Keep up with our latest news and site updates

Subscribe Via RSS Reader

Selasa, 28 Desember 2010

Sistem pernapasan


Sistem pernapasan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Gambar lengkap sistem pernapasan manusia.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

[sunting] Pernapasan perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria.


Fungsi umum sistem pernafasan
Sirkulasi (pertukaran) gas O2 & CO2 seluler
Menekan abdomen selama eliminasi urin dan feces dan melahirkan
Proses batuk dan bersin, merupakan reflek protektif.
Menghasilkan suara dan resonansi

Anatomi
Anatomi pernafasan tdd:
Bagian konduksi (conductions portion), membawa udara ke dan dari alveolus, tdk terjadi pertukaran gas.
struktur yg menyalurkan udara yg diinspirasi ke alveolus pada paru dan membawa udara ekspirasi dari paru-paru ke atmosfir. (hidung – faring – laring – trakhea – bronkus)
2. Area respirasi (respiration portion), yaitu pada alveolus yg merupakan unit fungsional, terjadi pertukaran gas

Hidung, fisiologi hidung
 3 proses:àa. Respirasi
Filtrasi
Penghangatan
Pelembaban
 bag. Medial rongga hidungàb. Penerimaan sensasi bau
 epithellium olfactory.à
 pembentukan suara fonetikàc. Ruang resonansi

Faring
Larynx
Fisiologi laring:
 vokalisasiàProduksi suara
 cegah terjadi aspirasi ke dalam trakheobronchial.à saat menelan: katup menutup àKatup
 tekanan batang trakcheobronchial tinggi.à pita suara tertutup àKatup saat batuk

Trachea
 fungsi: sekresi mucus.àDi dalamnya terdapat Pseudostratified ciliated columnar epithelium memiliki sel goblet
 fungsi: Memicu refleks batukàCilia

Bronchus
Dua bagian:
Bronchus kanan: lebih pendek, besar & memiliki lumen yg besar, terdiri dari lobus atas, tengah & bawah.
Bronchus kiri: terdiri dari lobus atas & bawah.

Fungsi: menyalurkan udara menuju paru-paru
-  mensuplai segmen bronchopulmoner.à bronchiolus : fungsi àBronchus
Setiap segmen bronchus memiliki >50 terminal bronchiolus
Setiap bronchiolus membentuk >2 ductus alveolus
Dinding bronchus mengandung carttilago & otot-otot polos.
 resistensi jalan nafas meningkatà lumen sempit à bronchospasme àOtot polos berkontraksi

RESPIRATIONS PORTIONS

 ductus alveolaràBronchiolus  > Alveolus 300 jutaà14 juta 
Dinding alveolus mengandung membran alveolar & cairan interstitial (serabut kolagen)
-  berikatan dengan Hbà melalui proses difusi pada dinding alveoli àPertukaran gas O2 dan CO2 di dlm paru


Pulmo
Organ yg terdapat dlm rongga thorax
Terdiri dari paru kiri ( 2 lobus) & kanan (3 lobus)
Paru dilapisi oleh membran serosa (pleura visceral)
Dinding thorax dilapisi oleh pleura parietal
Diantara  fungsi untukàkedua pleura ada rongga yg berisi cairan: ± 10-20 cc  menurunkan gaya gesek permukaan kedua pleura saat bernafas.

Definisi pernafasan/respiration
Respiration, adalah pertukaran gas antara individu dan
Lingkungan. (kozier : 1991) atau
Keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfir
dan darah dan antara darah dengan sel-sel tubuh.
Dibagi menjadi 2 bagian :

Respirasi Eksternal: proses pertukaran O2 & CO2 ke dan dari paru ke dalam  O2 masuk ke dalam darah dan CO2 + H2O masuk ke paru paruàdarah.  kemudian dikeluarkan dari tubuh

2. Respirasi internal/respirasi sel: proses pertukaran O2 &  peristiwaàCO2 di tingkat sel  biokimiawi untuk proses kehidupan

Proses pernafasan, tdd dari 3 bagian :
Ventilasi pulmonal
yaitu masuk dan keluarnya aliran udara antara atmosfir dan alveoli paru. Yang terjadi mll proses bernafas (inspirasi dan ekspirasi).
Disfusi gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveoli dan kapiler pulmonal
Transport O2 & CO2 melalui darah ke dan dari sel jaringan

