Keep up with our latest news and site updates

Subscribe Via RSS Reader

Selasa, 27 April 2010

ASKEP ISPA

ASKEP ISPA
Common Cold
• Sinusitis
• Rhinitis
• Faringitis
• Tonsilitis/adenoiditis

Common cold
Pengertian
Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan gejala-gejala infeksi saluran napas atas.

Etiologi
Pikornavirus, koronavirus, miksovirus, paravirus, adenoviris dan rhinovirus

Manifestasi Klnik
Kongesti nasal, sakit tenggorok, bersin-bersin, malaise, demam, menggigil, dan sering sakit kepala serta sakit otot, kadang-kadang ada batuk.
Gejala berlangsung 5 – 14 hari

Terapi Medik
• Pemberian cairan yang adekuat
• Istirahat
• Pencegahan menggigil
• Dekongestan nasal aqueous
• Vitamin C
• Ekspectoran sesuai kebutuhan
• Kumur air garam hangat dapat mengurangi nyeri tenggorok
• Aspirin/asetaminofen

Intervensi Keperawatan
Pendidikan Pasien
• Mencuci tangan –> mencegah penyebaran organisme
• Menggunkan kertas tissue sekali pakai dan membuangnya dengan baik
• Menutup mulut ketika batuk
• Menghindri kerumunan orang banyak

SINUSITIS
SINISTIS adalah peradangan membran mukosa dari satu atau lebih sinus maksillaris, frontal, etmoidalis atau sfenoidalis.


SINUSITIS AKUT
Etiologi penyakit oleh streptococcus pneumoniae, haemophilus influensae, staphilococcus aureus.

Gejala
Nyeri diatas area sinus, sekresi nasal yang purulen

Patofisiologi
Kongesti nasal oleh inflamasi –> obstruksi rongga sinus –> Kondisi ini merupakan media pertumbuhan bakteri.


Terapi Medis
Tujuan : mengontrol infeksi, memulihkan kondisi mukosa nasal dan menghilangkan nyeri.
• Pemberian antibiotik (pilihan) seperti amoksisillin dan ampisillin.
• Pemberian dekongestan oral (drixoral dan dimetapp) atau topikal (afrin dan otrivin)

Intervensi Keperawatan
Penddikan pasien
• Tingkatkan masukan cairan
• Lakukan kompres hangat setempat
• Ajarkan metode untuk meningkatkan drainase seperti mandi uap, mandi hangat, sauna fasial.
• Informasikan tentang efek samping sprey hidung seperti kongesti rebound
• Ajarkan cara pencegahan infeksi sinusitis
SINUSITIS KRONIK
Penyebab –> obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema mukosa hidung.
Gejala
Batuk, sakit kepala kronis pada daerah periorbital dan nyeri wajah (paling menonjol saat bangun tidur pd pagi hari)
Terapi Medis
• Sama dengan pengobatan sinusitis akut
• Pembedahan untuk memperbaiki deformitas struktural yang menyumbat ostia (ostium sinus)
Intervensi Keperawatan
Pendidikan pasien
• Drainase sinus (mandi uap dll)
• Meningkatkan masukan cairan
• Memasang penghagat lokal (kantung panas basah)
• Jelaskan tanda dini infeksi sinus
RHINITIS
Pegertian
• Inflamasi membran mukosa hidung yang dikelompokkan rhinitis allergik dan non allergik
• Rhinitis allergik –> mungkin suatu tanda dari allergi
• Rhinitis non allergik disebabkan oleh : infeksi saluran napas (rhinitis viral dan rhinitis bakterial, masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif
Gejala
• Kongesti nasal, rabas nasal (purulent dengan rhinitis bakterialis), gatal pada nasal, bersin-bersin, sakit kepala
Terapi Medik
• Tergantung penyebabnya (Allergik atau non allergik)
• Pemberian antihistamin
• Dekongestan
• Kortikosteroid topikal
• Natrium kromolin
Intervensi keperawatan
Pendidikan Pasien
• Instruksikan pasien yang allergik untuk menghindari allergen atau iritan spt (debu, asap tembakau, asap, bau, tepung, sprei
• Sejukkan membran mukosa dengan menggunakan sprey nasal salin.
• Melunakkan sekresi yang mengering dan menghiangkan iritan.
• Ajarkan tekhnik penggunaan obat-obatan spt sprei dan serosol.
• Anjurkan menghembuskan hidung sebelum pemberian obat apapun thd hidung
FARINGITIS
Faringitis Akut –> inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh virus (70%) dan bakterial (streptokokkus group A 30 %)
Gejala
• Membran mukosa sangat merah
• Tonsil kemerahan
• Folikel limfoid membengkak dan dipenuhi eksudat
• Pembesaran dan nyeri tekan pada nodus limfe servikalis
• Demam, malaise, sakit tenggorok, serak, batuk, dan rhinitis
Patofisiologi
• Infeksi virus hilang dalam 3 – 10 hari
• Komplikasi  mastoiditis, sinusitis, otitis media, abses peritonsilar, adenitis servikal, demam reumatik dan nefritis
Terapi Medik
• Bila penyebabnya bakterial maka pemberian agen bakterial (penisilin) diberikan selama 10 hari
• Berikan diet cair dan lunak
• Anjurkan banyak minum (2-3 L/hari)
Intervensi Keperawatan
Pendidikan Kesehatan
• Istirahat ditempat tidur selama fase febris penyakit
• Buang tissu secara benar seteah digunakan (mencegah penyebaran infeksi)
• Kumur salin hangat (40,6 oC – 43,3 o C)
• Irigasi pd tenggorok  mengurangi spasme pd tenggorok
• Kolaborasi pmberian analgesik
• Pemberian antitusif (kodein, dekstrometrofan)
• Lakukan perawatan mulut
• Jelaskan tentang pentingnya terapi antibiotik secara tuntas
Faringitis Kronik –> terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronis, dan penggunaan habitual alkohol dan tembakau
Jenis
• Hipertrofik –> penebalan umum dan kongesti membran mukosa faring
• Atrofik –> tahap lanjut dari jenis pertama (membran tipis, licin, keputihan, berkerut)
• Granular kronik  pembengkakan folikel limfe pada dinding faring
Gejala
• Keluhan sensasi iritasi dan sesak pada tenggorok yg terus menerus, lendir pada tenggorok, adanya kesulitan menelan
Terapi Medik
• Berikan sprei nasal atau obat-obatan yang mengandung epinefrin sulfat (afrin) atau fenilefrin hidroklorida
• Bila tdp allergi, berikan dekongestan anthistamin
• Berikan aspirin atau asetaminofen
• Hindari kontak dengan orang lain
Intervensi Keperawatan
Pendidikan kesehatan
• Hindarkan kontak dengan orang lain sampai demam benar-benar menghilang.
• Hindari penggunaan alkohol, tembakau, asap rokok dan pemajanan thd dingin
• Hindari polutan lingkungan dengan menggunkan masker
• Anjurkan untuk memperbanyak minum
• Anjurkan berkumur dengan larutan salin normal
Tonsilitis
• Peradangan tonsil
• Penyebab umum adalah streptokokkus grup A
• Gejala : sakit leher, nyeri menelan, menggigi, demam, dan sakit otot.
• Biakan tenggorok harus dilakukan untuk menentukan penyebab
• Terapi : meningkatkan jumlah cairan yang masuk ; obat kumur salin ; pemberian antibiotik
LARINGITIS
• Inflamasi pada laring
• Penyebab : terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan thd debu, bahan kimiawi, asap, infeksi saluran napas atas ; hampir selalu disebabkan oleh virus
• Gejala –> akut : suara serak atau tidak dpt mengeluarkan suara, batuk berat. Kronik  suara serak yang persisten
• Terapi medik –> akut : istirahat berbicara, hindari merokok, istirahat ditempat tidur, menghirup uap dingin atau aerosol. bila Kronik: istirahatkan suara, hilangkan infeksi pernapasan yg ada (primer), batasi merokok, penggunaan kortikosteroid topikal
• Intervensi keperawatan: Instruksikan pasien mengistirahatkan suara dan memepertahankan kelebaban lingkungan, sarankan penggunaan ekspektoran bila ada sekresi laringeal, berikan cairan ( 3 Liter) untuk mengencerkan sekresi
References
Brunner & Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta
Corwin E, Patofisiologi (buku Saku), EGC, Jakarta

Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Nafas

Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Nafas

PENDAHULUAN

Gagal nafas akut adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jumlah yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan.

KLASIFIKASI GAGAL NAFAS

Tipe I : Disebut gagal nafas normokapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 normal.
Tipe II : Disebut gagal nafas Hiperkapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 Tinggi.

