mastoiditis, sinusitis, otitis media, abses peritonsilar, adenitis servikal, demam reumatik dan nefritis<br />
Terapi Medik<br />
• Bila penyebabnya bakterial maka pemberian agen bakterial (penisilin) diberikan selama 10 hari<br />
• Berikan diet cair dan lunak<br />
• Anjurkan banyak minum (2-3 L/hari)<br />
Intervensi Keperawatan<br />
Pendidikan Kesehatan<br />
• Istirahat ditempat tidur selama fase febris penyakit<br />
• Buang tissu secara benar seteah digunakan (mencegah penyebaran infeksi)<br />
• Kumur salin hangat (40,6 oC – 43,3 o C)<br />
• Irigasi pd tenggorok mengurangi spasme pd tenggorok<br />
• Kolaborasi pmberian analgesik<br />
• Pemberian antitusif (kodein, dekstrometrofan)<br />
• Lakukan perawatan mulut<br />
• Jelaskan tentang pentingnya terapi antibiotik secara tuntas<br />
Faringitis Kronik –> terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronis, dan penggunaan habitual alkohol dan tembakau<br />
Jenis <br />
• Hipertrofik –> penebalan umum dan kongesti membran mukosa faring<br />
• Atrofik –> tahap lanjut dari jenis pertama (membran tipis, licin, keputihan, berkerut)<br />
• Granular kronik pembengkakan folikel limfe pada dinding faring<br />
Gejala<br />
• Keluhan sensasi iritasi dan sesak pada tenggorok yg terus menerus, lendir pada tenggorok, adanya kesulitan menelan<br />
Terapi Medik<br />
• Berikan sprei nasal atau obat-obatan yang mengandung epinefrin sulfat (afrin) atau fenilefrin hidroklorida<br />
• Bila tdp allergi, berikan dekongestan anthistamin<br />
• Berikan aspirin atau asetaminofen<br />
• Hindari kontak dengan orang lain<br />
Intervensi Keperawatan<br />
Pendidikan kesehatan<br />
• Hindarkan kontak dengan orang lain sampai demam benar-benar menghilang.<br />
• Hindari penggunaan alkohol, tembakau, asap rokok dan pemajanan thd dingin<br />
• Hindari polutan lingkungan dengan menggunkan masker<br />
• Anjurkan untuk memperbanyak minum<br />
• Anjurkan berkumur dengan larutan salin normal<br />
Tonsilitis<br />
• Peradangan tonsil<br />
• Penyebab umum adalah streptokokkus grup A<br />
• Gejala : sakit leher, nyeri menelan, menggigi, demam, dan sakit otot.<br />
• Biakan tenggorok harus dilakukan untuk menentukan penyebab<br />
• Terapi : meningkatkan jumlah cairan yang masuk ; obat kumur salin ; pemberian antibiotik<br />
LARINGITIS<br />
• Inflamasi pada laring<br />
• Penyebab : terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan thd debu, bahan kimiawi, asap, infeksi saluran napas atas ; hampir selalu disebabkan oleh virus<br />
• Gejala –> akut : suara serak atau tidak dpt mengeluarkan suara, batuk berat. Kronik suara serak yang persisten<br />
• Terapi medik –> akut : istirahat berbicara, hindari merokok, istirahat ditempat tidur, menghirup uap dingin atau aerosol. bila Kronik: istirahatkan suara, hilangkan infeksi pernapasan yg ada (primer), batasi merokok, penggunaan kortikosteroid topikal<br />
• Intervensi keperawatan: Instruksikan pasien mengistirahatkan suara dan memepertahankan kelebaban lingkungan, sarankan penggunaan ekspektoran bila ada sekresi laringeal, berikan cairan ( 3 Liter) untuk mengencerkan sekresi<br />
References<br />
Brunner & Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta<br />
Corwin E, Patofisiologi (buku Saku), EGC, Jakartamicohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-79927915352848293542010-04-27T09:33:00.000-07:002010-04-27T09:33:14.575-07:00Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Nafas<div style="text-align: center;"><b>Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Nafas</b></div><div style="text-align: center;"><br />
</div>PENDAHULUAN<br />
<br />
Gagal nafas akut adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jumlah yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan.<br />
<br />
KLASIFIKASI GAGAL NAFAS<br />
<br />
Tipe I : Disebut gagal nafas normokapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 normal.<br />
Tipe II : Disebut gagal nafas Hiperkapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 Tinggi.<br />
<br />
MEKANISME GAGAL NAFAS<br />
<br />
A. Hipoventilasi<br />
Hipoventulasi menyebabkan retensi CO2 , Penyebabnya :<br />
1. Kerusakan atau depresi pada system saraf pengontrol pernafasan.<br />
a. Luka di kepala<br />
b. Perdarahan / thrombus serebral<br />
c. Obat yang menekan pernafasan<br />
2. Gangguan neuromuscular<br />
a. Kerusakan pada spinal<br />
b. Tetanus<br />
c. obat – obatan<br />
3. Obstruksi paru<br />
a. asthma<br />
b. Broncitis kronis<br />
c. Sumbatan jalan nafas<br />
d. Emfisema<br />
4. Restriksi paru<br />
a. Ca paru<br />
b. “ Flail chest “<br />
c. Efusi pleura<br />
d. Pneumothoraks<br />
<br />
B. “ V/Q Mismatching “ <br />
<br />
V/Q rendah artinya : perfusi lebih besar dari ventilasi, sehingga terjadi hipoksemia karena darah yang dibawa dari alveolar tidak teroksigenasi seluruhnya.<br />
<br />
V/Q Tinggi artinya : Ventilasi lebih besar daripada perfusi , sehingga darah yang teroksigenasi tidak dapat diperfusikan.<br />
<br />
Penyebab :<br />
<br />
1. Gangguan pada luas daerah untuk ventilasi <br />
a. Asthma<br />
b. Broncitis kronis<br />
c. Emfisema<br />
d. Atelektasis<br />
e. Benda asing<br />
f. Tumor<br />
2. Gangguan pada luas permukaan untuk perfusi<br />
a. Emboli paru<br />
b. curah jantung rendah<br />
c. PEE yang terlalu tinggi<br />
<br />
C. Shunt ( Pirau )<br />
<br />
Darah yang dibawa dari jantung sebelah kanan dibawa ke jantung kiri tanpa dioksigenasi.<br />
<br />
Penyebab :<br />
<br />
1. kolaps pada alveoli<br />
a. Atelektasis<br />
b. Pneumotoraks<br />
c. Hematotoraks<br />
2. gangguan difusi<br />
a. Edema paru<br />
b. ARDS<br />
<br />
D. Gangguan difusi<br />
<br />
Penyebab :<br />
1. Penumpukan cairan<br />
2. Gangguan pada area untuk berdifusi<br />
<br />
PENGKAJIAN<br />
<br />
A. Subyektif<br />
1. Riwayat penyakit<br />
2. Faktor pencetus<br />
3. Gejala sulit bernafas<br />
4. Tanda – tanda hiperkapnu<br />
<br />
B. Objektif ( Tanda dan gejala )<br />
1. Respiratory distress<br />
2. Hipoksemia / hipoksia<br />
3. Hiperkapnu<br />
<br />
C. Diagnostik<br />
1. Analisa gas darah<br />
a. PaO2 50 – 60 mmHg<br />
b. PaCo2 50 mmHg dengan PH 7.30<br />
2. Foto thoraks<br />
<br />
PENATALAKSANAAN<br />
<br />
1. Atasi Penyebab<br />
2. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan ventilasi<br />
a. Posisi pasien setengah duduk<br />
b. Hidrasi<br />
Memberikan cairan 2-3 ltr/24 jam<br />
c. Bronchial hygiene dan fisiotherapi dada<br />
- Latihan nafas dalam<br />
- Analgetik saat fisiotherapi<br />
- Jika ada ronchi anjurkan klien untuk batuk atau lakukan suctioning<br />
- Postural drainase, vibrasi dan perkusi mungkin dibutuhkan<br />
d. Pemberian obat – obatan<br />
- Bronchodilator<br />
- Ekspectoran<br />
- Sedativ, jika pasien gelisah<br />
e. Bronkoskopi<br />
Jika lendir tidak bisa keluar dengan suctioning<br />
f. Intubasi dan ventilasi mekanik<br />
- Jika PaCO2 cenderung meningkat dan asidosis<br />
- tujuan untuk menormalkan PH. Untuk pasien PPOM nilai PaCO2 tidak harus dibuat normal.<br />
3. Mengoptimalkan pengangkutan O2 dan menurunkan konsumsi O2 dengan cara :<br />
a. memberikan therapy O2<br />
b. Memberikan PEEP<br />
c. Istirahat<br />
d. Memberikan lingkungan nyaman <br />
e. Mengobati demam<br />
f. transfuse darah<br />
g. Obatan digitalis<br />
4. Mengatasi infeksi dengan memberikan antibiotic<br />
5. Mencegah terjadinya komplikasi<br />
<br />
DIAGNOSA KEPERAWATAN<br />
<br />
Contoh diagnose keperawatan yang dapat terjadi pada pasien dengan gagal nafas akut adalah :<br />
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. obstruksi jalan nafas, hipersekresi dan bronchospasme<br />
2. Gangguan pola nafas b.d. gangguan neuromuscular, musculoskeletal, barotraumas, dll.<br />
3. Gangguan pertukaran gas b.d. gangguan perfusi dan difusi , penurunan Hb, dll.<br />
4. Resiko terjadi aspirasi b.d. penurunan kesadaran , gangguan reflek menelan atau batuk<br />
5. Gangguan aktivitas b.d. tidak seimbangnya antara suplai dan kebutuhan oksigen.micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-75483773810802007512010-04-26T21:31:00.001-07:002010-04-26T21:31:33.823-07:00ASMAApa yang dimaksud dengan ASMA?<br />
<br />
Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan saluran nafas yang sangat peka terhadap barbagai rangsangan, baik dari dalam maupun luar tubuh. Akibat dari kepekaan yang berlebihan ini terjadilah penyempitan saluran nafas secara menyeluruh sehingga sukar bernafas.<br />
<br />
ASMA : Apa gejalanya?<br />
v Batuk <br />
v Nafas cepat<br />
v Batuk dengan mengi (nafas bunyi ngik-ngik) yang berulang-ulang<br />
v Lendir kental dan sulit dikeluarkan<br />
v Sesak nafas dan dada sakit<br />
v Cemas, gelisah, banyak keringat, dan rasa mual<br />
v Gejala memburuk pada malam atau dini hari<br />
<br />
<br />
ASMA : Apa Penyebabnya?<br />
<br />
<br />
Penyebab asma belum diketahui dengan jelas. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menerangkan penyebab terjadinya asma, tetapi belum ada bukti atau hasil yang dapat diterima. Faktor keturunan dan lingkungan diduga berperan sebagai faktor penyebab terjadinya asma.<br />
<br />
<br />
ASMA : Mengapa Kambuh?<br />
<br />
<br />
Karena terpapar oleh faktor pencetus :<br />
ECIUM<br />
Apa itu?<br />
¤ Emosi (sedih, banyak pikiran, kaget, marah, cemas, tertawa terbahak-bahak).<br />
¤ Cuaca (perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, dan kelembapan udara)<br />
¤ Infeksi (flu, nyeri tengorokan) <br />
¤ Udara kotor (asap dapur, asap rokok, asap obat nyamuk, debu rumah, kapuk, bulu kucing, kecoa)<br />
¤ Makanan (coklat, kacang tanah, es, bumbu masak, tomat, minyak goreng)<br />
ASMA : Apa yang terjadi?<br />
<br />
<br />
Î Otot dinding saluran nafas mengerut atau menyempit<br />
Î Selaput lendir dinding saluran nafas membengkak<br />
Î Produksi lendir menjadi banyak dan kental. Lendir yang kental ini sulit dikeluarkan sehingga nafas terasa lebih sesak<br />
<br />
<br />
ASMA : Bagaimana agar tidak terjadi kekambuhan?<br />
<br />