Mekanik pernafasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan olen peristiwa mekanik pernafasan sbb:

Inspirasi (inhalasi) : masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.
Otot difragma kontraksi dan kubah difragma turun,
 RuangàOtot intercostalis externa menarik dinding dada agak keluar   udara masukà teknan dalam alveolus menurun àdalam dada membesar  paru-paru

Ekspirasi (exhalasi): keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas.
Otot  difragma naik,àdifragma dan m. intercotalis interna relaksasi.   tekananà dan ruang didalam dada mengecil àdinding dada masuk ke dalam   udara keluar dari paru-paruàdalam alveolus meningkat
Proses ekspirasi berlangsung pasif


Satu kali bernafas = 1 x inspirasi dan 1 x ekspirasi
Otot-otot yang membantu dalam respirasi:
Inspirasi:
Utama: Diafragma & intercostalis eksterna
Tambahan: sternocleidomastoideus, scalenus
Ekspirasi: intercostalis interna & otot abdominalis (rectus transversus &
obliqus).

Mekanisme Bernafas
Inspirasi dan ekspirasi terjadi karena adanya kontraksi dan relaksasi otot-otot pernafasan
Selama inspirasi tenang, difragma dan m. interkonta ekterna berkontraksi dan volume thorax meningkat
Selam ekspirasi tenang. Otot-otot tersebut relaksasi dan recoil elastis paru-paru dan thorak yang menyebabkan penurunan volume thorax
Kekuatan inspirasi dan ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot pernafasan asesoris

(www.mhhe.com/biosci/ap/foxhumphys/student/olc)

4. Transportasi gas pernafasan
a. Ventilasi
Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya

Udara yg masuk ke dalam alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh
. Difusi
Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara – darah. Tempat difusi yg ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan tipis
Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara difusi. Tekanan àparsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada dalam darah  O2 dari alveolus ke dalam darah.
Sebaliknya (PaCO2) darah > (PaCO2) alveolus

Perpindahan gas tergantung pada luas permukaan dan ketebalan dinding alveolus

Transportasi gas dalam darah

O2 perlu ditrasport dari paru-paru ke jaringan dan CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru.

Beberapa faktor yg mempengaruhi dari paru ke jaringan
- Cardiac out put
- Jumlah eritrosit
- Exercise
- Hematokrot darah, akan meningkatkan vikositas darah
 mengurangi transport O2à menurunkan CO à

Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal

O2 diangkut dlm darah;
 (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%)àdalam eritrosit bergabung dgn Hb
dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%)


CO2 dlm darah ditrasport sbg bikarbonat
Dalam eritosit sbg natrium bikarbonat
Dalam plasma sbg kalium bikarbonat
Dalam larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma
 C02 larut dalam plasmaà5 – 7 %
 HbNHCO3à Carbamoni Hb (carbamate) à15 – 20 %
Hb + CO2 HbC0
 bikarbonatà60 – 80%   HCO3à
CO2 + H2O H2CO3 - H+ + CO3-

4b.Pengukuran volume paru
Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan kapasitas paru

Volume paru dibagi menjadi :
volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas.
Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat dihirup setelah inhalasi normal
Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal
Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal

Kapasitas Paru
Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal
Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi normal
Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi normal
Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal

Typical Values (young adult male of average size)
TV = 0.5-0.6 L (liters)
IRV = 3.0 L
ERV = 1.3 L
RV = 1.2 L

VC = 4.8 L ( 5 Liters)  VCà = TV + IRV + ERV
TLC = 6.0 L  TLCà = VC + RV
= TV + IRV + ERV + RV
FRC = 2.5 L  FRCà = RV + ERV
IC = 3.5 L à IC = TV + IRV
Note: "normal" values depend upon age, sex, and size

Sumber : www.acbrown.com/lung

5. Pengaturan pernafasan
5a. Jenis-jenis lokasi pusat nafas

Mekanisme pernafasan diatur oleh 2 faktor utama :
Pengendalian Oleh saraf

Pusat ritminitas di medula oblongata langsung mengatur otot otot pernafasan
Aktivitas medula dipengaruhi pusat apneuistik dan pnemotaksis
Kesadaran bernafas dikontrol oleh korteks serebri

Pusat Respirasi
a. Medullary Rhythmicity Area:
- Area Inspirasi & ekspirasi
- Mengatur ritme dasar respirasi

b. Pneumotaxic Area:
- Di bagian atas pons
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi &
ekspirasi
 mencegahà- Mengirim impuls inhibisi ke area inspirasi 
paru-paru terlalu mengembang

c. Apneustic Area:
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi &
ekspirasi
- Mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi

Saraf pernafasan :
 diafragmaàN. Phrenicus
 otot intercostaàN. Spinal thoraxic
Saraf simpatis dan parasimpatis

2. Pengendalian secara kimia
Pernafasan dipengaruhi oleh : PaO2, pH, dan PaCO2
Pusat khemoreseptor : medula, bersepon terhadap perubahan kimia pd CSF akibat perub kimia dalam darah.
Kemoreseptor perifer : pada arkus aortik dan arteri karotis
. Pengertian
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, bawah, dan paru.
a. Saluran Pernapasan Bagian Atas
Saluran pernapasan atas berfungsi menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara yang terhirup. Saluran pernapasan terdiri dari:
1) Hidung. Hidung terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung) yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar dan bermuara ke rongga hidung dan rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lendir yang mengandung pembuluh darah. Proses oksigenasi diawali dengan penyaringan udara yang masuk melalui hidung oleh bulu yang ada dalam vestibulum (bagian rongga hidung), kemudian dihangatkan serta dilembabkan.
2) Faring. Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tenggorok sampai esophagus yang terletak di belakang nasofaring (di belakang hidung), di belakang mulut (orofaring), dan di belakang laring (laringofaring).
3) Laring (Tenggorokan). Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.

4) Epiglotis. Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring pada saat proses menelan.

b. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah berfungsi mengalirkan udara dan menghasilkan surfaktan. Saluran ini terdiri dari:
1) Trakea. Trakea atau disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang ± 9 cm yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea tersusun atas 16-20 lingkaran tidak lengkap berupa cincin, dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing.
2) Bronkus. Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri yang memiliki 3 lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas ke bawah.
3) Bronkiolus. Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus.
4) Alveolus. Alveolus itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epithelium pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara. Suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveolus dan pertukaran gas pun terjadi.

c. Paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga thoraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastis, berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.

2. Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri dari tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas/perfusi.
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Ada dua gerakan pernapasan yang terjadi sewaktu pernapasan, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari depan ke belakang. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempis kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan-gerakan ini adalah proses pasif.
Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, adanya kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi, refleks batuk dan muntah.
b. Difusi gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi, dan perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
c. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), eritrosit dan Hb.

Mengenal Enzim-Enzim Pencernaan Manusia


Mengenal Enzim-Enzim Pencernaan Manusia


Sistem pencernaan makhluk hidup termasuk manusia tidak akan berfungsi jika tidak memiliki enzim-enzim yang mempermudah fungsi kerja organ-organ pencernaan untuk memecah, mengisolasi dan menyerap nutrisi dari makanan yang masuk.
Enzim pencernaan manusia mempunyai sifat-sifat enzim pada umumnya. Di antaranya berfungsi mempercepat reaksi (katalisator), baik reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi penyusunan (anabolisme).
Enzim merupakan bagian dari protein sehingga sifat-sifat protein juga tetap melekat erat pada enzim, seperti akan rusak (mengalami denaturasi) ketika suhu sekitarnya sangat tinggi. Selain itu enzim-enzim dalam sistem pencernaan manusia juga bekerja satu arah serta spesifik untuk zat tertentu saja.

Enzim-Enzim dalam Sistem Pencernaan Manusia
Berikut adalah beberapa enzim yang berada di sistem pencernaan manusia:
  • Enzim Ptialin
Enzim pencernaan manusia ini berada di dalam rongga mulut, tepatnya di kelenjar ludah. Enzim ptialin dihasilkan oleh glandula parotis yang juga berada di sekitar kelenjar ludah. Enzim ptialin memiliki fungsi mengubah amilum atau zat tepung menjadi glukosa sebagai bahan dasar energi manusia.
  • Enzim Pepsin
Enzim pepsin berada di dalam lambung (ventrikulus) manusia. Enzim pepsin memiliki fungsi merubah protein yang diserap tubuh menjadi pepton.
  • Enzim Renin
Sama seperti enzim peptin, enzim renin juga berada di dalam lambung. Enzim renin memiliki fungsi untuk mengendapkan kasein yang ada di dalam susu.
  • Enzim Lipase
Enzim lipase juga dihasilkan melalui dinding lambung yang bersifat sangat asam. Enzim ini dikeluarkan bersama dengan pepsin dan renin. Enzim pencernaan manusia ini berfungsi dalam proses katabolisme, yaitu memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  • Enzim Amilase
Enzim ini dihasilkan oleh getah pankreas, bersama dengan enzim lipase dan tripsin. Enzim amilase memiliki kemampuan untuk mempercepat reaksi perubahan amilum menjadi maltosa.
  • Enzim Tripsin
Enzim tripsin dapat mengubah pepton menjadi senyawa dipeptida, yang lebih mudah diserap tubuh dan dicerna.
  • Enzim Sakrase
Berperan dalam mengubah atau menguraikan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim sakrase dikeluarkan melalui getah usus halus manusia.
  • Enzim Maltase
Memasuki usus halus, yang kondisinya sangat berbeda dengan lambung membuat sifat enzim yang berada di dalamnya juga tidak sama. Enzim maltase mempunyai kemampuan mengubah maltosa menjadi glukosa, sehingga lebih mudah direaksikan secara kimiawi oleh tubuh untuk diserap sebagai sumber energi.
  • Enzim Isomaltase
Selain maltase, adapula enzim isomaltase, yang juga dihasilkan melalui getah usus. Enzim isomaltase mempunyai kelebihan khusus, yaitu mengubah zat maltosa menjadi komaltosa yang susunannya lebih sederhana.
  • Enzim Laktase
Enzim mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kedua zat yang dihasilkan tersebut, struktur kimianya lebih simpel dan lebih mudah diterima sebagai nutrisi tubuh manusia.
  • Enzim Peptidase
Dikeluarkan bersama getah usus halus (intestinum), peptidase mampu menguraikan ikatan peptida yang cukup kokoh menjadi asam amino (protein).
  • Enzim Ribonuklease
Berperan dalam proses replikasi DNA. Enzim ribonuklease dapat menghidrolisis RNA. Enzim ribonukease juga dapat memisahkan ikatan fosfat yang saling menghubungkan nukleotida.

marasmus


Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita.
Penyebabnya multifaktorial antara lain masukan makanan yang kurang, faktor penyakit
dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan
keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis; untuk menentukan penyebab
perlu anamnesis makanan dan penyakit lain.
Pencegahan terhadap marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan
pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik.
Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein dan
penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap penyesuaian dan
rehabilitasi

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai
berikut:
1) Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan
akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya pemakai-
an secara luas susu kaleng yang terlalu encer.
2) Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis,
bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.
3) Kelainan struktur bawaan
Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung,
deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis
pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.
4) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang kibat reflek mengisap yang kurang kuat.
5) Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makan-an tambahan yang cukup.
6) Gangguan metabolik
Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galac-tosemia, lactose intolerance.
7) Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah disingkirkan.
8) Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang akan menimbulkan marasmus.
9) Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang, terutama gastro enteritis akan
menyebabkan anak jatuh dalam marasmus

PATOFISIOLOGI
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang
terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolong-
kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent
(kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor
diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain
ikut menentukan
. Gopalan menyebutkan marasmus adalah
compensated malnutrition.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-
pergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai
bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi se-
telah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama
puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan
keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan
keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan
ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan
sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan
separuh dari tubuh

PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksana-
kan dengan baik bila penyebab diketahui.
Usaha-usaha
tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang baik
untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 tahun ke atas.
3.Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan.
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka pan-
jang.
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan
berat badan tiap bulan.
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan. Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian
makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit. Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap. Tahap awal yaitu 24-48 jam per- tama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamat-kan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena. Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya. Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat
langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan. Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata 50 kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah ini dinaikkan secara berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan protein 3-5 g/kg BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi




































status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Terdapat beberapa jenis teknik penilaian status gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung terbagi menjadi empat penilaian yaituantropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
Antropometri : Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta resikonya. Misalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif.
Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi berat badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahundan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut :
Berat Badan (Kg)
IMT = ——————————————————-
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standard IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut :

Kategori
IMT
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat
<> 
Kurus sekali
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,4
Normal
Normal
18,5 – 25,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan
25,1 – 27,0
Obes
Kelebihan berat badan tingkat berat
> 27,0
Klinis : Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klini. Pemeriksaan secra klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
Biokimia : Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot, hati.
Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Biofisik : Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Metode ini secara umum digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian gizi secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Survei Konsumsi Makanan : Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Statistik Vital : Pengukuran status gizi dengan statistik vital dilakukan dengan menganalisis statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. Teknik ini digunakan antra lain dengan mempertimbangkan berbagai macam indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
Faktor Ekologi : Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain – lain (Bengoa). Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
Munif A - HAKLI Lumajang

Makanan Sumber Energi Tubuh YASA Manusia Pada Dasarnya Adalah Makanan Makanan Mengandung Nutrisi Yang Dibutuhkan Tubuh Protein Maupun Mikronutrien Harus Terpenuhi Dalam Jumlah Masingmasing Yang Diperlukan Tubuh
9 Pilihan Protein Terbaik Dalam Diet Vegetarian DennySantosocom Tubuh Anda Menerima Jumlah Protein Yang Memadai Direbus Dalam Kaldu Yang Sumber Protein Yang Sangat Baik Dan Mengandung Berbagai Nutrisi Yang Sangat Dibutuhkan Oleh Tubuh Manusia
ZATZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN TUBUH Belajar BerbagiMakanan Yang Dikonsumsi Oleh Manusia Mengandung Berbagai Karbohidrat Lemak Dan Protein B Zat Gizi Mikro Zat Gizi Mikro Adalah Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh Dalam Jumlah Kecil
Polton Sports Science Performance Lab Inorganik Yang Terdapat Dalam Tubuh Manusia Dengan Jumlah
MAKANAN SEHAT UNTUK KESEHATAN TUBUH Sekian Banyak Manusia Yang Terserang Wabah Disentri Dalam Bisa Menyediakan Protein Yang Dibutuhkan Untuk Pembentukan Dan Perkembangan Otot Dalam Jumlah Yang Dibutuhkan Oleh Tubuh
PERANAN MINERAL SENG Zn DALAM TUBUH TERNAK 95 Berat Badan Jumlah Seluruh Mineral Dalam Tubuh Hanya Sebesar 4 Mineralmineral Dalam Tubuh Manusia Yang Pada Pankreas Yang Dibutuhkan Untuk Pencernaan Protein Dalam Usus
Tugas Dan Catatan Sekolah ZATZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN TUBUHMakanan Yang Dikonsumsi Oleh Manusia Mengandung Berbagai Karbohidrat Lemak Dan Protein B Zat Gizi Mikro Zat Gizi Mikro Adalah Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh Dalam Jumlah Kecil
Peranan Gizi Dalam Diabetes Mellitus Bahan Makanan Yang Potensial Untuk Dimakan Dari Racun Yang Dapat Merugikan Pertumbuhan Jaringan Dalam Tubuh Manusia Oleh Karean Itu Jumlah Protein Yang Dibutuhkan
Blog Gizi Dan Kesehatan Oktober 2007 Sel Dalam Tubuh Hewan Dan Tumbuhan Mengandung Protein Maka Sebagian Besar Dari Makanan Yang Dikonsumsi Manusia Yang Sangat Dibutuhkan Tubuh Tubuh Namun Dalam Jumlah Yang
Protein HIDUP SEHAT ALAMI SELARAS DENGAN KEDOKTERAN BARAT DAN TIMURApa Yang Dibutuhkan Ibu Menyusui Journal Aflatoxin Diet Vegan Terbaik Utk PJK Dalam Jurnal Of Tubuh Manusia Tidak Butuh Protein Hewani Kedokteran Barat Medis
Definisi
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu” (1,2). Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi (2,3). Dibedakan dengan Marasmus yang disebabkan oleh intake dengan kualitas yang normal namun kurang dalam jumlah (3).
Etiologi
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain (5):
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan (6). Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI (2).
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil (7), ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor (5).
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya (2).
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
Epidemiologi
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka (4).
Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor) (5).
Gejala Klinis
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-Kwashiorkor, antara lain (2,4):
* Gagal untuk menambah berat badan
* Pertumbuhan linear terhenti.
* Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit)
* Diare yang tidak membaik
* Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo).
* Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut.
* Penurunan masa otot
* Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi.
* Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia.
* Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian (2,4).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamesis
Keluhan yanga sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan anak lain (yang sehat). Bisa juga didapatkan keluhan anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas serta menjadi lebih pendiam, dan sering menderita sakit yang berulang (5).
2. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain (5):
* Perubahan mental sampai apatis
* Edema (terutama pada muka, punggung kaki dan perut)
* Atrofi otot
* Ganguan sistem gastrointestinal
* Perubahan rambut (warna menjadi kemerahan dan mudah dicabut)
* Perubahan kulit (perubahan pigmentasi kulit)
* Pembesaran hati
* Tanda-tanda anemia
3. Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG (5).
Komplikasi
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun (4). Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen (4).
Penatalaksanaan/ terapi
Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan (2,4,).
Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase (4).
Penatalaksaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak – IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) :
Prognosis
Penanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus-kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penanganannya yang terlambat, akanmemberikan akibta yang fatal (4).
Daftar Pustaka
1. Wikimedia Foundation. Kwashiorkor. Avaliable from : http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor.htm. Last update October 11st 2007 [diakses pada tanggal 17 November 2007].
2. Kumar SP. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition – World Health Organization. Avaliable from : http://www.Who.int//nutgrowthdb>. Last update January 2007 [diakses pada tanggal 20 November 2007].
3. Tropical Medicine Central Resource. Kwashiorkor (Protein-Calorie Malnutrition). Avaliable from : http://tmcr.Usuhs.mil/tmcr/chapter16/Kwashiorkor.htm. Last update July 2007 [diakses pada tanggal 17 November 2007].
4. Van Voorhees BW. Kwashiorkor. Avaliable from : http://Pennhealth.com/ency/article/001604.htm. Last update June 13rd 2007 [diakses pada tanggal 20 November 2007].
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 217-222.
6. Health-cares Foundation. Kwashiorkor (kwash&180;eor’kor). Avaliable from : http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm. Last update January 2006 [diakses pada tanggal 23 November 2007].