MEKANISME GAGAL NAFAS

A. Hipoventilasi
Hipoventulasi menyebabkan retensi CO2 , Penyebabnya :
1. Kerusakan atau depresi pada system saraf pengontrol pernafasan.
a. Luka di kepala
b. Perdarahan / thrombus serebral
c. Obat yang menekan pernafasan
2. Gangguan neuromuscular
a. Kerusakan pada spinal
b. Tetanus
c. obat – obatan
3. Obstruksi paru
a. asthma
b. Broncitis kronis
c. Sumbatan jalan nafas
d. Emfisema
4. Restriksi paru
a. Ca paru
b. “ Flail chest “
c. Efusi pleura
d. Pneumothoraks

B. “ V/Q Mismatching “

V/Q rendah artinya : perfusi lebih besar dari ventilasi, sehingga terjadi hipoksemia karena darah yang dibawa dari alveolar tidak teroksigenasi seluruhnya.

V/Q Tinggi artinya : Ventilasi lebih besar daripada perfusi , sehingga darah yang teroksigenasi tidak dapat diperfusikan.

Penyebab :

1. Gangguan pada luas daerah untuk ventilasi
a. Asthma
b. Broncitis kronis
c. Emfisema
d. Atelektasis
e. Benda asing
f. Tumor
2. Gangguan pada luas permukaan untuk perfusi
a. Emboli paru
b. curah jantung rendah
c. PEE yang terlalu tinggi

C. Shunt ( Pirau )

Darah yang dibawa dari jantung sebelah kanan dibawa ke jantung kiri tanpa dioksigenasi.

Penyebab :

1. kolaps pada alveoli
a. Atelektasis
b. Pneumotoraks
c. Hematotoraks
2. gangguan difusi
a. Edema paru
b. ARDS

D. Gangguan difusi

Penyebab :
1. Penumpukan cairan
2. Gangguan pada area untuk berdifusi

PENGKAJIAN

A. Subyektif
1. Riwayat penyakit
2. Faktor pencetus
3. Gejala sulit bernafas
4. Tanda – tanda hiperkapnu

B. Objektif ( Tanda dan gejala )
1. Respiratory distress
2. Hipoksemia / hipoksia
3. Hiperkapnu

C. Diagnostik
1. Analisa gas darah
a. PaO2 50 – 60 mmHg
b. PaCo2 50 mmHg dengan PH 7.30
2. Foto thoraks

PENATALAKSANAAN

1. Atasi Penyebab
2. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan ventilasi
a. Posisi pasien setengah duduk
b. Hidrasi
Memberikan cairan 2-3 ltr/24 jam
c. Bronchial hygiene dan fisiotherapi dada
- Latihan nafas dalam
- Analgetik saat fisiotherapi
- Jika ada ronchi anjurkan klien untuk batuk atau lakukan suctioning
- Postural drainase, vibrasi dan perkusi mungkin dibutuhkan
d. Pemberian obat – obatan
- Bronchodilator
- Ekspectoran
- Sedativ, jika pasien gelisah
e. Bronkoskopi
Jika lendir tidak bisa keluar dengan suctioning
f. Intubasi dan ventilasi mekanik
- Jika PaCO2 cenderung meningkat dan asidosis
- tujuan untuk menormalkan PH. Untuk pasien PPOM nilai PaCO2 tidak harus dibuat normal.
3. Mengoptimalkan pengangkutan O2 dan menurunkan konsumsi O2 dengan cara :
a. memberikan therapy O2
b. Memberikan PEEP
c. Istirahat
d. Memberikan lingkungan nyaman
e. Mengobati demam
f. transfuse darah
g. Obatan digitalis
4. Mengatasi infeksi dengan memberikan antibiotic
5. Mencegah terjadinya komplikasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Contoh diagnose keperawatan yang dapat terjadi pada pasien dengan gagal nafas akut adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. obstruksi jalan nafas, hipersekresi dan bronchospasme
2. Gangguan pola nafas b.d. gangguan neuromuscular, musculoskeletal, barotraumas, dll.
3. Gangguan pertukaran gas b.d. gangguan perfusi dan difusi , penurunan Hb, dll.
4. Resiko terjadi aspirasi b.d. penurunan kesadaran , gangguan reflek menelan atau batuk
5. Gangguan aktivitas b.d. tidak seimbangnya antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Senin, 26 April 2010

ASMA

Apa yang dimaksud dengan ASMA?

Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan saluran nafas yang sangat peka terhadap barbagai rangsangan, baik dari dalam maupun luar tubuh. Akibat dari kepekaan yang berlebihan ini terjadilah penyempitan saluran nafas secara menyeluruh sehingga sukar bernafas.

ASMA : Apa gejalanya?
v Batuk
v Nafas cepat
v Batuk dengan mengi (nafas bunyi ngik-ngik) yang berulang-ulang
v Lendir kental dan sulit dikeluarkan
v Sesak nafas dan dada sakit
v Cemas, gelisah, banyak keringat, dan rasa mual
v Gejala memburuk pada malam atau dini hari


ASMA : Apa Penyebabnya?


Penyebab asma belum diketahui dengan jelas. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menerangkan penyebab terjadinya asma, tetapi belum ada bukti atau hasil yang dapat diterima. Faktor keturunan dan lingkungan diduga berperan sebagai faktor penyebab terjadinya asma.


ASMA : Mengapa Kambuh?


Karena terpapar oleh faktor pencetus :
ECIUM
Apa itu?
¤ Emosi (sedih, banyak pikiran, kaget, marah, cemas, tertawa terbahak-bahak).
¤ Cuaca (perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, dan kelembapan udara)
¤ Infeksi (flu, nyeri tengorokan)
¤ Udara kotor (asap dapur, asap rokok, asap obat nyamuk, debu rumah, kapuk, bulu kucing, kecoa)
¤ Makanan (coklat, kacang tanah, es, bumbu masak, tomat, minyak goreng)
ASMA : Apa yang terjadi?


Î Otot dinding saluran nafas mengerut atau menyempit
Î Selaput lendir dinding saluran nafas membengkak
Î Produksi lendir menjadi banyak dan kental. Lendir yang kental ini sulit dikeluarkan sehingga nafas terasa lebih sesak


ASMA : Bagaimana agar tidak terjadi kekambuhan?


Ø Hindari faktor pencetus
Ø Mengenal gejala awal serangan asma dan selalu sediakan obat
Ø Bina suasana harmonis dalam keluarga


ASMA : Apa yang dapat dilakukan apabila terjadi serangan asma?

z Dampingi penderita. Tenangkan dan berikan petunjuk posisi duduk atau posisi lain yang membuatnya nyaman
z Buka atau longgarkan pakaian yang mengganggu pernafasan
z Usahakan agar ruangan cukup mengandung oksigen, dengan membuka jendela atau ventilasi udara (penderita jangan sampai tekena angin langsung)
z Berikan obat sesuai dengan petunjuk dokter
z Dalam keadaan darurat (tidak ada obat), penderita dapat dipandu untuk menghirup uap air panas yang diberi garam dapur
z Berikan minum air hangat yang banyak agar lendir yang kental dapat cair dan mudah dikeluarkan
z Jika serangan sudah reda, gantilah pakaian yang basah oleh keringat


Yang terpenting bagi penderita dan keluarga adalah pengetahuan yang mendalam mengenai penyakitnya, termasuk cara-cara pencegahan serangan asma, tindakan pertama untuk mengatasi serangan dan menentukan saat yang tepat untuk meminta pertolongan ke pelayanan kesehatan.

POSISI BAYI DALAM KANDUNGAN

POSISI BAYI DALAM KANDUNGAN

Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.1 Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.2
Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi.3Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam menegakkan adanya plasenta previa.6
Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung 1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5 – 0,6%.1
Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.1
II.1. DEFINISI
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi oblique).
Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.4
II.2. INSIDENSI
Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5 – 2 %. Dari beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia dilaporkan : Medan 0,6 %, Jakarta 0,1 % (1948), Bandung 1,9 %. Grenhill melaporkan 0,3 %.5
II.3. ETIOLOGI5
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor – faktor tersebut adalah :
⁂ Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.
⁂ Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati.
⁂ Gemelli (kehamilan ganda)
⁂ Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum
⁂ Lumbar skoliosis
⁂ Monster
⁂ Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh.
Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.1
II.4. DIAGNOSIS5
(1) Inspeksi
Perut membuncit ke samping
(2) Palpasi
- Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
- Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
- Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
(3) Auskultasi
Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
(4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
- Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.
- Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
- Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.
- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.

II.5. MEKANISME PERSALINAN1,4,5
Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas.
Beberapa cara janin lahir spontan
a. Evolutio spontanea
(1) Menurut DENMAN
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya kepala.
(2). Menurut DOUGLAS
Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan akhirnya kepala.
b. Conduplicatio corpore
Kepala dan perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie
Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.
Pada letak lintang biasanya :
- ketuban cepat pecah
- pembukaan lambat jalannya
- partus jadi lebih lama
- tangan menumbung (20-50%)
- tali pusat menumbung (10%)

Keterangan :
VL : Versi Luar
VE : Versi Ekstraksi
II.6. PROGNOSIS
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.1
♦ Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.5
♦ Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :
(1) Prolasus funiculi
(2) Trauma partus
(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
(4) Ketuban pecah dini5
II.7. PENATALAKSANAAN
a. Pada kehamilan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.4
b. Pada persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalamIlmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. Jakarta
2. Mansjoer, A dkk. 2001. Kelaianan pada Persalinan dalam Kapita Selekta Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI. Jakarta
3. Bowes, W. 2006. Management of The Fetus in Transverse Lie. www. Uptodate.com
4. Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito 2nd eds, cetakan 1. Medika FK UGM. Yogyakarta.
5. Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.
6. Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar Obsteri & Ginekologi. Hipokrates. Jakarta
0 komentar
Poskan Komentar




LETAK LINTANG
Letak lintang ialah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada :
- Di depan (dorsoanterior)
- Di belakang (dorsoposterior)
- Di atas (dorsosuperior)
- Di bawah (dorsoinferior)
EtTIOLOGI
Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.
Kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar
Keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepalake dalam rongga panggul sempit, tumor daerah panggul dan plasenta previa.
Kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatus atau uterus subseptus.
DIAGNOSIS
Pada inspeksi tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari biasa, hanya beberapa jari diatas pusat.
Pada palpasi ternyata bahwa fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan bagian-bagian besar (kepala dan bokong) teraba disamping kiri atau kanan di atas fossa iliaka. Pada auskultasi BJA dapat dinilai setinggi pusat kanan dan kiri. Dan pada USG juga terlihat gambaran letak lintang.
Pada pasien ini penegakkan diagnosis sudah dilakukan dengan benar. Dimana sudah dilakukan pemeriksaan luar yaitu pada pemeriksaan leopold. Dan pada pemeriksaan leopold II dimana untuk menentukan letak punggung janin namun pada pasien ini yang teraba bokong dan kepala pada kedua sisi kanan dan kiri. Kemudian sudah dilakukan juga pemeriksaan penunjang USG sebelumnya yang menyatakan pada pasien ini mengalami kehamilan letak lintang.
IV.2 apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah sudah sesuai dengan standar pelayanan?
PENANGANAN
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Meskipun versi luar berhasil janin akan dapat memutar kembali oleh karena itu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga seorang primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap.
2. Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intrauterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli.
3. Pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan.
Pada keadaan hamil diusahakan jadi letak membujur dengan melakukan versi luar pada primigravida yaitu pada usia kehamilan 34 minggu atau multigravida pada usia kehamilan 36 minggu.
Versi luar adalah upaya yang dilakukan dari luar untuk dapat mengubah kedudukan janin menjadi kedudukan lebih menguntungkan dalam persalinan pervaginam. Berdasarkan ketetapan tersebut dikenal bentuk versi luar :
1. Versi Sefalik : melakukan perubahan kedudukan janin menjadi letak kepala.
2. Versi podalik : perubahan kedudukan janin menjadi letak bokong (sungsang).
Untuk dapat melaksanakan versi luar perlu diperhatikan beberapa pertimbangan berikut ini:
1. Kontraindikasi versi luar
Ketuban sudah pecah.
Penderita mempunyai hipertensi
Rahim pernah mengalami pembedahan : seksio sesaria, pengeluaran mioma uteri.
Penderita pernah mengalami perdarahan selama hamil.
Pernah mengalami tindakan operasi pervaginam.
Terdapat faktor resiko tinggi kehamilan: kasus infertilitas, sering mengalami keguguran, persalinan prematuritas atau kelahiran mati, tinggi badan kurang dari 150 cm, mempunyai deformitas pada tulang panggul/ belakang.
Pada kehamilan kembar.
2. Syarat versi luar dapat berhasil dengan baik :
Dilakukan pada usia kehamilan 34-36 minggu
Pada inpartu dilakukan sebelum pembukaan 4 cm.
Bagian terendah belum masuk atau masih dapat dikeluarkan dari PAP.
Bayi dapat dilahirkan pervaginam
Ketuban masih positif utuh.
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetrinya baik dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk kemudian dilakukan versi ekstraksi. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli harus segera dilakukan seksio sesaria. Pada letak lintang kasep versi ekstraksi akan mengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin masih hidup hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera sedangkan pada janin yang sudah mati dilahirkan pervaginam dengan dekapitasi.
MEKANISME PERSALINAN
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Bahu masuk ke dalam panggul, sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya. Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik. Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep.
Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang persalinan dapat berlangsung spontan. Janin lahir cara Denman atau Douglas.
Cara Denman Bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang belakang , badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir. Kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.
Cara Douglas, bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusun oleh lahirnya kepala.
Pada pasien ini penatalaksanaannya sudah sesuai dengan standar pelayanan. Pada pasien tidak dilakukan versi luar karena pasien ini terdapat kontraindikasi untuk dilakukan tindakan tersebut yaitu tinggi badan ibu kurang dari 150 cm (136 cm). Oleh karena pasien tidak dilakukan tindakan versi luar maka persalinan pervaginam tidak dapat dilakukan. Dan persalinan ibu dilakukan dengan operasi seksio sesaria.
IV.3 bagaimana prognosis pasien ini?
Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.
Prognosis pada pasien ini bisa dikatakan kurang baik. Pada Quo ad vitam ad bonam dan quo ad functionam ad bonam. Sewaktu melakukan sectio sesaria pada pasien ini tidak disertai dengan tindakan pemasangan IUD. Dimana pasien yang dilakukan operasi sectio sesaria kontraindikasi bila terjadi kehamilan dalam kurun waktu 2 tahun pasca operasi. Dan untuk mencegah hal ini terjadi sebaiknya pada saat dilakukan sectio sesaria disertai dengan pemasangan IUD. Namun hal ini bukanlah kesalahan yang mutlak karena pelaksanaan kontrasepsi bisa dilakukan dalam waktu 40 hari setelah partus. Dan sebaiknya dilakukan kontrasepsi yang tidak mengganggu asi.
V. KESIMPULAN
1. Penegakan diagnosa pada pasien ini sudah tepat. Sesuai dengan tanda dari letak lintang.
Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan luar:
abdomen : cembung, tegang
TFU : 28 cm
LP : 92 cm
His : -
LA : lintang
Pemeriksaan penunjang
Hasil USG dinyatakan letak lintang.
2. Penatalaksanaan letak lintang pada pasien ini sudah benar, sesuai dengan standar pelayanan.
Tindakan versi luar tidak dilakukan karena kontraindikasi yaitu tinggi badan pasien 136 cm.
Dilakukannya Operasi sectio sesaria pada pasien ini.
3. Fungsi reproduksi pada pasien ini masih baik. Namun pada pasien ini kita harus melakukan motivasi KB. Dan sebaiknya menggunakan kontrasepsi yang tidak mengganggu laktasi.
V. KEPUSTAKAAN
1. Prawiroharjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, Edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka
Jakarta, 1999, 622-627
2. Sastrawinata, Sulaiman dkk., Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005
3. Manuaba, Ida Bagus, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC, Jakarta, 1998.
DIarsipkan di bawah: obsgyn
« RESUSITASI JANTUNG PARU Stroke Mengancam Usia Produktif »


































Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).

Penyebab
Penyebab paling sering adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.

Diagnosis
Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, engan TFU rendah. Palpasi akan teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi tidak ada bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau bokong ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk memastikan dignosis untuk mendeteteksi kemungkinan penyebab.

Manajemen atau penatalaksanaan
Dokter dapat mengusahakan untuk membenarkan posisi dengan cara versi external menjadi letak membujur dan presentasi kepala. Kecenderungan pengembalian posisi letak lintang menjadi posisi letak memanjang sulit dan seringnya beberapa dokter tidak menganjurkan versi chepalik eksternal sebelum kelahiran direncanakan, atau waktu datangnya persalinan.resiko versi chepalik eksternal adalah terjadinya KPD dan tali pysat menumbung, atau persalinan prematur.
Pada setiap kunjungan antenatal dokter seharusnya memeriksa letak, presentasi dan mendengarkan DJJ. Jika pemeriksaan USG tidak mendeteksi plasenta previa, pemeriksaan vagina dapat dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas pelvik seperti, pengerutan pelvis. Pemeriksaan USG dapat mendeteksi abnormalitas fetus dan uterus.
Ketika paru-paru bayi prematur, ibu seharusnya datang ke RS untuk dilakukan versi chepalik eksternal yang dilakukan ditempat kelahiran. Hal ini mungkin diikuti dengan induksi persalinan dengan oksitosin. Penekanan pada sisi lateral dapat diterapkan untuk membantu uterus dalam mempertahankan letak memanjang. DJJ dan kontraksi uterus dimonitor secara elektrik dan jika memingkinkan kondisi ibu benar-benar diperhatikan. Dalam persalinan ketika kepala bayi memasuki rongga pelvis membran dapat ruptur. Persalinan seharusnya dapat berjalan dengan normal. Pada beberapa kasus dimana wanita mempunyai riwayat obstetri yang urut, atau terdapat komplikasi dalam persalinan, SC merupakan cara yang paling aman untuk melahirkan.
Jika tindakan pencegahan tersebut tidak dilakukan, ketika persalinan dimulai bahu janin dapat turun kebawah ke rongga pelvis bagian depan dapat terjadi KPD dan penumbungan tali pusat yang disertai dengan penumbungan lengan janin.
Bidan dapat mendeteksi presentasi bahu dengan cara pemeriksaan abdomen seperti yang dijelaskan diatas dan pemeriksaan vagina. Bahu janin dapat dikenali dengan merasakan tulang rusuk atau tangan. Pemeriksaan vagina tidak boleh dilakukan jika ada indikasi plasenta previa. Jika ada kegawat daruratan, bidan seharusnya merujuk ke dokter atau ke pelayanan kegawat daruraan obstetri. Dalam persalinan, jika mendapatka kesulitan untuk membenarkan letak janin setelah selaput ketuban pecah ini tidak mungkin dilanjutkan. Tindakan SC merupakan bentuk kelahiran yang paling aman.





Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
PATOGENESA gangguan aliran cairan otak-berdasarkan riset dari lembaga National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), Amerika Serikat-ada tiga jenis, yakni yang pertama gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi, contoh tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan otak. Kedua, aliran cairan otak tidak tersumbat, sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak, contoh: tumor ganas di sel-sel yang memproduksi cairan otak.
Kemudian, yang ketiga, bila cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik. Sehingga otomatis, jumlah cairan akan meningkat pula. Misalnya, bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.



ANENSEFALUS

Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk.

Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui.
Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.

Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.
Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:
- Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
- Kadar asam folat yang rendah.

Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.

Gejalanya berupa:
# Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
# Bayi
- tidak memiliki tulang tengkorak
- tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
- kelainan pada gambaran wajah
- kelainan jantung.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
- Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
- Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
- Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
- Kadar estriol pada air kemih ibu
- USG.

Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari setelah lahir.







PLASENTA PREVIA
Defenisi
“Seksio sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh”. (Saifudin, 2001 : 536)
“Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir”. (Wiknjosostro, 2005)
Etiologi
Mengapa Plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu dapat diterangkan, bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrofi pada dosidua akibat persalinan yang lampau dan dapat menyebabkan plasenta previa tidak selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas fungsi, memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup atau diperlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar. Plasenta yang letaknya normal sekalipun akan meluaskan permukaannya, sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir. (Wiknjosostro, 2005)
Klasifikasi
1. Plasenta Previa otalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta
2. Plasenta Previa Parsialis, apabila sebahagian pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta
3. Plasenta Previa Marginalis, apabila pinggir Plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
4. Plasenta Letak Rendah, Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir






Dalam anatomi, skapula, OPT (Medical Latin), atau tulang belikat, adalah tulang yang menghubungkan humerus (tulang lengan) dengan clavicula (tulang leher).
Bentuk skapula posterior (belakang) yang terletak bagian dari bahu korset.. Dalam manusia, itu adalah tulang datar, kurang lebih segitiga bentuknya, ditempatkan pada aspek posterolateral torakalis kandang.
The kosta atau ventral permukaan menyajikan cekung yang luas, yang subskapularis fosa.
Medial dua pertiga dari fosa ini ditandai oleh beberapa miring punggung, yang menjalankan lateralward dan ke atas. Punggung bukit memberikan keterikatan pada mengotot insert, dan permukaan di antara mereka ke Shelby, dari subscapularis. Ketiga lateral fosa halus dan tertutup oleh serat-serat otot ini.
. Pada bagian atas fosa adalah depresi melintang, di mana tampaknya tulang bengkok pada dirinya sendiri sepanjang garis pada sudut kanan dan melewati pusat glenoid rongga, membentuk sudut yang cukup, yang disebut sudut subskapularis; hal ini memberikan kekuatan yang lebih besar untuk tubuh tulang oleh bentuk melengkung, sementara lengkungan puncak berfungsi untuk mendukung tulang belakang dan akromion.
Permukaan dorsal adalah melengkung dari atas ke bawah, dan dibagi menjadi dua bagian yang tidak setara dengan tulang belakang, bagian atas tulang belakang disebut fosa supraspinata, dan bahwa di bawahnya yang infraspinata fosa.

• The supraspinata fosa, yang lebih kecil dari dua, cekung, halus, dan lebih luas pada bagian tulang belakang dari pada akhir yang humeri; dengan medial dua-pertiga memberikan asal ke supraspinatus.
• Infraspinata fosa yang jauh lebih besar daripada sebelumnya; menuju vertebralis margin yang dangkal terlihat cekung di bagian atasnya; pusatnya menyajikan kecembungan terkemuka, sementara di dekat perbatasan adalah aksilaris dalamnya alur yang mengalir dari atas menuju bagian bawah. Medial dua pertiga dari fosa memberikan asal ke infraspinatus; ketiga lateralis ditutupi oleh otot ini.
Permukaan dorsal ditandai aksilaris dekat perbatasan dengan bubungan tinggi, yang membentang dari bagian bawah rongga glenoid, ke bawah dan ke belakang untuk vertebralis perbatasan, sekitar 2,5 cm di atas sudut inferior.
Punggungan melayani untuk lampiran dari septum fibrosa yang memisahkan infraspinatus dari teres major dan teres minor.
Permukaan antara punggung bukit dan perbatasan aksilaris sempit di atas dua-pertiga dari luas, dan disilangkan dekat pusat dengan alur untuk bagian dari pembuluh sirkumfleksa skapulae; itu affords lampiran ke teres minor.
Hadiah ketiga yang lebih rendah yang lebih luas, agak segitiga permukaan, yang memberikan asal ke teres major, dan lebih dari yang dorsi latisimus meluncur; sering otot yang terakhir mengambil asal oleh beberapa serat dari bagian ini.
Luas dan sempit porsi disinggung di atas dipisahkan oleh garis miring, yang membentang dari perbatasan ketiak, ke bawah dan ke belakang, untuk memenuhi bubungan tinggi: untuk itu melekat septum fibrosa yang memisahkan teres otot dari satu sama lain.

Ada tiga perbatasan skapula:
• The superior perbatasan yang paling singkat dan tipis, melainkan cekung, dan memanjang dari sudut medial ke dasar proses coracoid. Hal ini disebut sebagai perbatasan tengkorak pada hewan.
• The aksilaris perbatasan (atau "batas lateral") adalah yang paling tebal dari tiga. Dimulai di atas pada margin yang lebih rendah dari glenoid rongga, dan condong miring ke bawah dan ke belakang ke sudut inferior. Hal ini disebut sebagai perbatasan caudal pada hewan.
• The vertebral perbatasan (atau "medial perbatasan") adalah terpanjang dari tiga, dan memanjang dari medial ke sudut inferior. Hal ini disebut sebagai perbatasan dorsal pada hewan.

Akromion
The akromion bentuk puncak bahu, dan besar, agak segitiga atau proses lonjong, pipih dari belakang ke depan, proyeksi pada awalnya lateralward, dan kemudian melengkung ke depan dan ke atas, sehingga rongga overhang yang glenoid.

Pengembangan
Bagian besar skapula membran mengalami pengerasan. Beberapa bagian luar skapula adalah cartilagenous saat lahir, dan karenanya akan mengalami endochondral pengerasan
Kepala, proses, dan bagian menebal tulang, mengandung cancellous jaringan; sisanya terdiri dari lapisan tipis jaringan kompak.
Bagian tengah dari fosa supraspinatous dan bagian atas dari fosa infraspinatous, tetapi terutama yang pertama, biasanya sangat tipis untuk menjadi setengah tembus terang; sesekali tulang ditemukan ingin dalam situasi ini, dan otot-otot yang berdekatan hanya dipisahkan oleh jaringan fibrosa .

Pergerakan
Gerakan skapula dibawa oleh otot-otot bahu:
Elevasi, Depresi, pengunduran, penyusutan, lateral rotasi, rotasi medial, Upward Rotasi, Downward Rotation, Tipping anterior, dan posterior tip

Cedera
Karena struktur yang kokoh dan dilindungi lokasi, fraktur skapulae jarang terjadi; ketika mereka lakukan terjadi, mereka merupakan indikasi bahwa berat trauma dada telah terjadi. Sebuah winged scapula adalah suatu kondisi di mana batas medial (sisi yang paling dekat tulang belakang) dari seseorang scapula diposisikan secara tidak normal keluar dan mundur. Penampilan yang dihasilkan dari punggung atas dikatakan sayap-seperti karena sudut inferior dari tulang belikat menonjol ke belakang daripada kebanyakan berbaring datar seperti pada orang tanpa kondisi.
diposkan oleh evan di 19:33

STROKE

STROKE

PENGERTIAN

Strok (bahasa Inggris: stroke) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Strok adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk menggarisbawahi betapa seriusnya strok ini, beberapa tahun belakangan ini telah semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". strok terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.




JENIS STROKE
Strok dibagi menjadi dua jenis yaitu strok iskemik maupun strok hemorragik. Pada strok iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami strok jenis ini.
Pada strok hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus strok hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Pada strok iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Strok semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).


Emboli lemak jarang menyebabkan strok. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Strok juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Strok bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

Hasil otopsi otak yang mengalami strok





Tanda dan Gejala-gejala Stroke
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.
Faktor Penyebab Stroke
Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.




Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Akibat Stroke lainnya:
• 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
• 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
• 70% menderita depresi.
• 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.
Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.
Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang pada
Patofisiologi
Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area




thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
PENANGANAN STROK
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.




Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.

JANTUNG DAN REMATIK

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak pada pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel). Sistem kardiovaskuler merupakan bagian dari peredaran tubuh, terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem ini berfungsi mengedarkan darah ke seluruh tubuh, dengan jantung sebagai pompanya, hingga darah mengalir ke dalam pembuluh darah. Jantung merupakan organ utama sirkulasi darah berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan dasarnya terletak di atas dan puncaknya di bawah. Jantung terletak dalam rongga dada, diantara paru-paru, lebih menghadap kiri daripada kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram.
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai tugas pada mata kuliah system kardiovaskuler, selain itu makalah ini juga dibuat untuk bahan dan acuan pleno kelompok 1. Disamping itu makalah ini juga bertujuan agar mahasiswa memahami tentang penyakit system kardiovaskuler, yakni Penyakit Jantung Rematik.
C. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini dapat membantu mahasiswa dan pembaca dalam memahami tentang penyakit jantung rematik serta bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit tersebut.












II. TINJAUAN TEORI
A. Sistem Kardiovaskuler
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
B. Penyakit Jantung Rematik
1. Definisi
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik.
Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran
2. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Rematik:
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di kulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil dibawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu saja demam.



3. Penegakan Diagnosis Penyakit Jantung Rematik
Selain dengan adanya tanda dan gejala yang tampak secara langsung dari fisik, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, misalnya; pemeriksaan darah rutin, ASTO, CRP, dan kultur ulasan tenggorokan. Bentuk pemeriksaan yang paling akurat adalah dengan dilakukannya echocardiografi untuk melihat kondisi katup-katup jantung dan otot jantung.
4. Pengobatan Penyakit Jantung Rematik
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.
5. Pencegahan Penyakit Jantung Rematik
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus).
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi DR.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.








III. TINJAUAN KASUS
Soal : Kasus 4 (Jantung Rematik)
2 hari yang lalu An. D laki-laki berumur 10 tahun dating kerumah sakit dengan keluhan demam, muntah 2 kali, BAB mencret dan nyeri dada. Pada Auskultasi jantug terdapat bunyi jantung S1 tunggal, S2 split tidak beraturan dan terdapat bising sistolik klien tersebut dating ke RS atas rujukan dari puskesmas kemiling dan didiagnosa demam thypoid. Dari riwayat sebelumnnya klien pernah menderita TBC selama 1 bulan dan mendapatkan pengobatan. BB : 25 kg, TB : 137cm.
Pembahasan
1. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan laboratorium apa saja yang didapatkan dari kasus diatas sesuai dengan diagnose yang didapatkan
2. Identifikasi masalah keperawatan baik acktual maupun potensial pada amal tersebut dan buatlah rencana keperawatan secara rinci
3. Buatlah Issue etik keperawatan dari kasus
4. Bagaimana teknik komunikasi pada kasus
5. Buatlah discharge planning (PenKes) untuk klien






ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT JANTUNG REMATIK (PJR)
Defenisi
Penyakit jantung rematik merupakan gejala sisa dari Demam Rematik (DR) akut yang juga merupakan penyakit peradangan akut yang dapat menyertai faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A. Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab penyakit jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh dunia.
Etiologi
Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama maupun serangan ulang.
Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa predisposisi antara lain :
1. Terdapat riwayat demam rematik dalam keluarga
2. Umur
DR sering terjadi antara umur 5 – 15 tahun dan jarang pada umur kurang dari 2 tahun.
3. Kedaan social
Sering terjadi pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi kurang, perumahan buruk dengan penghuni yang padat serta udara yang lembab, dan gizi serta kesehatan yang kurang baik.
4. Musim
Di Negara-negara dengan 4 musim, terdapat insiden yang tinggi pada akhir musim dingin dan permulaan semi (Maret-Mei) sedangkan insiden paling rendah pada bulan Agustus – September.
5. Dsitribusi daerah
6. Serangan demam rematik sebelumnya.
Serangan ulang DR sesudah adanya reinfeksi dgn Streptococcus beta hemolyticus grup A adalah sering pada anak yang sebelumnya pernah mendapat DR.
Patofisiologi
Menurut hipotesa Kaplan dkk (1960) dan Zabriskie (1966), DR terjadi karena terdapatnya proses autoimun atau antigenic similarity antara jaringan tubuh manusia dan antigen somatic streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A maka terhadap antigen asing ini segera terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat antigen ini sama maka antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam hal ini sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan jantung dalam serum penderiat DR dan jaringan myocard yang rusak. Salah satu toxin yang mungkin berperanan dalam kejadian DR ialah stretolysin titer 0, suatu produk extraseluler Streptococcus beta-hemolyticus grup A yang dikenal bersifat toxik terhadap jaringan myocard.
Beberapa di antara berbagai antigen somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang lain lagi untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan A.
Manifestasi Klinik
Dihubungkan dengan diagnosis, manifestasi klinik pada DR akut dibedakan atas manifestasi mayor dan minor.
a. Manifestasi Mayor
-Karditis. Karditis reumatik merupakan proses peradangan aktif yang mengenai endokardium, miokardium, dan pericardium. Gejala awal adalah rasa lelah, pucat, dan anoreksia. Tanda klinis karditis meliputi takikardi, disritmia, bising patologis, adanya kardiomegali secara radiology yang makin lama makin membesar, adanya gagal jantung, dan tanda perikarditis.
-Artritis. Arthritis terjadi pada sekitar 70% pasien dengan demam reumatik, berupa gerakan tidak disengaja dan tidak bertujuan atau inkoordinasi muskuler, biasanya pada otot wajah dan ektremitas.
-Eritema marginatum. Eritema marginatum ditemukan pada lebih kurang 5% pasien. Tidak gatal, macular, dengan tepi eritema yang menjalar mengelilingi kulit yang tampak normal.tersering pada batang tubuh dan tungkai proksimal, serta tidak melibatkan wajah.
-Nodulus subkutan. Ditemukan pada sekitar 5-10% pasien. Nodul berukuran antara 0,5 – 2 cm, tidak nyeri, dan dapat bebas digerakkan. Umumnya terdapat di permukaan ekstendor sendi, terutama siku, ruas jari, lutut, dan persendian kaki.
b. Manifestasi Minor
Manifestasi minor pada demam reumatik akut dapat berupa demam bersifat remiten, antralgia, nyeri abdomen, anoreksia, nausea, dan muntah.
1. Pemeriksaan Fisik
• Denyut Nadi
• Suhu tubuh
• Pernafasan
• Berat Badan dan Tinggi badan
• Ekspresi wajah
• Mata
• Palpebra
• Konjutuva
• Pemeriksaan kuku
• Dan anggota tubuh lain
2. Pemeriksaan Diagnostik/penunjang
a. Pemeriksaan darah
-LED tinggi sekali
-Lekositosis
-Nilai hemoglobin dapat rendah
b. Pemeriksaan bakteriologi
-Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.
-Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase.
c. Pemeriksaan radiologi
Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung.
Diagnosis
Diagnosis demam reumatik akut ditegakkan berdasarkan kriteria Jones yang telah direvisi. Karena patologis bergantung pada manifestasi klinis maka pada diagnosis harus disebut manifestasi kliniknya, misalnya demam rematik dengan poliatritis saja. Adanya dua kriteria mayor, atau satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam rematik akut, jika didukung oleh bukti adanya infeksi sterptokokus grup A sebelumnya
Komplikasi
a. Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan kedua faktor tersebut.
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati penyakit primer.
b. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.
Pengobatan/penatalaksanaan
Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus beta-hemolyticus grup A, maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan pada radang tersebut. Ini dapat berupa :
a. Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A
Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada DR dan dilanjutkan dengan pencegahan. Erythromycin diberikan kepada mereka yang alergi terhadap penicillin.
b. Obat anti rematik
Baik cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang berguna untuk mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang akut pada DR.
c. Diet
Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.
d. Istirahat
Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan bentuk jantung mengecil pada kasus-kasus kardiomegali. Biasanya 7-14 hari pada kasus DR minus carditis. Pada kasus plus carditis, lama istirahat rata-rata 3 minggu – 3 bulan tergantung pada berat ringannya kelainan yang ada serta kemajuan perjalanan penyakit.
e. Obat-obat Lain
Diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi kordis diberikan digitalis, diuretika dan sedative. Bila ada chorea diberikan largactil dan lain-lain.

KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
-Lakukan pengkajian fisik rutin
-Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus antesenden.
-Observasi adanya manifestasi demam rematik.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium
Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung.
Intervensi & Rasional
-Beri digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan untuk mencegah toksisitas.
-Kaji tanda- tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia, disritmia)
-Seringkali diambil strip irama EKG
-Jamin masukan kalium yang adekuat
-Observasi adanya tanda-tanda hipokalemia
-Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi dapat meningkatkan curah jantung
-Untuk mencegah terjadinya toksisitas
-Mengkaji status jantung
-Penurunan kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
Tujuan : Suhu tubuh normal (36 – 37’ C)
Intervensi & Rasional
-Kaji saat timbulnya demam
-Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam
-Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
-Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
-Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
-Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 – 3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya
-Berikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis
-Berikan antipiretik sesuai dengan instruksi Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam
-Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadan umum klien
-Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu mengurangi kecemasan klien dan keluarga
-Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebih kooperatif
-Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di RS
-Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
-Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
-Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan.
Intervensi Rasional
-Kaji faktor-faktor penyebab
-Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
-Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
-Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
-Ukur BB setiap hari
-Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
-Penentuan factor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya
-Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan
-Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan
-Bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
-BB merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
-Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi klien
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasional
-Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (1-10), tetapkan tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami
Kaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
-Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang
-Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasian dari rasa nyeri (libatkan keluarga)
-Berikan kesempatan pada klien untuk berkomunikasi dengan teman/ orang terdekat
-Berikan obat-obat analgetik sesuai instruksi Untuk mengetahui berapa tingkat nyeri yang dialami
-Reaksi pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor begitupun juga respon individu terhadap nyeri berbeda dab bervariasi
-Mengurangi rangsang nyeri akibat stimulus eksternal
-Dengan melakukan aktifitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami
-Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat/teman membuat pasien gembira / bahagia dan dapaty mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri
-Mengurangi nyeri dengan efek farmakologik
TEHNIK KOMUNIKASI TERAUPETIK TERHADAP KLIEN
Pada kasus diatas ada beberapa teknik komunikasi yang digunakan oleh perawat yakni sebagai berikut :
1. Mendengarkan keluhan klien
Dalam hal nini kita dapat menyampaikan pesan secara non verbal bahwa perawat perhatian terhadap kebutuhan dan keadaan pasien. Keterampilan mendengarkan yaitu dengan :
• Panadang klien dengan baik
• Pertahan kan kontak mata terhadap klien
• Sikap tubuh yang menunjukkan bahwa perhatian terhadap pasien
• Hindarkan gerakan yang berlebihan yang dianggap tidak perlu
• Condongkan tubuh kearah lawan bicara
2. Menunjukkan penerimaan
Dimana sikap kita yang menerima yang bukan mberarti menyutuji, berarti mendengarkan tanpa menunjukan keraguan terhadap orang lain. Sikap perawat yang baik adalah :
• Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan
• Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian
• Memastikan bahwa isyarat non verbal cocok dengan komunikasi verbal
• Menghindarkan untuk berdebat
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
5. Memfokuskan
6. Menyampaikan hasil observasi
7. Menawarkan Informasi
8. Diam ( Memeberikan Kesempatan Klien)
9. Meringkas
10. Memeberikan penghargaan
11. Menawarkan diri
12. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
13. Menempatkan Kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif
14. Refleksi
Dimensi Tindakan
Dimensi ini termasuk kofrontasi, kesegeran, pengungkapan diri perawat, kataris emosional dan bermain peran. Dimensi ini harus diimplementasikan dalam konteks kehangatan, penerimaan dan pengertian yang dibentuk oleh dimensi.
DISHARGE PLANING (PENKES)
Setelah melakukan segala prosedur pada penanganan pasien ada juga planing bagi perawat setelah metode tersebut yaitu memberikan beberapa anjuran terhadap klien :
- Istirahat
Biarkan klien/pasien untuk istirahan dengan cukup tanpa ada kegiatan yang berpengaruh terhadap kesehatan pasien. Istirahat sampai tanda-tanda infamasi hilang dan sampai pasien mengalami perubahan yang baik.
- Pemberian Obat-obat lain
Diberikan secara rutin dan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai anjuran dokter atau pasien





KESIMPULAN

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus).
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi DR.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.
Dalam penatalaksanaan klien penyakit rematik sebagai perawat perlu adanya pendekatan dan perhatian yang lebih yang masih dalm jalur wajar. Dibutuh waktu istirahat yang cukup bagi pasien dan pemberian obat yang teratur sesuai dengan anjuran kesehatan.














DAFTAR PUSTAKA
Burner dan suddart : keperawatan medical bedah. Vol 2, Penerbit Buku Kedokteran, EGC 2002
Dongoes E Marilynn : Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 1999
http://emedicine.com/ped/topic164.htm
http://ekomunikation.com/htm

Merokok

Merokok
Rokok telah menjadi benda kecil yang paling banyak digemari. Merokok telah menjadi gaya hidup bagi banyak pria dan wanita, bahkan termasuk anak-anak dan kaum remaja. Kebiasaan merokok telah mengakibatkan banyak penyakit dari gangguan pernapasan hingga kanker. Meski menyadari bahaya merokok, orang-orang di seluruh dunia masih terus mengisap belasan milyar batang rokok setiap harinya.
Jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia. Jumlah perokok di negara-negara berkembang jauh lebih banyak dibanding jumlah perokok di negara maju. Angka yang sangat memprihatinkan mengingat akibat buruk dari merokok baru akan dirasakan dalam jangka panjang.

Kandungan Sebatang Rokok
Zat apa saja yang terdapat dalam sebatang rokok? Nikotin merupakan zat utama yang terdapat pada rokok. Namun, lebih dari 700 jenis bahan kimia tambahan kemungkinan digunakan oleh perusahaan rokok untuk menambah kenikmatan merokok. Beberapa bahan bahkan begitu beracun sehingga beberapa pabrik rokok besar biasanya akan memiliki standar yang tinggi untuk membuang bahan-bahan beracun yang sangat berbahaya tersebut.
Perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.
Selain itu, asap rokok mengandung 4.000 zat kimia, termasuk arsenik, aseton, butan, karbon monoksida, dan sianida. Asap rokok yang dihirup oleh perokok maupun perokok pasif akan menganduk 43 zat yang diketahui menyebabkan kanker. Itu sebabnya bagi perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.

Bahaya Rokok
Apa saja akibat buruk dari gaya hidup yang merusak kesehatan ini? Apa saja penyakit yang disebabkan karena merokok? Berikut ini beberapa penyakit dan dampak negatif yang disebabkan karena merokok:
• Penyakit Jantung
Rokok juga merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung. Kematian seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan filter.

Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya. Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat tinggi.
• Kanker Paru-Paru
Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab kanker. Asap yang diisap mengandung berbagai zat kimia yang dapat merusak paru-paru. Zat ini dapat memicu terjadinya kanker khususnya pada paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, kanker paru-paru membunuh dengan cepat.
• Emfisema
Perokok berat yang sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema. Emfisema merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis.
• Lebih Cepat Tua
Hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang dihisap. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para perokok berat memiliki keriput pada kulit hampir lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan proses penuaan dini sudah dimulai bagi para remaja yang merokok seperti kulit keriput, gigi menguning, dan nafas tak sedap.
• Kerusakan Tubuh
Dampak negatif merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, jantung, dan saluran pernapasan. Kebiasaan merokok menurut penelitian bisa merusak jaringan tubuh lainnya. Belasan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan mencakup pneumonia (radang paru-paru), penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker ginjal, kanker serviks, dan sakit pada pankreas. Penyebabnya karena racun dari asap rokok menyebar ke mana-mana melalui aliran darah. Merokok dapat mengakibatkan penyakit di hampir setiap organ tubuh.

Mengapa Berhenti Merokok?
Apakah Anda menyadari bahaya merokok? Akibat merokok terhadap kesehatan tubuh benar-benar merugikan. Menurut statistik, di seluruh dunia, jumlah perokok yang meninggal karena penyakit akibat merokok berjumlah hampir tiga kali jumlah orang yang meninggal karena alkohol dan narkoba. Bahkan jumlah perokok yang meninggal karena penyakit tersebut berjumlah enam kali lipat dibandingkan karena kecelakaan mobil. Selain itu, usia perokok biasanya 13 hingga 14 tahun lebih pendek daripada orang yang tidak merokok.
Setelah membaca fakta-fakta ini, apakah Anda akan menjadi seperti perokok yang meskipun telah membaca begitu banyak fakta mengerikan sehubungan dengan merokok kemudian memutuskan untuk berhenti membaca artikel tersebut? Atau Anda berani mengatakan tidak kepada rokok?

Kanker Payudara
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang. Bila sudah sampai stadium lanjut, pengangkatan payudara kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan pasien. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi seorang wanita.
Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab spesifik. Misalnya sebagian besar kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet matahari. Sedangkan kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Namun tidak ada penyebab tunggal yang pasti untuk kanker payudara.
Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kanker payudara. Misalnya faktor genetika, lingkungan, dan hormon kemungkinan turut berperan dalam kanker payudara. Wanita yang rentan terhadap faktor-faktor tadi bisa jadi memiliki risiko yang lebih tinggi.

Faktor Risiko Kanker Payudara
Tidak ada yang tahu pasti apa penyebab kanker payudara. Berdasarkan hasil statistik, kebanyakan penderita kanker payudara adalah wanita dengan usia diatas 50 tahun. Ini berarti semakin tua seseorang, maka peluang terkena penyakit ini semakin besar. Faktor lain yang mempengaruhi adalah riwayat keluarga. Bila ada keluarga yang menderita penyakit ini seperti ibu atau saudara kandung maka peluangnya akan semakin besar. Kanker payudara juga bisa disebabkan karena sebelumnya menderita kanker di organ tubuh lainnya sehingga menyebar ke bagian payudara. Atau bila sebelumnya ada riwayat menderita kanker pada organ tubuh lainnya.
Hal lain yang dapat memicu kanker adalah gaya hidup. Sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia atau bersifat karsinogen, alkohol, atau merokok.

Mencegah Kanker Payudara
Salah satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat. Diperkirakan satu dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan. Pola makan yang baik yang akan membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh Anda dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling ampuh. Meskipun belum diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan pencegahan.
Makanan yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen, kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu membuangnya ke luar tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis (pembentukan kanker). Selain itu, mengurangi makanan berlemak jenuh dapat menurunkan risiko. Kacang kedelai dan produk kedelai tanpa difermentasi dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu. Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C menurunkan risiko kanker payudara.

Deteksi Dini Kanker Payudara
Timbulnya benjolan pada daerah payudara dapat merupakan indikasi kemungkinan adanya jenis kanker payudara. Tetapi belum tentu semua benjolan berarti kanker karena harus diperiksa lebih lanjut untuk kepastiannya di rumah sakit atau dokter.

Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar.
Indikasi lain dari penyakit ini adalah benjolan pada bagian ketiak, rasa nyeri pada payudara, perubahan warna atau tekstur pada payudara, puting tertarik ke dalam, areola (daerah di sekitar putting susu yang berwarna coklat), atau pada puting susu. Pada beberapa kasus, kanker payudara dideteksi dari keluarnya cairan dari puting susu yang berwarna kekuningan, kehijauan atau bernanah.

Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar. Salah satu penyebab kematian yang tinggi akibat penyakit ini disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk mendeteksi gejala-gejala yang ada. Umumnya setelah sampai pada keluhan-keluhan yang berat, penderita baru berkonsultasi ke dokter yang sering kali berarti kanker sudah dalam stadium lanjut. Sehingga apabila penyakit ini sudah sampai stadium lanjut, maka akan sulit untuk disembuhkan.

Periksa Payudara Sendiri
Agar masyarakat, khususnya wanita dapat melakukan pemeriksaan pada payudara secara teratur, maka dibuat gerakan yang dinamakan Sadari atau Sarari yang merupakan singkatan dari "Periksa Payudara Sendiri". Dianjurkan agar pemeriksaan dilakukan 1 bulan sekali setelah menstruasi kira-kira 4-7 hari setelah menstruasi.
Pada pemeriksaan ini, hal yang dilakukan adalah:
• Berdiri di depan cermin dengan posisi bahu lurus dan kedua tangan di pinggang. Perhatikan apakah ada perubaan fisik payudara Anda, misalnya perubahan bentuk, ukuran atau warna payudara.
• Angkat kedua tangan ke atas dan perhatikan kembali apakah ada perubahan fisik payudara yang tampak.
• Tekan puting susu dan lihat apakah ada cairan yang keluar dari puting susu.
• Berbaring dan raba payudara bagian kanan dengan tangan kiri dan sebagainya. Buat pola memutar dan rasakan apakah pada payudara terdapat benjolan dan lainnya.
• Saat duduk atau berdiri coba pijat payudara untuk menemukan apakah ada benjolan yang mencurigakan. Raba daerah ketiak sampai perut untuk memeriksanya.
Gerakan Sadari dapat dilakukan oleh pasangan hidup kepada istrinya. Atau para suami dapat mengingatkan istrinya agar melakukan pemeriksaan Sadari secara teratur. Peranan keluarga tentu dapat memudahkan terdeteksinya penyakit ini.

Jika Anda Terkena Kanker Payudara
Saat seseorang dinyatakan menderita kanker payudara, kebanyakan penderita akan langsung terpukul secara emosi. Mereka merasa mendapat vonis mati, walaupun sebenarnya bisa saja penderita disembuhkan terlebih lagi bila masih dalam stadium dini. Pada tahap lanjut, dampak emosi dan psikologis dapat menyebabkan seorang penderita kanker mengalami depresi. Hal ini dapat memperburuk keadaannya. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari pihak keluarga atau teman.
Penderita kanker payudara sebaiknya memberitahu keluarga atau teman mereka karena penderita membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat akibat dampak emosi yang dialaminya. Adalah hal yang wajar apabila penderita tidak mau memberitahu keluarga atau temannya tentang penyakit mereka. Alasannya karena mereka tidak mau merepotkan atau membuat orang yang mendengarnya menjadi sedih atau khawatir. Tetapi, bayangkanlah keadaan sebaliknya, bila Anda yang tidak diberitahu oleh keluarga atau teman dekat Anda bahwa ternyata dia menderita kanker, tentu Anda akan semakin sedih karena Anda tidak tahu dan mungkin tidak memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Teman hidup adalah seseorang yang paling dekat dan bisa Anda ajak bicara untuk menemukan pengobatan terbaik dan dampak yang mungkin harus dialami. Penderita kanker payudara mungkin merasa minder dengan keadaannya sehingga mempengaruhi saat melakukan hubungan suami istri. Sebaiknya, hal ini juga dibicarakan dengan suami Anda agar dapat dimengerti dan dapat memberi bantuan dengan memberikan pelukan atau ungkapan sayang lainnya.
Anak-anak yang masih kecil mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tetapi, bila anak Anda sudah dapat diajak bicara, Anda dapat menceritakan dengan bahasa yang sederhana apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan efek yang mungkin akan terjadi pada fisik Anda seperti kebotakan akibat kemoterapi atau perubahan pada payudara. Hal ini penting agar anak-anak yang masih lugu tidak mendapatkan informasi yang salah dari orang yang tidak bertanggung jawab yang dapat membuat mereka mennjadi takut atau benci kepada Anda atau merasa bahwa apa yang Anda alami akibat kesalahan mereka.
Tidak semua teman atau keluarga yang tidak terlalu dekat perlu diberitahu apabila Anda merasa tidak nyaman untuk menyampaikannya. Anda juga tidak perlu menanggapi seluruh komentar yang diberikan oleh teman, keluarga atau orang lain yang mengetahui penyakit Anda. Selalu ada komentar yang positif dan negatif. Jadi, hal itu tidak perlu dipikirkan secara berlebihan yang dapat merusak ketahanan tubuh Anda.
Untuk menambah semangat, Anda dapat bergabung dengan kelompok sesama penderita kanker payudara. Di Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia dapat mengakomodasi kebutuhan ini. Dalam kelompok ini, mereka dapat memberi semangat dan keyakinan agar Anda dapat sembuh. Cerita-cerita dari penderita lain mungkin dapat membuat Anda merasakan keadaan Anda masih lebih baik. Atau cerita dari penderita lain yang gigih untuk melawan penyakitnya dan dapat memperoleh kesembuhan dapat membantu Anda memperoleh kekuatan untuk tidak menyerah pada keadaan.
Jadi, tetaplah bersemangat untuk melawan penyakit Anda. Bila ada anggota keluarga atau teman Anda yang menderita tumor atau kanker payudara, Anda dapat memberikan dukungan yang diperlukan karena mengetahui penderitaan yang mereka alami. Dukungan tersebut dapat membantu kesembuhan mereka.





Kanker Serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.
Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.

Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?

HPV
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Penyebab dan Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

Deteksi Kanker Serviks
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:
• IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
• Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
• Thin prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.
• Kolposkopi
Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.

Mengobati Kanker Serviks
Jika terinfeksi HPV, jangan cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).
Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.
Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, bagaimana cara mencegah terinfeksi HPV dan kanker serviks? Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks.

Mencegah Kanker Serviks
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
• Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
• Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
• Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
• Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
• Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
• Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
• Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
• Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
• Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Hidup Sehat Tanpa Kanker Serviks
Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup Anda dan juga pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.





Jantung
Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu tidak mendapatkan darah. Untuk tetap sehat, jantung membutuhkan oksigen dan zat-zat gizi lain yang dibawa oleh darah. Ini didapatkan melalui arteria (pembuluh darah) koroner, yang membungkus bagian luar jantung.

Penyakit Jantung

Penyakit-penyakit dapat mempengaruhi bagian mana pun dari jantung. Tetapi, penyakit yang paling umum adalah penyakit kronis pada arteria koroner yang disebut aterosklerosis. Karena itu, sakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner atau penyakit arteria koroner. Penyakit ini paling sering menyebabkan serangan jantung pada seseorang yang bisa menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku. Kekakuan ini disebut sebagai aterosklerosis.
Aterosklerosis terjadi jika terjadi penumpukan plak atau timbunan lemak pada dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit arteria koroner atau coronary artery disease (CAD) inilah yang pada dasarnya menuntun kepada sebagian besar serangan jantung.
Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia sehingga memicu serangan jantung. Mengapa? Apabila otot jantung tidak menerima oksigen untuk waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.
Bahkan dalam arteri yang tidak terlalu sempit karena timbungan plak dan lemak, timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau trombus. Selain itu, arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot secara mendadak. Sehingga, sekeping kerak darah dapat terbentuk di tempat kontraksi, melepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri menyempit, memicu sebuah serangan jantung.
Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi. Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si pasien pun tidak tertolong lagi.
Selain penyakit jantung koroner yang disebabkan karena penumpukan lemak di dinding arteri, ada juga penyakit jantung lainnya yang disebabkan kelainan semenjak lahir. Misalnya jantung yang tidak sempurna, kelainan katup jantung, melemahnya otot jantung. Penyebab lain adalah bakteri yang menyebabkan infeksi pada jantung.

Gejala Sakit Jantung
Jika gejala serangan jantung terjadi pada Anda:
Kenalilah gejala-gejala tersebut apakah terjadi nyeri dada, sesak napas, ataupun jantung berdebar.
Hentikan segera semua pekerjaan apa pun yang sedang Anda lakukan lalu duduk atau berbaringlah sembari menarik napas dalam-dalam.
Jika Anda sendirian sementara gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit segera hubungi nomor telepon darurat setempat dan katakan Anda terkena serangan jantung. Atau hubungi orang di sekitar Anda dengan memberikan informasi yang sama.
Jika ada yang bisa mengantar Anda ke rumah sakit lebih cepat daripada kedatangan paramedis, segeralah minta bantuannya pergi mengantar Anda ke ruang gawat darurat di rumah sakit. Lebih cepat ditangani akan lebih baik.
Namun jika Anda menunggu tim paramedis datang, maka sementara menunggu, Anda dapat melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk ikat pinggang atau dasi. Buat diri dalam posisi yang terasa nyaman.
Tetaplah tenang, tidak soal Anda korbannya atau penolongnya. Kepanikan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia atau penyimpangan irama jantung yang mengancam kehidupan.
Gejala-gejala yang dirasakan jika mengalami penyakit jantung koroner antara lain rasa sakit atau nyeri di dada di mana kebanyakan orang menyangka itu hanya sebagai gangguan pencernaan. Lalu gejala lain yaitu merasa tertekan di tengah dada selama 30 detik sampai 5 menit. Hal lainnya adalah keringat dingin, berdebar-debar, pusing, dan merasa mau pingsan. Gejala ini tidak selalu dirasakan penderitanya. Tanda peringatan lain adalah napas tersengal-sengal pada saat berolahraga.
Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya penderita penyakit jantung sering merasa sangat lelah. Jangan menganggap gejala ini disebabkan oleh kurang tidur dan stres akibat pekerjaan.
Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada, yang disebut angina, memberikan peringatan kepada setengah dari mereka yang menderita serangan jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya, mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner.
Biasanya beberapa hari menjelang mengalami serangan jantung hebat, seseorang akan mengalami kontraksi otot secara tiba-tiba di dada yang merupakan serangan kecil atau serangan jantung ringan. Serangan jantung ringan umum terjadi sebelum serangan besar beberapa hari kemudian.

Tips Mencegah Penyakit Jantung
Agar terhindar dari penyakit jantung koroner, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:
• Pola makan sehat
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat membahayakan jantung. Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang.

Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak. Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara digoreng.

Selain menghindari makanan berlemak, hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink. Jangan pula tertalu banyak mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi lemak. Sebaliknya, konsumsi oat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung tetap sehat.

Jaga pola makan tidak berlebihan agar terhindar dari kegemukan, karena seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
• Berhenti merokok
Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung, maka segera hentikan kebiasaan ini agar jantung tetap sehat.
• Hindari Stres
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda menghindari stres baik di kantor atau di rumah.
• Hipertensi
Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.
• Obesitas
Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung.
• Olahraga secara teratur
Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
• Konsumsi antioksidan
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan sayuran.
• Keturunan
Seorang yang orang tua atau saudara kandungnya pernah mengalami serangan jantung sebelum usia 60 memiliki risiko lebih besar menderita penyakit ini. Karena itu, jika Anda memiliki kerabat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam menjaga agar pola makan dan gaya hidup Anda dapat menunjang jantung sehat.

Mengatasi Penyakit Jantung
Jika Anda merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami serangan jantung ringan, jangan abaikan itu. Anda sangat membutuhkan penanganan dini oleh personel medis yang terlatih. Ini dapat menyelamatkan jantung dari kerusakan yang lebih parah dan bahkan dapat menghindari akibat yang lebih fatal seperti kematian.
Namun jika gejala serangan jantung mulai terjadi, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Risiko kematian terbesar dari serangan jantung adalah dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan jantung. Perawatan yang cepat dan tepat dari tim medis dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa setelah serangan. Jangan menunda-nunda untuk mendapatkan bantuan medis karena merasa takut dianggap mengada-ada.
Bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis yang umumnya diambil adalah dengan pemasangan kateterisasi dan cincin yang menjaga agar pembuluh darah koroner tidak tersumbat. Tetapi, ada kemungkinan terjadi penyumbatan pada pembuluh lainnya.


Sayangi Jantung Anda
Melihat berharganya organ jantung ini untuk kelangsungan hidup, maka segeralah perbaiki gaya hidup Anda agar tetap sehat. Mulailah menikmati makanan yang sehat, bergizi dan rendah kolesterol. Hindari merokok dan stres. Serta berolahragalah secara teratur. Mulailah dengan gaya hidup yang sehat sejak hari ini untuk menyayangi jantung Anda.

TV OnLine

Live TV (Mivo TV-RCTI-TRANS TV-SCTV-GLOBAL TV):

 
2009 DARK ANGEL All Rights Reserved.
blogger theme designed by blogger templates