<br />
Ø Hindari faktor pencetus<br />
Ø Mengenal gejala awal serangan asma dan selalu sediakan obat<br />
Ø Bina suasana harmonis dalam keluarga<br />
<br />
<br />
ASMA : Apa yang dapat dilakukan apabila terjadi serangan asma?<br />
<br />
z Dampingi penderita. Tenangkan dan berikan petunjuk posisi duduk atau posisi lain yang membuatnya nyaman<br />
z Buka atau longgarkan pakaian yang mengganggu pernafasan<br />
z Usahakan agar ruangan cukup mengandung oksigen, dengan membuka jendela atau ventilasi udara (penderita jangan sampai tekena angin langsung)<br />
z Berikan obat sesuai dengan petunjuk dokter<br />
z Dalam keadaan darurat (tidak ada obat), penderita dapat dipandu untuk menghirup uap air panas yang diberi garam dapur<br />
z Berikan minum air hangat yang banyak agar lendir yang kental dapat cair dan mudah dikeluarkan<br />
z Jika serangan sudah reda, gantilah pakaian yang basah oleh keringat<br />
<br />
<br />
Yang terpenting bagi penderita dan keluarga adalah pengetahuan yang mendalam mengenai penyakitnya, termasuk cara-cara pencegahan serangan asma, tindakan pertama untuk mengatasi serangan dan menentukan saat yang tepat untuk meminta pertolongan ke pelayanan kesehatan.micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-6616264808538376112010-04-26T21:21:00.000-07:002010-04-26T21:21:07.260-07:00POSISI BAYI DALAM KANDUNGAN<div style="text-align: center;"><b>POSISI BAYI DALAM KANDUNGAN</b></div><br />
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.1 Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.2<br />
Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi.3Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam menegakkan adanya plasenta previa.6<br />
Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung 1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5 – 0,6%.1<br />
Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.1<br />
II.1. DEFINISI<br />
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi oblique).<br />
Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.4<br />
II.2. INSIDENSI<br />
Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5 – 2 %. Dari beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia dilaporkan : Medan 0,6 %, Jakarta 0,1 % (1948), Bandung 1,9 %. Grenhill melaporkan 0,3 %.5<br />
II.3. ETIOLOGI5<br />
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor – faktor tersebut adalah :<br />
⁂ Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.<br />
⁂ Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati.<br />
⁂ Gemelli (kehamilan ganda)<br />
⁂ Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum<br />
⁂ Lumbar skoliosis<br />
⁂ Monster<br />
⁂ Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh.<br />
Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.1<br />
II.4. DIAGNOSIS5<br />
(1) Inspeksi<br />
Perut membuncit ke samping<br />
(2) Palpasi<br />
- Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan<br />
- Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul<br />
- Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri<br />
(3) Auskultasi<br />
Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.<br />
(4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)<br />
- Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.<br />
- Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.<br />
- Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.<br />
- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.<br />
<br />
II.5. MEKANISME PERSALINAN1,4,5<br />
Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas.<br />
Beberapa cara janin lahir spontan<br />
a. Evolutio spontanea<br />
(1) Menurut DENMAN<br />
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya kepala.<br />
(2). Menurut DOUGLAS<br />
Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan akhirnya kepala.<br />
b. Conduplicatio corpore<br />
Kepala dan perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie<br />
Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.<br />
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.<br />
Pada letak lintang biasanya :<br />
- ketuban cepat pecah<br />
- pembukaan lambat jalannya<br />
- partus jadi lebih lama<br />
- tangan menumbung (20-50%)<br />
- tali pusat menumbung (10%)<br />
<br />
Keterangan :<br />
VL : Versi Luar<br />
VE : Versi Ekstraksi<br />
II.6. PROGNOSIS<br />
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.1<br />
♦ Bagi ibu<br />
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.5<br />
♦ Bagi janin<br />
Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :<br />
(1) Prolasus funiculi<br />
(2) Trauma partus<br />
(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus<br />
(4) Ketuban pecah dini5<br />
II.7. PENATALAKSANAAN<br />
a. Pada kehamilan<br />
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.<br />
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.4<br />
b. Pada persalinan<br />
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.4<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
1. Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalamIlmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. Jakarta<br />
2. Mansjoer, A dkk. 2001. Kelaianan pada Persalinan dalam Kapita Selekta Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI. Jakarta<br />
3. Bowes, W. 2006. Management of The Fetus in Transverse Lie. www. Uptodate.com<br />
4. Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito 2nd eds, cetakan 1. Medika FK UGM. Yogyakarta.<br />
5. Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.<br />
6. Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar Obsteri & Ginekologi. Hipokrates. Jakarta<br />
0 komentar<br />
Poskan Komentar<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
LETAK LINTANG<br />
Letak lintang ialah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada :<br />
- Di depan (dorsoanterior)<br />
- Di belakang (dorsoposterior)<br />
- Di atas (dorsosuperior)<br />
- Di bawah (dorsoinferior)<br />
EtTIOLOGI<br />
Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.<br />
Kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar<br />
Keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepalake dalam rongga panggul sempit, tumor daerah panggul dan plasenta previa.<br />
Kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatus atau uterus subseptus.<br />
DIAGNOSIS<br />
Pada inspeksi tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari biasa, hanya beberapa jari diatas pusat.<br />
Pada palpasi ternyata bahwa fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan bagian-bagian besar (kepala dan bokong) teraba disamping kiri atau kanan di atas fossa iliaka. Pada auskultasi BJA dapat dinilai setinggi pusat kanan dan kiri. Dan pada USG juga terlihat gambaran letak lintang.<br />
Pada pasien ini penegakkan diagnosis sudah dilakukan dengan benar. Dimana sudah dilakukan pemeriksaan luar yaitu pada pemeriksaan leopold. Dan pada pemeriksaan leopold II dimana untuk menentukan letak punggung janin namun pada pasien ini yang teraba bokong dan kepala pada kedua sisi kanan dan kiri. Kemudian sudah dilakukan juga pemeriksaan penunjang USG sebelumnya yang menyatakan pada pasien ini mengalami kehamilan letak lintang.<br />
IV.2 apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah sudah sesuai dengan standar pelayanan?<br />
PENANGANAN<br />
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Meskipun versi luar berhasil janin akan dapat memutar kembali oleh karena itu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :<br />
1. Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga seorang primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap.<br />
2. Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intrauterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli.<br />
3. Pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan.<br />
Pada keadaan hamil diusahakan jadi letak membujur dengan melakukan versi luar pada primigravida yaitu pada usia kehamilan 34 minggu atau multigravida pada usia kehamilan 36 minggu.<br />
Versi luar adalah upaya yang dilakukan dari luar untuk dapat mengubah kedudukan janin menjadi kedudukan lebih menguntungkan dalam persalinan pervaginam. Berdasarkan ketetapan tersebut dikenal bentuk versi luar :<br />
1. Versi Sefalik : melakukan perubahan kedudukan janin menjadi letak kepala.<br />
2. Versi podalik : perubahan kedudukan janin menjadi letak bokong (sungsang).<br />
Untuk dapat melaksanakan versi luar perlu diperhatikan beberapa pertimbangan berikut ini:<br />
1. Kontraindikasi versi luar<br />
Ketuban sudah pecah.<br />
Penderita mempunyai hipertensi<br />
Rahim pernah mengalami pembedahan : seksio sesaria, pengeluaran mioma uteri.<br />
Penderita pernah mengalami perdarahan selama hamil.<br />
Pernah mengalami tindakan operasi pervaginam.<br />
Terdapat faktor resiko tinggi kehamilan: kasus infertilitas, sering mengalami keguguran, persalinan prematuritas atau kelahiran mati, tinggi badan kurang dari 150 cm, mempunyai deformitas pada tulang panggul/ belakang.<br />
Pada kehamilan kembar.<br />
2. Syarat versi luar dapat berhasil dengan baik :<br />
Dilakukan pada usia kehamilan 34-36 minggu<br />
Pada inpartu dilakukan sebelum pembukaan 4 cm.<br />
Bagian terendah belum masuk atau masih dapat dikeluarkan dari PAP.<br />
Bayi dapat dilahirkan pervaginam<br />
Ketuban masih positif utuh.<br />
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetrinya baik dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk kemudian dilakukan versi ekstraksi. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli harus segera dilakukan seksio sesaria. Pada letak lintang kasep versi ekstraksi akan mengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin masih hidup hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera sedangkan pada janin yang sudah mati dilahirkan pervaginam dengan dekapitasi.<br />
MEKANISME PERSALINAN<br />
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Bahu masuk ke dalam panggul, sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya. Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik. Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep.<br />
Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang persalinan dapat berlangsung spontan. Janin lahir cara Denman atau Douglas.<br />
Cara Denman Bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang belakang , badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir. Kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.<br />
Cara Douglas, bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusun oleh lahirnya kepala.<br />
Pada pasien ini penatalaksanaannya sudah sesuai dengan standar pelayanan. Pada pasien tidak dilakukan versi luar karena pasien ini terdapat kontraindikasi untuk dilakukan tindakan tersebut yaitu tinggi badan ibu kurang dari 150 cm (136 cm). Oleh karena pasien tidak dilakukan tindakan versi luar maka persalinan pervaginam tidak dapat dilakukan. Dan persalinan ibu dilakukan dengan operasi seksio sesaria.<br />
IV.3 bagaimana prognosis pasien ini?<br />
Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.<br />
Prognosis pada pasien ini bisa dikatakan kurang baik. Pada Quo ad vitam ad bonam dan quo ad functionam ad bonam. Sewaktu melakukan sectio sesaria pada pasien ini tidak disertai dengan tindakan pemasangan IUD. Dimana pasien yang dilakukan operasi sectio sesaria kontraindikasi bila terjadi kehamilan dalam kurun waktu 2 tahun pasca operasi. Dan untuk mencegah hal ini terjadi sebaiknya pada saat dilakukan sectio sesaria disertai dengan pemasangan IUD. Namun hal ini bukanlah kesalahan yang mutlak karena pelaksanaan kontrasepsi bisa dilakukan dalam waktu 40 hari setelah partus. Dan sebaiknya dilakukan kontrasepsi yang tidak mengganggu asi.<br />
V. KESIMPULAN<br />
1. Penegakan diagnosa pada pasien ini sudah tepat. Sesuai dengan tanda dari letak lintang.<br />
Pemeriksaan obstetrik<br />
Pemeriksaan luar:<br />
abdomen : cembung, tegang<br />
TFU : 28 cm<br />
LP : 92 cm<br />
His : -<br />
LA : lintang<br />
Pemeriksaan penunjang<br />
Hasil USG dinyatakan letak lintang.<br />
2. Penatalaksanaan letak lintang pada pasien ini sudah benar, sesuai dengan standar pelayanan.<br />
Tindakan versi luar tidak dilakukan karena kontraindikasi yaitu tinggi badan pasien 136 cm.<br />
Dilakukannya Operasi sectio sesaria pada pasien ini.<br />
3. Fungsi reproduksi pada pasien ini masih baik. Namun pada pasien ini kita harus melakukan motivasi KB. Dan sebaiknya menggunakan kontrasepsi yang tidak mengganggu laktasi.<br />
V. KEPUSTAKAAN<br />
1. Prawiroharjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, Edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka<br />
Jakarta, 1999, 622-627<br />
2. Sastrawinata, Sulaiman dkk., Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005<br />
3. Manuaba, Ida Bagus, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC, Jakarta, 1998.<br />
DIarsipkan di bawah: obsgyn<br />
« RESUSITASI JANTUNG PARU Stroke Mengancam Usia Produktif »<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Pengertian<br />
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).<br />
<br />
Penyebab<br />
Penyebab paling sering adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.<br />
<br />
Diagnosis<br />
Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, engan TFU rendah. Palpasi akan teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi tidak ada bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau bokong ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk memastikan dignosis untuk mendeteteksi kemungkinan penyebab.<br />
<br />
Manajemen atau penatalaksanaan<br />
Dokter dapat mengusahakan untuk membenarkan posisi dengan cara versi external menjadi letak membujur dan presentasi kepala. Kecenderungan pengembalian posisi letak lintang menjadi posisi letak memanjang sulit dan seringnya beberapa dokter tidak menganjurkan versi chepalik eksternal sebelum kelahiran direncanakan, atau waktu datangnya persalinan.resiko versi chepalik eksternal adalah terjadinya KPD dan tali pysat menumbung, atau persalinan prematur.<br />
Pada setiap kunjungan antenatal dokter seharusnya memeriksa letak, presentasi dan mendengarkan DJJ. Jika pemeriksaan USG tidak mendeteksi plasenta previa, pemeriksaan vagina dapat dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas pelvik seperti, pengerutan pelvis. Pemeriksaan USG dapat mendeteksi abnormalitas fetus dan uterus.<br />
Ketika paru-paru bayi prematur, ibu seharusnya datang ke RS untuk dilakukan versi chepalik eksternal yang dilakukan ditempat kelahiran. Hal ini mungkin diikuti dengan induksi persalinan dengan oksitosin. Penekanan pada sisi lateral dapat diterapkan untuk membantu uterus dalam mempertahankan letak memanjang. DJJ dan kontraksi uterus dimonitor secara elektrik dan jika memingkinkan kondisi ibu benar-benar diperhatikan. Dalam persalinan ketika kepala bayi memasuki rongga pelvis membran dapat ruptur. Persalinan seharusnya dapat berjalan dengan normal. Pada beberapa kasus dimana wanita mempunyai riwayat obstetri yang urut, atau terdapat komplikasi dalam persalinan, SC merupakan cara yang paling aman untuk melahirkan.<br />
Jika tindakan pencegahan tersebut tidak dilakukan, ketika persalinan dimulai bahu janin dapat turun kebawah ke rongga pelvis bagian depan dapat terjadi KPD dan penumbungan tali pusat yang disertai dengan penumbungan lengan janin.<br />
Bidan dapat mendeteksi presentasi bahu dengan cara pemeriksaan abdomen seperti yang dijelaskan diatas dan pemeriksaan vagina. Bahu janin dapat dikenali dengan merasakan tulang rusuk atau tangan. Pemeriksaan vagina tidak boleh dilakukan jika ada indikasi plasenta previa. Jika ada kegawat daruratan, bidan seharusnya merujuk ke dokter atau ke pelayanan kegawat daruraan obstetri. Dalam persalinan, jika mendapatka kesulitan untuk membenarkan letak janin setelah selaput ketuban pecah ini tidak mungkin dilanjutkan. Tindakan SC merupakan bentuk kelahiran yang paling aman.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.<br />
PATOGENESA gangguan aliran cairan otak-berdasarkan riset dari lembaga National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), Amerika Serikat-ada tiga jenis, yakni yang pertama gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi, contoh tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan otak. Kedua, aliran cairan otak tidak tersumbat, sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak, contoh: tumor ganas di sel-sel yang memproduksi cairan otak.<br />
Kemudian, yang ketiga, bila cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik. Sehingga otomatis, jumlah cairan akan meningkat pula. Misalnya, bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.<br />
<br />
<br />
<br />
ANENSEFALUS<br />
<br />
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk.<br />
<br />
Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).<br />
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui.<br />
Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.<br />
<br />
Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.<br />
Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:<br />
- Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya<br />
- Kadar asam folat yang rendah.<br />
<br />
Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.<br />
<br />
Gejalanya berupa:<br />
# Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)<br />
# Bayi<br />
- tidak memiliki tulang tengkorak<br />
- tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)<br />
- kelainan pada gambaran wajah<br />
- kelainan jantung.<br />
<br />
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:<br />
- Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil<br />
- Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)<br />
- Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)<br />
- Kadar estriol pada air kemih ibu<br />
- USG.<br />
<br />
Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari setelah lahir.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
PLASENTA PREVIA<br />
Defenisi<br />
“Seksio sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh”. (Saifudin, 2001 : 536)<br />
“Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir”. (Wiknjosostro, 2005)<br />
Etiologi<br />
Mengapa Plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu dapat diterangkan, bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrofi pada dosidua akibat persalinan yang lampau dan dapat menyebabkan plasenta previa tidak selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas fungsi, memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup atau diperlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar. Plasenta yang letaknya normal sekalipun akan meluaskan permukaannya, sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir. (Wiknjosostro, 2005)<br />
Klasifikasi<br />
1. Plasenta Previa otalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta<br />
2. Plasenta Previa Parsialis, apabila sebahagian pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta<br />
3. Plasenta Previa Marginalis, apabila pinggir Plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.<br />
4. Plasenta Letak Rendah, Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam anatomi, skapula, OPT (Medical Latin), atau tulang belikat, adalah tulang yang menghubungkan humerus (tulang lengan) dengan clavicula (tulang leher). <br />
Bentuk skapula posterior (belakang) yang terletak bagian dari bahu korset.. Dalam manusia, itu adalah tulang datar, kurang lebih segitiga bentuknya, ditempatkan pada aspek posterolateral torakalis kandang. <br />
The kosta atau ventral permukaan menyajikan cekung yang luas, yang subskapularis fosa. <br />
Medial dua pertiga dari fosa ini ditandai oleh beberapa miring punggung, yang menjalankan lateralward dan ke atas. Punggung bukit memberikan keterikatan pada mengotot insert, dan permukaan di antara mereka ke Shelby, dari subscapularis. Ketiga lateral fosa halus dan tertutup oleh serat-serat otot ini. <br />
. Pada bagian atas fosa adalah depresi melintang, di mana tampaknya tulang bengkok pada dirinya sendiri sepanjang garis pada sudut kanan dan melewati pusat glenoid rongga, membentuk sudut yang cukup, yang disebut sudut subskapularis; hal ini memberikan kekuatan yang lebih besar untuk tubuh tulang oleh bentuk melengkung, sementara lengkungan puncak berfungsi untuk mendukung tulang belakang dan akromion. <br />
Permukaan dorsal adalah melengkung dari atas ke bawah, dan dibagi menjadi dua bagian yang tidak setara dengan tulang belakang, bagian atas tulang belakang disebut fosa supraspinata, dan bahwa di bawahnya yang infraspinata fosa. <br />
<br />
• The supraspinata fosa, yang lebih kecil dari dua, cekung, halus, dan lebih luas pada bagian tulang belakang dari pada akhir yang humeri; dengan medial dua-pertiga memberikan asal ke supraspinatus. <br />
• Infraspinata fosa yang jauh lebih besar daripada sebelumnya; menuju vertebralis margin yang dangkal terlihat cekung di bagian atasnya; pusatnya menyajikan kecembungan terkemuka, sementara di dekat perbatasan adalah aksilaris dalamnya alur yang mengalir dari atas menuju bagian bawah. Medial dua pertiga dari fosa memberikan asal ke infraspinatus; ketiga lateralis ditutupi oleh otot ini. <br />
Permukaan dorsal ditandai aksilaris dekat perbatasan dengan bubungan tinggi, yang membentang dari bagian bawah rongga glenoid, ke bawah dan ke belakang untuk vertebralis perbatasan, sekitar 2,5 cm di atas sudut inferior. <br />
Punggungan melayani untuk lampiran dari septum fibrosa yang memisahkan infraspinatus dari teres major dan teres minor. <br />
Permukaan antara punggung bukit dan perbatasan aksilaris sempit di atas dua-pertiga dari luas, dan disilangkan dekat pusat dengan alur untuk bagian dari pembuluh sirkumfleksa skapulae; itu affords lampiran ke teres minor. <br />
Hadiah ketiga yang lebih rendah yang lebih luas, agak segitiga permukaan, yang memberikan asal ke teres major, dan lebih dari yang dorsi latisimus meluncur; sering otot yang terakhir mengambil asal oleh beberapa serat dari bagian ini. <br />
Luas dan sempit porsi disinggung di atas dipisahkan oleh garis miring, yang membentang dari perbatasan ketiak, ke bawah dan ke belakang, untuk memenuhi bubungan tinggi: untuk itu melekat septum fibrosa yang memisahkan teres otot dari satu sama lain.<br />
<br />
Ada tiga perbatasan skapula: <br />
• The superior perbatasan yang paling singkat dan tipis, melainkan cekung, dan memanjang dari sudut medial ke dasar proses coracoid. Hal ini disebut sebagai perbatasan tengkorak pada hewan. <br />
• The aksilaris perbatasan (atau "batas lateral") adalah yang paling tebal dari tiga. Dimulai di atas pada margin yang lebih rendah dari glenoid rongga, dan condong miring ke bawah dan ke belakang ke sudut inferior. Hal ini disebut sebagai perbatasan caudal pada hewan. <br />
• The vertebral perbatasan (atau "medial perbatasan") adalah terpanjang dari tiga, dan memanjang dari medial ke sudut inferior. Hal ini disebut sebagai perbatasan dorsal pada hewan.<br />
<br />
Akromion <br />
The akromion bentuk puncak bahu, dan besar, agak segitiga atau proses lonjong, pipih dari belakang ke depan, proyeksi pada awalnya lateralward, dan kemudian melengkung ke depan dan ke atas, sehingga rongga overhang yang glenoid.<br />
<br />
Pengembangan <br />
Bagian besar skapula membran mengalami pengerasan. Beberapa bagian luar skapula adalah cartilagenous saat lahir, dan karenanya akan mengalami endochondral pengerasan <br />
Kepala, proses, dan bagian menebal tulang, mengandung cancellous jaringan; sisanya terdiri dari lapisan tipis jaringan kompak. <br />
Bagian tengah dari fosa supraspinatous dan bagian atas dari fosa infraspinatous, tetapi terutama yang pertama, biasanya sangat tipis untuk menjadi setengah tembus terang; sesekali tulang ditemukan ingin dalam situasi ini, dan otot-otot yang berdekatan hanya dipisahkan oleh jaringan fibrosa .<br />
<br />
Pergerakan <br />
Gerakan skapula dibawa oleh otot-otot bahu: <br />
Elevasi, Depresi, pengunduran, penyusutan, lateral rotasi, rotasi medial, Upward Rotasi, Downward Rotation, Tipping anterior, dan posterior tip<br />
<br />
Cedera <br />
Karena struktur yang kokoh dan dilindungi lokasi, fraktur skapulae jarang terjadi; ketika mereka lakukan terjadi, mereka merupakan indikasi bahwa berat trauma dada telah terjadi. Sebuah winged scapula adalah suatu kondisi di mana batas medial (sisi yang paling dekat tulang belakang) dari seseorang scapula diposisikan secara tidak normal keluar dan mundur. Penampilan yang dihasilkan dari punggung atas dikatakan sayap-seperti karena sudut inferior dari tulang belikat menonjol ke belakang daripada kebanyakan berbaring datar seperti pada orang tanpa kondisi.<br />
diposkan oleh evan di 19:33micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-3022837461268040192010-04-26T21:10:00.000-07:002010-04-26T21:10:25.960-07:00STROKE<div style="text-align: center;"><b>STROKE</b></div><br />
PENGERTIAN<br />
<br />
Strok (bahasa Inggris: stroke) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Strok adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk menggarisbawahi betapa seriusnya strok ini, beberapa tahun belakangan ini telah semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". strok terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara<br />
<br />
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.<br />
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
JENIS STROKE<br />
Strok dibagi menjadi dua jenis yaitu strok iskemik maupun strok hemorragik. Pada strok iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami strok jenis ini.<br />
Pada strok hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus strok hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.<br />
Pada strok iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.<br />
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.<br />
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Strok semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_fMyAQ_mn4rA/S9Zjnza8vNI/AAAAAAAAABY/DV2yPhsQKAY/s1600/images+STOREK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_fMyAQ_mn4rA/S9Zjnza8vNI/AAAAAAAAABY/DV2yPhsQKAY/s320/images+STOREK.jpg" /></a></div><br />
<br />
Emboli lemak jarang menyebabkan strok. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.<br />
Strok juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.<br />
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Strok bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.<br />
<br />
Hasil otopsi otak yang mengalami strok<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tanda dan Gejala-gejala Stroke<br />
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut: <br />
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik <br />
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah. <br />
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan. <br />
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke. <br />
Faktor Penyebab Stroke<br />
Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain. <br />
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas. <br />
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak. <br />
Akibat Stroke lainnya: <br />
• 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai. <br />
• 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat. <br />
• 70% menderita depresi. <br />
• 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri. <br />
Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan. <br />
Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang pada<br />
Patofisiologi<br />
Stroke non hemoragik<br />
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.<br />
Stroke hemoragik<br />
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.<br />
PENANGANAN STROK<br />
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.<br />
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.<br />
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.<br />
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.<br />
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.<br />
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).<br />
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-41185093234061928772010-04-26T20:58:00.000-07:002010-04-26T20:58:38.575-07:00JANTUNG DAN REMATIKI. PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang<br />
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak pada pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel). Sistem kardiovaskuler merupakan bagian dari peredaran tubuh, terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem ini berfungsi mengedarkan darah ke seluruh tubuh, dengan jantung sebagai pompanya, hingga darah mengalir ke dalam pembuluh darah. Jantung merupakan organ utama sirkulasi darah berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan dasarnya terletak di atas dan puncaknya di bawah. Jantung terletak dalam rongga dada, diantara paru-paru, lebih menghadap kiri daripada kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram.<br />
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).<br />
Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.<br />
B. Tujuan<br />
Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai tugas pada mata kuliah system kardiovaskuler, selain itu makalah ini juga dibuat untuk bahan dan acuan pleno kelompok 1. Disamping itu makalah ini juga bertujuan agar mahasiswa memahami tentang penyakit system kardiovaskuler, yakni Penyakit Jantung Rematik.<br />
C. Manfaat<br />
Adapun manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini dapat membantu mahasiswa dan pembaca dalam memahami tentang penyakit jantung rematik serta bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit tersebut.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
II. TINJAUAN TEORI<br />
A. Sistem Kardiovaskuler<br />
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.<br />
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.<br />
B. Penyakit Jantung Rematik<br />
1. Definisi<br />
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik.<br />
Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.<br />
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran<br />
2. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Rematik:<br />
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di kulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil dibawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu saja demam.<br />
<br />
<br />
<br />
3. Penegakan Diagnosis Penyakit Jantung Rematik<br />
Selain dengan adanya tanda dan gejala yang tampak secara langsung dari fisik, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, misalnya; pemeriksaan darah rutin, ASTO, CRP, dan kultur ulasan tenggorokan. Bentuk pemeriksaan yang paling akurat adalah dengan dilakukannya echocardiografi untuk melihat kondisi katup-katup jantung dan otot jantung.<br />
4. Pengobatan Penyakit Jantung Rematik<br />
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.<br />
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.<br />
Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.<br />
5. Pencegahan Penyakit Jantung Rematik<br />
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus).<br />
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi DR.<br />
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
III. TINJAUAN KASUS<br />
Soal : Kasus 4 (Jantung Rematik)<br />
2 hari yang lalu An. D laki-laki berumur 10 tahun dating kerumah sakit dengan keluhan demam, muntah 2 kali, BAB mencret dan nyeri dada. Pada Auskultasi jantug terdapat bunyi jantung S1 tunggal, S2 split tidak beraturan dan terdapat bising sistolik klien tersebut dating ke RS atas rujukan dari puskesmas kemiling dan didiagnosa demam thypoid. Dari riwayat sebelumnnya klien pernah menderita TBC selama 1 bulan dan mendapatkan pengobatan. BB : 25 kg, TB : 137cm.<br />
Pembahasan<br />
1. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan laboratorium apa saja yang didapatkan dari kasus diatas sesuai dengan diagnose yang didapatkan<br />
2. Identifikasi masalah keperawatan baik acktual maupun potensial pada amal tersebut dan buatlah rencana keperawatan secara rinci<br />
3. Buatlah Issue etik keperawatan dari kasus <br />
4. Bagaimana teknik komunikasi pada kasus <br />
5. Buatlah discharge planning (PenKes) untuk klien<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT JANTUNG REMATIK (PJR)<br />
Defenisi<br />
Penyakit jantung rematik merupakan gejala sisa dari Demam Rematik (DR) akut yang juga merupakan penyakit peradangan akut yang dapat menyertai faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A. Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab penyakit jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh dunia.<br />
Etiologi<br />
Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama maupun serangan ulang.<br />
Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa predisposisi antara lain :<br />
1. Terdapat riwayat demam rematik dalam keluarga<br />
2. Umur<br />
DR sering terjadi antara umur 5 – 15 tahun dan jarang pada umur kurang dari 2 tahun.<br />
3. Kedaan social<br />
Sering terjadi pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi kurang, perumahan buruk dengan penghuni yang padat serta udara yang lembab, dan gizi serta kesehatan yang kurang baik.<br />
4. Musim<br />
Di Negara-negara dengan 4 musim, terdapat insiden yang tinggi pada akhir musim dingin dan permulaan semi (Maret-Mei) sedangkan insiden paling rendah pada bulan Agustus – September.<br />
5. Dsitribusi daerah<br />
6. Serangan demam rematik sebelumnya.<br />
Serangan ulang DR sesudah adanya reinfeksi dgn Streptococcus beta hemolyticus grup A adalah sering pada anak yang sebelumnya pernah mendapat DR.<br />
Patofisiologi<br />
Menurut hipotesa Kaplan dkk (1960) dan Zabriskie (1966), DR terjadi karena terdapatnya proses autoimun atau antigenic similarity antara jaringan tubuh manusia dan antigen somatic streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A maka terhadap antigen asing ini segera terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat antigen ini sama maka antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam hal ini sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan jantung dalam serum penderiat DR dan jaringan myocard yang rusak. Salah satu toxin yang mungkin berperanan dalam kejadian DR ialah stretolysin titer 0, suatu produk extraseluler Streptococcus beta-hemolyticus grup A yang dikenal bersifat toxik terhadap jaringan myocard.<br />
Beberapa di antara berbagai antigen somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang lain lagi untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan A.<br />
Manifestasi Klinik<br />
Dihubungkan dengan diagnosis, manifestasi klinik pada DR akut dibedakan atas manifestasi mayor dan minor.<br />
a. Manifestasi Mayor<br />
-Karditis. Karditis reumatik merupakan proses peradangan aktif yang mengenai endokardium, miokardium, dan pericardium. Gejala awal adalah rasa lelah, pucat, dan anoreksia. Tanda klinis karditis meliputi takikardi, disritmia, bising patologis, adanya kardiomegali secara radiology yang makin lama makin membesar, adanya gagal jantung, dan tanda perikarditis.<br />
-Artritis. Arthritis terjadi pada sekitar 70% pasien dengan demam reumatik, berupa gerakan tidak disengaja dan tidak bertujuan atau inkoordinasi muskuler, biasanya pada otot wajah dan ektremitas.<br />
-Eritema marginatum. Eritema marginatum ditemukan pada lebih kurang 5% pasien. Tidak gatal, macular, dengan tepi eritema yang menjalar mengelilingi kulit yang tampak normal.tersering pada batang tubuh dan tungkai proksimal, serta tidak melibatkan wajah.<br />
-Nodulus subkutan. Ditemukan pada sekitar 5-10% pasien. Nodul berukuran antara 0,5 – 2 cm, tidak nyeri, dan dapat bebas digerakkan. Umumnya terdapat di permukaan ekstendor sendi, terutama siku, ruas jari, lutut, dan persendian kaki.<br />
b. Manifestasi Minor<br />
Manifestasi minor pada demam reumatik akut dapat berupa demam bersifat remiten, antralgia, nyeri abdomen, anoreksia, nausea, dan muntah.<br />
1. Pemeriksaan Fisik<br />
• Denyut Nadi<br />
• Suhu tubuh<br />
• Pernafasan<br />
• Berat Badan dan Tinggi badan<br />
• Ekspresi wajah<br />
• Mata<br />
• Palpebra<br />
• Konjutuva<br />
• Pemeriksaan kuku<br />
• Dan anggota tubuh lain<br />
2. Pemeriksaan Diagnostik/penunjang<br />
a. Pemeriksaan darah<br />
-LED tinggi sekali<br />
-Lekositosis<br />
-Nilai hemoglobin dapat rendah<br />
b. Pemeriksaan bakteriologi<br />
-Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.<br />
-Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase.<br />
c. Pemeriksaan radiologi<br />
Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung.<br />
Diagnosis<br />
Diagnosis demam reumatik akut ditegakkan berdasarkan kriteria Jones yang telah direvisi. Karena patologis bergantung pada manifestasi klinis maka pada diagnosis harus disebut manifestasi kliniknya, misalnya demam rematik dengan poliatritis saja. Adanya dua kriteria mayor, atau satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam rematik akut, jika didukung oleh bukti adanya infeksi sterptokokus grup A sebelumnya<br />
Komplikasi<br />
a. Dekompensasi Cordis<br />
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan kedua faktor tersebut.<br />
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati penyakit primer.<br />
b. Pericarditis<br />
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.<br />
Pengobatan/penatalaksanaan<br />
Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus beta-hemolyticus grup A, maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan pada radang tersebut. Ini dapat berupa :<br />
a. Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A<br />
Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada DR dan dilanjutkan dengan pencegahan. Erythromycin diberikan kepada mereka yang alergi terhadap penicillin.<br />
b. Obat anti rematik<br />
Baik cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang berguna untuk mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang akut pada DR.<br />
c. Diet<br />
Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.<br />
d. Istirahat<br />
Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan bentuk jantung mengecil pada kasus-kasus kardiomegali. Biasanya 7-14 hari pada kasus DR minus carditis. Pada kasus plus carditis, lama istirahat rata-rata 3 minggu – 3 bulan tergantung pada berat ringannya kelainan yang ada serta kemajuan perjalanan penyakit.<br />
e. Obat-obat Lain<br />
Diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi kordis diberikan digitalis, diuretika dan sedative. Bila ada chorea diberikan largactil dan lain-lain.<br />
<br />
KONSEP KEPERAWATAN<br />
Pengkajian<br />
-Lakukan pengkajian fisik rutin<br />
-Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus antesenden.<br />
-Observasi adanya manifestasi demam rematik.<br />
Diagnosa Keperawatan<br />
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium<br />
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.<br />
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.<br />
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.<br />
Rencana Keperawatan<br />
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium<br />
Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung.<br />
Intervensi & Rasional<br />
-Beri digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan untuk mencegah toksisitas.<br />
-Kaji tanda- tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia, disritmia)<br />
-Seringkali diambil strip irama EKG<br />
-Jamin masukan kalium yang adekuat<br />
-Observasi adanya tanda-tanda hipokalemia<br />
-Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi dapat meningkatkan curah jantung<br />
-Untuk mencegah terjadinya toksisitas<br />
-Mengkaji status jantung<br />
-Penurunan kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin<br />
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.<br />
Tujuan : Suhu tubuh normal (36 – 37’ C)<br />
Intervensi & Rasional<br />
-Kaji saat timbulnya demam<br />
-Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam<br />
-Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh<br />
-Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan<br />
-Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan<br />
-Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 – 3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya<br />
-Berikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis<br />
-Berikan antipiretik sesuai dengan instruksi Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam<br />
-Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadan umum klien<br />
-Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu mengurangi kecemasan klien dan keluarga<br />
-Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebih kooperatif<br />
-Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di RS<br />
-Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak<br />
-Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh<br />
-Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal<br />
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.<br />
Tujuan :<br />
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan.<br />
Intervensi Rasional<br />
-Kaji faktor-faktor penyebab<br />
-Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup<br />
-Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan<br />
-Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah<br />
-Ukur BB setiap hari<br />
-Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien<br />
-Penentuan factor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya<br />
-Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan<br />
-Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan<br />
-Bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah<br />
-BB merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi<br />
-Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi klien<br />
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.<br />
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang<br />
Intervensi Rasional<br />
-Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (1-10), tetapkan tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami<br />
<blockquote></blockquote>Kaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri<br />
-Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang<br />
-Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasian dari rasa nyeri (libatkan keluarga)<br />
-Berikan kesempatan pada klien untuk berkomunikasi dengan teman/ orang terdekat<br />
-Berikan obat-obat analgetik sesuai instruksi Untuk mengetahui berapa tingkat nyeri yang dialami<br />
-Reaksi pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor begitupun juga respon individu terhadap nyeri berbeda dab bervariasi<br />
-Mengurangi rangsang nyeri akibat stimulus eksternal<br />
-Dengan melakukan aktifitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami<br />
-Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat/teman membuat pasien gembira / bahagia dan dapaty mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri<br />
-Mengurangi nyeri dengan efek farmakologik<br />
TEHNIK KOMUNIKASI TERAUPETIK TERHADAP KLIEN<br />
Pada kasus diatas ada beberapa teknik komunikasi yang digunakan oleh perawat yakni sebagai berikut :<br />
1. Mendengarkan keluhan klien<br />
Dalam hal nini kita dapat menyampaikan pesan secara non verbal bahwa perawat perhatian terhadap kebutuhan dan keadaan pasien. Keterampilan mendengarkan yaitu dengan :<br />
• Panadang klien dengan baik<br />
• Pertahan kan kontak mata terhadap klien<br />
• Sikap tubuh yang menunjukkan bahwa perhatian terhadap pasien<br />
• Hindarkan gerakan yang berlebihan yang dianggap tidak perlu<br />
• Condongkan tubuh kearah lawan bicara<br />
2. Menunjukkan penerimaan<br />
Dimana sikap kita yang menerima yang bukan mberarti menyutuji, berarti mendengarkan tanpa menunjukan keraguan terhadap orang lain. Sikap perawat yang baik adalah :<br />
• Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan<br />
• Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian<br />
• Memastikan bahwa isyarat non verbal cocok dengan komunikasi verbal<br />
• Menghindarkan untuk berdebat<br />
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan<br />
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri<br />
5. Memfokuskan<br />
6. Menyampaikan hasil observasi<br />
7. Menawarkan Informasi<br />
8. Diam ( Memeberikan Kesempatan Klien)<br />
9. Meringkas <br />
10. Memeberikan penghargaan <br />
11. Menawarkan diri<br />
12. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan<br />
13. Menempatkan Kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif<br />
14. Refleksi<br />
Dimensi Tindakan<br />
Dimensi ini termasuk kofrontasi, kesegeran, pengungkapan diri perawat, kataris emosional dan bermain peran. Dimensi ini harus diimplementasikan dalam konteks kehangatan, penerimaan dan pengertian yang dibentuk oleh dimensi.<br />
DISHARGE PLANING (PENKES)<br />
Setelah melakukan segala prosedur pada penanganan pasien ada juga planing bagi perawat setelah metode tersebut yaitu memberikan beberapa anjuran terhadap klien :<br />
- Istirahat<br />
Biarkan klien/pasien untuk istirahan dengan cukup tanpa ada kegiatan yang berpengaruh terhadap kesehatan pasien. Istirahat sampai tanda-tanda infamasi hilang dan sampai pasien mengalami perubahan yang baik.<br />
- Pemberian Obat-obat lain<br />
Diberikan secara rutin dan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai anjuran dokter atau pasien<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
KESIMPULAN<br />
<br />
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).<br />
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran<br />
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus).<br />
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi DR.<br />
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.<br />
Dalam penatalaksanaan klien penyakit rematik sebagai perawat perlu adanya pendekatan dan perhatian yang lebih yang masih dalm jalur wajar. Dibutuh waktu istirahat yang cukup bagi pasien dan pemberian obat yang teratur sesuai dengan anjuran kesehatan. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Burner dan suddart : keperawatan medical bedah. Vol 2, Penerbit Buku Kedokteran, EGC 2002<br />
Dongoes E Marilynn : Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 1999<br />
http://emedicine.com/ped/topic164.htm<br />
http://ekomunikation.com/htmmicohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4924417946590855709.post-10524946135672992292010-04-26T20:49:00.000-07:002010-04-26T20:49:51.998-07:00Merokok<b>Merokok<i></i></b><br />
Rokok telah menjadi benda kecil yang paling banyak digemari. Merokok telah menjadi gaya hidup bagi banyak pria dan wanita, bahkan termasuk anak-anak dan kaum remaja. Kebiasaan merokok telah mengakibatkan banyak penyakit dari gangguan pernapasan hingga kanker. Meski menyadari bahaya merokok, orang-orang di seluruh dunia masih terus mengisap belasan milyar batang rokok setiap harinya.<br />
Jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia. Jumlah perokok di negara-negara berkembang jauh lebih banyak dibanding jumlah perokok di negara maju. Angka yang sangat memprihatinkan mengingat akibat buruk dari merokok baru akan dirasakan dalam jangka panjang.<br />
<br />
Kandungan Sebatang Rokok<br />
Zat apa saja yang terdapat dalam sebatang rokok? Nikotin merupakan zat utama yang terdapat pada rokok. Namun, lebih dari 700 jenis bahan kimia tambahan kemungkinan digunakan oleh perusahaan rokok untuk menambah kenikmatan merokok. Beberapa bahan bahkan begitu beracun sehingga beberapa pabrik rokok besar biasanya akan memiliki standar yang tinggi untuk membuang bahan-bahan beracun yang sangat berbahaya tersebut.<br />
Perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.<br />
Selain itu, asap rokok mengandung 4.000 zat kimia, termasuk arsenik, aseton, butan, karbon monoksida, dan sianida. Asap rokok yang dihirup oleh perokok maupun perokok pasif akan menganduk 43 zat yang diketahui menyebabkan kanker. Itu sebabnya bagi perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka. <br />
<br />
<b>Bahaya Rokok<i></i></b><br />
Apa saja akibat buruk dari gaya hidup yang merusak kesehatan ini? Apa saja penyakit yang disebabkan karena merokok? Berikut ini beberapa penyakit dan dampak negatif yang disebabkan karena merokok:<br />
• Penyakit Jantung<br />
Rokok juga merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung. Kematian seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan filter.<br />
<br />
Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya. Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat tinggi.<br />
• Kanker Paru-Paru<br />
Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab kanker. Asap yang diisap mengandung berbagai zat kimia yang dapat merusak paru-paru. Zat ini dapat memicu terjadinya kanker khususnya pada paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, kanker paru-paru membunuh dengan cepat.<br />
• Emfisema<br />
Perokok berat yang sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema. Emfisema merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis.<br />
• Lebih Cepat Tua<br />
Hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang dihisap. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para perokok berat memiliki keriput pada kulit hampir lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan proses penuaan dini sudah dimulai bagi para remaja yang merokok seperti kulit keriput, gigi menguning, dan nafas tak sedap.<br />
• Kerusakan Tubuh<br />
Dampak negatif merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, jantung, dan saluran pernapasan. Kebiasaan merokok menurut penelitian bisa merusak jaringan tubuh lainnya. Belasan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan mencakup pneumonia (radang paru-paru), penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker ginjal, kanker serviks, dan sakit pada pankreas. Penyebabnya karena racun dari asap rokok menyebar ke mana-mana melalui aliran darah. Merokok dapat mengakibatkan penyakit di hampir setiap organ tubuh.<br />
