POSISI BAYI DALAM KANDUNGAN
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.1 Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.2
Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi.3Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam menegakkan adanya plasenta previa.6
Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung 1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5 – 0,6%.1
Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.1
II.1. DEFINISI
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi oblique).
Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.4
II.2. INSIDENSI
Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5 – 2 %. Dari beberapa rumah sakit pendidikan di Indonesia dilaporkan : Medan 0,6 %, Jakarta 0,1 % (1948), Bandung 1,9 %. Grenhill melaporkan 0,3 %.5
II.3. ETIOLOGI5
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor – faktor tersebut adalah :
⁂ Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.
⁂ Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati.
⁂ Gemelli (kehamilan ganda)
⁂ Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum
⁂ Lumbar skoliosis
⁂ Monster
⁂ Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh.
Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.1
II.4. DIAGNOSIS5
(1) Inspeksi
Perut membuncit ke samping
(2) Palpasi
- Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
- Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
- Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
(3) Auskultasi
Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
(4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
- Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.
- Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
- Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.
- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.
II.5. MEKANISME PERSALINAN1,4,5
Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas.
Beberapa cara janin lahir spontan
a. Evolutio spontanea
(1) Menurut DENMAN
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya kepala.
(2). Menurut DOUGLAS
Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan akhirnya kepala.
b. Conduplicatio corpore
Kepala dan perut berlipat bersama – sama lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie
Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.
Pada letak lintang biasanya :
- ketuban cepat pecah
- pembukaan lambat jalannya
- partus jadi lebih lama
- tangan menumbung (20-50%)
- tali pusat menumbung (10%)
Keterangan :
VL : Versi Luar
VE : Versi Ekstraksi
II.6. PROGNOSIS
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.1
♦ Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.5
♦ Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :
(1) Prolasus funiculi
(2) Trauma partus
(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
(4) Ketuban pecah dini5
II.7. PENATALAKSANAAN
a. Pada kehamilan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.4
b. Pada persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalamIlmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. Jakarta
2. Mansjoer, A dkk. 2001. Kelaianan pada Persalinan dalam Kapita Selekta Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI. Jakarta
3. Bowes, W. 2006. Management of The Fetus in Transverse Lie. www. Uptodate.com
4. Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito 2nd eds, cetakan 1. Medika FK UGM. Yogyakarta.
5. Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.
6. Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar Obsteri & Ginekologi. Hipokrates. Jakarta
0 komentar
Poskan Komentar
LETAK LINTANG
Letak lintang ialah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada :
- Di depan (dorsoanterior)
- Di belakang (dorsoposterior)
- Di atas (dorsosuperior)
- Di bawah (dorsoinferior)
EtTIOLOGI
Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek.
Kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar
Keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepalake dalam rongga panggul sempit, tumor daerah panggul dan plasenta previa.
Kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatus atau uterus subseptus.
DIAGNOSIS
Pada inspeksi tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari biasa, hanya beberapa jari diatas pusat.
Pada palpasi ternyata bahwa fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan bagian-bagian besar (kepala dan bokong) teraba disamping kiri atau kanan di atas fossa iliaka. Pada auskultasi BJA dapat dinilai setinggi pusat kanan dan kiri. Dan pada USG juga terlihat gambaran letak lintang.
Pada pasien ini penegakkan diagnosis sudah dilakukan dengan benar. Dimana sudah dilakukan pemeriksaan luar yaitu pada pemeriksaan leopold. Dan pada pemeriksaan leopold II dimana untuk menentukan letak punggung janin namun pada pasien ini yang teraba bokong dan kepala pada kedua sisi kanan dan kiri. Kemudian sudah dilakukan juga pemeriksaan penunjang USG sebelumnya yang menyatakan pada pasien ini mengalami kehamilan letak lintang.
IV.2 apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah sudah sesuai dengan standar pelayanan?
PENANGANAN
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Meskipun versi luar berhasil janin akan dapat memutar kembali oleh karena itu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga seorang primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap.
2. Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intrauterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli.
3. Pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan.
Pada keadaan hamil diusahakan jadi letak membujur dengan melakukan versi luar pada primigravida yaitu pada usia kehamilan 34 minggu atau multigravida pada usia kehamilan 36 minggu.
Versi luar adalah upaya yang dilakukan dari luar untuk dapat mengubah kedudukan janin menjadi kedudukan lebih menguntungkan dalam persalinan pervaginam. Berdasarkan ketetapan tersebut dikenal bentuk versi luar :
1. Versi Sefalik : melakukan perubahan kedudukan janin menjadi letak kepala.
2. Versi podalik : perubahan kedudukan janin menjadi letak bokong (sungsang).
Untuk dapat melaksanakan versi luar perlu diperhatikan beberapa pertimbangan berikut ini:
1. Kontraindikasi versi luar
Ketuban sudah pecah.
Penderita mempunyai hipertensi
Rahim pernah mengalami pembedahan : seksio sesaria, pengeluaran mioma uteri.
Penderita pernah mengalami perdarahan selama hamil.
Pernah mengalami tindakan operasi pervaginam.
Terdapat faktor resiko tinggi kehamilan: kasus infertilitas, sering mengalami keguguran, persalinan prematuritas atau kelahiran mati, tinggi badan kurang dari 150 cm, mempunyai deformitas pada tulang panggul/ belakang.
Pada kehamilan kembar.
2. Syarat versi luar dapat berhasil dengan baik :
Dilakukan pada usia kehamilan 34-36 minggu
Pada inpartu dilakukan sebelum pembukaan 4 cm.
Bagian terendah belum masuk atau masih dapat dikeluarkan dari PAP.
Bayi dapat dilahirkan pervaginam
Ketuban masih positif utuh.
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetrinya baik dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk kemudian dilakukan versi ekstraksi. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli harus segera dilakukan seksio sesaria. Pada letak lintang kasep versi ekstraksi akan mengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin masih hidup hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera sedangkan pada janin yang sudah mati dilahirkan pervaginam dengan dekapitasi.
MEKANISME PERSALINAN
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Bahu masuk ke dalam panggul, sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya. Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik. Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep.
Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang persalinan dapat berlangsung spontan. Janin lahir cara Denman atau Douglas.
Cara Denman Bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang belakang , badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir. Kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.
Cara Douglas, bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusun oleh lahirnya kepala.
Pada pasien ini penatalaksanaannya sudah sesuai dengan standar pelayanan. Pada pasien tidak dilakukan versi luar karena pasien ini terdapat kontraindikasi untuk dilakukan tindakan tersebut yaitu tinggi badan ibu kurang dari 150 cm (136 cm). Oleh karena pasien tidak dilakukan tindakan versi luar maka persalinan pervaginam tidak dapat dilakukan. Dan persalinan ibu dilakukan dengan operasi seksio sesaria.
IV.3 bagaimana prognosis pasien ini?
Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.
Prognosis pada pasien ini bisa dikatakan kurang baik. Pada Quo ad vitam ad bonam dan quo ad functionam ad bonam. Sewaktu melakukan sectio sesaria pada pasien ini tidak disertai dengan tindakan pemasangan IUD. Dimana pasien yang dilakukan operasi sectio sesaria kontraindikasi bila terjadi kehamilan dalam kurun waktu 2 tahun pasca operasi. Dan untuk mencegah hal ini terjadi sebaiknya pada saat dilakukan sectio sesaria disertai dengan pemasangan IUD. Namun hal ini bukanlah kesalahan yang mutlak karena pelaksanaan kontrasepsi bisa dilakukan dalam waktu 40 hari setelah partus. Dan sebaiknya dilakukan kontrasepsi yang tidak mengganggu asi.
V. KESIMPULAN
1. Penegakan diagnosa pada pasien ini sudah tepat. Sesuai dengan tanda dari letak lintang.
Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan luar:
abdomen : cembung, tegang
TFU : 28 cm
LP : 92 cm
His : -
LA : lintang
Pemeriksaan penunjang
Hasil USG dinyatakan letak lintang.