a. Pengertian 
Kwashiorkor Marasmus merupakan kelainan gizi yang menunjukkan gejala klinis campuran antara marasmus dan kwashiorkor. (Markum, 1996)
kwashiorkor Marasmus merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami kehilangan berat badan lebih dari 10%, penurunan cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi fisiologi. (Graham L. Hill, 2000).
kwashiorkor Marasmus merupakan satu kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi. (http.www.yahoo.com. Search engine by keywords: malnutrisi pada anak)
bentuk kwashiorkor Marasmus dari malnutrisi protein kalori ditandai gambaran klinis kedua jenis malnutrisi. Keadaan ini dapat terjadi pada malnutrisi kronik saat jaringan suvkutis, massa otot, dan simpanan lemak meghilang. Gambaran utama adalah edema kwashiorkor dengan atau tanpa lesi kulit dan kakeksia marasmus. Marasmus, kwashiorkor dan kwashiorkor marasmus secara klasik dijumpai diberbagai dunia yang belum berkembang. Gambaran penyakit spesipik ini sering dipengaruhi oleh makanan lokasi dan infeksi, dengan demikian dijumpai perbedaan penampak dari astu daerah kedaerah lain. Pada anak dengan gangguan medis serius lain, masalah malnutrisi primer lebih jarang daripada malnutrisi sekunder. 

b. Etiologi
karena kelaparan. Kelaparan biasanya terjadi pada kegagalan menyusui, kelaparan karena pengobatan, kegagalan memberikan makanan tambahan.

TV OnLine

Live TV (Mivo TV-RCTI-TRANS TV-SCTV-GLOBAL TV):

 
2009 DARK ANGEL All Rights Reserved.
blogger theme designed by blogger templates