<br />
Mengapa Berhenti Merokok?<br />
Apakah Anda menyadari bahaya merokok? Akibat merokok terhadap kesehatan tubuh benar-benar merugikan. Menurut statistik, di seluruh dunia, jumlah perokok yang meninggal karena penyakit akibat merokok berjumlah hampir tiga kali jumlah orang yang meninggal karena alkohol dan narkoba. Bahkan jumlah perokok yang meninggal karena penyakit tersebut berjumlah enam kali lipat dibandingkan karena kecelakaan mobil. Selain itu, usia perokok biasanya 13 hingga 14 tahun lebih pendek daripada orang yang tidak merokok.<br />
Setelah membaca fakta-fakta ini, apakah Anda akan menjadi seperti perokok yang meskipun telah membaca begitu banyak fakta mengerikan sehubungan dengan merokok kemudian memutuskan untuk berhenti membaca artikel tersebut? Atau Anda berani mengatakan tidak kepada rokok?<br />
<br />
<b>Kanker Payudara<i></i></b><br />
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang. Bila sudah sampai stadium lanjut, pengangkatan payudara kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan pasien. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi seorang wanita.<br />
Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab spesifik. Misalnya sebagian besar kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet matahari. Sedangkan kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Namun tidak ada penyebab tunggal yang pasti untuk kanker payudara.<br />
Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kanker payudara. Misalnya faktor genetika, lingkungan, dan hormon kemungkinan turut berperan dalam kanker payudara. Wanita yang rentan terhadap faktor-faktor tadi bisa jadi memiliki risiko yang lebih tinggi.<br />
<br />
Faktor Risiko Kanker Payudara<br />
Tidak ada yang tahu pasti apa penyebab kanker payudara. Berdasarkan hasil statistik, kebanyakan penderita kanker payudara adalah wanita dengan usia diatas 50 tahun. Ini berarti semakin tua seseorang, maka peluang terkena penyakit ini semakin besar. Faktor lain yang mempengaruhi adalah riwayat keluarga. Bila ada keluarga yang menderita penyakit ini seperti ibu atau saudara kandung maka peluangnya akan semakin besar. Kanker payudara juga bisa disebabkan karena sebelumnya menderita kanker di organ tubuh lainnya sehingga menyebar ke bagian payudara. Atau bila sebelumnya ada riwayat menderita kanker pada organ tubuh lainnya.<br />
Hal lain yang dapat memicu kanker adalah gaya hidup. Sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia atau bersifat karsinogen, alkohol, atau merokok.<br />
<br />
Mencegah Kanker Payudara<br />
Salah satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat. Diperkirakan satu dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan. Pola makan yang baik yang akan membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh Anda dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling ampuh. Meskipun belum diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan pencegahan.<br />
Makanan yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen, kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu membuangnya ke luar tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis (pembentukan kanker). Selain itu, mengurangi makanan berlemak jenuh dapat menurunkan risiko. Kacang kedelai dan produk kedelai tanpa difermentasi dapat menghambat pertumbuhan tumor.<br />
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu. Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C menurunkan risiko kanker payudara.<br />
<br />
Deteksi Dini Kanker Payudara<br />
Timbulnya benjolan pada daerah payudara dapat merupakan indikasi kemungkinan adanya jenis kanker payudara. Tetapi belum tentu semua benjolan berarti kanker karena harus diperiksa lebih lanjut untuk kepastiannya di rumah sakit atau dokter.<br />
<br />
Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar.<br />
Indikasi lain dari penyakit ini adalah benjolan pada bagian ketiak, rasa nyeri pada payudara, perubahan warna atau tekstur pada payudara, puting tertarik ke dalam, areola (daerah di sekitar putting susu yang berwarna coklat), atau pada puting susu. Pada beberapa kasus, kanker payudara dideteksi dari keluarnya cairan dari puting susu yang berwarna kekuningan, kehijauan atau bernanah.<br />
<br />
Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar. Salah satu penyebab kematian yang tinggi akibat penyakit ini disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk mendeteksi gejala-gejala yang ada. Umumnya setelah sampai pada keluhan-keluhan yang berat, penderita baru berkonsultasi ke dokter yang sering kali berarti kanker sudah dalam stadium lanjut. Sehingga apabila penyakit ini sudah sampai stadium lanjut, maka akan sulit untuk disembuhkan.<br />
<br />
Periksa Payudara Sendiri<br />
Agar masyarakat, khususnya wanita dapat melakukan pemeriksaan pada payudara secara teratur, maka dibuat gerakan yang dinamakan Sadari atau Sarari yang merupakan singkatan dari "Periksa Payudara Sendiri". Dianjurkan agar pemeriksaan dilakukan 1 bulan sekali setelah menstruasi kira-kira 4-7 hari setelah menstruasi.<br />
Pada pemeriksaan ini, hal yang dilakukan adalah:<br />
• Berdiri di depan cermin dengan posisi bahu lurus dan kedua tangan di pinggang. Perhatikan apakah ada perubaan fisik payudara Anda, misalnya perubahan bentuk, ukuran atau warna payudara.<br />
• Angkat kedua tangan ke atas dan perhatikan kembali apakah ada perubahan fisik payudara yang tampak.<br />
• Tekan puting susu dan lihat apakah ada cairan yang keluar dari puting susu.<br />
• Berbaring dan raba payudara bagian kanan dengan tangan kiri dan sebagainya. Buat pola memutar dan rasakan apakah pada payudara terdapat benjolan dan lainnya.<br />
• Saat duduk atau berdiri coba pijat payudara untuk menemukan apakah ada benjolan yang mencurigakan. Raba daerah ketiak sampai perut untuk memeriksanya.<br />
Gerakan Sadari dapat dilakukan oleh pasangan hidup kepada istrinya. Atau para suami dapat mengingatkan istrinya agar melakukan pemeriksaan Sadari secara teratur. Peranan keluarga tentu dapat memudahkan terdeteksinya penyakit ini.<br />
<br />
Jika Anda Terkena Kanker Payudara<br />
Saat seseorang dinyatakan menderita kanker payudara, kebanyakan penderita akan langsung terpukul secara emosi. Mereka merasa mendapat vonis mati, walaupun sebenarnya bisa saja penderita disembuhkan terlebih lagi bila masih dalam stadium dini. Pada tahap lanjut, dampak emosi dan psikologis dapat menyebabkan seorang penderita kanker mengalami depresi. Hal ini dapat memperburuk keadaannya. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari pihak keluarga atau teman.<br />
Penderita kanker payudara sebaiknya memberitahu keluarga atau teman mereka karena penderita membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat akibat dampak emosi yang dialaminya. Adalah hal yang wajar apabila penderita tidak mau memberitahu keluarga atau temannya tentang penyakit mereka. Alasannya karena mereka tidak mau merepotkan atau membuat orang yang mendengarnya menjadi sedih atau khawatir. Tetapi, bayangkanlah keadaan sebaliknya, bila Anda yang tidak diberitahu oleh keluarga atau teman dekat Anda bahwa ternyata dia menderita kanker, tentu Anda akan semakin sedih karena Anda tidak tahu dan mungkin tidak memberikan bantuan yang dibutuhkan.<br />
Teman hidup adalah seseorang yang paling dekat dan bisa Anda ajak bicara untuk menemukan pengobatan terbaik dan dampak yang mungkin harus dialami. Penderita kanker payudara mungkin merasa minder dengan keadaannya sehingga mempengaruhi saat melakukan hubungan suami istri. Sebaiknya, hal ini juga dibicarakan dengan suami Anda agar dapat dimengerti dan dapat memberi bantuan dengan memberikan pelukan atau ungkapan sayang lainnya.<br />
Anak-anak yang masih kecil mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tetapi, bila anak Anda sudah dapat diajak bicara, Anda dapat menceritakan dengan bahasa yang sederhana apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan efek yang mungkin akan terjadi pada fisik Anda seperti kebotakan akibat kemoterapi atau perubahan pada payudara. Hal ini penting agar anak-anak yang masih lugu tidak mendapatkan informasi yang salah dari orang yang tidak bertanggung jawab yang dapat membuat mereka mennjadi takut atau benci kepada Anda atau merasa bahwa apa yang Anda alami akibat kesalahan mereka.<br />
Tidak semua teman atau keluarga yang tidak terlalu dekat perlu diberitahu apabila Anda merasa tidak nyaman untuk menyampaikannya. Anda juga tidak perlu menanggapi seluruh komentar yang diberikan oleh teman, keluarga atau orang lain yang mengetahui penyakit Anda. Selalu ada komentar yang positif dan negatif. Jadi, hal itu tidak perlu dipikirkan secara berlebihan yang dapat merusak ketahanan tubuh Anda.<br />
Untuk menambah semangat, Anda dapat bergabung dengan kelompok sesama penderita kanker payudara. Di Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia dapat mengakomodasi kebutuhan ini. Dalam kelompok ini, mereka dapat memberi semangat dan keyakinan agar Anda dapat sembuh. Cerita-cerita dari penderita lain mungkin dapat membuat Anda merasakan keadaan Anda masih lebih baik. Atau cerita dari penderita lain yang gigih untuk melawan penyakitnya dan dapat memperoleh kesembuhan dapat membantu Anda memperoleh kekuatan untuk tidak menyerah pada keadaan.<br />
Jadi, tetaplah bersemangat untuk melawan penyakit Anda. Bila ada anggota keluarga atau teman Anda yang menderita tumor atau kanker payudara, Anda dapat memberikan dukungan yang diperlukan karena mengetahui penderitaan yang mereka alami. Dukungan tersebut dapat membantu kesembuhan mereka.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kanker Serviks<br />
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia. <br />
Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks<br />
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.<br />
<br />
Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?<br />
<br />
HPV<br />
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.<br />
<br />
Penyebab dan Gejala Kanker Serviks<br />
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".<br />
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.<br />
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.<br />
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.<br />
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.<br />
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.<br />
<br />
Deteksi Kanker Serviks<br />
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:<br />
• IVA<br />
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.<br />
• Pap smear<br />
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.<br />
• Thin prep<br />
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.<br />
• Kolposkopi<br />
Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.<br />
<br />
Mengobati Kanker Serviks<br />
Jika terinfeksi HPV, jangan cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).<br />
Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.<br />
Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, bagaimana cara mencegah terinfeksi HPV dan kanker serviks? Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks.<br />
<br />
Mencegah Kanker Serviks<br />
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:<br />
• Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.<br />
• Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.<br />
• Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.<br />
• Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.<br />
• Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.<br />
• Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.<br />
• Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.<br />
• Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.<br />
• Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.<br />
<br />
Hidup Sehat Tanpa Kanker Serviks<br />
Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup Anda dan juga pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jantung<br />
Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu tidak mendapatkan darah. Untuk tetap sehat, jantung membutuhkan oksigen dan zat-zat gizi lain yang dibawa oleh darah. Ini didapatkan melalui arteria (pembuluh darah) koroner, yang membungkus bagian luar jantung.<br />
<br />
Penyakit Jantung<br />
<br />
Penyakit-penyakit dapat mempengaruhi bagian mana pun dari jantung. Tetapi, penyakit yang paling umum adalah penyakit kronis pada arteria koroner yang disebut aterosklerosis. Karena itu, sakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner atau penyakit arteria koroner. Penyakit ini paling sering menyebabkan serangan jantung pada seseorang yang bisa menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku. Kekakuan ini disebut sebagai aterosklerosis.<br />
Aterosklerosis terjadi jika terjadi penumpukan plak atau timbunan lemak pada dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit arteria koroner atau coronary artery disease (CAD) inilah yang pada dasarnya menuntun kepada sebagian besar serangan jantung.<br />
Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia sehingga memicu serangan jantung. Mengapa? Apabila otot jantung tidak menerima oksigen untuk waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.<br />
Bahkan dalam arteri yang tidak terlalu sempit karena timbungan plak dan lemak, timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau trombus. Selain itu, arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot secara mendadak. Sehingga, sekeping kerak darah dapat terbentuk di tempat kontraksi, melepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri menyempit, memicu sebuah serangan jantung.<br />
Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi. Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si pasien pun tidak tertolong lagi.<br />
Selain penyakit jantung koroner yang disebabkan karena penumpukan lemak di dinding arteri, ada juga penyakit jantung lainnya yang disebabkan kelainan semenjak lahir. Misalnya jantung yang tidak sempurna, kelainan katup jantung, melemahnya otot jantung. Penyebab lain adalah bakteri yang menyebabkan infeksi pada jantung.<br />
<br />
Gejala Sakit Jantung<br />
Jika gejala serangan jantung terjadi pada Anda:<br />
Kenalilah gejala-gejala tersebut apakah terjadi nyeri dada, sesak napas, ataupun jantung berdebar.<br />
Hentikan segera semua pekerjaan apa pun yang sedang Anda lakukan lalu duduk atau berbaringlah sembari menarik napas dalam-dalam.<br />
Jika Anda sendirian sementara gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit segera hubungi nomor telepon darurat setempat dan katakan Anda terkena serangan jantung. Atau hubungi orang di sekitar Anda dengan memberikan informasi yang sama.<br />
Jika ada yang bisa mengantar Anda ke rumah sakit lebih cepat daripada kedatangan paramedis, segeralah minta bantuannya pergi mengantar Anda ke ruang gawat darurat di rumah sakit. Lebih cepat ditangani akan lebih baik.<br />
Namun jika Anda menunggu tim paramedis datang, maka sementara menunggu, Anda dapat melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk ikat pinggang atau dasi. Buat diri dalam posisi yang terasa nyaman.<br />
Tetaplah tenang, tidak soal Anda korbannya atau penolongnya. Kepanikan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia atau penyimpangan irama jantung yang mengancam kehidupan.<br />
Gejala-gejala yang dirasakan jika mengalami penyakit jantung koroner antara lain rasa sakit atau nyeri di dada di mana kebanyakan orang menyangka itu hanya sebagai gangguan pencernaan. Lalu gejala lain yaitu merasa tertekan di tengah dada selama 30 detik sampai 5 menit. Hal lainnya adalah keringat dingin, berdebar-debar, pusing, dan merasa mau pingsan. Gejala ini tidak selalu dirasakan penderitanya. Tanda peringatan lain adalah napas tersengal-sengal pada saat berolahraga.<br />
Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya penderita penyakit jantung sering merasa sangat lelah. Jangan menganggap gejala ini disebabkan oleh kurang tidur dan stres akibat pekerjaan.<br />
Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada, yang disebut angina, memberikan peringatan kepada setengah dari mereka yang menderita serangan jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya, mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner.<br />
Biasanya beberapa hari menjelang mengalami serangan jantung hebat, seseorang akan mengalami kontraksi otot secara tiba-tiba di dada yang merupakan serangan kecil atau serangan jantung ringan. Serangan jantung ringan umum terjadi sebelum serangan besar beberapa hari kemudian.<br />
<br />
Tips Mencegah Penyakit Jantung<br />
Agar terhindar dari penyakit jantung koroner, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:<br />
• Pola makan sehat<br />
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat membahayakan jantung. Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang.<br />
<br />
Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak. Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara digoreng.<br />
<br />
Selain menghindari makanan berlemak, hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink. Jangan pula tertalu banyak mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi lemak. Sebaliknya, konsumsi oat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung tetap sehat.<br />
<br />
Jaga pola makan tidak berlebihan agar terhindar dari kegemukan, karena seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena penyakit ini.<br />
• Berhenti merokok<br />
Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung, maka segera hentikan kebiasaan ini agar jantung tetap sehat.<br />
• Hindari Stres<br />
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda menghindari stres baik di kantor atau di rumah.<br />
• Hipertensi<br />
Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.<br />
• Obesitas<br />
Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung.<br />
• Olahraga secara teratur<br />
Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.<br />
• Konsumsi antioksidan<br />
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan sayuran.<br />
• Keturunan<br />
Seorang yang orang tua atau saudara kandungnya pernah mengalami serangan jantung sebelum usia 60 memiliki risiko lebih besar menderita penyakit ini. Karena itu, jika Anda memiliki kerabat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam menjaga agar pola makan dan gaya hidup Anda dapat menunjang jantung sehat.<br />
<br />
Mengatasi Penyakit Jantung<br />
Jika Anda merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami serangan jantung ringan, jangan abaikan itu. Anda sangat membutuhkan penanganan dini oleh personel medis yang terlatih. Ini dapat menyelamatkan jantung dari kerusakan yang lebih parah dan bahkan dapat menghindari akibat yang lebih fatal seperti kematian.<br />
Namun jika gejala serangan jantung mulai terjadi, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Risiko kematian terbesar dari serangan jantung adalah dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan jantung. Perawatan yang cepat dan tepat dari tim medis dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa setelah serangan. Jangan menunda-nunda untuk mendapatkan bantuan medis karena merasa takut dianggap mengada-ada.<br />
Bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis yang umumnya diambil adalah dengan pemasangan kateterisasi dan cincin yang menjaga agar pembuluh darah koroner tidak tersumbat. Tetapi, ada kemungkinan terjadi penyumbatan pada pembuluh lainnya.<br />
<br />
<br />
Sayangi Jantung Anda<br />
Melihat berharganya organ jantung ini untuk kelangsungan hidup, maka segeralah perbaiki gaya hidup Anda agar tetap sehat. Mulailah menikmati makanan yang sehat, bergizi dan rendah kolesterol. Hindari merokok dan stres. Serta berolahragalah secara teratur. Mulailah dengan gaya hidup yang sehat sejak hari ini untuk menyayangi jantung Anda.micohttp://www.blogger.com/profile/14753150376455386528noreply@blogger.com0