2. Penatalaksanaan letak lintang pada pasien ini sudah benar, sesuai dengan standar pelayanan.
Tindakan versi luar tidak dilakukan karena kontraindikasi yaitu tinggi badan pasien 136 cm.
Dilakukannya Operasi sectio sesaria pada pasien ini.
3. Fungsi reproduksi pada pasien ini masih baik. Namun pada pasien ini kita harus melakukan motivasi KB. Dan sebaiknya menggunakan kontrasepsi yang tidak mengganggu laktasi.
V. KEPUSTAKAAN
1. Prawiroharjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, Edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka
Jakarta, 1999, 622-627
2. Sastrawinata, Sulaiman dkk., Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005
3. Manuaba, Ida Bagus, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC, Jakarta, 1998.
DIarsipkan di bawah: obsgyn
« RESUSITASI JANTUNG PARU Stroke Mengancam Usia Produktif »
Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
Penyebab
Penyebab paling sering adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.
Diagnosis
Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, engan TFU rendah. Palpasi akan teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi tidak ada bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau bokong ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk memastikan dignosis untuk mendeteteksi kemungkinan penyebab.
Manajemen atau penatalaksanaan
Dokter dapat mengusahakan untuk membenarkan posisi dengan cara versi external menjadi letak membujur dan presentasi kepala. Kecenderungan pengembalian posisi letak lintang menjadi posisi letak memanjang sulit dan seringnya beberapa dokter tidak menganjurkan versi chepalik eksternal sebelum kelahiran direncanakan, atau waktu datangnya persalinan.resiko versi chepalik eksternal adalah terjadinya KPD dan tali pysat menumbung, atau persalinan prematur.
Pada setiap kunjungan antenatal dokter seharusnya memeriksa letak, presentasi dan mendengarkan DJJ. Jika pemeriksaan USG tidak mendeteksi plasenta previa, pemeriksaan vagina dapat dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas pelvik seperti, pengerutan pelvis. Pemeriksaan USG dapat mendeteksi abnormalitas fetus dan uterus.
Ketika paru-paru bayi prematur, ibu seharusnya datang ke RS untuk dilakukan versi chepalik eksternal yang dilakukan ditempat kelahiran. Hal ini mungkin diikuti dengan induksi persalinan dengan oksitosin. Penekanan pada sisi lateral dapat diterapkan untuk membantu uterus dalam mempertahankan letak memanjang. DJJ dan kontraksi uterus dimonitor secara elektrik dan jika memingkinkan kondisi ibu benar-benar diperhatikan. Dalam persalinan ketika kepala bayi memasuki rongga pelvis membran dapat ruptur. Persalinan seharusnya dapat berjalan dengan normal. Pada beberapa kasus dimana wanita mempunyai riwayat obstetri yang urut, atau terdapat komplikasi dalam persalinan, SC merupakan cara yang paling aman untuk melahirkan.
Jika tindakan pencegahan tersebut tidak dilakukan, ketika persalinan dimulai bahu janin dapat turun kebawah ke rongga pelvis bagian depan dapat terjadi KPD dan penumbungan tali pusat yang disertai dengan penumbungan lengan janin.
Bidan dapat mendeteksi presentasi bahu dengan cara pemeriksaan abdomen seperti yang dijelaskan diatas dan pemeriksaan vagina. Bahu janin dapat dikenali dengan merasakan tulang rusuk atau tangan. Pemeriksaan vagina tidak boleh dilakukan jika ada indikasi plasenta previa. Jika ada kegawat daruratan, bidan seharusnya merujuk ke dokter atau ke pelayanan kegawat daruraan obstetri. Dalam persalinan, jika mendapatka kesulitan untuk membenarkan letak janin setelah selaput ketuban pecah ini tidak mungkin dilanjutkan. Tindakan SC merupakan bentuk kelahiran yang paling aman.
Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
PATOGENESA gangguan aliran cairan otak-berdasarkan riset dari lembaga National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), Amerika Serikat-ada tiga jenis, yakni yang pertama gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi, contoh tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan otak. Kedua, aliran cairan otak tidak tersumbat, sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak, contoh: tumor ganas di sel-sel yang memproduksi cairan otak.
Kemudian, yang ketiga, bila cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik. Sehingga otomatis, jumlah cairan akan meningkat pula. Misalnya, bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
ANENSEFALUS
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk.
Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui.
Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.
Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.
Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:
- Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
- Kadar asam folat yang rendah.
Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
Gejalanya berupa:
# Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
# Bayi
- tidak memiliki tulang tengkorak
- tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
- kelainan pada gambaran wajah
- kelainan jantung.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
- Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
- Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
- Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
- Kadar estriol pada air kemih ibu
- USG.
Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari setelah lahir.
PLASENTA PREVIA
Defenisi
“Seksio sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh”. (Saifudin, 2001 : 536)
“Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir”. (Wiknjosostro, 2005)
Etiologi
Mengapa Plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu dapat diterangkan, bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrofi pada dosidua akibat persalinan yang lampau dan dapat menyebabkan plasenta previa tidak selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas fungsi, memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup atau diperlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar. Plasenta yang letaknya normal sekalipun akan meluaskan permukaannya, sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir. (Wiknjosostro, 2005)
Klasifikasi
1. Plasenta Previa otalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta
2. Plasenta Previa Parsialis, apabila sebahagian pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta
3. Plasenta Previa Marginalis, apabila pinggir Plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
4. Plasenta Letak Rendah, Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir
Dalam anatomi, skapula, OPT (Medical Latin), atau tulang belikat, adalah tulang yang menghubungkan humerus (tulang lengan) dengan clavicula (tulang leher).
Bentuk skapula posterior (belakang) yang terletak bagian dari bahu korset.. Dalam manusia, itu adalah tulang datar, kurang lebih segitiga bentuknya, ditempatkan pada aspek posterolateral torakalis kandang.
The kosta atau ventral permukaan menyajikan cekung yang luas, yang subskapularis fosa.
Medial dua pertiga dari fosa ini ditandai oleh beberapa miring punggung, yang menjalankan lateralward dan ke atas. Punggung bukit memberikan keterikatan pada mengotot insert, dan permukaan di antara mereka ke Shelby, dari subscapularis. Ketiga lateral fosa halus dan tertutup oleh serat-serat otot ini.
. Pada bagian atas fosa adalah depresi melintang, di mana tampaknya tulang bengkok pada dirinya sendiri sepanjang garis pada sudut kanan dan melewati pusat glenoid rongga, membentuk sudut yang cukup, yang disebut sudut subskapularis; hal ini memberikan kekuatan yang lebih besar untuk tubuh tulang oleh bentuk melengkung, sementara lengkungan puncak berfungsi untuk mendukung tulang belakang dan akromion.
Permukaan dorsal adalah melengkung dari atas ke bawah, dan dibagi menjadi dua bagian yang tidak setara dengan tulang belakang, bagian atas tulang belakang disebut fosa supraspinata, dan bahwa di bawahnya yang infraspinata fosa.
• The supraspinata fosa, yang lebih kecil dari dua, cekung, halus, dan lebih luas pada bagian tulang belakang dari pada akhir yang humeri; dengan medial dua-pertiga memberikan asal ke supraspinatus.
• Infraspinata fosa yang jauh lebih besar daripada sebelumnya; menuju vertebralis margin yang dangkal terlihat cekung di bagian atasnya; pusatnya menyajikan kecembungan terkemuka, sementara di dekat perbatasan adalah aksilaris dalamnya alur yang mengalir dari atas menuju bagian bawah. Medial dua pertiga dari fosa memberikan asal ke infraspinatus; ketiga lateralis ditutupi oleh otot ini.
Permukaan dorsal ditandai aksilaris dekat perbatasan dengan bubungan tinggi, yang membentang dari bagian bawah rongga glenoid, ke bawah dan ke belakang untuk vertebralis perbatasan, sekitar 2,5 cm di atas sudut inferior.
Punggungan melayani untuk lampiran dari septum fibrosa yang memisahkan infraspinatus dari teres major dan teres minor.
Permukaan antara punggung bukit dan perbatasan aksilaris sempit di atas dua-pertiga dari luas, dan disilangkan dekat pusat dengan alur untuk bagian dari pembuluh sirkumfleksa skapulae; itu affords lampiran ke teres minor.
Hadiah ketiga yang lebih rendah yang lebih luas, agak segitiga permukaan, yang memberikan asal ke teres major, dan lebih dari yang dorsi latisimus meluncur; sering otot yang terakhir mengambil asal oleh beberapa serat dari bagian ini.
Luas dan sempit porsi disinggung di atas dipisahkan oleh garis miring, yang membentang dari perbatasan ketiak, ke bawah dan ke belakang, untuk memenuhi bubungan tinggi: untuk itu melekat septum fibrosa yang memisahkan teres otot dari satu sama lain.
Ada tiga perbatasan skapula:
• The superior perbatasan yang paling singkat dan tipis, melainkan cekung, dan memanjang dari sudut medial ke dasar proses coracoid. Hal ini disebut sebagai perbatasan tengkorak pada hewan.
• The aksilaris perbatasan (atau "batas lateral") adalah yang paling tebal dari tiga. Dimulai di atas pada margin yang lebih rendah dari glenoid rongga, dan condong miring ke bawah dan ke belakang ke sudut inferior. Hal ini disebut sebagai perbatasan caudal pada hewan.
• The vertebral perbatasan (atau "medial perbatasan") adalah terpanjang dari tiga, dan memanjang dari medial ke sudut inferior. Hal ini disebut sebagai perbatasan dorsal pada hewan.
Akromion
The akromion bentuk puncak bahu, dan besar, agak segitiga atau proses lonjong, pipih dari belakang ke depan, proyeksi pada awalnya lateralward, dan kemudian melengkung ke depan dan ke atas, sehingga rongga overhang yang glenoid.
Pengembangan
Bagian besar skapula membran mengalami pengerasan. Beberapa bagian luar skapula adalah cartilagenous saat lahir, dan karenanya akan mengalami endochondral pengerasan
Kepala, proses, dan bagian menebal tulang, mengandung cancellous jaringan; sisanya terdiri dari lapisan tipis jaringan kompak.
Bagian tengah dari fosa supraspinatous dan bagian atas dari fosa infraspinatous, tetapi terutama yang pertama, biasanya sangat tipis untuk menjadi setengah tembus terang; sesekali tulang ditemukan ingin dalam situasi ini, dan otot-otot yang berdekatan hanya dipisahkan oleh jaringan fibrosa .
Pergerakan
Gerakan skapula dibawa oleh otot-otot bahu:
Elevasi, Depresi, pengunduran, penyusutan, lateral rotasi, rotasi medial, Upward Rotasi, Downward Rotation, Tipping anterior, dan posterior tip
Cedera
Karena struktur yang kokoh dan dilindungi lokasi, fraktur skapulae jarang terjadi; ketika mereka lakukan terjadi, mereka merupakan indikasi bahwa berat trauma dada telah terjadi. Sebuah winged scapula adalah suatu kondisi di mana batas medial (sisi yang paling dekat tulang belakang) dari seseorang scapula diposisikan secara tidak normal keluar dan mundur. Penampilan yang dihasilkan dari punggung atas dikatakan sayap-seperti karena sudut inferior dari tulang belikat menonjol ke belakang daripada kebanyakan berbaring datar seperti pada orang tanpa kondisi.
diposkan oleh evan di 19:33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar